Jessi sibuk bekerja sedangkan Leon sibuk memerhatikan kekasihnya. "Dia memang wanita yang ambisius, tekadnya sangat kuat, tidak seperti diriku yang tidak bisa berkonsentrasi sejak jatuh cinta padanya," gumam Leon pelan. "Kenapa dia begitu tenang? Apa jangan-jangan dia hanya pura-pura mencintai saya?"
Sejak ia menyadari perasaannya, Leon tidak bisa berpikir tentang pekerjaan, yang ia pikirkan hanyalah wanita yang dicintainya.
Sampai beberapa jam berlalu, Jessica masih berkutat dengan pekerjaan. Ketika Leon hendak menghampiri sang nona, langkah kakinya terhenti saat pintu ruangan sang CEO tiba-tiba terbuka.
"Halo, Sayang, aku datang." Senyuman lebar menghiasi wajah CEO AA Group. Laki-laki itu menghampiri Jessi dan berdiri di depan meja kerjanya. "Sayang, apa kamu tidak merindukanku? Kenapa ekspresimu seperti itu?"
Jessi mengalihkan pandangannya dari layar komputer, ia menatap laki-laki yang sudah berhari-hari tidak bertemu dengannya.
"Aku juga
Jessi menyantap makanan yang dibawa Leon tanpa bersuara, sedangkan pengawal tampan itu masih berdiri di depan meja kerja sang nona untuk memastikan kalau wanita itu menghabiskan makanannya.“Kenapa kamu tidak makan?” tanya Jessi setelah menelan makanannya.“Saya ini tidak sibuk seperti anda, jadi saya bisa makan kapan pun saya mau,” jawab Leon dengan nada yang dingin."Sepertinya dia memang marah,’ batin Jessi sambil terus mengunyah makanannya. ‘Dia marah karena ada Alan atau tersinggung dengan ucapanku?’ Jessi penasaran dengan perubahan sikap Leon yang tiba-tiba menjadi dingin padanya, tapi ia gengsi untuk bertanya. Jessi menyingkirkan kotak makanan itu setelah makanannya habis tanpa sisa. Ia tidak mau berbicara dengan Leon karena khawatir akan mengganggu konsentrasinya bekerja jika sudah berdebat dengan laki-laki itu.Setelah minum, Jessi kembali melanjutkan pekerjaannya. ‘Pekerjaan ini harus selesai malam ini juga,’ batinnya.Leon membereskan bekas makan sang nona, lalu pergi ke lu
“Ah Nona, saya jadi malu.” Julie menjadi tersipu karena di ruangan itu tidak hanya dirinya dan sang nona, tapi juga ada pengawal setia boss-nya. “Apa Nona juga akan merilis calon suami di hari itu?” “Hahaha … calon suami? Bermimpi menikah pun aku tidak pernah.” Jessi bangun dari duduknya. “Mari kita pulang Julie, semoga kamu segera menemukan calon suami.” “Semoga saja, Nona," ucap Julie dengan penuh harap. “Saya akan menikah jika anda menikah.” “Apa kamu ingin menikah denganku?” tanya Jessi sambil terkekeh. “Tidak, Nona, saya masih menyukai seorang laki-laki,” jawab Jessi sambil tertawa pelan. “Kalau begitu saya permisi dulu, terlalu serig tertawa, saya jadi merasa takut akan mendapat sesuatu yang buruk.” "Leon, ayo kita pulang!” Jesi menyampirkan tasnya di bahu, lalu berjalan keluar dari ruangannya dengan senyuman yang tidak pernah pudar di wajahnya. “Aku yakin, hasilnya akan memuaskan sesuai harapanku,” ucapnya dengan percaya diri. '
“Tuan, maafkan saya,” Julie menundukkan pandangannya. “Sebenarnya saya mau melakukan kencan buta dengan seseorang, saya pikir orang itu anda.” Julie terpaksa berkata jujur karena ia sudah tidak bisa lagi menyembunyikan wajahnya.Laki-laki itu tidak merespons ucapan Julie, ia hanya berusaha menahan senyumnya jika mengingat sikap wanita tadi. 'Bisa-bisanya dia mengira saya ini teman kencannya,' batin laki-laki yang memakai kemeja putih itu.Julie melirik laki-laki yang menjadi teman kencannya. “Dia sangat tua, Kelihatannya dia seumuran dengan Ayah.” gumamnya yang terdengar oleh laki-laki tampan di depannya.‘Apa wanita ini melakukan kencan buta dengan Ayah?’ batin laki-laki itu saat melihat ayahnya masuk ke dalam ruangan khusus di kafe itu.Di ruangan itu hanya ada beberapa meja saja, dan hanya ada dua meja yang terisi, meja yang ia tempati dan satu meja lagi milik pasangan kekasih.“Dia men
“Liebe, siapa yang kamu hubungi?” tanya Leon kepada wanita yang sedang bersandar pada dadanya ketika wanita itu membuka kunci layar ponselnya.“Aku ingin menghubungi Julie. Aku penasaran dengan kencan buta yang ia lakukan, ini pertama kalinya dia berkencan.”“Saya kira kamu mau menghubungi Tuan Alan,” ucap Leon.“Memangnya boleh ya kalau aku menghubunginya?” Jessi berpura-pura bahagia untuk menggoda laki-laki itu.“Selama itu tentang pekerjaan, saya tidak akan melarangnya. Saya hanya tidak mau anda berkencan dengan mereka lagi."Jessi tidak mendengarkan ocehan Leon lagi karena ia sedang menghubungi sekretarisnya.“Halo, Nona, apa ada pekerjaan yang penting untuk saya?” tanya Julie yang baru saja selesai mandi dan berpakaian.Tidak biasanya sang boss meneleponnya malam-malam jika tidak ada pekerjaan yang mendesak.“Tidak, Julie. Aku meneleponmu karena
Leon segera membungkam mulut Jessi dengan telapak tangannya saat sang kekasih mengumpat dirinya sendiri.“Jangan berbicara seperti itu lagi. Cinta itu tidak bersyarat, tidak peduli siapa kamu, apa pekerjaanmu, bagaimana masa lalumu, yang saya cinta kamu yang sekarang. Satu-satunya tujuan saya adalah terus membahagiakanmu supaya kamu bisa memaafkan kesalahan yang pernah saya buat.”“Apa kesalahanmu?” tanya Jessi dengan serius. Setahunya sang pengawal itu tidak pernah melakukan kesalahan yang akan membuatnya“Hanya orang yang saya sakiti yang tahu seberapa besar kesalahan saya padanya di masa lalu. Semua manusia pasti pernah melakukan kesalahan, hanya bagaimana kita tidak melakukan kesalahan itu lagi dan berusaha untuk memperbaikinya.”"Kamu bilang cinta tidak bersyarat. Aku mencintai kamu dan ingin selalu bersamamu, tapi aku tidak mau menikah. Apa kamu akan memaksaku untuk menjalin hubungan di atas pernikahan?&rdqu
Leon membuka matanya, lalu menoleh ke samping sambil tersenyum untuk menyapa sang kekasih, tapi ternyata wanita cantik yang tidur bersamanya sudah tidak ada di tempat tidur.“Ke mana dia?” Leon mengucek matanya. Ia segera turun dari tempat tidur untuk membersihkan tubuhnya.Walaupun Jessica sudah menjadi kekasihnya, tapi ia tidak boleh lalai dengan tugasnya sebagai pengawal wanita cantik itu.Tidak butuh waktu lama, Leon sudah selesai mandi dan berpakaian.“Kenapa dia bangun sepagi ini? Apa dia tidak bisa tidur karena ucapan saya semalam?” gumam Leon sambil memakai dasinya.Setelah penampilannya sempurna, Leon segera keluar dari kamarnya hendak masuk ke kamar sang kekasih yang bersebelahan dengan kamarnya.Namun, ketika tangannya hendak memutar kenop pintu kamar Jessi, aroma wangi kopi menguar hingga menusuk penciumannya.Leon mengurungkan niatnya untuk pergi ke kamar sang nona, ia berbalik melangka
“Kenapa cemburu kepada layar komputer?” Jessi menatap lekat wajah kekasihnya, menunggu jawaban dari laki-laki itu.“Karena kamu lebih sering menatapnya dari pada menatap saya.”“Hahaha … kamu ada-ada saja.”Jessica memasukkan roti ke dalam mulut. Ia mengunyahnya perlahan karena baru kali ini ia memakan roti dengan sajian yang berbeda dari biasanya."Ini tidak terlalu buruk,” ucapnya setelah menelan makanan itu."Sudah saya bilang, makanan ini sangat enak, apalagi kamu memakannya sambil menatap wajah laki-laki setampan saya, pasti akan lebih sempurna,' ucap Leon sambil tersenyum."Percaya diri sekali kamu." Jessica tersenyum sambil menggelengkan kepalanya."Itu memang nyata 'kan?"Leon berusaha mengobrol santai dengan kekasihnya karena wanita itu terlalu serius menurutnya. Tidak ada pembahasan lain yang ia sukai selain berbicara tentang pekerjaannya.“
"Ayo kita berangkat! Aku nggak mau terlambat lagi. Beberapa hari lagi perilisan produk baru Beauty Corporation, aku mohon jangan mengganggu pikiranku."Jessica bangun dari duduknya, lalu menyampirkan tas di bahunya. Ia tidak mau membahas tentang pekerjaan kekasihnya."Baik, Nona." Leon pun bangun dari duduknya.Jessi berbalik dan menatap Leon sembari bertanya, "Kamu tersinggung?"Pengawal tampan itu menyunggingkan sudut bibirnya, sambil berjalan mendekati sang kekasih.Leon melingkarkan lengannya di pinggang ramping Jessica. “Liebe, aku tidak tersinggung sama sekali. Kamu memang Nona cantik yang harus saya jaga.” Leon melihat jam yang melingkar di tangannya. “Ini sudah saatnya saya berperan menjadi pengawal pribadi Nona Jessica Anastasya Moris.”“Kamu pengawal hatiku dan tetaplah seperti itu.” Jessi memperbaiki dasi kekasihnya, lalu menangkup wajah tampan laki-laki itu. "Aku mencintaimu."“Apa