Share

SI CULUN DAN PANGERAN KAMPUS
SI CULUN DAN PANGERAN KAMPUS
Author: alindaana97

Satu

Author: alindaana97
last update Last Updated: 2021-06-29 13:35:03

Menghirup udara pagi yang sangat segar, Mentari sedang duduk di kursi yang ada di taman kampus sambil menunggu kelasnya di mulai.

Dia tersenyum saat melihat sekelilingnya, sudah banyak mahasiswa yang sudah datang juga. Mereka asik bersenda gurau dengan teman mereka.

Sementara dia hanya sendiri tidak punya satu orang pun di sisinya, kalau kalian tanya apakah dia kesepian?

Jawabanya tidak karena dia memang sangat suka menyendiri, sunyi itu membuat nya merasa tenang, menikmati hidup tanpa harus terlibat masalah dengan orang lain.

Tapi bukan berarti dia tidak punya teman sama sakali, dia punya teman dari kecil namanya Mila. Tapi mereka beda kampus jadi jarang bertemu.

Mentari beranjak dari duduk nya karena sebentar lagi kelasnya akan di mulai.

Buk..

Seseorang melempar sampah tepat di hadapan Mentari.

"Eh lo buangin tu sampah" ucap orang itu seenaknya.

Mentari menunduk dan mengambil sampah yang ada di dekat kakinya. Lalu dia berjalan menuju tong sampah untuk membuang nya.

Ini sudah biasa terjadi, tapi dia tidak mau ambil pusing. Jika ada siapa pun yang berusaha membulli nya, dia selalu diam saja. Dari pada harus berdebat dengan orang- orang itu.

" pagi cupu..." sapa salah satu teman di kelas mentari.

Mentari hanya acuh dan melewatinya begitu saja. Bukan sombong, percuma di jawab mereka hanya akan mengejeknya saja.

"Ck udah cupu budek lagi lo" gerutu orang itu.

Berpura-pura tuli itu jauh lebih baik batinya.

Dia segera duduk di kursinya. Dan tak lama dosen mata pelajaran pertama masuk.

***

Mentari sedang menikmati makan siangnya. jam segini kantin lagi ramai-ramai nya.

Namun ke adaan yang tadinya ramai mendadak hening . Saat seseorang memasuki kantin dengan gaya angkuhnya. Suasana menjadi sepi tak ada yang berani bicara.

Mentari melihat ke arah orang itu yang sedang berjalan dengan angkuhnya. Dia BENJI lebih tepatnya BENJI LAKSONO, orang yang paling di takuti di kampus ini. Ah ralat mungkin bukan di kampus ini  saja tapi di mana pun dia berada. 

Mata tajam yang selalu mengintimidasi orang-orang yang melihatnya. Belum lagi tato yang memenuhi tubuhnya bahkan sampai ke lehernya.

Tapi walaupun begitu dia mempunyai wajah yang sangat tampan,Tubuhnya yang tinggi dan tegap membuat dia terlihat sangat mencolok.

Sayang nya dia memiliki aura yang sangat gelap, seperti memiliki tembok untuk menghalangi orang-orang agar tidak mendekatinya.

Dirinya dan Benji punya kesamaan yaitu sama-sama tidak punya teman di kampus ini.

Orang-orang tidak mau berteman denganya karena dia cupu. Tapi kalau dengan Benji karena mereka takut dan tidak mau berurusan dengan pria itu.

Walaupun sebenarnya banyak yang mau berteman dengannya. Apa lagi kaum hawa banyak yang menyukainya, Mentari sering dengar teman sekelasnya yang sering memuja-muja pria itu. Tapi mereka tidak berani mendekati.

Mentari menggelngkan kepalanya  kenapa dia jadi memikirkan benji. Lebih baik dia menyelasaikan makan siangnya.

Tuk

Seseorang meletakan nampan yang berisi makanan di hadapan Mentari.

Semua orang melihat ke arah mereka sekarang.

Mentari mengerutkan keningnya tumben ada orang yang mau satu meja denganya. Dia mendogak untuk melihat siapa orang tersebut.

Seketika matanya melebar

"Uhuk uhuk.." dia sampai tersedak sangking kaget nya.

Dia memukul-mukul dadanya lalu segera meraih minumanya.

Sedang kan pria di depanya terus melihat ke arah nya dengan wajah datar dan tatapan yang tajam.

Mentari langsung menundukan kepalanya takut. Kenapa Benji ada di  depanya, apa pria ini marah gara-gara dia terus memperhatikanya tadi.

Apa dia tau, padahal tadi Benji sama sekali tidak melihat kearahnya.

Tidak mau berlama-lama Mentari langsung mengambil tas nya lebih baik dia pergi saja.

"Duduk" 

Suara berat itu menghentikan Mentari yang baru akan beranjak dari tempatnya.

Mentari terdiam kaku apa yang harus dia lakukan.

"DUDUK GUE BILANG" suara bentakan Benji mengelegar di seluruh kantin.

Semua orang terlonjat kaget mendengarnya.

Tubuh Nentari bergetar takut bahkan matanya sudah berkaca-kaca. 

Dia kembali duduk dengan gerakan kaku sama sekali tidak berani melihat ke arah pria yang masih menatap nya tajam.

Oh tuhan apa salahnya batin nya. Seumur-umur dia tidak pernah di bentak sekuat tadi.

Rasa malu, takut semuanya menjadi satu. Mentari menghapus air matanya yang sudah keluar.

"Gue nggak suka di bantah lo ngerti" benji mendesis kesal.

"Ma.. maaf" cicit mentari berusaha menahan isakannya.

Ini lah yang paling tidak di sukai Mentari. Kenapa dia harus menjadi orang yang lemah, sehingga orang lain sangat mudah untuk menindasnya walau dia tidak punya salah sekali pun.

Benji melanjutkan makanya tampa mempedulikan perempuan yang terus menunduk di hadapanya. 

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Sri Ningsih
ngapa si bang dateng2 marah aj
goodnovel comment avatar
Emy Fariani
ceritanya bagus banget, sayangnya gk ada kelanjutannya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • SI CULUN DAN PANGERAN KAMPUS   Dua

    Kepala Mentari terus di penuhi kejadian di kantin tadi. Dia terus berpikir apa salahnya, Kenapa Benji bersikap begitu kepadanya. Setelah selesai makan Benji meninggal kan nya begitu saja tanpa sepatah kata pun."Mentari apa kamu mendengarkan saya?" tegur dosen yang sedang mengajar di kelasnya.Mentari terlonjat kaget"Ma.. maaf pak" ucapnya. Semua orang menatap ke arahnya sekarang."Lebih baik kamu keluar""Ta.. tapi pak""Keluar saya bilang""Iya pak.. maaf saya permisi" ujarnya setelah selesai membereskan barang-barang nya.Mentari merutuki kebodohanya sendiri, kenapa bisa-bisanya dia melamun di kelas.Dia berjalan keluar kampus, untuk menunggu angkot. Lebih baik dia pulang saja dulu.Mentari masuk kedalam rumahnya yang sepi tak ada satu orang pun di sana. Bukan cuma di kampus tapi di rumah pun dia selalu sendirian.Ibunya selalu sibuk bekerja dan jarang pulang, sedang kan ayah

    Last Updated : 2021-06-29
  • SI CULUN DAN PANGERAN KAMPUS   Tiga

    Mantari meletakan nasi goreng di hadapan Benji. Yang sudah duduk di meja makan untuk menunggunya.Benji langsung menyatap makanan itu, mereka pun sibuk dengan makanan masing-masing."Kakak ngapain kesini?" Tanya Mentari lagi setelah menyelesaikan makan nya."Ngapelin cewek gue" ucap Benji santai dengan menaruh gelas yang dia pegang.Mentari mengerutkan keningnya."Siapa?" Tanyanya bingung."Nenek lo" jawab Benji kesal."Tapi nenek aku udah meninggal" jawab Mentari polos.TakBenji memukul kepala Mentari dengan sendok."Aw.." ringis Mentari dengan memegang dahinya."Gue pulang " ujar Benji dan berlalu pergi.Mentari menyipit kan matanya melihat Benji pergi begitu saja."Dasar aneh" gumanya.Tak lama terdengar suara mobil yang meninggal kan halaman rumahnya."Dari mana dia tau rumah aku ya?"Menolognya."Terus ngapain ke sini aneh" sambungnya lagi.Mentari mengelen

    Last Updated : 2021-06-29
  • SI CULUN DAN PANGERAN KAMPUS   Empat

    Mentari sudah berada di kampusnya pagi ini, dia berjalan menuju kelasnya.Namun langkahnya terhenti saat melihat keramaian di tengah lapangan."Ada apa ya?" Ucapnya penasaran.Karena penasaran dia pun berjalan mendekat ke sana, dia menyelinap masuk ke tengah ke rumunan dengan mudah berkat tubuhnya yang kecil.Mentari melebar kan matanya melihat Benji sedang memukuli seorang pria dengan brutal.Mentari memejam kan matanya saat satu pukulan keras mengenai pria itu.Kalau di biar kan pria itu bisa mati di tangan Benji, dan orang-orang di sini hanya melihat saja tidak ada yang mau menolong."BERHENTI BENJI" teriak salah satu dosen.Mentari bernapas lega untung ada pak Prass, karena di kampus ini hanya dia yang berani memarahi Benji.Dia menarik kerah belakang baju Benji, sehingga membuat pria itu menjauh dari orang yang di pukulinya."KAMU MAU JADI PEMBUNUH HAH?"Teriak Pak Prass.Benji tetap d

    Last Updated : 2021-06-29
  • SI CULUN DAN PANGERAN KAMPUS   Lima

    Mereka sedang berada di kamar Mentari sekarang. Selesai makan malam tadi mereka memutus kan untuk menonton drama korea secara meraton malam ini. Karena besok libur kuliah jadi mereka bisa bangun siang." wah... lee min ho gateng banget, gue mencium bau-bau calon suami gue" ucap Mila heboh.Mentari menggelengkan kepalanya."Mimpi" ucapnya dengan melempar kulit kacang ke Mila."Ye.. namanya juga jodoh siapa yang tau""Iya in aja lah.." ucap Mentari."Hhehhe gitu dong. sebagai teman, lo itu harus nya mendo'a kan" ujar Mila dengan menampilkan deretan giginya."Ya ya ya ya" ujar Mentari malas.Akhirnya mereka fokus menonton setelah perdebatan kecil tadi. Tapi sesekali juga mengomentari adegan yang ada di drama tersebut.Baru menonton separuh episode, mereka di kejutkan dengan kehadiran seseorang yang membuka pintu kamar Mentari.Mentari melebarkan matanya terkejut. Sementara Mila sama terkejutnya dengan Mentari.

    Last Updated : 2021-06-29
  • SI CULUN DAN PANGERAN KAMPUS   Enam

    "Tuh cowok ganteng-ganteng serem banget njir..." ujar Mila setelah mendengar cerita dari Mentari."Ya udah pokoknya gue bakal tidur disini sampai nyokap lo pulang" putus Mila.Mentari menganggukan kepalanya setuju. Kalau Mila disini Benji pasti tidak akan kesini."Tapi nanti lo juga harus cerita sama nyokap lo""Mmm nggak deh kayak nya Mil, aku nggak mau masalah nya tambah panjang nanti." Ujar Mentari, Dia juga nggak mau membuat ibunya kawatir." gimana sih lo harus cerita biar ibu lo tau.." ujar Mila tak terima."Percuma Benji itu orangnya nekat, lagian aku juga nggak mau buat ibu kepikiran" ujarnya, bahkan selama ini ibunya tidak tau kalau dia sering di bully."Lagian juga Benji nggak pernah nyelakaain aku paling bentak-bentak doang" lanjutnya.Mila memicingkan matanya menatap Mentari curiga."Apa?" Tanya Mentari."Jangan bilang lo suka sama dia iya kan, Makanya lo belain dia" Mila menunjuk-nunjuk wajah Me

    Last Updated : 2021-06-29
  • SI CULUN DAN PANGERAN KAMPUS   Tujuh

    Mentari terjaga dari tidurnya saat merasakan tangan seseorang mengelus wajahnya.Saat membuka mata dia melihat wajah Benji tepat berada di atasnya."Astaga" kagetnya dengan mendorong dada Benji agar menjauh.Dia segera mengubah posisinya menjadi duduk. Dia lupa kalau semalam Benji tidur di sini.Dan bodohnya dia malah ketiduran jadi lupa buat pindah tidur di sopa." ck biasa aja, kayak liat hantu" ucap Benji sinis.Pria itu segera memakai kaosnya dan mengambil jaket nya.Lah sejak kapan Benji tidak memakai bajunya, Mentari meihat kebawah ah untung ternyata dia masih memakai bajunya."Gue nggak sebejat itu kali" ujar Benji yang mengetahui isi pikiran Mentari.Mentari melihat keluar jendela hari masih gelap. Lalu dia melihat jam di meja, pantes aja gelap masih jam tiga pagi bantinya."Gue pulang" ujar Benji dengan melangkah ke jendela."Kenapa nggak dari semalam" batin Mentari.Dia mengikuti benji, pen

    Last Updated : 2021-06-29
  • SI CULUN DAN PANGERAN KAMPUS   Delapan

    Mentari terus tersenyum senang karena sudah seminggu Benji tidak lagi kerumahnya.Mana katanya punya seribu tangga, baru di buang satu aja udah nggak datang lagi.Tapi bagus itu artinya rencananya berhasil, bukan cuma tak kerumahnya di kampus pun dia tidak pernah melihat Benji. Ah udah lah itu juga bukan urusan dia."Hello sepada, Mila cantik datang ni..." triak Mila dari luar.Mentari menggelengkan kepalanya saat gadis itu masuk dengan cengiran khasnya.tuhan itu maha adil orang cantik pasti ada kurangnya."Tar lo lihat nih apa yang gue bawa" ujarnya dengan berjalan menuju ranjang.Mila membuka kantong belanjaan yang dia bawa."Taraa..." ucapnya heboh dengan menujukan gaun cantik berwarna biru muda.Gaun selutut dengan rok yang mengembang, terus bagian bahu yang sedikit terbuka."Bagus nggak? "Tanya Mila.Mentari menganggukan kepalanya setuju."Nah tu kan, udah gue duga lo pasti suka.."&nb

    Last Updated : 2021-07-09
  • SI CULUN DAN PANGERAN KAMPUS   Sembilan

    Mentari masuk kedalam salah satu bilik toilet dia menumpah kan tangisnya di sana.Dia memukul-mukul dadanya kenapa masih sangat sakit saat melihat pria itu, kenapa juga dia menangis.Semua kenangan pahit yang dulu pernah dia rasakan kembali terulang di dalam pikiranya.Seharusnya dia memang tidak datang kesini tadi, karena pasti pria itu akan datang juga.Tangis Mentari semakin pecah mungkin saja orang di luar sana bisa mendengar suara tangsinya."Nggak.., nggak" ucapnya dengan menggelengkan kepalanya."Aku nggak boleh kayak gini" ujarnya dengan menghapus air mata yang ada di pipinya.Dia menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskanya. Berusaha menenangkan dirinya sendiri."Pria itu sudah tidak penting lagi, cukup pura-pura tidak tau itu saja" ujarnya masih sesegukan.Dia menghapus air matanya yang masih saja keluar.

    Last Updated : 2021-07-09

Latest chapter

  • SI CULUN DAN PANGERAN KAMPUS   Sembilan puluh lima

    Benji meraih tangan Mentari, lalu menggenggam nya erat. "Untuk orang yang pertama kali jatuh cinta, gue bingung sebenarnya mau bertindak bagaimana. Makanya akhirnya yang bisa gue lakuin cuma maksa lo buat jadi pacar gue.." ujar Benji melanjutkan ceritanya. Dia ingat banget waktu itu, dia memacari Mentari tanpa persetujuan Mentari, alias maksa. "Dan lo selalu nangis setiap gue deketin.." ujar Benji dengan tertawa lucu. Mentari pun ikut tertawa, dia takut banget sama Benji waktu itu. "Gue sempat mikir waktu itu, apa muka gue serem banget.." ujar Benji lagi. " Bukan serem, kakak tu ganteng. Cuma galak.." sanggah Mentari. "Kalau gue ganteng, kenapa lo nggak mau sama gue waktu itu?" Tanya Benji heran. "Ya... Karena aku nggak yakin kakak suka sama aku. Aku tu mikir kok bisa, orang kayak kakak, suka sama aku yang biasa aja.." ucap Mentari

  • SI CULUN DAN PANGERAN KAMPUS   Sembilan puluh empat

    "semakin gue perhatiin semakin gue tertarik sama lo.." ujar Benji melanjutkan ceritanya, nggak mau Mentari berlarut-larut dalam kesedihan nya.Mentari pun kembali mendengarkan cerita Benji."Walaupun lo sering di Jahatin, lo tetap semangat pergi kuliah, itu yang bikin gue salut. Lo tetap senyum setiap masuk ke kampus, dan walaupun sendirian gue ngelihat lo tetap bahagia, lo kayak punya dunia sendiri.." ujar Benji.Waktu itu tanpa sadar saat melihat Mentari tersenyum, Benji juga ikut tersenyum, seakan tertular."Akhirnya gue sadar, kalau ternyata kita sama, sama-sama sendirian dan kesepian. Lo sendirian karena di jauhi teman-teman lo, gue sendirian karena nggak mau dekat sama siapa pun.."Kala melihat Mentari dia seperti melihat dirinya sendiri, kesepian nggak punya teman. Tapi sebenarnya hidup mereka, nggak semenyedihkan itu. Mentari dan Benji sama-sama menikmati kesepian mereka. Karena itu membuat mereka tenang."Dari situ pula, gue m

  • SI CULUN DAN PANGERAN KAMPUS   Sembilan puluh tiga

    "turun dulu kaki gue kesemutan.." ucap Benji ke Mentari, akibat terlalu lama memangku Mentari."Lemah." Ucap Mentari pelan, dengan turun dari pangkuan Benji."Apa?" Ujar Benji, dia masih bisa mendengar ucapan Mentari."Nggak.." ujar Mentari dengan tersenyum semanis mungkin takut di amuk Benji. Karena sudah mengatainya.Sementara Benji nggak mau ambil pusing, dia meluruskan kakinya. Supaya kesemutan nya hilang."Kak gimana kalau kita ceritanya dengan duduk di sana aja" ajak Mentari dengan menunjuk sofa besar yang ada di dekat jendela kamar mereka.Mereka berdua biasanya duduk di sana kalau malam, terus lihat bintang-bintang.Mentari langsung berjalan ke sofa itu tanpa menunggu jawaban dari Benji."Wah... Banyak banget bintang nya..." Ujar Mentari dengan duduk di sofa itu.Tak lama Benji pun menyusul duduk di sana, saat kakinya sudah mendingan.Mau cerita aja, banyak Drama nya."Terus gimana?" Tanya Mentari t

  • SI CULUN DAN PANGERAN KAMPUS   Sembilan puluh dua

    "aku takut banget rasanya hiks..." Ujar Mentari di sela tangisnya.Benji menjauhkan wajah Mentari dari lehernya. Wajah Mentari terlihat sembab, dan matanya juga bengkak.Jujur Benji tidak suka kalau melihat Mentari menangis, apalagi itu karena dirinya."Udah.." ucapnya dengan menghapus air mata Mentari."Aku terus berpikir buruk, aku bingung kenapa kakak begitu? Apa aku ada salah?" Ujar Mentari mengungkapkan semua unek-unek nya.Benji terus menghapus air mata Mentari yang keluar, dia diam saja membiarkan Mentari mengeluarkan semua isi hatinya."Aku takut kalau kakak ninggalin aku sama Bachtiar, terus aku harus gimana?" Ujar Mentari sedih."Nggak akan..." Jawab Benji tegas.Cup.Benji mengecup bibir Mentari."Udah ya.." ujarnya sekali lagi, dengan mengelus pipi Mentari."Ta

  • SI CULUN DAN PANGERAN KAMPUS   Sembilan puluh satu

    "cium dong..." Ujar Benji dengan memajukan wajahnya ke depan muka Mentari.Dari acara kejutan tadi, sampai sekarang Mentari masih terus mendiaminya. Bachtiar juga gitu.Tadi Benji menitipkan Bachtiar dulu ke rumah mertuanya, dia harus membujuk Mentari dulu sekarang. Kalau masalah anaknya gampang, tinggal di beliin mainan aja nanti juga baik lagi."Tari..." Seru Benji, saat Mentari diam saja."Suaminya lagi ngomong juga, malah sibuk main handphone.." ujar Benji lagi.Benji mengambil hp yang ada di tangan Mentari, lalu mengantongi nya.Mentari menatap Benji dengan kesal."Makanya ngomong dulu..." Ucap Benji.Mentari membuang mukanya, dia masih kesal sama Benji. Mentari mengambil laptopnya, biarin aja hp nya di ambil sama Benji. Dia masih bisa main game dan nonton di laptop.Benji menghembuskan napasnya sabar. Dia ikut naik k

  • SI CULUN DAN PANGERAN KAMPUS   Sembilan puluh

    Benji jadi menyesal melakukan rencana kejutan ini. Dia menyesal membuat Mentari menangis sampai seperti ini.Selama mereka menikah, mereka nggak pernah merayakan anniversary. Bahkan Benji dan Mentari juga nggak pernah merayakan ulang tahun mereka selama mereka kenal. Kecuali ulang tahun Bachtiar.Alasan nya, kalau Mentari dia memang nggak suka ngerayain ulang tahun. Kalau Benji sendiri dia pasti sedih kalau ingat tentang perayaan ulang tahun, membuatnya jadi ingat dengan perlakuan papinya dulu.Kado ulang tahun yang Benji sangat ingin kan dari dulu. Yaitu di peluk dan di sayang sama papinya, tapi sayang sampai sekarang keinginan itu belum terwujud.Makanya Benji malas kalau merayakan ulang tahun.Dan di perayaan pernikahan mereka yang ke enam tahun ini lah, akhirnya Benji punya ide untuk pertamakali nya mereka harus merayakan nya."Rani siapa?" Tanya Mentari masih me

  • SI CULUN DAN PANGERAN KAMPUS   Delapan puluh sembilan

    Mentari melajukan mobilnya menuju rumahnya. Dia harus segera pulang untuk bertemu dengan Benji.Walaupun mungkin Benji nggak ada di rumah. Mentari akan menunggu nya sampai Benji pulang."Mi.... kita langsung pulang?" Tanya Bachtiar.Mentari mengangguk kan kepalanya."Yes.." ucap Bachtiar senang."Kasihan Bambang, Sri sama Joko belum di kasih makan.." ujar Bachtiar.Bachtiar ingat sama binatang peliharaan nya. Yang dari kemarin dia tinggal, pasti mereka semua kelaparan.Mentari menggelengkan kepalanya, dia berharap semoga semua binatang peliharaan Bachtiar mati.Salah sendiri pelihara binatang aneh, kecoak, tikus bahkan kecebong.Nanti Mentari harus cari cara untuk membuang mereka semua.Setelah tiga puluh menit mobil Mentari pun tiba di depan rumahnya.Tin...tin...

  • SI CULUN DAN PANGERAN KAMPUS   Delapan puluh delapan

    Mentari membereskan semua barang-barang nya, dia akan pulang hari ini.Nggak ada guna nya pergi-pergi begini, lari dari masalah tidak akan menyelesaikan masalah.Lebih baik di hadapi dan selesaikan semuanya.Rasa kesal nya ke Benji semakin menjadi-jadi, karena sampai pagi ini Benji sama sekali nggak menghubungi nya dan mencarinya.Apa dia nggak khawatir anak dan istrinya hilang, batin Mentari."Mommy kita pulang sekarang?" Tanya Bachtiar, dia sibuk memasukan mobil-mobilan nya ke dalam tas sekolah nya."Iya, Tiar kan mau sekolah..." Ujar Mentari.Sebelum pulang Mentari harus mengantar Bachtiar sekolah dulu, dan menunggui nya sampai selesai. Setelah itu mereka baru pulang ke rumah."Tiar sini deh..." Panggil Mentari, menyuruh anaknya untuk mendekat ke arahnya."Kenapa Mommy..." Ujar Bachtiar, dengan berlari mendekat ke Mommy

  • SI CULUN DAN PANGERAN KAMPUS   Delapan puluh tujuh

    Mentari mengajak Bachtiar untuk menginap di hotel. Mereka sudah pulang dari rumah Mila tadi.Mila menyuruh nya untuk bicara baik-baik dulu sama Benji.Tapi Mentari masih mau sendiri, jadi dia pura-pura pulang saja. Padahal dia sama sekali nggak pulang ke rumah. Dia lebih memilih untuk menginap di hotel untuk malam ini.Mentari menidurkan Bachtiar di kasur, Bachtiar sampai ketiduran sangking capek nya."Maaf ya nak..." Ucap Mentari sedih, dengan memandang wajah anaknya.Dia merasa bersalah karena harus membawa-bawa anak nya untuk pergi kayak gini.Mentari merebahkan tubuhnya, dia menatap langit-langit kamar hotel. Mentari menghembuskan napasnya berat.Kenapa harus ada cobaan begini di rumah tangganya.Apa mungkin Benji selingkuh? Tapi Mentari juga takut kalau dia salah paham.Mila menyuruhnya bicara baik-baik dulu sama Benj

DMCA.com Protection Status