Beranda / Pernikahan / SUAMI TAK TERSENTUH / KEMARAHAN IBU MERTUA!

Share

KEMARAHAN IBU MERTUA!

Penulis: Mithavic Himura
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Aku ... Tidak menginginkan apapun asalkan kamu bisa melakukannya dengan baik...."

Susah payah Laura mengatakan hal yang baginya sangat memalukan itu namun ia terpaksa harus melakukan karena memang hanya dengan cara itulah suaminya mungkin bisa merasa terpancing untuk bisa keluar dari rasa takutnya tersebut.

"Melakukannya dengan baik? Apakah kau bisa menjelaskan, melakukan dengan baik itu bagaimana? Mampu membuat kamu hamil, atau mampu membuat kamu puas?"

"Yang mana saja, asalkan kamu bisa melakukan itu dengan baik."

Astaga, ada apa dengan wanita ini, kenapa dia semakin berani bicara seperti itu padaku? Apakah dia memang seperti ini atau karena dia cemburu?

Hati Kenriki bicara demikian tanpa merespon perkataan Laura yang semakin lama semakin membuatnya tertekan.

"Aku akan memikirkannya, kau pulanglah."

Alhasil hanya itu yang diucapkan oleh Kenriki sesaat setelah ia tidak bicara sama sekali setelah Laura mengatakan hal itu padanya.

"Kau enggak bohong, kan?"

"Aku tidak mungkin melakuk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • SUAMI TAK TERSENTUH   DIPAKSA MENGALAH

    Setelah perdebatannya dengan sang ibu mertua, Laura minta izin untuk pulang ke rumah. Rumah yang diberikan oleh Kenriki meskipun tidak begitu besar tapi kondisinya jauh lebih baik daripada kondisi rumah mereka yang dulu. Saat Laura baru saja tiba di depan pintu pagar rumahnya, seorang tetangga menghampirinya. Menatap Laura dengan tatapan mata sinis bercampur jijik. "Tidak menyangka ya, wajah polos kamu itu ternyata menipu."Perempuan itu bicara demikian pada Laura, dan Laura tidak habis pikir apa maksud tetangganya sampai bisa bicara demikian padanya."Apa maksud Tante?" "Kamu melakukan pernikahan kontrak dengan orang kaya agar kamu bisa membeli rumah sebagus ini, kamu sadar tidak, tidak ada pernikahan kontrak dalam Islam, itu tidak boleh, kenapa kamu melakukannya?""Saya tidak melakukan pernikahan kontrak, pernikahan saya sah!""Lalu, kenapa tidak hamil juga? Kurasa sejak kalian beli rumah ini untuk orang tua kalian sudah lumayan lama, tapi kamu tidak hamil juga, mandul?"Laura ge

  • SUAMI TAK TERSENTUH   MENCARI BANTUAN

    "Maaf, Ma. Aku memang pernah menyukai Pasha, tapi itu dulu, sekarang, aku hanya menganggap dia teman, dan yang bersamaku sekarang-lah yang aku sukai...."Dengan suara terbata, Laura merespon apa yang diucapkan oleh sang ibu. Meskipun ia merasa tidak enak, namun, ia sudah bertekad untuk tidak akan mengalah lagi. Banyak hal yang membuat ia memutuskan untuk tidak mengalah. Terutama kondisi Kenriki selain permintaan suaminya itu sendiri tentunya, dan Laura tahu apa yang ia putuskan pasti akan membuat ibu dan kakaknya akan menyalahkannya. "Jadi, kamu sudah tidak peduli lagi dengan apa yang akan terjadi pada kakakmu?" tanya sang ibu dengan nada suara yang datar. "Enggak semua hal yang diinginkan kakak selalu harus ia dapatkan, kan? Mama dan papa selalu mengajarkan aku untuk menerapkan kata-kata itu, kenapa enggak buat kakak? Apa karena kakak sakit? Kalau aku bilang, aku juga ingin sakit agar dapat perhatian kalian, apakah aku juga akan diperlakukan seperti kakak?"Karena terlalu kecewa,

  • SUAMI TAK TERSENTUH   PERMINTAAN KENRIKI

    "Gue susah nangkepnya, udahlah, yang ini aja, jantan sama betina apa bedanya sih? Mau dimakan juga!" semprot Ari, dan itu membuat Dewa geleng-geleng kepala. Ia menerima juga ayam yang diberikan oleh pria itu padanya, lalu setelah itu, ia pamit sebentar untuk ke dalam menyimpan ayam itu di dapur meninggalkan Kenriki yang masih tidak paham siapa Ari sebenarnya."Kenapa melototin gue macam itu?" tanya Ari ketika sadar Kenriki menatapinya terus menerus."Aku hanya penasaran, kenapa kau tadi bisa bicara seperti itu? Apakah kamu kenal aku? Baiklah mungkin kenal karena aku pebisnis, mungkin saja kamu juga seorang pebisnis, tapi aku benar-benar tidak terima dengan apa yang kau katakan tentangku, karena kurasa kau tidak tahu apa-apa tentang aku.""Gue itu tau karena dulu itu lu pernah ... Main sama salah satu-""Aku tidak pernah melakukan hal seperti itu!" potong Kenriki, cepat. "Tapi kasus lu itu gue tau, tau semua, terus ngapain lu ke sini? Pengen minta Pak Tua bikin berita apa tentang lu?"

  • SUAMI TAK TERSENTUH   BERUSAHA BERCERITA

    "Ya, aku tahu.""Jadi, kau paham masalahnya tidak sesederhana itu?""Aku tahu.""Lalu? Kau masih ingin aku melakukan hal ini?""Hanya itu jalan keluarnya, aku tidak meminta Kakak menulis kebohongan, tapi aku ingin Kakak menulis kebenaran tentang apa yang aku alami saat itu, meskipun ini sulit bagiku.""Ya, aku hargai itu, tapi tetap saja, masalahnya tidak sederhana, karena yang terlibat dalam kasus kamu itu bukan orang-orang yang mudah untuk dihadapi, kau paham itu, kan?""Iya, Kak....""Jadi bagaimana? Kau tetap ingin aku melakukannya?""Maaf, apakah ada cara lain selain melakukan apa yang aku inginkan?"Dewa terdiam, ia berpikir sejenak, berusaha untuk mencari jalan keluar tentang apa yang harusnya dilakukan jika tidak meloloskan permintaan Kenriki tentang keinginannya yang meminta dirinya untuk menulis berita yang dialami Kenriki.Sebenarnya, ia dahulu juga berniat melakukan hal itu, hanya saja itu tidak mudah dilakukan lantaran orang-orang yang terlibat dalam kasus Kenriki bukan or

  • SUAMI TAK TERSENTUH   PENDAPAT DOKTER LINDA

    "Maaf, aku tidak bisa meneruskannya...."Akhirnya, Kenriki menyerah untuk berusaha mengatasi dirinya saat ingin menceritakan semua yang pernah dialaminya pada Dewa. Keringatnya membanjir. Dan Dewa benar-benar melihat, Kenriki kepayahan. "Tidak apa-apa, seperti yang aku katakan tadi, untuk sekarang langkah awal kita harus mengawasi gerak-gerik Erna, ketika dia mulai melakukan apa yang kamu khawatirkan, barulah kita mulai beraksi, untuk sekarang, kamu tenangkan dulu dirimu, saranku cobalah kau terbuka pada anggota keluarga terdekat, kalau memang keluarga terdekatmu belum tahu kondisimu yang sebenarnya carilah salah satu yang sekiranya kau percaya untuk berbagi, itu sangat penting agar kamu memiliki kekuatan untuk bertahan."Dewa mengucapkan kata-kata itu dengan nada suara yang serius. Kenriki hanya mengiyakan sebelum akhirnya pria itu pamit untuk pulang setelah mengatakan pada Dewa bahwa nanti jika ia kesulitan untuk berbagi langsung pada pria tersebut, ia akan menulis semuanya lewat

  • SUAMI TAK TERSENTUH   TERIAKAN LAURA!

    "Apa? Kau ingin obat penenang lagi? Tidak salah? Riki, pemberian obat itu tidak bisa diberikan sembarangan, kalau kau meminta hanya karena aku adalah doktermu, aku tidak bisa memberikannya.""Tapi kenapa? Kenapa tidak boleh? Aku adalah pasienmu, obat itu penting bagiku, kenapa tidak boleh?""Karena, apa yang dilakukan istrimu itu aku mendukungnya, kau sudah saatnya tidak lagi bergantung dengan obat, Riki, harus berubah.""Aku tidak bisa, Dokter. Aku kesulitan tanpa obat itu, di depan orang tuaku, di depan teman kerja, relasi bisnis, aku kesulitan tanpa obat itu, aku mohon, berikan obatnya, aku akan membayar dua kali lipat dari harga biasanya.""Bukan masalah harga, Riki! Ini masalah kamu bisa sembuh atau tidak, kau tidak akan sembuh kalau kau tidak belajar lepas dari obat itu, kau harus berusaha, istrimu mendukungmu, jadi kau harus berterima kasih padanya karena dia tahu obat itu tidak seharusnya kau konsumsi terus menerus!""Jadi, Dokter tidak mau memberikannya?""Maaf, untuk sekaran

  • SUAMI TAK TERSENTUH   MENEROBOS MASUK!

    "Ada apa, Laura!?" teriak Tante Keisya pada Laura dengan nada khawatir. "Ken, Ma, dia pingsan!" jawab Laura dengan suara yang keras. Apa yang dikatakan Laura membuat sangat ibu mertua terkejut, ia memberikan perintah pada Laura untuk menutupi tubuh Kenriki jika memang anaknya itu sedang tidak berpakaian. Laura melakukan apa yang diperintahkan sang ibu mertua. Mengeluarkan Kenriki dari bak mandi, meskipun wajahnya tidak karuan lantaran sang suami tidak berpakaian sama sekali. Namun, karena Laura khawatir dengan kondisi Kenriki, wanita itu mengacuhkan perasaan salah tingkah itu, sebab, bukan saatnya ia berpikir demikian. Akan tetapi, ketika ia berusaha untuk mengeluarkan Kenriki dari bak mandi untuk memberikan tubuh sang suami pakaian handuk, agar ibu mertua dan tukang kebunnya tidak melihat kondisi Kenriki yang tidak berpakaian, suara Kenriki terdengar dan Laura spontan menatap wajah sang suami yang matanya terbuka setelah tadi tertutup. "Pergi.... "Bibir Kenriki berucap demikia

  • SUAMI TAK TERSENTUH   DICIUM KENRIKI!

    Mendengar apa yang dikatakan oleh ibunya, untuk sesaat Kenriki membeku. Ia yang sudah kesulitan mengatasi kondisinya yang sekarang semakin terasa sulit karena apa yang dikatakan oleh ibunya tentang bukti.Apa yang harus ia lakukan untuk membuat ibunya tidak curiga dan percaya kalau ia baik-baik saja?"Ma, Ken baik-baik saja, dia tadi cuma berendam, terlalu lelah, aku yang salah sangka, Mama enggak usah khawatir, aku akan membantunya untuk menyelesaikan mandinya."Mendengar apa yang diucapkan oleh Laura, Tante Keisya mengalihkan pandangannya sesaat pada menantunya tersebut, lalu kembali ke arah Kenriki yang masih menyembunyikan wajahnya di leher sang istri. Tidak peduli saat itu Laura kesulitan untuk mengatasi perasaan akibat ulahnya itu."Riki, kau dengar Mami?" katanya seolah menuntut sang anak untuk membuktikan padanya bahwa anaknya itu baik-baik saja.Perlahan, Kenriki mengangkat wajahnya yang sejak tadi ia sembunyikan di leher sang istri. Berharap, wajahnya tidak begitu kentara de

Bab terbaru

  • SUAMI TAK TERSENTUH   SUAMI TAK TERSENTUH

    "Iya, kamu benar, aku juga berharap seperti itu, lagipula apa yang bisa kita takutkan? Anak ini anak kita, dites berapa kali juga tetap saja anak kita."Kenriki menarik napas lega mendengar ucapan sang istri, artinya istrinya tidak lagi merasa tertekan karena situasi yang baru saja mereka alami. Genggaman tangannya di telapak tangan istrinya semakin erat seolah menegaskan, ia tidak akan meninggalkan istrinya apapun keadaannya nanti di masa depan. "Aku tadi sedikit terkejut mendengar kata-kata kamu tadi pada Kak Lyoudra, seperti bukan kamu, tapi aku tahu kamu melakukan itu karena kamu ingin membuat kakakmu sadar sudah terlalu berlebihan pada kita."Kenriki bicara, dan Laura tersenyum tipis mendengarnya."Kamu juga, enggak seperti biasanya, merespon perkataan dia yang tadi, aku cuma mengimbangi, karena kurasa kamu sedang merencanakan sesuatu jadi aku hanya ikut saja meskipun aku tidak tahu apa yang sebenarnya kamu rencanakan.""Istri cerdas. Terima kasih, dan semoga saja itu membuat K

  • SUAMI TAK TERSENTUH   TANTANGAN DARI KENRIKI!

    Telapak tangan Laura mengepal mendengar apa yang diucapkan oleh sang kakak, jika tadi ia berniat untuk diam saja tanpa ingin ikut campur apa yang mungkin menjadi rencana Kenriki, sekarang, Laura sudah hilang kesabaran. Mungkin Kenriki yang merespon cemoohan kakaknya itu benar kakaknya memang harus sekali-kali dijawab dengan sombong agar perempuan itu juga bisa menghargai ia dan suaminya mulai sekarang."Untuk Kenriki, aku memang menanggalkan semua perasaan malu atau pasifku selama ini, Kak! Kalau aku tidak berinisiatif untuk menyentuhnya, dengan berbagai cara, aku tidak akan membuat dia bisa disentuh, mungkin selamanya dia tetap menjadi suami tak tersentuh, jadi untuk sebuah hal yang mendesak, aku memang tidak seperti Laura yang biasanya, tapi bukankah itu baik? Aku agresif pada suamiku sendiri!"Kenriki dan juga Lyoudra dibuat kaget ketika tiba-tiba saja, Laura bicara seperti itu pada Lyoudra. Apalagi Lyoudra, ia terlihat tidak hanya kaget, tapi juga merasa marah karena wajahnya jadi

  • SUAMI TAK TERSENTUH   MELADENI LYOUDRA!

    "Kamu serius?" tanya Kenriki saat usai mendengar harapan sang istri.Laura mengangguk, dan Kenriki tersenyum melihat anggukan kepala istrinya."Kau tidak malu kalau ada yang bilang aku aneh karena aku yang seperti itu?" Kembali Kenriki melontarkan pertanyaan, dan Laura memeluk tubuh Kenriki yang masih polos seolah meyakinkan apa yang ia putuskan benar -benar sebuah harapan yang ia inginkan."Tapi, kalau aku ingin kamu seperti itu, aku pasti akan membuat kamu tersiksa, jadi semua aku kembalikan sama kamu, di luar dari pada itu tentu saja kamu yang sehat adalah sebuah harapan untukku, keinginan aku itu hanya sebuah keinginan bahwa aku tidak rela ada perempuan lain yang merebut kamu dariku."Laura bicara sambil memeluk suaminya, dan Kenriki balas memeluk sang istri sambil sesekali mengecup kening istrinya seolah menegaskan bahwa ia senang dengan apa yang diucapkan oleh Laura padanya."Sebenarnya, apa yang kamu harapkan itu pernah aku pikirkan sebelumnya....""Benarkah? Kau juga berharap

  • SUAMI TAK TERSENTUH   TIDAK INGIN KAMU SEMBUH....

    Kenriki gugup, hingga hal itu membuat dirinya langsung menangkap tangan istrinya lalu ia membalikkan tubuhnya ke arah sang istri. "Apa yang kau lakukan?" tanyanya seperti orang bodoh dengan jantung yang berdebar kencang. Padahal, mereka sudah sering melakukan hal yang sangat intim namun tetap saja Kenriki seperti baru berdekatan dengan sang istri dengan perasaan dan hati yang tidak tenang, disertai debaran jantung yang juga tidak bisa membuat dirinya rileks."Melakukan tugas yang harus aku lakukan...."Laura menjawab dengan wajah yang merona, dan Kenriki geleng-geleng kepala mendengar hal itu. "Tidak perlu memaksakan diri, kamu tertekan dengan situasi sekarang yang tidak memungkinkan kita untuk -""Riki! Laura! Kalian di dalam?"Tiba-tiba saja, suara Tante Keisya terdengar, memotong ucapan Kenriki yang tadi sudah separuh kalimat. "Ya! Ada apa, Mi!" sahut Kenriki dengan suara sedikit terbata lantaran terkejut ibunya tiba-tiba berteriak. "Mami mau nyusul Papi dulu, ada yang harus k

  • SUAMI TAK TERSENTUH   DITANTANG KENRIKI!

    "Soal apa itu?" tanya Kenriki dengan wajah yang terlihat tegang. Tidak ingin melihat istrinya khawatir seperti itu.Mendengar pertanyaan Kenriki, Laura bukannya langsung menjawab, perempuan itu mengalihkan pandangannya ke arah lain menghindari tatapan mata suaminya yang sedang menatapnya dengan sorot mata yang tajam karena khawatir dengan apa yang diucapkannya tadi."Sayang, kenapa tidak bicara? Kamu khawatir soal apa? Apakah karena obat itu, Erna menekan kamu?" tanya Kenriki lagi dan pertanyaan keduanya kini membuat Laura menatapnya sesaat dengan wajah yang terlihat sedikit salah tingkah. Membuat Kenriki semakin penasaran."Wajahmu merah, apakah yang kau khawatirkan itu bukan hal yang berbahaya tapi.....""Ah! Tidak! Aduh, gimana ya, ngomongnya, aku enggak tahu, apakah aku harus percaya atau tidak, tapi mungkin untuk masalah ini, kita bisa konsultasikan pada Dokter Linda kalau kita sudah punya uang.""Sampai harus konsultasi? Memangnya ada apa? Apa yang dikatakan Erna padamu?" Kenr

  • SUAMI TAK TERSENTUH   MASIH KHAWATIR....

    "Ya.""Kamu serius?""Serius, tapi, bukannya kamu sekarang enggak suka lagi sama aku? Percuma aja, kan? Lupakan aja.""Aku selalu suka sama kamu, Erna, meskipun kamu tidak menyukaiku karena di hatimu hanya ada Riki, tapi buat aku kamu tetap seseorang yang aku sukai.""Kenapa? Aku sudah banyak membuat kesalahan, aku bikin hidup Kenriki rusak, aku juga membuat perusahaan orang tuanya bangkrut, aku, ah! Kamu akan malu kalau kamu bersama dengan aku.""Asalkan kamu berubah, aku tidak akan malu, kamu sudah menyerahkan obat penawar itu pada Riki, artinya, kamu sudah berubah dan sadar kesalahan, sekarang, tiba waktunya kamu belajar melupakan dia, karena masih ada seseorang yang tulus untuk kamu."Erna bungkam. Perasaan dan hatinya bergejolak, rasanya sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata, sampai akhirnya...."Kalau begitu, apakah sekarang kita jadian?" tanya Erna sambil berpaling dan menatap wajah Sakti dengan sorot mata penuh arti."Asalkan kamu berjanji untuk merelakan Riki dengan Laura.

  • SUAMI TAK TERSENTUH   SAMA-SAMA SUKA?

    Keterkejutan Sakti membuat pria itu mendorong spontan Erna. Dan itu membuat tubuh Erna tersentak ke belakang. Ini membuat Erna memalingkan wajahnya sendiri karena merasa wajahnya memanas, dan ia khawatir wajahnya menjadi merah dan Sakti melihat hal itu.Erna tidak tahu, bahwa, kondisi wajahnya itu juga dialami oleh Sakti. Wajah Sakti juga merah dan saat ini pria itu juga sedang memalingkan wajahnya ke arah samping seperti halnya Erna. Untuk beberapa saat, mereka saling diam, sampai akhirnya, Sakti yang berdehem beberapa kali agar situasi canggung mereka bisa musnah."Kenapa kau melakukan itu?" Cara bicara Sakti berubah kembali menjadi memakai aku dan kamu meskipun tadi sudah tidak lagi walaupun Erna meminta hal itu dilakukannya. Erna berpaling mendengar pertanyaan tersebut, terutama karena Sakti jadi merubah cara bicaranya seperti yang tadi diinginkannya."Ternyata benar...."Jawaban yang diberikan oleh Erna tidak membuat Sakti puas, bahkan bingung apa yang sebenarnya dimaksud oleh

  • SUAMI TAK TERSENTUH   CIUMAN UNTUK SAKTI!

    Sebuah mobil nyaris menabrak Erna hingga pemilik mobil itu menghentikan mobilnya secara mendadak. Bunyi decit ban beradu keras dengan aspal jalan terdengar memekakkan telinga tatkala mobil itu berusaha untuk mencegah kecelakaan terjadi. Mobil itu memang tidak menabrak Erna, namun cukup membuat pengemudi mobil shock karena insiden tersebut lalu ia segera keluar dari mobilnya untuk mendamprat Erna, karena berjalan tanpa melihat situasi kondisi.Akan tetapi, ketika ia keluar dan menghampiri Erna yang berdiri mematung seperti orang bodoh di tempatnya, pemilik mobil itu terkejut saat melihat siapa yang baru saja ingin ditabraknya."Erna!" katanya, sambil menarik tangan perempuan itu untuk menyingkir dari depan mobilnya.Erna mengangkat wajahnya, dan menatap pemilik mobil yang tidak lain adalah Sakti itu dengan senyum kecut terukir di bibirnya. "Kenapa enggak ditabrak sekalian? Aku nunggu, lho...."Mendengar apa yang diucapkan oleh Erna, Sakti semakin terkejut karena terlihat sekali Erna

  • SUAMI TAK TERSENTUH   SEBUAH PERTARUHAN!

    Erna tersenyum kecut mendengar ancaman yang diucapkan oleh Laura padanya. Wajahnya tidak berubah sama sekali ekspresinya, meskipun sebenarnya wanita itu tidak suka mendengar apa yang diucapkan oleh Laura tadi padanya."Jadi, kau tetap kukuh mendukung Riki untuk tidak mau memilih salah satu tawaran yang aku berikan padanya?" tanya Erna beberapa saat kemudian."Ya.""Bagaimana kalau nanti resiko dari apa yang diputuskan Kenriki terjadi padanya, kau tidak bisa puas dengan dia secara batin karena dia sudah hilang keperkasaan, apakah kau akan meninggalkan dia?""Tidak, karena aku mencintai dia dengan tulus tanpa mengharapkan balasan apapun, meskipun keadaan dia tidak lagi sempurna sebagai seorang pria, aku tetap tidak akan meninggalkannya.""Kau bisa bicara seperti itu karena belum merasakan berpuasa tanpa melakukan hubungan intim, Laura, aku yakin setelah itu juga kau tidak akan kuat menjalani semuanya, dan pernikahan kalian akan berantakan hingga membuat Kenriki terpuruk semakin dalam."

DMCA.com Protection Status