Apa yang dikatakan Laura cukup membuat Kenriki terkejut. Bagaimana tidak? Ia tidak menyangka istrinya sampai berpikir demikian hingga istrinya merasa tertekan, karena itulah pria tersebut langsung membalikkan tubuhnya. Menatap Laura yang menundukkan kepalanya, seolah malu dengan apa yang diucapkannya tadi."Apa kau bilang?" tanya Kenriki sembari menatap istrinya dengan sorot matanya yang tajam."Aku enggak mau mengulang, aku sudah cukup jelas mengatakannya bukan?" tanya Laura sambil terus menundukkan kepalanya."Kemarilah."Laura menggeleng, hingga sang suami gemas melihat hal itu."Kenapa menyembunyikan wajah? Kalau kau bicara dengan jujur, harusnya kau tidak menyembunyikan wajahmu begitu.""Kau pikir mengatakan hal seperti itu mudah bagiku?""Aku tahu, tapi aku ingin tahu kenapa kau sampai berpikir demikian? Kau tidak percaya dengan dirimu sendiri?"Laura mengangguk, dan ini memancing Kenriki mengarahkan tatapannya ke bagian dada wanita tersebut.Spontan, wajah Kenriki merah saat s
"Apa?""Iya, kau selalu bilang kalau aku lebih tertarik dengan tubuh Lyoudra, aku tidak suka mendengarnya, karena aku-""Maafkan aku!" potong Laura cepat, lalu ia menundukkan kepalanya dalam-dalam."Kenapa tidak dibuka? Kau mau aku menilainya, bukan?""Ah, sudahlah, lupakan! Lupakan masalah itu, aku minta maaf, aku-""Aku tidak mau masalah ini kembali muncul di permukaan, itu sebabnya, kita harus segera menyelesaikan, kalau kau memang ingin aku menilainya, buka pakaianmu, aku akan mengatakan kejujuran tentang pendapatku untuk tubuhmu!"Hening. Namun, kondisi wajah Laura dan Kenriki sama-sama terlihat salah tingkah meskipun tadi Kenriki justru meminta Laura untuk melepaskan pakaiannya segala, itu menandakan, Kenriki juga sungkan membahas masalah itu namun karena istrinya yang mempermasalahkan, mau tidak mau ia harus mengatakan saja kalimat yang sebenarnya tidak suka dikatakannya."Enggak, enggak usah diteruskan, aku minta maaf, aku sudah berpikir yang berlebihan, aku harus kerja kamu
Wajah Kenriki semakin merah mendengar ucapan Laura yang dinilainya sangat berani. Padahal sebenarnya, Kenriki tidak tahu, istrinya sengaja bersikap seperti itu agar ia tidak lagi-lagi terpuruk. Melihat wajah suaminya semakin merah, Laura semakin senang karena pancingannya berhasil.Dua kancing baju sudah ia lepaskan, dan Kenriki melihat itu dengan perasaan bercampur aduk."Kamu mau aku hanya menilai, lantas kalau aku tergoda dan ingin menyentuh bagaimana? Kau tadi tidak mau aku sentuh di sana, kan?"Sial, pembicaraan apa ini?Ucapan Kenriki diteruskan pria itu di dalam hati, namun matanya tetap mengarah pada sang istri yang tetap membuka kancing pakaian yang dikenakannya."Kamu mau menyentuh? Kalo kamu bisa lakukan aja, kali ini aku enggak akan menolak...."Mendengar apa yang diucapkan oleh sang istri, wajah Kenriki yang sudah terlihat salah tingkah semakin terlihat salah tingkah, namun itu tidak membuat niat Laura sirna untuk meneruskan apa yang ia niatkan karena mungkin dengan car
Wanita itu langsung menerima panggilan dari seseorang yang sejak tadi memanggilnya lewat ponsel. Kenriki memperhatikan istrinya yang terlihat tegang, sampai kemudian, ia melihat Laura menyudahi percakapannya di ponsel dengan raut wajah yang sangat sedih dan suram, ini membuat Kenriki jadi penasaran apa sebenarnya yang terjadi."Ada apa?" tanyanya dengan nada perlahan. "Aku ... Dipecat!" jawab Laura. Dan itu membuat Kenriki terdiam seketika. "Enggak papa, aku bakal cari kerjaan lagi setelah ini, aku yakin ada kerjaan di tempat lain selain di sana!" lanjut Laura tidak mau suaminya merasa bersalah karena ia dipecat lantaran berani meminta izin pulang sementara ia masih anak baru, hingga Laura dianggap tidak disiplin sama sekali meskipun ia tadi sudah menjelaskan, bahwa suaminya sedang sakit itu sebabnya ia ingin pulang sejenak untuk melihat keadaan suaminya, tapi ternyata pemilik rumah makan tetap tidak peduli. "Maafkan aku, itu gara-gara aku...."Seperti yang diduga Laura, Kenriki la
"Siapa yang mau menjual orang? Aku juga enggak kenal dengan orang yang kamu maksud, jangan sembarangan ngomong deh, kamu salah lihat itu!" kata Lyoudra meskipun ia sedikit gugup karena apa yang diucapkan oleh Jee benar-benar telak menghujam jantungnya. "Gue salah lihat? Gue kagak rabun, ya! Gue kagak salah lihat, apa yang lu rencanakan sama si Combro? Lu mau jual siapa?"Pertanyaan kedua yang diucapkan Jee semakin membuat Lyoudra gugup. Ia mundur ketika Jee maju menghampirinya. Jika tempo hari ia sangat ingin bertemu dengan Jee dan berbicara pada pria yang berprofesi sebagai DJ tersebut, kali ini tidak. Ia sangat ingin melarikan diri dari hadapan Jee, namun Jee yang dulunya juga alergi bertemu dengan Lyoudra, kali ini juga sangat terobsesi ingin bicara dengan perempuan itu karena tergelitik dengan apa sebenarnya yang terjadi antara Kenriki dan iparnya tersebut?Jee bukan tipe orang yang gila urusan orang lain, jika ia terobsesi dengan sesuatu, itu berarti ada yang salah dirasakan ol
"Apa?""Iya, entah kenapa aku jadi curiga dengan apa yang terjadi belakangan ini dengan Kenriki, kesimpulan kamu itu tidak beralasan, tidak mungkin Kenriki berbuat seperti itu.""Lu bilang Kenriki diusir dari rumah, dia berarti hidup miskin di luar, gimana kalo dugaan gue benar? Dia sekarang hidup di luar bareng istrinya, otomatis kagak ada biaya macam dia kerja di perusahaan bokapnya dan untuk cari duit dia gabung sama si Combro! Apa menurut lu itu kagak masuk akal? Masuk akal bener menurut gue!"Dewa terdiam. Kesimpulan yang dibuat Jee memang beralasan, sebab, bisa saja itu terjadi ketika seseorang sedang kesulitan keuangan, namun entah kenapa, Dewa percaya Kenriki tidak mungkin melakukan hal itu, karena, setahunya Kenriki seorang pria yang sangat menjaga nama baik. Adanya kasus tentang di luar negeri itu pun sangat membuat Kenriki terpukul, Dewa tahu, Kenriki tidak bersalah, namun sejujurnya, ia juga tidak tahu secara detail karena Kenriki belum menceritakan secara keseluruhan apa
"Ken, untuk kondisi kamu, itu bertahap, kamu berusaha untuk melawan rasa takutmu aja itu udah sesuatu yang membahagiakan buat aku, kamu yang aku kenal pertama sangat dingin, tapi sekarang aku menemukan sikap lembut kamu, itu adalah hal yang aku sukai dari kamu, jadi jangan merasa rendah diri lagi, ya? Untuk masalah nafkah lahir, itu ujian, kita pasti bisa melewati ini semua bersama."Dengan lembut, Laura merespon apa yang diucapkan oleh sang suami, hingga Kenriki menghela napas. Ia menyukai ucapan istrinya yang menyejukkan perasaannya, namun tidak bisa dipungkiri kabar yang dibawa oleh Dewa benar-benar membuat pikirannya semakin kacau."Aku kesulitan untuk mencari pekerjaan karena isu tidak normal itu, Laura. Tabungan kita juga sudah sangat menipis, apakah kita harus menjual cincin kawin ini saja untuk biaya hidup?""Jangan. Itu cincin yang mengikat kita, aku akan usaha cari pinjaman biar bisa menutupi kebutuhan sehari-hari, tugas kamu, jangan merasa rendah diri, karena setiap kali ka
"Kau!""Masuk ke mobil! Kita bicara!""Kalau kau memang ingin bicara, bicara saja di sini, tidak perlu di mobil!" "Kau mau melihat video yang aku miliki tentang kamu, kan?"Telapak tangan Kenriki mengepal ketika mendengar apa yang diucapkan oleh Erna. Ingin mengabaikan, ia penasaran dengan video yang dimaksud Erna, jangan-jangan video itu memang disimpan Erna dan ia sendiri tidak tahu sudah direkam, ini membuat perasaan Kenriki jadi was-was, jika mengiyakan, Kenriki takut Erna sama seperti Lyoudra, bukankah perempuan itu pernah menyerangnya saat di kantor? Melihat keraguan yang terpancar di wajah Kenriki, Erna beranjak menuju mobilnya, dan perempuan itu masuk ke mobil lalu membunyikan klaksonnya agar Kenriki patuh dengan apa yang ia perintahkan.Kenriki meneliti situasi di sekitarnya, cukup mampu membuat ia berteriak minta tolong jika Erna berusaha untuk membuat rasa traumanya kambuh kembali, yang penting ia harus memastikan tentang kebenaran video itu, apakah benar Erna memilikinya