Share

67. Jatuh Sakit

“Memangnya apa yang sedang kamu pikirkan sekarang?”

Aku mengungkapkan rasa penasaranku.

Shania kembali menarik nafasnya dalam-dalam.

“Sampai berapa lama kita bisa terus bersama anak kita Mas? Apa kita bisa menyaksikan dia saat dia sudah mendewasa nanti?”

Shania mulai mengatakan kegusarannya yang nyatanya juga menjadi kegundahanku.

“Bagaimana jika kita sudah meninggalkan dia sebelum dia bisa mandiri?”

Saat mendapati Shania kian terbawa dengan kecemasannya segera aku meraih tangannya dan menggenggamnya erat sembari mengulas senyuman tipis.

“Kita masih memiliki Allah yang akan menjaga putra kita.”

Aku kian dalam memindai wajah istriku yang sekarang tampak begitu lelah karena kurang beristirahat sejak Akbar semakin aktif dan senang berlarian.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status