Share

Bab.5: Gejala Baby Blues Syndrome

Penulis: Irma Juita
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-23 17:33:42

Kondisi tubuhku semakin menurun pada hari ketiga pasca melahirkan. Bukan hanya rasa sakit pada area perut, namun aku merasa kelelahan karena harus begadang setiap malam. Asiku belum kunjung keluar, mungkin itu sebabnya si bayi selalu rewel dan tidak nyenyak tidurnya. Aku merasa menjadi ibu yang tidak berguna, karena tidak dapat memberinya asi. Sementara Mas Gunawan tidak peduli kepada anaknya, meskipun beberapa kali aku telah meminta membelikannya susu formula.

Aku menangis tersedu dikamar, meluapkan semua kesedihanku. Bukan kali ini saja aku menangis. Namun akhir-akhir ini, entah mengapa aku sering menangis tanpa sebab yang jelas. Aku merasa suasana hati gampang berubah-ubah pasca melahirkan. Terkadang aku merasa sedih, namun tiba-tiba merasa kesal bercampur emosi. Bukan karena sikap Mas Gunawan, tetapi aku sendiri tidak tahu penyebab sering menangis tanpa alasan yang jelas.

Tiba-tiba perutku terasa mulas, sepertinya aku ingin buang hajat. Aku melangkah perlahan dan berhati-hati menuju toilet. Aku hanya bisa merasakan sakit dibagian bokong, saat tidak bisa membuang hajat dengan lancar. Padahal perutku terasa sangat mulas dan ingin mengeluarkan semua isinya, tetapi rasanya sulit sekali.

Saat aku berusaha memaksanya keluar, rasa sakitnya semakin menjadi. Akhirnya memutuskan untuk menyudahi aktifitasku. Sepertinya aku kekurangan serat, karena selama berada di rumah sakit dan di rumah tidak pernah memakan buah-buahan, walaupun merasa sudah banyak makan sayuran.

“Mas, hari ini jadwal kontrolku ke rumah sakit. Kamu bisa antar aku, kan? Sekalian mau menanyakan penyebab susah BAB dan kini bokongku terasa sangat sakit." Aku mengadu pada laki-laki yang bergelar suami itu.

“Nggak usah pakai acara kontrol segala, buang waktu dan uang saja. Obat dari rumah sakit masih ada, kan?” tolak Mas Gunawan mentah-mentah.

“Obat memang masih ada Mas, tetapi kata dokter tetap harus kontrol supaya diperiksa luka bekas caesarnya dan sekalian ganti plester.”

“Aku nggak ada waktu buat antar kamu. Bisa kena marah lagi aku sama Qyahmu kalau nggak masuk bengkel!” Mas Gunawan tetap kukuh menolak permintaanku.

“Kamu izin dulu sama Ayah, pasti diperbolehkan. Aku nggak tahan rasa sakitnya, Mas,” ratapku.

“Sudahlah Hanum, jadi istri itu jangan manja. Ini semua karena salahmu, kenapa melahirkan secara caesar? Anak yang dilahirkan pun bukan laki-laki!” bentaknya tanpa rasa belas kasihan.

Aku tidak membantah perkataannya lagi, karena tidak mau urusannya menjadi panjang. Lagi-lagi Mas Gunawan mempermasalahkan jenis kelamin bayinya.

Mas Gunawan dengan santainya berangkat bekerja menggunakan motor dan meninggalkanku yang merintih kesakitan.

“Bu, Bibik pamit pulang dulu, ya. Semua pekerjaan sudah beres. Non Hana dan Hani sudah Bibik mandikan dan disuapi. Sekarang mereka tidur lagi di ruang tv,” pamit Bik Inah asisten rumah tanggaku.

“Iya, nggak apa-apa, Bik. Terimakasih!" jawabku.

Aku melangkah menuju ruang televisi, untuk melihat anak-anak. Sementara si bayi, sedang tidur di kamar. Hana dan Hani sedang tidur menghadap televisi yang menayangkan kartu kesukaan mereka. Tiba-tiba airmataku jatuh menetes melihat wajah polos mereka yang sedang terlelap. Usia mereka terpaut 2 tahun.

Hana berusia tiga tahun, sementara Hani adiknya berusia satu tahun. Pasca melahirkan Hana, Mas Adnan memintaku untuk kembali hamil untuk bisa memiliki anak laki-laki. Namun diam-diam aku meminum pil KB, agar tidak hamil. Usia Hana yang masih terlalu kecil menjadi pertimbanganku untuk memberikan adik untuknya. Aku khawatir jika mempunyai adik, semua perhatian dan kasih sayangku berkurang kepadanya.

Namun akhirnya Mas Gunawan mengetahui karena lupa menyembunyikan pil KB yang aku minum. Dia marah besar dan mengancam akan meninggalkanku jika tidak mempunyai anak lagi. Akhirnya aku mengalah dan berhenti minum pil KB. Alasanku mengalah bukan karena takut kehilangan Mas Gunawan, namun aku sangat mengkhawatirkan keadaan ayah jika berpisah dengan Mas Gunawan. Dia adalah laki-laki pilihan ayah, aku tidak mau mengecewakan beliau dan membuatnya jatuh sakit. Ayah memiliki riwayat penyakit jantung.

Aku mencium kening kedua anakku satu persatu. Tak lupa berdoa dalam hati agar aku bisa menjaga dan merawat mereka hingga dewasa kelak. Tiba-tiba perutku kembali bergejolak, meminta dikeluarkan isinya. Aku kembali melangkah perlahan menuju toilet. Namun lagi-lagi aku tidak dapat mengeluarkan kotoran yang mengganjal di perut.

Akhirnya dengan sekuat tenaga aku memaksanya keluar walaupun dengan rasa sakit yang luar biasa. Aku bisa mengeluarkan kotoran yang mengganjal meski harus bermandikan keringat dan…darah menggenang di dalam closet. Seketika aku merasa panik dan menangis sejadi-jadinya. Namun rasanya percuma saja karena tidak akan ada yang akan menolong.

Saat mencoba beranjak dari closet, rasa sakit luar biasa tidak hanya di area bagian perut, tetapi juga di area bokongku. Rasanya panas seperti terbakar. Aku sampai tidak bisa berdiri dan akhirnya hanya bisa merangkak seperti bayi. Tujuanku adalah kamar untuk mengambil ponsel dan menghubungi Mas Gunawan.

Dengan bersusah payah, akhirnya aku tiba di kamar dan segera meraih ponsel yang diletakkan diatas nakas. Segera mencari kontak Mas Gunawan, namun saat akan menghubunginya ternyata paket kuota ponselku habis. Aku kembali menangis tersedu dan tidak tahu harus berbuat apa. Sementara rasa sakit kini semakin mendera di bagian perut.

Saat aku merabanya, terasa sedikit basah. Aku tersentak saat menyingkap pakaian yang dikenakan, ada rembesan darah dari plester yang menutup luka caesar di bagian perut. Kepalaku tiba-tiba pusing dan semuanya terlihat gelap.

“Hanum, bangun sayang. Ada Kakak dan Ayah disini,” sayup terdengar suara kak Lala ditelingaku.

Aku menggeliat dan membuka mata secara perlahan. Aku menyipitkan mata saat cahaya yang begitu terang menerpa penglihatan. Aku mengerjapkan kedua mata dan melihat kesekeliling, semua serba putih.

"Dimanakah aku? Apa mungkin aku sudah meninggal?” tanyaku dalam hati.

“Hanum, kamu sudah sadar?” kini terdengar suara ayah begitu jelas ditelingaku. Aku menoleh ke arah suara, nampak wajah ayah yang sangat aku kenal menyunggingkan senyum. Itu artinya aku masih hidup.

Aku berusaha untuk bangkit dari pembaringan, namun kak Lala menahanku.

“Kamu jangan dulu banyak bergerak, Num. Jahitan operasi caesarmu sedikit terbuka, tetapi kamu tenang saja dokter sudah memperbaikinya!” ucap kak Lala memberitahuku.

“Dokter? Berarti sekarang aku berada di rumah sakit, Kak?” tanyaku seolah tidak percaya.

“Iya, di rumah sakit. Kakak yang membawamu karena pingsan di kamar!’ jawabnya.

Aku beristigfar dalam hati. Ternyata yang memberikan pertolongan adalah keluargaku, sementara Mas Gunawan tidak berada diruangan ini.

“Lalu anak-anak sama siapa, Kak?” tanyaku mengkhawatirkan anak-anak.

“Kakak sudah meminta bantuan tetangga terdekat untuk memberitahukan asisten rumah tanggamu untuk menjaga mereka.” Aku menghela nafas lega.

“Lalu, kemana Mas Gunawan?” tanyaku lagi.

“Dia belum kami beritahu. Biarkan saja dia panik mencarimu. Dasar suami tidak berguna, istri sedang sakit malah ditinggal sendiri. Padahal bukannya hari ini adalah jadwal kontrol ke rumah sakit?” jawab kak Lala dengan sorot mata kebencian saat mendengar nama Mas Gunawan disebut.

“Hanum, bagaimana bisa kamu tidak sadarkan diri dikamarmu? Memangnya Gunawan tidak tahu kalau kamu sakit?”

Aku terhenyak mendengar pertanyaan ayah. Apa yang harus aku katakan kepada beliau? Apakah aku harus mengatakan yang sebenarnya?

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Emi Susanti
klasik bgt persoalannya, Krn di jodohkan menelan segala kejahatan suami Krn takut akan kesehatan ayahnyaa...dah kebanyakan novel kek gini..
goodnovel comment avatar
Nor Hairiah Abu Hani
eh di katakan bapa orang kaya, mesti dari kecil sudah punya tabungan yang banyak sebab anak cuma 2 orang... bodoh amat jadi istri related diperlakukan begitu oleh suami
goodnovel comment avatar
Ketut Mardiyani
ada ya orang bodoh kayak hanum tu? bukan bodoh tp terkesan tolol thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • SESAL SUAMI(GAGAL MENJAGA KEWARASAN ISTRI)   Bab.6: Pov Gunawan

    Aku berangkat kerja dengan perasaan kesal bercampur emosi. Semua gara-gara Hanum, istriku. Seenaknya dia memintaku membawanya kontrol ke rumah sakit, padahal obatnya saja masih belum habis. Dia bilang harus diperiksa oleh dokter sekalian mengganti plester yang menutupi luka pasca caesarnya, memangnya tidak memakai biaya?Semuanya tidak gratis, sementara uang tabunganku sudah berkurang dua puluh juta karena dipinjam oleh kak Lala untuk membayar tunggakkan arisannya. Aku tidak rela kalau sampai dia dikeroyok oleh teman-temannya karena belum membayar arisan, padahal sudah menang diawal.Aku menolak permintaan Hanum mentah-mentah. Wanita itu memang lebay, padahal proses persalinannya secara caesar sehingga tidak perlu capek-capek mengejan karena proses keluar bayi bukan lewat jalan lahir. Setahuku persalinan caesar keluar lewat perut melalui jalan operasi, itupun sebelumnya disuntik bius terlebih dahulu sehingga tidak akan merasakan rasa sakit.Hanum … kenapa dia sekarang berubah? Padahal

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-09
  • SESAL SUAMI(GAGAL MENJAGA KEWARASAN ISTRI)   Bab.7: Keputusan yang Salah

    "Nggak usah kebanyakan drama kamu, cepat pergi dari sini dan jangan pernah menampakkan batang hidungmu lagi!" bentak kak Lala pada sosok laki-laki di hadapanku ini dengan wajah memelas.Namun tiba-tiba ayah yang berada di dekatku terlihat memegangi dadanya. Nafasnya terlihat naik turun. Aku dan kak Lala langsung panik. Pasti penyakit jantung ayah kumat lagi. Kak Lala segera berlari keluar ruangan, sepertinya hendak memanggil bantuan. Sementara Mas Gunawan terlihat terkejut dengan keadaan ayah mertuanya.Dia berinisiatif untuk memapah ayah ke arah sofa yang berada di pojokan ruangan. Lalu kemudian membaringkannya perlahan. Ayah masih memegangi dadanya dan matanya terlihat terpejam. Selang beberapa lama kemudian, kak Lala datang bersama seorang laki-laki yang aku duga sebagai dokter.Laki-laki berpakaian putih serta berkacamata itu memeriksa kondisi ayah."Sebaiknya Ayah Anda dipindahkan ke ruang IGD, untuk pemeriksaan lebih lanjut!" ucapnya setelah selesai melakukan pemeriksaan."Baik,

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-10
  • SESAL SUAMI(GAGAL MENJAGA KEWARASAN ISTRI)   Bab.8: Kewarasanku Terganggu

    Aku berada di ambang kebimbangan. Antara harus percaya atau tidak dengan pesan yang dikirim oleh nomor yang tidak dikenal itu. Namun apa salahnya jika mengecek keberadaan Mas Gunawan di bengkel, karena dugaanku memang mengarah kesana.Aku segera bersiap untuk menuju bengkel. Beruntung kedua anakku Hana dan Hani masih tertidur. Aku berangkat hanya membawa si bayi dalam gendongan. Sebenarnya merasa khawatir meninggalkan kedua anakku yang masih balita dirumah tanpa ada yang mengawasi. Namun aku terpaksa, karena tidak ada Bik Inah yang dimintai tolong untuk menjaga mereka.Sedangkan untuk meminta bantuan Bu Andi tetanggaku rasanya sungkan. Aku sangat sering merepotkannya. Sebenarnya jarak bengkel dengan tempat tinggal lumayan dekat dan bisa ditempuh dengan berjalan kaki, namun untuk menghemat waktu memilih menggunakan ojek agar tiba dengan cepat dan kembali sebelum anak-anak bangun.Setibanya dibengkel, suasana masih terlihat sepi karena masih pagi. Para pekerja belum ada satu pun yang d

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-10
  • SESAL SUAMI(GAGAL MENJAGA KEWARASAN ISTRI)   Bab.9: PoV Lala

    PoV: Lala“Hanum!!!” teriakku, saat melihatnya ingin melukai leher anaknya sendiri menggunakan pecahan kaca yang tidak diketahui darimana asalnya.Bahkan beberapa goodie bag yang aku bawa terlepas begitu saja dari genggaman karena terkejut melihat pemandangan mengerikan di depan mata.Hanum menoleh ke arahku seiring terjatuhnya kaca yang berada digenggamannya. Beberapa detik kemudian, dia pun terjatuh tidak sadarkan diri. Aku masih tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi kepada adikku.Namun yang jelas kondisi kamarnya kini sudah hancur berantakan. Rupanya pecahan kaca tadi didapat dari cermin meja riasnya yang sudah tercerai berai. Sungguh pemandangan yang memilukan. Aku segera memeluk Hana dan Hani yang menangis ketakutan di pojok kamar. “Atagfirullah, ada apa, La?” tanya ayah sama terkejutnya saat melihat pemandangan yang mengerikan di depan mata.Aku memang masuk terlebih dahulu saat ayah sedang memarkirkan kendaraannya. Aku sangat bersemangat untuk bertemu dengan keponakan

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-11
  • SESAL SUAMI(GAGAL MENJAGA KEWARASAN ISTRI)   Bab.10: PoV Lala

    "Te-tapi Ba-pak Gunawan sudah memecat saya, Bu Lala," jawab Bik Inah terdengar gugup.Aku tersentak mendengar jawaban Bik Inah. Rupanya alasan inilah yang membuat kondisi adikku memburuk. Dia kelelahan karena menghandle semua pekerjaan rumah tangga, ditambah mengurus tiga anak sekaligus. Padahal dia melahirkan secara operasi caesar. "Dasar keterlaluan si Gunawan itu" makiku dalam hati."Bik, Adik saya sekarang dirawat di rumah sakit. Luka caesarnya robek dan terpaksa dijahit kembali," ucapku menimpali jawaban Bik Inah."Astagfirullah, Bu Hanum dirawat di rumah sakit? Kasihan sekali Bu Hanum," ujar Bik Inah ikut terkejut mendengar kabar Hanum."Iya, Bik. Sepertinya sejak tidak ada Bibik, Hanum kerepotan mengurus semuanya sendirian. Tujuan saya menghubungi Bibik ingin meminta bantuan untuk merawat anak-anak Hanum yang sekarang berada di rumah Ayah. Kalau Bibik bersedia, nanti ada sopir yang menjemput," ucapku memberikan alasan menghubunginya."Siap, Bu Lala. Saya bersedia merawat anak-a

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-11
  • SESAL SUAMI(GAGAL MENJAGA KEWARASAN ISTRI)   Bab.11: PoV Gunawan

    Pikiranku pusing karena mendengar keluhan dari Hanum yang merasa kelelahan setelah Bik Inah belum juga masuk kerja. Sebelumnya Bik Inah izin tidak masuk kerja satu hari karena ada urusan dikeluarganya. Namun sudah dua minggu berjalan, Bik Inah tidak kunjung masuk bekerja. Hanum tidak tahu kalau sebenarnya aku sudah memecatnya.Lumayan jatah gajinya bisa aku gunakan untuk mentraktir Lisa, wanita berstatus janda yang baru sebulan ini bekerja di bengkel. Wanita bertubuh sexy itu membuatku bersemangat bekerja. Senyum dan suaranya yang merdu itu membuatku mabuk kepayang.Jika dihitung-hitung, sudah berapa banyak uang yang sudah aku keluarkan untuk menggaji Bik Inah. Oleh sebab itu, aku memecatnya agar Hanum tidak lagi manja mengandalkan bantuan Bik Inah. Aku malas berdebat dengan Hanum, makanya aku pergi meninggalkan rumah untuk mencari udara segar. Rasanya kurang asyik jika aku hanya sendirian saja, sehingga menghubungi Lisa dan dia pun tidak menolak untuk menemani.Setelah puas mengajakn

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-11
  • SESAL SUAMI(GAGAL MENJAGA KEWARASAN ISTRI)   Bab.12: Gunawan Babak Belur

    Aku terbangun saat mendengar suara teriakan dan rintihan seseorang. Rasanya suara itu tidak asing di telingaku. Perlahan aku membuka kedua mata dan menengok ke arah sumber suara. Aku terkejut saat melihat Mas Gunawan sedang terbaring dilantai memegangi wajah dan tubuhnya yang mendapatkan kekerasan dari ayah.Saat ayah akan kembali melayangkan tendangan, aku berteriak menghentikannya."Ayah, cukup!!" teriakku kepada sosok yang selama ini menyayangiku dengan tulus.Aku tidak tahu alasan ayah berbuat kasar kepada Mas Gunawan. Padahal selama ini, beliau selalu membela Mas Gunawan."Kenapa kamu menghentikan Ayah? Laki-laki ini pantas mendapatkannya. Kalau perlu, dia harus mati di tangan Ayah. Dia sudah berani menyakiti harta yang selama ini Ayah jaga mati-matian," ucap ayah dengan kilatan amarah di kedua netranya.Aku tidak mengerti maksud perkataan ayah. Namun yang pasti, aku tidak ingin ayah mendapatkan masalah karena melakukan tindak kekerasan.Sementara itu, Mas Gunawan yang terlihat l

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-12
  • SESAL SUAMI(GAGAL MENJAGA KEWARASAN ISTRI)   Bab.13: PoV Gunawan

    PoV: GunawanAku tersungkur di lantai rumah sakit, setelah diseret paksa seperti seekor hewan oleh ayah mertua. Bukan hanya rasa sakit di wajah serta tubuh yang aku rasakan saat ini, tetapi juga rasa sakit di hati yang tidak terperi. Apa yang aku takutkan akhirnya terjadi juga. Ayah mertua mengetahui semua sandiwaraku selama ini. Padahal aku sudah berusaha menutupinya sebaik mungkin. Bukan hanya ayah mertua, tetapi Hanum juga sudah tidak lagi menganggapku suaminya. Bahkan dengan beraninya dia meminta kata talak dariku. Hancur sudah semua rencana dan siasat yang sudah aku susun dengan rapi. Aku harus bersiap kehilangan semua yang dimiliki selama ini.Aku tertatih memasuki lif untuk turun ke lantai bawah. Malu rasanya melihat tatapan aneh orang-orang yang berpapasan denganku. Rasa sakit yang mendera sudah tidak aku hiraukan. Tubuh dan pikiranku rasanya sangat letih. Mungkin sebaiknya aku pulang ke rumah untuk beristirahat dan memikirkan langkah selanjutnya. Aku masih optimis bisa meng

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-12

Bab terbaru

  • SESAL SUAMI(GAGAL MENJAGA KEWARASAN ISTRI)   Bab.43: Akhir Cerita (TAMAT)

    Aku menerima panggilan Rani meskipun dengan hati ragu. Semoga saja panggilan Rani ada hubungannya dengan pesan aneh yang dikirim Mas Hadi."Hallo, ada apa Rani?" tanyaku memulai pembicaraan."Ibu sudah menerima pesan dari Bapak?" tanya Rani yang membuatku sedikit terkejut."Iya, sudah. Kenapa kamu bisa tahu kalau Bapak mengirimkan pesan kepada saya?" tanyaku penasaran."Tentu saja saya tahu, karena Bapak dan anak-anak akan pergi bersama saya!" jawab Rani enteng."Kamu jangan main-main, Rani. Katakan kalau apa yang kamu ucapkan itu tidak benar!" hardikku merasa kesal dengan jawaban Rani."Saya tidak main-main. Kami akan pergi bersama dan hidup berbahagia untuk selamanya, ha ... ha ... ha ..." Rani mengakhiri panggilan dengan tawa yang mengerikan.Aku semakin bingung. Mencoba kembali menghubungi Rani untuk meminta penjelasan, namun tiba-tiba kontaknya tidak dapat dihubungi. Aku sedikit panik, namun berulang kali mencoba menghubunginya kembali. "Kenapa, Hanum?" tanya kak Lala penasaran.

  • SESAL SUAMI(GAGAL MENJAGA KEWARASAN ISTRI)   Bab.42: Pesan Aneh

    Aku melihat tubuh ayah terkapar dengan mulut bersimbah darah. Posisi beliau yang terlentang dan tidak sadarkan diri. Aku panik melihat kondisi ayah yang mengenaskan. Dengan segera aku mendekat ke arah ayah dan meletakkan kepala beliau dalam pangkuanku. Hati di sampingku hanya terdiam dengan wajah bingung.“Ayah, bangun. Apa yang terjadi sebenarnya?” tanyaku seraya menangis. Hening, tidak ada jawaban dari beliau. Wajah laki-laki yang menjadi cinta pertamaku ini hanya terdiam dengan wajah yang tampak memucat. Perlahan aku mencoba memeriksa denyut nadi dari pergelangan tangannya dan masih terasa denyutannya meskipun lemah. Berarti masih ada harapan ayah untuk selamat. Keberanianku tiba-tiba muncul demi menyelamatkan beliau. Aku menghubungi rumah sakit untuk dibawakan ambulance segera.Aku bingung harus melakukan apa sembari menunggu mobil ambulance datang. Tiba-tiba terlintas nama kak Lala. Iya, aku harus menghubunginya. Mungkin saja kak Lala tau apa yang harus aku lakukan selanjutnya.

  • SESAL SUAMI(GAGAL MENJAGA KEWARASAN ISTRI)   Bab.41: PoV--Gunawan

    PoV: GunawanSi*al … Gara-gara Hanum, hidupku jadi sengsara seperti ini. Menghabiskan waktu di dalam jeruji besi yang membuatku hampir gila. Bagaimana tidak? Aku hidup dalam sel yang dihuni puluhan orang. Tidur berdesakan dengan hanya beralaskan kasur yang sangat tipis, setipis imanku. Selain itu, menu makanan disini juga sangat tidak menggugah selera. Baru beberapa minggu saja tinggal disini, aku merasa bobot tubuh merosot drastis.“Hei Gunawan, kenapa kamu melamun? Jangan bermimpi bisa kabur dari sini, karena aku sudah mencobanya berpuluh kali namun selalu gagal,” ledek Agus, teman sesama napi yang mendapatkan vonis seumur hidup. “Lihat saja nanti, aku akan keluar dari sel terkutuk ini,” jawabku jumawa.Agus terkekeh. Saking gelinya, ia tertawa hingga mengeluarkan air mata. Mungkin baginya ucapanku seperti sebuah lelucon yang sangat lucu. Bagaimana bisa aku seorang narapidana yang tergolong baru bisa keluar dari sel ini dengan selamat. Sedangkan dirinya yang sudah tinggal puluhan t

  • SESAL SUAMI(GAGAL MENJAGA KEWARASAN ISTRI)   Bab.40: Apa yang Terjadi pada Ayah?

    Aku terjaga di sepertiga malam, menengadahkan kedua tangan memohon ampunan dan petunjuk-Nya. Bukan berputus asa, namun aku lelah menghadapi masalah yang tidak jelas akar permasalahannya ini sendirian. Suamiku yang hangat dan penyanyang tiba-tiba berubah menjadi dingin dan acuh. Begitu pun dengan kedua putriku Hana dan Hani. Mereka yang penurut juga tiba-tiba berubah menjadi anak pembangkang dan lebih menuruti ucapan Rani, asisten rumah tanggaku.Ya, Rani. Ia penyebab semua permasalahan di keluargaku. Semenjak kedatangannya di rumah ini, hidupku yang bahagia berubah menjadi sebuah malapetaka. Aku terus bermuhasabah dan introspeksi diri, khawatir ada sikap atau kesalahan yang pernah dilakukan tanpa sengaja sehingga Allah memberikan teguran dengan mendatangkan permasalahan ini. Akan tetapi aku yakin, Allah tidak akan memberikan ujian di luar batas kemampuan hamba-Nya.Aku pikir dengan memecat Rani, semua permasalahan akan selesai. Namun ternyata perkiraanku salah, karena justru menambah m

  • SESAL SUAMI(GAGAL MENJAGA KEWARASAN ISTRI)   Bab.39: PoV: Rani

    "Aduh ... sakit. Jangan sakiti saya, Bu." Aku sengaja berakting seolah sedang disakiti oleh Bu Hanum, tujuannya untuk mencari perhatian Bapak Hadi, suaminya.Sontak aktingku menarik perhatiannya. Begitupun dengan kedua anak-anaknya, mereka berlari menghampiriku."Kamu kenapa, Rani?" tanya Bapak Hadi dengan wajah cemas. Ini memang tujuanku, menarik perhatiannya."Ibu Hanum mengusir saya dari rumah, Pak. Saya menolaknya karena merasa tidak mempunyai kesalahan, namun Ibu Hanum mendorong saya sampai jatuh," jawabku dengan wajah dibuat sesedih mungkin.Jawabanku sontak membuat Bapak Hadi terkejut. Matanya menatap ke arah Ibu Hanum yang tengah berdiri di belakangku dengan gugup. "Hanum, apa yang kamu lakukan? Apa kamu sudah gila?" hardik Bapak Hadi kepada istrinya."M-as Hadi. Ini semua tidak benar. Rani kembali memfitnahku. Oleh karena itu aku memintanya untuk berhenti bekerja disini, agar keluarga kita kembali harmonis seperti dulu lagi," jawab Ibu Hanum dengan mata yang berembun.Puas r

  • SESAL SUAMI(GAGAL MENJAGA KEWARASAN ISTRI)   Bab.38: Sumber Masalah

    "Kamu jangan fitnah, Rani. Aku dan Bu Hanum hanya mengobrol biasa!" hardik Badru pada Rani yang sedang menatap kami berdua dengan tajam.Rupanya teriakan Rani memancing kedatangan Mas Hadi. Laki-laki yang bergelar suami itu menunjukkan wajah penuh amarah."Siapa yang selingkuh Rani?" tanya Mas Hadi dengan wajah tegang.Aku membulatkan kedua bola mata. Jangan sampai Mas Hadi terkena hasutan Rani yang menuduh berselingkuh dengan Badru. "Badru, Pak." Jawab Rani mantap."Iya, maksudnya Badru selingkuh sama siapa?" tanya Mas Hadi lagi."Sama ...." Rani menggantung kalimatnya.Kedua kalinya aku membulatkan kedua bola mata menatap ke arah Rani. Jangan sampai ia mengadu yang tidak-tidak kepada Mas Hadi."Sama siapa?" tanya Mas Hadi tidak sabar."Sama Bu Hanum," jawab Rani seraya menundukkan wajahnya. Ia tampak seperti seolah merasa bersalah, namun aku tahu itu hanya aktingnya semata.Mas Hadi membelalakkan matanya, menatap ke arahku dan Badru secara bergantian. Jantungku rasanya seperti berh

  • SESAL SUAMI(GAGAL MENJAGA KEWARASAN ISTRI)   Bab.37: Masalah Baru

    Sontak aku berlari menuju kamar tamu yang ditempati oleh kak Lala. Aku terkejut saat melihat kak Lala seperti orang yang ketakutan berdiri di ambang pintu. Matanya menatap ke arah kolong tempat tidur."Kak Lala kenapa?" tanyaku heran bercampur curiga. "H-hanum, ada u-ular ....." jawab kak Lala dengan terbata. "Ular? Dimana, Kak?" tanyaku seolah tidak percaya dengan jawaban kak Lala."Di kolong tempat tidur. Ularnya besar sekali, Kakak takut!" jawab kak Lala dengan wajah sedikit mulai pias.Aku menghampiri dan berusaha menenangkannya. Mataku menatap tajam kolong tempat tidur yang ditunjuk oleh kak Lala. Rasanya tidak mungkin jika ada ular di kamar tamu ini. Seumur hidup tinggal di rumah ini, aku tidak pernah berjumpa dengan binatang berbisa itu. Jangankan binatang berbisa, seekor kecoa dan nyamuk pun tidak pernah aku lihat di rumah ini. Aku sangat menjaga kebersihan rumah ini."Kakak yang tenang, ya. Tidak mungkin di rumah ini ada ular. Apa Kakak barusan tengah tertidur dan bermimpi?

  • SESAL SUAMI(GAGAL MENJAGA KEWARASAN ISTRI)   Bab.36: Jawaban Doa Hanum

    Kak Lala menelponku. Apakah ini jawaban dari doaku? Sosok kakak yang selalu melindungi adiknya itu hadir setelah beberapa bulan tidak memberi kabar. Setelah peristiwa berdarah di Surabaya tempo hari, kak Lala menemukan jodohnya dan diboyong oleh suaminya ke daerah yang sama. Dengan perasaan suka cita, aku segera menerima panggilan darinya.“Assalamualaikum Kak Lala, apa kabar?” sapaku mengawali pembicaraan dengan antusias.“Waalaikumslaam, Adikku Sayang. Alhamdulillah, kabar Kakak baik-baik saja. Bagaimana kabarmu?”“Kabarku kurang baik, Kak. Seandainya Kakak ada disini, aku ingin bercerita banyak,” jawabku lirih.“Kakak siap mendengarkannya. Tunggu Kakak sebentar lagi akan sampai di rumahmu. Jika tidak ada halangan, Insya Allah Kakak ingin menginap di rumahmu, Num.”Aku terkejut mendengar jawaban Kak Lala. Mungkin Allah telah mengirimkan Kak Lala sebagai jawaban atas doa-doa sebelumnya mengenai solusi kemelut dalam rumah tanggaku.Setelah berpamitan, Kak Lala mengakhiri teleponnya.

  • SESAL SUAMI(GAGAL MENJAGA KEWARASAN ISTRI)   Bab.35: Keanehan Semakin Menjadi

    Aku mencoba menepis pikiran buruk tentang Mas Hadi, sebelum ada bukti yang menguatkannya. Aku perlahan mendekat ke arah Mas Hadi dan menepuk bahunya..Mas Hadi nampak terkejut melihat kedatanganku. Wajahnya seperti orang yang linglung. Aku sempat mengira bahwa ia sedang mengalami 'tidur berjalan, namun kenyataannya Mas Hadi dalam kondisi terjaga."Apa yang kamu lakukan disini, Mas?" tanyaku dengan tatapan tajam kepadanya."Mas tidak tahu, Dek. Kenapa Mas bisa ada disini, ya?" Mas Hadi malah balik bertanya dengan wajah bingung.Aku merasa aneh dengan pertanyaannya. Mungkinkah yang dikatakannnya benar, atau hanya alibinya saja agar tidak membuatku curiga? "Ya sudah Mas, ayo kita ke kamar lagi." Ajakku seraya menggandeng tangannya melangkah menuju kamar kami. Mas Hadi diam saja dan mengikuti langkahku. Setibanya di kamar, Mas Hadi kembali merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Aku menatap sedih Mas Hadi. Suami yang selama ini selalu bersikap hangat, namun kini sekarang ia berubah menjadi

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status