Leon membuka matanya, lalu menoleh ke samping sambil tersenyum untuk menyapa sang kekasih, tapi ternyata wanita cantik yang tidur bersamanya sudah tidak ada di tempat tidur.
“Ke mana dia?” Leon mengucek matanya. Ia segera turun dari tempat tidur untuk membersihkan tubuhnya.
Walaupun Jessica sudah menjadi kekasihnya, tapi ia tidak boleh lalai dengan tugasnya sebagai pengawal wanita cantik itu.
Tidak butuh waktu lama, Leon sudah selesai mandi dan berpakaian.
“Kenapa dia bangun sepagi ini? Apa dia tidak bisa tidur karena ucapan saya semalam?” gumam Leon sambil memakai dasinya.
Setelah penampilannya sempurna, Leon segera keluar dari kamarnya hendak masuk ke kamar sang kekasih yang bersebelahan dengan kamarnya.
Namun, ketika tangannya hendak memutar kenop pintu kamar Jessi, aroma wangi kopi menguar hingga menusuk penciumannya.
Leon mengurungkan niatnya untuk pergi ke kamar sang nona, ia berbalik melangka
“Kenapa cemburu kepada layar komputer?” Jessi menatap lekat wajah kekasihnya, menunggu jawaban dari laki-laki itu.“Karena kamu lebih sering menatapnya dari pada menatap saya.”“Hahaha … kamu ada-ada saja.”Jessica memasukkan roti ke dalam mulut. Ia mengunyahnya perlahan karena baru kali ini ia memakan roti dengan sajian yang berbeda dari biasanya."Ini tidak terlalu buruk,” ucapnya setelah menelan makanan itu."Sudah saya bilang, makanan ini sangat enak, apalagi kamu memakannya sambil menatap wajah laki-laki setampan saya, pasti akan lebih sempurna,' ucap Leon sambil tersenyum."Percaya diri sekali kamu." Jessica tersenyum sambil menggelengkan kepalanya."Itu memang nyata 'kan?"Leon berusaha mengobrol santai dengan kekasihnya karena wanita itu terlalu serius menurutnya. Tidak ada pembahasan lain yang ia sukai selain berbicara tentang pekerjaannya.“
"Ayo kita berangkat! Aku nggak mau terlambat lagi. Beberapa hari lagi perilisan produk baru Beauty Corporation, aku mohon jangan mengganggu pikiranku."Jessica bangun dari duduknya, lalu menyampirkan tas di bahunya. Ia tidak mau membahas tentang pekerjaan kekasihnya."Baik, Nona." Leon pun bangun dari duduknya.Jessi berbalik dan menatap Leon sembari bertanya, "Kamu tersinggung?"Pengawal tampan itu menyunggingkan sudut bibirnya, sambil berjalan mendekati sang kekasih.Leon melingkarkan lengannya di pinggang ramping Jessica. “Liebe, aku tidak tersinggung sama sekali. Kamu memang Nona cantik yang harus saya jaga.” Leon melihat jam yang melingkar di tangannya. “Ini sudah saatnya saya berperan menjadi pengawal pribadi Nona Jessica Anastasya Moris.”“Kamu pengawal hatiku dan tetaplah seperti itu.” Jessi memperbaiki dasi kekasihnya, lalu menangkup wajah tampan laki-laki itu. "Aku mencintaimu."“Apa
"Jangan menggoda terus! Kalau sampai adik kembar saya bangun, bagaimana?" Leon meraih tangan sang kekasih, lalu menciumnya dengan sangat mesra. "Katakan sejujurnya apa kamu ingin saya melakukannya atau kita segera pergi ke kantor?"Jessica melihat jam yang melingkar di tangannya. "Sayang sekali, sepertinya kita harus segera pergi ke kantor," ucap Jessica pelan sambil menoleh pada kekasihnya."Baiklah, Nona, kita berangkat sekarang, sebelum para pegawai anda mengeluhkan boss-nya yang sering datang terlambat akhir-akhir ini.""Ini semua gara-gara kamu." Jessi memukul lengan Leon."Kamu yang salah karena terlalu cantik, jadi saya tidak bisa mengabaikanmu begitu saja." Leon terkekeh sambil menancap gas kendaraannya membelah jalanan pagi di kota itu.Di sepanjang perjalanan tidak ada yang mengeluarkan suara. Jessica sibuk dengan ponselnya, sedangkan Leon fokus dengan kemudinya.Sesekali ia melirik wanita yang duduk di sampingnya, tapi
“Benar dugaanku, Boss dan Tuan Leon berkencan. Mereka sangat serasi, yang satu cantik dan yang satunya lagi tampan tak tertandingi," ucap wanita yang memakai blazer berwarna hitam yang dipadukan dengan blus berwarna putih."Status pekerjaan tidak menghalangi cinta mereka, semoga Nona Jessi dan Tuan Leon selalu bersama. Aku sangat mendukung hubungan mereka," timpal wanita berambut pendek.“Kami juga mendukungnya, mereka benar-benar sangat serasi," ucap pegawai lainnya yang terus menatap pasangan baru itu.“Mereka tidak serasi, bagaikan langit dan bumi. Nona Jessica seorang CEO, sedangkan Tuan Leon hanya seorang pengawal,” celetuk pegawai laki-laki yang memakai kemeja berwarna putih.“Kamu itu belum merasakan jatuh cinta makanya kamu bisa berbicara seperti itu,” balas wanita yang memakai blazer berwarna hitam. “Aku berdoa supaya kamu berjodoh dengan preman wanita yang sering ada di halte bus.”“Ja
“Pasti ada yang tidak suka atau tidak menyetujui dengan hubungan kita karena saya ini hanya seorang pengawal, tidak sepantasnya saya bersanding dengan pengusaha sukses sepertimu.” Leon yakin pasti ada yang tidak menyukai hubungannya karena dia hanya seorang bawahan sang nona.“Aku tidak akan terpengaruh hanya karena ucapan seseorang yang tidak bertanggung jawab.” Jessi melingkarkan lengannya di leher sang pengawal, lalu mencium bibir laki-laki yang sejak tadi banyak bicara. “Aku akan menghukummu seperti ini jika kamu berani protes kepada boss-mu sendiri,” ucapnya setelah melepas ciuman itu.“Saya sangat menyukai hukuman ini, sepertinya saya harus sering-sering melakukan kesalahan seperti tadi.” Leon menarik tubuh Jessica, hingga semakin merapat dengan tubuhnya, ia kembali menempelkan bibirnya dan melakukan ciuman itu tanpa jeda.Ketika mereka sedang asyik berciuman tiba-tiba pintu ruangan terbuka. Alan masuk sambil
“Hahaha … itu hanya taktiknya saja untuk menaklukkanmu Jessica,” balas Alan sambil tersenyum mengejek. “Dia hanya seorang pengawal, apa yang kamu harapkan darinya?Yang pasti dia hanya mengincar kekayaanmu saja.” "Itu tidak masalah karena aku mencintainya, baru kali ini aku jatuh cinta kepada laki-laki. Hanya dia yang bisa membuatku merasa nyaman berlama-lama berada di sisinya.” “Kamu bilang hanya mencintai pekerjaanmu saja dan tidak akan pernah mau berkomitmen.” “Tapi Leon berbeda, hanya dia satu-satunya laki-laki yang bisa meyakinkan aku untuk mau berkomitmen, hanya dialah yang bisa membuatku merasa dicintai.” “Lalu kamu anggap apa aku ini?” tanya Alan yang tidak terima dua kali diselingkuhi. “Alan, jangan sok suci!” Jessica tertawa pelan sambil menegakkan duduknya. “Aku tahu selama di luar negeri kamu bersama seorang wanita yang selalu menemanimu setiap malam, jadi jangan merasa dikhianati dan merasa sangat tersakiti ketika melihatku dan Leo
"Baiklah, aku akan secepatnya ke kantor," ucap Alan pada seseorang di balik telepon.Alan bangun dari duduknya setelah mendapatkan telepon dari sang asisten.Kemudian, menghampiri Jessica yang sedang fokus dengan layar komputernya.“Jes, aku benar-benar minta maaf.” Alan kembali memohon kepada Jessica, tapi wanita itu tidak sedikitpun merespons mantan teman kencannya itu.Melihat Jessica hanya diam, Alan pun tidak mau membuang waktunya karena perusahaannya sedang ada masalah.“Aku Pulang dulu, lain kali aku akan menemuimu lagi.” Alan keluar dari ruangan sang CEO dengan terburu-buru.“Apa yang Leon lakukan?” Jessi tersenyum menatap punggung Alan yang menghilang dari balik pintu. “Ini bahkan belum sepuluh menit, dia sudah keluar dari ruanganku.” Jessica melihat jam yang melingkar di tangannya sambil tersenyum puas dengan kinerja pengawalnya.Melihat Alan keluar dari ruangan kekasihny
“Liebe, kamu tidak tahu asal usul keluarga saya, kalau kamu dan orang tuamu tahu saya tidak yakin kalian tidak akan mau menerima saya.”Jessi menangkup wajah kekasihnya, lalu berkata dengan lembut. “Aku mencintaimu, tidak ada yang lebih penting dari itu. Aku tidak peduli siapa kamu."'Andai saja kamu tahu saya yang telah curang pada Beauty Corporation, apa kamu masih bisa mengucapkan kata itu?' gumam Leon dalam hati.“Apa kamu yakin akan menerima keluarga saya?”Sebenarnya Leon sudah tidak sabar ingin mengungkapkan semuanya, tapi ia menahannya sampai produk baru Beauty Corporation dirilis.“Seperti kamu menerimaku apa adanya, aku juga akan menerima keluargamu. Aku yakin mereka orang tua yang baik karena anak adalah cerminan orang tua, anaknya saja tampan dan baik hati seperti ini, calon mertuaku juga pastinya lebih baik dari kamu.”“Ya mereka memang orang tua terbaik,” sahut Leon sa