Lea pulang agak larut malam. Setelah makan siang dengan Kendra, dia memilih sibuk di butik sampai lupa waktu. Ada beberapa desain gaun yang sedang di selesaikannya. Setelah mengunci mobilnya, Lea berjalan di basemant apartemen yang nampak sepi seraya mengedarkan pandangan.Tujuannya hanya lift di sudut lain bangunan. Mungkin karena sudah terlalu malam, semua perkiran nyaris penuh dan Lea harus puas mendapat tempat di sudut terjauh.Lea merasakan ada seseorang yang mengikuti. Saat menengok di kejauhan, dia melihat seseorang dengan pakaian serba hitam berjalan mendekatinya. Lea langsung ketakutan. Dipeluknya erat tasnya dan berjalan semakin cepat.Dia menghela napas lega saat sudah masuk ke dalam lift dan menekan tombol menuju apartemennya. Sebelum lift sempurna tertutup, lelaki itu berhasil masuk. Lea terdiam kaku menghindar ke pojokan dan memalingkan wajah.Hening. Yang terdengar hanya detak jantungnya yang bertalu-talu karena ketakutan berharap lift akan segera terbuka dan dia bisa k
Ballroom salah satu hotel mewah disesaki para remaja yang kebanyakan kaum hawa terlihat begitu sangat bersemangat bisa bertemu langsung dengan idolanya sebelum konser utama di mulai. Kesempatan untuk minta tanda tangan dan foto bareng dalam acara jumpa fans yang hanya di batasi seratus Haskyners yang beruntung. Lea termasuk yang beruntung itu, meski dengan paksaan.Konsernya sendiri akan di adakan di tempat terpisah dengan acara jumpa fans. Jadi setelah dari hotel, mereka akan pergi ke JIExpo untuk menonton konsernya. Tentu saja dengan tiket VVIP yang diberikan Valen, mereka sudah memiliki tempat duduk khusus tanpa perlu berdesakan dan berebutan tempat.Yeah, karena Valen Ackerman.Semua orang yang ada di sana pasti tidak akan menyangka bahwa salah satu dari mereka adalah seorang desainer kenamaan Indonesia. Lea sengaja mengubah penampilannya yang biasanya selalu elegan menjadi sangat remaja. Meskipun masih dengan syle wanita Korea. Dia sempat menggerang kesal melihat penampilannya. M
Lea duduk menunggu di sudut lain gedung seraya menghirup hembusan angin malam yang dingin. Setelah keluar dari toilet, dia menolak untuk masuk ke dalam lagi. Dia memilih menunggu yang lain di luar. Beberapa menit kemudian, beberapa remaja sudah mulai bermunculan dari berbagai arah. Lea memakai topi yang di bawanya menutupi wajahnya."Apa Valen berkencan dengan Gastri? Mereka terlihat dekat." Seorang perempuan yang berdiri tidak jauh darinya berbicara dengan temannya."Sepertinya begitu. Mungkin saja lagu terakhir tadi juga untuk dia.""Tapi bukannya gosip mengatakan kalau Valen dekat dengan Azalea?""Entahlah. Siapapun kekasih Valen, dia wanita yang beruntung. Apalah kita yang hanya bisa jadi fans doang!! Tapi konser mereka yang ini luar biasa. Aku tidak sabar menunggu MV mereka keluar terutama lagu ciptaan Valen bersama Azalea."Mereka lalu tertawa dan berjalan menjauh meninggalkan Lea yang hanya bisa diam. Lea tadi sudah menghubungi Sky dan mengatakan di mana keberadaanya. Mereka
"Aku rasa hujannya akan reda besok pagi."Valen menoleh ke Lea yang duduk diam di sampingnya di kursi belakang mobil melipat kedua lengannya di dada. Tadinya Lea mau masuk ke kursi depan tapi Valen langsung menariknya dan memaksanya masuk ke kursi belakang. Valen tersenyum dan meluruskan kakinya hingga terjulur sampai ke depan.Valen yang memakai kaos hitam tanpa lengan yang di pakainya konser tadi nampak sedikit kedinginan. Mereka sedang berada di puncak, di daerah pegunungan dalam keadaan hujan. Tentu saja tanpa persiapan karena ini adalah tindakan implusifnya.Tadinya Valen mau membawa Lea ke restoran atau bar tapi dia mengurungkan niatnya karena dia punya tujuan dan sebelum pagi menjelang dia harus mendapatkanya. Semoga saja berhasil meski Lea terlihat tidak suka dan hanya diam saja.Valen nampak nyaman dan meletakkan kepalanya di kursi empuk memilih menatap ke depan."Lagu yang aku tulis untukmu itu sudah sejak lama ada di dalam kepalaku bahkan sebelum kita bertemu di club malam
"You're so perfect Nadia."Lea berjalan memutari Nadia, memperhatikan lekat gaun rancangannya yang membalut tubuh sempurna penyanyi papan atas Indonesia itu. Nadia sedang melakukan pengepasan terakhir untuk memastikan gaun pengantinnya sempurna tanpa ada cacat dan siap untuk di pakai di acara sackralnya akhir bulan ini. Tubuh Nadia yang berbentuk bak gitar spanyol membuat gaun dengan area punggung terkespos jelas itu semakin terlihat bersinar. Diibaratkan kalau gaun putih cantik ini memang di takdirkan menjadi pilihan Nadia.Tentu saja gaun ini exclusive karena hanya di produksi tunggal."Benarkah, Lea? Astaga, aku sudah mulai gugup." Nadia menutup wajahnya dengan tangan. Lea tertawa seraya merapikan bagian bawah gaun yang memang tidak di desain berekor panjang itu. Dipegangnya lengan Nadia dan menghadapkannya ke kaca besar di dalam ruang pengepasan butiknya."Rehand akan semakin terpesona padamu, Sayang. Lihat dirimu di cermin. Kamu membuatku iri," desah Lea memperhatikan Nadia dari
"Iya iya, aku sudah ada di dalam mobil mau pulang ke apartemen sekarang."Lea meletakkan tasnya di kursi penumpang dan masuk ke dalam mobil mini coopernya seraya menggenggam ponsel yang menempel di telinganya mendengar serbuan ocehan Steph. Terdengar suara ribut-ribut di belakangnya membuat Lea mengeryit heran."Sayang, jangan hancurkan apartemen Tante dengan pasukan yang kamu bawa. Kita hanya akan makan malam biasa saja.""Ini spesial Tante Lea. Makanya buruan pulang ya. Kami tunggu."Lea menghela napasnya, "Oke baiklah. Sampai jumpa."Setelah sambungan terputus Lea hanya diam di balik kemudinya menatap jalanan ramai di depannya. Hari sudah beranjak sore dan jalanan akan macet di jam-jam weekend seperti ini. Lalu dia mengalihkan tatapnya ke layar ponsel di genggamannya seakan sedang menunggu sesuatu. Setelah beberapa menit terlewati tanpa adanya perubahan akhirnya Lea memilih menghidupkan layar televisi mini di dasbordnya yang langsung menanyakan saluran gosip.Lea tertegun. Tidak ja
"Lea, lihat aku!!!"Lea menyisir rambut depannya ke belakang dengan jemari seraya menghela napas pendek lalu menghadap sepenuhnya ke Valen memberanikan diri menatap mata lelaki itu yang sangat menuntut penjelasan."Ya, dia datang tadi siang.""Begitu." Valen menaikkan alisnya. Atmosfir yang Lea rasakan berubah. “Apa yang dia mau? Untuk apa dia menemuimu lagi?" Tuntutnya."Valen, sebaiknya—""Jawab sekarang Lea!!!" Suaranya tegas mengintimidasi. Lea tanpa sadar menggigit bibirnya."Aku juga kaget dia datang begitu saja ke butik," kata Lea cepat. Kenapa dia jadi gugup seperti ini?"Terus?""Dia datang untuk mengucapkan selamat ulang tahun, kita berbincang sebentar dan dia memberiku hadiah—""Hadiah?" Suara Valen jelas naik satu oktaf saat mengatakannya.Lea duduk di kursinya dengan gelisah, "Er ya, sepasang sepatu.""Dan kamu menerimanya?" "Hmm, tidak salah kan menerima hadiah dari teman—""Astaga Lea!!!! Apa kamu sepolos itu atau kamu pura-pura mengabaikan perasaan lelaki itu?""Dia d
Kemarin malam menjadi perayaan ulang tahun paling suram dalam hidupnya meskipun semua orang kelihatannya mencoba untuk mengerti dan bingung kenapa tiba-tiba dia menjadi seperti itu.Padahal keluarganya ada di sana tapi dia hanya tersenyum seadanya, makan malam dengan tenang dan mereka berbincang singkat karena Lea memilih untuk masuk ke dalam kamarnya dan baru keluar saat pagi harinya.Tadi pagi setelah mengatakan maaf untuk Steph yang terus saja menggeleng dan mengatakan tidak apa-apa, dia pulang bersama Rei. Kakaknya Erza jelas penasaran dan ingin mencecarnya dengan pertanyaan tapi Lea meyakinkan kalau semuanya baik-baik saja. Jadi sekarang di apartemennya hanya tersisa dua orang yang sejak tadi hanya diam memperhatikan dan mengunyah segala jenis kue-kuean di sofa ruang tamu. Televisi dibiarkan menyala tanpa suara.Yang bertahan di apartemennya hanya Sky dan Ricko yang menunggunya mengatakan sesuatu."Kami bertengkar kemarin."Sky dan Ricko reflek menoleh kaget. Lalu tanpa aba-aba