Share

95. Pura-pura Marah

Aksi pura-pura marahku berlanjut sampai pagi. Aku harus kuat untuk tidak berinteraksi dulu dengan Lala supaya aktingku sempurna. Dan benar saja, malamnya Lala kembali membahasnya. Tentu saja aku juga harus jual mahal.

"Aku pamit Om. Jika kehadiranku disini hanya mengganggu saja, lebih baik aku tidak ada. Semoga setelah aku pergi Om bisa membangun kembali mimpi yang sempat aku hancurkan." Gadis keluar kamar sambil membawa trolly bag-nya. Sejenak aku tertegun, apa Lala akan se-nekad itu? Rasanya tidak mungkin, memangnya dia mau ke mana malam-malam begini. Kubiarkan saja, setelah ini, Lala pasti akan kembali ke kamar.

Tapi di luar dugaan, gadis itu melangkah menuju pintu. Kita lihat saja, La. Sampai di lantai bawah, kamu pasti akan kembali. Gengsi, lah, kalau aku menahannya apalagi memohon supaya dia tidak jadi pergi.

Akan tetapi setelah beberapa saat, Lala tidak jugalah kembali. Aku mulai khawatir kalau dia benar-benar nekad. Lebih baik aku pantau saja melalui aplikasi WA-nya. Lantaran
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status