“Pasti ada yang tidak suka atau tidak menyetujui dengan hubungan kita karena saya ini hanya seorang pengawal, tidak sepantasnya saya bersanding dengan pengusaha sukses sepertimu.” Leon yakin pasti ada yang tidak menyukai hubungannya karena dia hanya seorang bawahan sang nona.
“Aku tidak akan terpengaruh hanya karena ucapan seseorang yang tidak bertanggung jawab.” Jessi melingkarkan lengannya di leher sang pengawal, lalu mencium bibir laki-laki yang sejak tadi banyak bicara. “Aku akan menghukummu seperti ini jika kamu berani protes kepada boss-mu sendiri,” ucapnya setelah melepas ciuman itu.
“Saya sangat menyukai hukuman ini, sepertinya saya harus sering-sering melakukan kesalahan seperti tadi.” Leon menarik tubuh Jessica, hingga semakin merapat dengan tubuhnya, ia kembali menempelkan bibirnya dan melakukan ciuman itu tanpa jeda.
Ketika mereka sedang asyik berciuman tiba-tiba pintu ruangan terbuka. Alan masuk sambil
“Hahaha … itu hanya taktiknya saja untuk menaklukkanmu Jessica,” balas Alan sambil tersenyum mengejek. “Dia hanya seorang pengawal, apa yang kamu harapkan darinya?Yang pasti dia hanya mengincar kekayaanmu saja.” "Itu tidak masalah karena aku mencintainya, baru kali ini aku jatuh cinta kepada laki-laki. Hanya dia yang bisa membuatku merasa nyaman berlama-lama berada di sisinya.” “Kamu bilang hanya mencintai pekerjaanmu saja dan tidak akan pernah mau berkomitmen.” “Tapi Leon berbeda, hanya dia satu-satunya laki-laki yang bisa meyakinkan aku untuk mau berkomitmen, hanya dialah yang bisa membuatku merasa dicintai.” “Lalu kamu anggap apa aku ini?” tanya Alan yang tidak terima dua kali diselingkuhi. “Alan, jangan sok suci!” Jessica tertawa pelan sambil menegakkan duduknya. “Aku tahu selama di luar negeri kamu bersama seorang wanita yang selalu menemanimu setiap malam, jadi jangan merasa dikhianati dan merasa sangat tersakiti ketika melihatku dan Leo
"Baiklah, aku akan secepatnya ke kantor," ucap Alan pada seseorang di balik telepon.Alan bangun dari duduknya setelah mendapatkan telepon dari sang asisten.Kemudian, menghampiri Jessica yang sedang fokus dengan layar komputernya.“Jes, aku benar-benar minta maaf.” Alan kembali memohon kepada Jessica, tapi wanita itu tidak sedikitpun merespons mantan teman kencannya itu.Melihat Jessica hanya diam, Alan pun tidak mau membuang waktunya karena perusahaannya sedang ada masalah.“Aku Pulang dulu, lain kali aku akan menemuimu lagi.” Alan keluar dari ruangan sang CEO dengan terburu-buru.“Apa yang Leon lakukan?” Jessi tersenyum menatap punggung Alan yang menghilang dari balik pintu. “Ini bahkan belum sepuluh menit, dia sudah keluar dari ruanganku.” Jessica melihat jam yang melingkar di tangannya sambil tersenyum puas dengan kinerja pengawalnya.Melihat Alan keluar dari ruangan kekasihny
“Liebe, kamu tidak tahu asal usul keluarga saya, kalau kamu dan orang tuamu tahu saya tidak yakin kalian tidak akan mau menerima saya.”Jessi menangkup wajah kekasihnya, lalu berkata dengan lembut. “Aku mencintaimu, tidak ada yang lebih penting dari itu. Aku tidak peduli siapa kamu."'Andai saja kamu tahu saya yang telah curang pada Beauty Corporation, apa kamu masih bisa mengucapkan kata itu?' gumam Leon dalam hati.“Apa kamu yakin akan menerima keluarga saya?”Sebenarnya Leon sudah tidak sabar ingin mengungkapkan semuanya, tapi ia menahannya sampai produk baru Beauty Corporation dirilis.“Seperti kamu menerimaku apa adanya, aku juga akan menerima keluargamu. Aku yakin mereka orang tua yang baik karena anak adalah cerminan orang tua, anaknya saja tampan dan baik hati seperti ini, calon mertuaku juga pastinya lebih baik dari kamu.”“Ya mereka memang orang tua terbaik,” sahut Leon sa
Ketukan pintu ruangan sang CEO mengusik Jessi dan Leon yang sedang sibuk bekerja. Leon segera bangun dari duduknya dan menghampiri sang nona karena khawatir ada tamu penting. Ia merasa tidak sopan duduk santai di ruangan sang nona. Tidak lama kemudian Tuan Jason dan Nyonya Alice masuk. “Nona, saya akan menunggu di luar,” ucap Leon pelan, laki-laki itu menunduk hormat kepada orang tua kekasihnya. “Selamat siang Tuan Jason, Nyonya Alice.” Pengawal pribadi sang CEO segera keluar dari ruangan itu. Tuan Jason berjalan menuju sofa berwarna abu-abu, ia dan sang istri duduk bersebelahan. Begitupun dengan Jessica, ia duduk di hadapan orang tuanya, hanya meja kecil berwarna putih yang menjadi pemisah di antara mereka. “Jes, Papi dan Mami akan kembali pulang, Papi harap kamu bisa membuktikan ucapanmu.” Tuan Jason tidak bisa memaksa anaknya yang keras kepala itu. Percuma saja ia mengancam sang putri karena Jessica tidak pernah mau dipaksa me
“Pi, orang terdekat Jessi hanya Leon, bagaimana kalau yang dicintai anak kita itu pengawalnya sendiri? Mereka tinggal bersama-sama dalam waktu yang tidak sebentar,” ucap Nyonya Alice setelah ia berada di dalam mobil hendak menuju bandara.“Kalau Jessica bisa membuktikan ucapannya, dengan siapa pun dia menikah, Papi akan menyetujuinya. Selama ini Leon bukan hanya sebagi pengawalnya saja, dia juga sering memberi masukan dan menasihati Jessi. Papi tidak keberatan kalau dia yang akan menjadi menantu kita.”“Mami juga tidak keberatan,” sahut sang mami. “Mendengar Jessi ingin menikah saja Mami sudah sangat bahagia.”Orang tua Jessica sangat menginginkan penerus dari anak satu-satunya, untuk itu mereka akan menyetujui pasangan yang akan dipilih oleh anaknya.Sementara di dalam kantor Beauty Corporation. Jessica sedang berbahagia karena orang tuanya menyetujui huubungan mereka jika ia bisa membuktikan ucapannya untu
“Tim pemasaran harus mengembangkan strategi pemasaran dengan lebih matang lagi. Pakailah model yang banyak digandrungi anak muda zaman sekarang," usul Leon.Jessi mengambil berkas laporan dari bagian pemasaran sambil tersenyum bangga mendengar pendapat dari Leon yang ia pikir orang biasa.“Ternyata kamu berbakat menjadi seorang pemimpin. Dengan begitu aku bisa hidup dengan tenang jika menikah denganmu. Aku tidak akan memikirkan perusahaan lagi karena sudah ada dirimu.”“Tidak juga, Nona cantik.” Leon hanya bisa tersenyum manis mendengar ucapan kekasihnya.“Kami akan menawarkan harga yang tidak jauh berbeda dengan produk D. R Corporation, tapi dengan kualitas yang jauh lebih unggul dibandingkan produk mereka. Aku yakin kami bisa menguasai pasar.""Itu ide yang bagus," sahut Leon.Jessi melihat laporan yang baru saja dilihat oleh kekasihnya. "Beberapa hari ke depan, aku akan sangat sibuk dengan pekerja
"Liebe, kamu pasti lelah. Istirahatlah dulu, biar saya yang memeriksa semua ini!" titah Leon kepada wanita yang sedang meregangkan otot-ototnya."Tidak, Leon. Sebentar lagi juga selesai. Aku tidak akan bisa tidur kalau semua ini belum selesai." Jessi terlihat sangat sibuk menjelang hari peluncuran produk barunya."Apa kamu mau saya buatkan kopi?" Pengawal tampan itu menawarkan kopi kepada kekasihnya supaya wanita itu bisa santai sedikit.Sejak tadi Jessi sangat sibuk dengan pekerjaannya, bahkan wanita cantik itu tidak sadar kalau hari sudah mulai gelap."Itu ide bagus, Leon." Jessi menatap sang pengawal sambil tersenyum. "Aku akan menunggu kopi buatan kekasihku, segera.""Baiklah, tunggu sebentar!" Leon bangun dari duduknya, lalu pergi ke pantry untuk membuat kopi.Tak perlu waktu lama, Leon sudah kembali sambil membawa nampan dengan cangkir kopi di atasnya dan beberapa biskuit yang biasa ia sajikan dengan kopi hangat."Leon, menaruh
"Apa aku terlihat seperti wanita penggoda?" Jessica menurunkan tangannya dari wajah Leon, lalu membenarkan posisi duduknya.Leon menoleh sekilas pada wanitanya. Bukannya membujuk kekasihnya, tapi ia malah tersenyum melihat Jessi sedang marah.Jessica melirik calon suaminya dengan sinis. "Kenapa kamu malah tersenyum? Apa aku lucu seperti badut?""Tidak. Anda sangat cantik.""Lalu, kenapa kamu tersenyum seperti itu? Kamu meledek saya?""Mana berani seorang pengawal seperti saya meledek CEO perusahaan ternama," sahut Leon sambil memarkirkan mobilnya di depan rumah sang nona.Jessi turun lebih dulu tanpa menunggu Leon membukakan pintu mobil untuknya.'Kenapa saya bisa tergila-gila pada wanita itu?' gumam Leon dalam hati sambil tersenyum.Laki-laki itu berjalan cepat menyusul kekasihnya. Lalu membopong tubuh Jessi dan membawanya masuk ke dalam kamar sang nona."Leon, kamu mau apa?" tanya Jessi sambil mengalungkan tangannya di