Share

Memeluk Lelaki Lain

Auteur: VincaFlower
last update Dernière mise à jour: 2024-05-26 08:33:46

11

Merah padam wajah Mahendra menerima segala perlakuan tiba-tiba dari Ruhan, bukannya malu dengan para pengunjung lain yang tentu otomatis telah menjadikannya sebagai tontonan tapi karena kenyataan yang tidak bisa diterima oleh nalarnya.

Bagaimana mungkin? Ruhan Pratama menyukai gadis sesederhana Larasati? Bagaimana awalnya itu terjadi dan entah di mana mereka bertemu? Berbagai pertanyaan berkecamuk dalam diri Mehendra sehingga ia lupa untuk menepis cengkraman Ruhan yang masih terpaut di leher bajunya.

"Jaga kelakuan anda Pak Ruhan, di sini bukan hanya kita, jangan sampai nanti ada berita yang tersebar kalau seorang Ruhan berbuat kasar pada seorang suami karena menginginkan istrinya," ujarnya setelah beberapa saat.

Ruhan segera melepaskan cengkramannya, kemudian ia mengusap wajahnya berikut menyugar rambut bolak-balik, sangat jelas Mahendra menangkap ada begitu besar kekecewaan pada Ruhan.

"Berhenti memikirkan istriku, Pak Ruhan. Anda berhak mendapatkan yang lebih baik dari dia .
Chapitre verrouillé
Continuer à lire ce livre sur l'application

Related chapter

  • SUAMI AROGAN KENA BATUNYA   Mabuk Darat

    12"Hentikan kekasaranmu ini Mahendra. Kau tidak malu?" bisik Larasati berusaha menyadarkan Mahendra dari kemarahannya.Sementara penata rias yang tadi mendampingi Larasati hanya berusaha pura-pura tidak peduli dengan membereskan alat-alat kecantikan yang berserakan di meja rias."Malu? Kau bicara malu denganku? Bagaimana denganmu, lalu apa kau tidak malu memeluk laki-laki lain di depan semua orang?" Mahendra semakin naik pitam, walau nada suaranya tidak terdengar sekeras tadi, tapi gelap kemerahan di matanya adalah perwakilan dari emosinya yang memuncak.Larasati berusaha tidak terpengaruh dengan kebenaran yang dikatakan Mahendra, dalam hati kecil ia sungguh memaki perbuatan spontan memalukan barusan yang di luar kesadaran telah memeluk seseorang yang terlarang untuk disentuhnya."Sudahlah Mahendra, kau terlalu melebih-lebihkan, hal yang kulakukan tadi bersama Mas Ruhan adalah sesuatu yang tidak disengaja, aku hanya terbawa perasaan." Larasati menekan rasa malu dalam dada, bagaimana

    Dernière mise à jour : 2024-05-26
  • SUAMI AROGAN KENA BATUNYA   Pertemuan Dengan Zara

    13"Ruhanmu? Kau benar-benar tidak tahu malu, bagaimana kau mengklaim pria lain sebagai milikmu, padahal kau adalah wanita yang sudah menikah?" Mahendra mengunci Larasati dengan manik mata yang memancarkan sorot tiada percaya.Mahendra benar-benar tidak mengerti lagi, wanita ini benar-benar sudah keterlaluan menurut-nya. Lagi-lagi ia terdengar sengaja mengancam, mamajukan kesepakatan menjadi satu bulan? Larasati benar-benar mengunci pergerakan Mahendra, tapi pria itu memutuskan seolah-olah ia tidak mendengarnya."Kenapa? Ayolah jangan pasang tampang menyedihkanmu itu padaku, jangan sampai aku berpikir kalau kau tengah cemburu, Mahendra." Larasati meninggikan dagu, membuat jarak mereka kian menipis."Cemburu? Aku cemburu? Padamu? Jangan bermimpi terlalu tinggi ...""Lalu apa kalau bukan? Emosimu langsung meledak saat aku becira tentang Mas Ruhanku, begitupun tadi, kau tiada malu memarahiku di depan orang banyak hanya karena aku berpelukan dengan pria baik itu. Seharusnya kau sepertiku

    Dernière mise à jour : 2024-05-27
  • SUAMI AROGAN KENA BATUNYA   Mahendra dan Zara

    14"Kau berasal dari keluarga mana?" Tanpa basa-basi Zara langsung melontarkan pertanyaan pada Larasati, ia terlihat begitu menganggap remeh istri kekasihnya itu.Larasati tidak terkejut, ia sudah menyiapkan diri, karena ia sudah bisa membaca kalau orang seperti Zara tidak akan bisa menghargai siapapun yang terlihat kurang darinya."Apa profesimu, ah seharusnya aku tidak bertanya itu, sudah jelas terlihat dari penampilanmu. Ngomong-ngomong gaun itu sangat tidak cocok untukmu, maksudku tubuhmu itu tidak layak memakainya." Zara kembali menuturkan kalimat pedas, tapi Larasati tidak mau terpancing."Ehm ... sebaiknya kita pesan makan dulu." Mahendra merasa suasana akan segera memanas, dan ia mencoba untuk menyegarkannya."Tidak perlu. Aku tidak akan berselera jika se meja dengan dia." ujar Zara culas, jemarinya yang lentik dengan cat kuku merah menyala memijat-mijat keningnya. Sudut matanya melirik jengah pada Larasati.Larasati diam, sebenarnya bukan karena ia tidak bisa membalas kata-k

    Dernière mise à jour : 2024-05-28
  • SUAMI AROGAN KENA BATUNYA   Termakan Omongan Sendiri

    15"Kau senang?"Larasati sedari tadi larut dalam kesejukan angin yang berhembus dari kaca mobil yang terbuka_ ya, dari pada gadis itu kembali muntah-muntah Mahendra harus terpaksa membuka kaca_ sedikit terganggu oleh pertanyaan Mahendra.Larasati menoleh, menemukan raut yang tidak bisa dipungkiri memang sangat tampan terlepas dari semua sifat tidak terpujinya. Tetapi, Larasati tidak lagi merasa tertarik seperti kemarin saat pertama ia bertemu pria ini.Hanya saja Larasati sedikit tersentuh dengan apa yang dilakukan Mahendra tadi, setidaknya pria ini telah menyelamatkan harga dirinya di depan wanita lain, walau kemudian Larasati menyadari Mahendra melakukan itu karena tekanan darinya.Namun setidaknya pria egois ini memiliki rasa bakti yang luar biasa pada Papanya, dan itu sedikit membuat Mahendra memiliki nilai positif di mata Larasati."Kau puaskan?" Lagi, pertanyaan dengan makna yang sama meningkahi musik jazz yang mengalun lembut."Ya." "Lalu kenapa wajahmu seperti itu?""Meman

    Dernière mise à jour : 2024-05-28
  • SUAMI AROGAN KENA BATUNYA   Jaga Jarak

    16"Astaga, Mahendra! Apa-apaan?" Larasati histeris tengannya spontan mendorong bahu Mahendra.Gadis itu cepat memperbaiki posisi duduknya, mendekap silang bahunya dengan kedua tangannya.Mahendra segera tersadar dari tindakannya yang hampir saja ...Sedikit lagi, kira-kira tidak sampai satu senti ia akan mencecap bibir ranum itu."Kau sudah kehilangan akal ya?" Larasati masih panik, tidak mengerti dengan apa yang akan diperbuat oleh Mahendra, tapi nalurinya sebagai wanita telah dengan fasih mengartikan tindakan pria itu.Ih, menakutkan serta menjijikkan, teriak batin Larasati.Sementara Mahendra cengengesan, menyumpahi kebodohannya dalam hati habis-habisan, tapi tentu ia punya cara untuk berkelit dari tatapan penuh tanya Larasati."Ada lalat tadi di sekitar wajahmu, aku hanya ingin membantu mengusirnya." ujarnya cuek, sembari memperbaiki posisinya dari bersimpuh menjadi duduk bersila."Kau aneh sekali, Mahendra. Sekaligus menakutkan. Aku bahkan merinding." Larasati masih memeluk tub

    Dernière mise à jour : 2024-06-12
  • SUAMI AROGAN KENA BATUNYA   Kebersamaan Ruhan dan Larasati

    17"Kamu nggak sekalian jemput istrimu, Ndra?"Mahendra mengkerut ketika Mamanya menyongsong kedatangannya ke lantai pintu utama."Memangnya dia kemana Ma?" Mahendra bertanya pelan, demi melihat Papanya yang tengah duduk bersantai di ruang tamu."Lho?" Sekarang gantian sang Mama yang mengkerut.Mahendra terdiam, tatapan heran Mamanya seakan menggulitinya, ia menghela napas berat. Lalu ia merogoh saku blazernya dan mengeluarkan ponsel dari sana."Oh astaga ... banyak sekali panggilan tak terjawab dari Laras, ini karena aku lupa mengaktifkan kembali nada panggil setelah disilent saat meeting tadi."Mahendra menampakkan raut penyesalan yang begitu kentara, sehingga Mamanya cuma bisa geleng-geleng kepala."Nak, kamu itu bukan seorang bujangan lagi, ada seseorang yang harus membutuhkan perhatian khusus darimu. Jangan terlalu gila kerja sehingga melupakan istrimu. Sana jemput Laras." Rieta tersenyum penuh perhatian, mengusap bahu lebar anaknya lembut."Baik Ma." Mahendra manut, sementara su

    Dernière mise à jour : 2024-06-12
  • SUAMI AROGAN KENA BATUNYA   Duel Sengit

    18Mahendra dengan segala emosi yang memuncak terus mencari Ruhan dan Larasati hingga ber jam-jam.Ia menggerebek semua tempat seperti orang gila, menerka-nerka sendiri ke mana Ruhan membawa istrinya.Hingga dalam kekalutan gulungan emosi ia teringat sebuah tempat yang sering didengar adalah tempat favorit Ruhan.Menurut desas-desus yang seringkali terdengar dari mulut ke mulut kolega bisnisnya, Ruhan selalu mengunjungi tempat tersebut di saat-saat waktu senggangnya, sebuah cafe di atas puncak.Mahendra segera memacu kendaraannya menuju tempat tersebut, ia langsung menerobos masuk bangunan minimalis bertingkat dua itu, tidak peduli tatapan heran berpasang mata penuh selidik melihat penampilannya yang kacau.Ia mengitari meja-meja dan mempelototi semua orang yang duduk di sana, sempat Mehendra menggeram putus asa dan ingin segera meninggalkan tempat itu, tapi kemudian sudut mata tajam menangkap sesuatu di balkon cafe ketika ia mendongakkan kepala.Mahendra menghempas nafas lega, namp

    Dernière mise à jour : 2024-09-19
  • SUAMI AROGAN KENA BATUNYA   Gila

    19"Suatu saat nanti, tanpa aku paksa atau ancam pun, akan ada saatnya kau akan bersimpuh di kakiku dengan segala kesungguhan hatimu."Agaknya kalimat yang pernah dilontarkan Larasati tersebut, telah berlaku dengan sangat cepat.Mahendra tanpa ada pilihan, antara menghawatirkan Papanya juga karena dorongan batin yang tidak bisa dikuasainya. Saat ini, Mahendra terlihat begitu menyedihkan dengan harapan yang setinggi langit, bersimpuh di kaki Larasati yang bersiap akan pergi dengan orang yang menghargai lagi mencintainya."Kau sadar apa yang kau lakukan, Mahendra? Kau tengah bersimpuh pada seseorang yang hanyalah debu, samlaht dan kotoran." Larasati mendesis getir. Ia pun tidak menyangka Mahendra akan melakukan itu. Orang yang selalu dibalur kesombongan dan keangkuhan, apakah mungkin akan melakukan hal seperti ini? Dada Larasati bergemuruh, mengeratkan tautan jemarinya pada Ruhan."Mari kita pulang Larasati." Mahendra sadar dengan apa yang ia lakukan, ia telah memperlihatkan keredaha

    Dernière mise à jour : 2024-09-19

Latest chapter

  • SUAMI AROGAN KENA BATUNYA   Hasil Dari Kejadian Semalam 2

    Part 24 Mahendra seperti biasa_walau keterlambatannya sempat membuat para bawahanya begitu khawatir_ ia tetap menguasai rapat dengan begitu lancar, dan berakhir dengan tepuk kagum para investor yang berasal dari berbagai Negara. Mahendra menghirup nafas lega, ia kemudian memasuki ruangannya sembari melonggarkan dasi, membuka jas,. menaruh di sandaran kursi, lantas mendudukkan diri, merilekskan punggung. "Pak, jadwal dengan calon klien dari Arcanda Group satu jam lagi." Angga sang asisten menyusulnya masuk. "Batalkan semua itu. Aku ingin mengajak istriku makan siang." Mahendra menjawab sekenanya, tanpa melirik asistennya yang melebar mata. "Pak anda menikah? Kapan?" Mahendra tertawa pelan menyadari bahwa bahkan sang asistennya pun tidak tahu kalau ia telah menikah. Sebegitu inginnya ia menyembunyikan pernikahannya dari khalayak, tetapi sekarang entah kenapa pikirannya hanya tertuju pada istrinya itu. "Seminggu yang lalu." Angga hanya ternganga sesaat, matanya yang masih m

  • SUAMI AROGAN KENA BATUNYA   Hasil dari kejadian semalam

    part 23Larasati pura-pura masih belum terjaga ketika sekitar jam 7,30 Mahendra yang masih saja mendekapnya dengan posesif, tiba-tiba saja terbangun.Pria itu segera bangkit diiringi gumamam tidak jelas."Sial ..." hanya itu kata yang dimengerti Larasati, lalu didengarmya pria itu sudah buru-buru ke kamar mandi.Tidak lama setelah itu lengkingan ponsel Mahendra terdengar bertubi-tubi dan hanya berakhir ketika dia sudah selesai membersihkan diri."Ya, hallo ..." "Pak, kenapa anda belum muncul juga?" Mahendra mengehela nafas dalam ketika mendengar nada panik asistennya dari seberang sana."Aku segera berangkat Angga." Mahendra membuka lemari."Cepatlah Pak. Anda sudah begitu terlambat, semua orang sudah menunggu di sini.""Kau alihkan perhatian mereka dulu, aku kesiangan. Tapi aku usahakan sekitar 15 menit aku akan sampai." Mahendra tidak menunggu lagi jawaban dari seberang. Ia memencet tombol merah menaruh ponsel di meja rias lantas berpakaian dengan tergesa.Sembari membereskan dir

  • SUAMI AROGAN KENA BATUNYA   Penolakan Larasati

    part 22"Aku mohon Mahendra. Jangan begini, jangan lakukan ini ..." Demi mendengar perkiraan nalurinya, Larasati kembali membuka suara.Kali ini ia meraup rahang Mahendra yang hampir melewati segala batasan, membawanya untuk saling bertatapan mata.Manik mata mereka saling beradu, membuat kata-kata yang akan menjadi pemungkas dari segala hal yang akan terjadi itu tertahan di ujung lidah.Iris mata tajam itu menggelap kemerahan, menruntuhkan segala kekuatan yang tersisa pada Larasati, menatap penuh damba, menghantarkan sengat menggetarkan ke relung terdalam hati Larasati."Kita boleh melakukannya, sayang ....kita diharuskan melakukan ini, ini kewajiban suami istri...." Mahendra mengecup dagu Larasati, kembali menatap kedalaman mata yang tiada henti mengeluarkan bulir bening."Aku anggap airmatamu ini adalah penyerahan dirimu, karena sedari tadi tidak kutemukan reaksi tubuhmu menolak diriku. Kau begitu siap menerimaku."Mahendra kembali mengecup wajah itu seluruh bagian wajah istrinya

  • SUAMI AROGAN KENA BATUNYA   Mahendra Menggila

    bab 21Malam semakin merangkak dengan segala misteri yang ada di dalamnya, mengantar jiwa-jiwa lelah ke peraduan ternyaman, untuk melupakan sejenak letihnya kehidupan.Tetapi tidak begitu yang terjadi di sebuah kamar mewah yang di tempati oleh sepasang jiwa yang membara. Mereka terlihat larut dalam indahnya gelora. Bersiap menuju puncak asmara.Tetapi di saat kain terakhir penutup tubuh sang wanita akan terenggut, tiba-tiba tubuh sang pria terdorong kuat, punggungnya yang liat terhempas pada kasur empuk, tapi menciptakan rasa sakit yang luar biasa dalam setiap denyut nadinya.Larasati dengan panik bergegas meraup selimut yang hampir sebagian terjurai ke lantai, lalu meraupkan cepat pada bagian dirinya yang telah begitu terekspos.Terekspos dengan sangat jelas di mata Mahendra, di bawah penerangan lampu kamar berdaya 25 watt. Mahendra yang telah begitu tersulut hasrat kelelakiannya, tidak dapat lagi menahan segala deraan yang melanda diri, lantas secepat kilat ia meraih jemari yang s

  • SUAMI AROGAN KENA BATUNYA   Kepemilikan Mahendra

    20"Mahendra ..."Mahendra tidak jua memperlihatkan tanda-tanda ia akan mengubah posisi mereka, hingga seperempat jam telah berlalu.Larasati tidak tahu lagi akan berbuat apa, meronta pun percuma, karena sedikit saja ia bergerak, maka dekapan Mahendra akan terasa semakin mengerat.Dan akhirnya, Larasati hanya bisa terisak, entah karena apa, ia pun tak mengerti.Karena kesal dan marah atau karena sesuatu yang seakan meledak-ledak dalam dadanya."Mahendra, Papa sudah menunggu kita. Ayolah ..."Larasati berusaha lagi membujuk pria yang menurutnya telah berubah menjadi sangat aneh itu, isakan Mahendra memang tidak terdengar lagi, juga tetesan-tetesan hangat pun sudah tiada terasa. Namun jantung Larasati seakan berhenti bekerja ketika ia merasakan sesuatu yang begitu lain di sekitar lehernya.Larasati gelisah dan cemas. Tetapi ia hanya bisa menahan napas saat semua itu terjadi. "Mahendra, apa yang kau lakukan. Sadarlah, aku bukan kekasihmu!" Larasati tidak tahan lagi, ia berteriak hister

  • SUAMI AROGAN KENA BATUNYA   Gila

    19"Suatu saat nanti, tanpa aku paksa atau ancam pun, akan ada saatnya kau akan bersimpuh di kakiku dengan segala kesungguhan hatimu."Agaknya kalimat yang pernah dilontarkan Larasati tersebut, telah berlaku dengan sangat cepat.Mahendra tanpa ada pilihan, antara menghawatirkan Papanya juga karena dorongan batin yang tidak bisa dikuasainya. Saat ini, Mahendra terlihat begitu menyedihkan dengan harapan yang setinggi langit, bersimpuh di kaki Larasati yang bersiap akan pergi dengan orang yang menghargai lagi mencintainya."Kau sadar apa yang kau lakukan, Mahendra? Kau tengah bersimpuh pada seseorang yang hanyalah debu, samlaht dan kotoran." Larasati mendesis getir. Ia pun tidak menyangka Mahendra akan melakukan itu. Orang yang selalu dibalur kesombongan dan keangkuhan, apakah mungkin akan melakukan hal seperti ini? Dada Larasati bergemuruh, mengeratkan tautan jemarinya pada Ruhan."Mari kita pulang Larasati." Mahendra sadar dengan apa yang ia lakukan, ia telah memperlihatkan keredaha

  • SUAMI AROGAN KENA BATUNYA   Duel Sengit

    18Mahendra dengan segala emosi yang memuncak terus mencari Ruhan dan Larasati hingga ber jam-jam.Ia menggerebek semua tempat seperti orang gila, menerka-nerka sendiri ke mana Ruhan membawa istrinya.Hingga dalam kekalutan gulungan emosi ia teringat sebuah tempat yang sering didengar adalah tempat favorit Ruhan.Menurut desas-desus yang seringkali terdengar dari mulut ke mulut kolega bisnisnya, Ruhan selalu mengunjungi tempat tersebut di saat-saat waktu senggangnya, sebuah cafe di atas puncak.Mahendra segera memacu kendaraannya menuju tempat tersebut, ia langsung menerobos masuk bangunan minimalis bertingkat dua itu, tidak peduli tatapan heran berpasang mata penuh selidik melihat penampilannya yang kacau.Ia mengitari meja-meja dan mempelototi semua orang yang duduk di sana, sempat Mehendra menggeram putus asa dan ingin segera meninggalkan tempat itu, tapi kemudian sudut mata tajam menangkap sesuatu di balkon cafe ketika ia mendongakkan kepala.Mahendra menghempas nafas lega, namp

  • SUAMI AROGAN KENA BATUNYA   Kebersamaan Ruhan dan Larasati

    17"Kamu nggak sekalian jemput istrimu, Ndra?"Mahendra mengkerut ketika Mamanya menyongsong kedatangannya ke lantai pintu utama."Memangnya dia kemana Ma?" Mahendra bertanya pelan, demi melihat Papanya yang tengah duduk bersantai di ruang tamu."Lho?" Sekarang gantian sang Mama yang mengkerut.Mahendra terdiam, tatapan heran Mamanya seakan menggulitinya, ia menghela napas berat. Lalu ia merogoh saku blazernya dan mengeluarkan ponsel dari sana."Oh astaga ... banyak sekali panggilan tak terjawab dari Laras, ini karena aku lupa mengaktifkan kembali nada panggil setelah disilent saat meeting tadi."Mahendra menampakkan raut penyesalan yang begitu kentara, sehingga Mamanya cuma bisa geleng-geleng kepala."Nak, kamu itu bukan seorang bujangan lagi, ada seseorang yang harus membutuhkan perhatian khusus darimu. Jangan terlalu gila kerja sehingga melupakan istrimu. Sana jemput Laras." Rieta tersenyum penuh perhatian, mengusap bahu lebar anaknya lembut."Baik Ma." Mahendra manut, sementara su

  • SUAMI AROGAN KENA BATUNYA   Jaga Jarak

    16"Astaga, Mahendra! Apa-apaan?" Larasati histeris tengannya spontan mendorong bahu Mahendra.Gadis itu cepat memperbaiki posisi duduknya, mendekap silang bahunya dengan kedua tangannya.Mahendra segera tersadar dari tindakannya yang hampir saja ...Sedikit lagi, kira-kira tidak sampai satu senti ia akan mencecap bibir ranum itu."Kau sudah kehilangan akal ya?" Larasati masih panik, tidak mengerti dengan apa yang akan diperbuat oleh Mahendra, tapi nalurinya sebagai wanita telah dengan fasih mengartikan tindakan pria itu.Ih, menakutkan serta menjijikkan, teriak batin Larasati.Sementara Mahendra cengengesan, menyumpahi kebodohannya dalam hati habis-habisan, tapi tentu ia punya cara untuk berkelit dari tatapan penuh tanya Larasati."Ada lalat tadi di sekitar wajahmu, aku hanya ingin membantu mengusirnya." ujarnya cuek, sembari memperbaiki posisinya dari bersimpuh menjadi duduk bersila."Kau aneh sekali, Mahendra. Sekaligus menakutkan. Aku bahkan merinding." Larasati masih memeluk tub

DMCA.com Protection Status