Hai Readers, Adakah yang mengikuti petualangan Yu Ping hingga bab ini? Bila berkenan, kalian dapat meninggalkan komen di kolom komentar ya. Tak lupa Author mengucapkan banyak terima kasih untuk para Readers yang telah memberi semangat dan mendukung cerita ini dengan memberikan vote, follow, dan memberikan ulasan. Semoga kalian semua terhibur dengan cerita ini. Salam Sukses Selalu dari Author
“Tidak mungkin!” teriak Qi Xiang tak percaya. “Mereka adalah orang-orang terbaikku.”“Saya turut berduka, Yang Mulia!” Qi Yun memasang wajah penuh empati, seolah ia turut merasa kehilangan.“Kasim Liu” suara Qi Xiang kembali menggelegar saat memanggil kasim istana yang berjaga di luar aula bersama dua orang penjaga. Dengan tergopoh-gopoh, Kasim Liu memasuki aula istana menemui sang Raja.“Yang Mulia, Kasim Liu datang menghadap!” Pria berusia tujuh puluh tahun itu berlutut di bawah tangga menuju singgasana raja.“Jemput Tujuh Pendekar Kejam atau berapapun dari mereka yang ada di Wisma Barat kemari sekarang juga!” titah Qi Xiang.“Baik, Yang Mulia!” Kasim Liu mengangguk sambil membungkukkan badan sebelum bangkit berdiri.Kasim Liu baru saja keluar dari aula ketika matanya menangkap bayangan Dewa Golok Putih melangkah ke arahnya.“Tuan Pendekar Golok Putih, sungguh kebetulan sekali. Yang Mulia Raja mencarimu,” ucap pria yang sudah mengabdi lima puluh tahun di istana.Berdua, mereka mengha
“Aku ingin menikah dengan Puteri Anda!” Qi Xiang tertegun, ia belum pernah mendengar seseorang berani meminta sesuatu darinya. Apalagi permintaan ini bukan permintaan biasa, pemuda misterius itu meminta menjadi menantu.“Yang Mulia,” Qi Yun berlutut di hadapan Qi Xiang, “Wang Yun sadar bukanlah seseorang yang berpangkat ataupun memiliki kekayaan, hanya seorang pendekar dari kalangan rakyat jelata. Tetapi saya berjanji akan melindungi Raja dan Putri Qi Yue dari siapapun juga.”Qi Xiang menghela napas panjang sebelum menimpali dengan suara berat, “Benarkah kau memiliki Golok Pembunuh Naga?”Qi Yun mengangguk, “Apakah Yang Mulia ingin melihat Golok yang saya miliki?”“Aku ingin memastikan untuk mengetahui kesanggupanmu melindungi aku dan anakku!” kata Qi Xiang mengungkapkan alasannya. “Hanya pendekar pemilik Golok Pembunuh Naga yang kuyakini mampu melindungi aku dari musuh, dialah yang pantas menjadi menantuku!”“Baiklah, tetapi saya membutuhkan ruang terbuka untuk melakukannya.”Mereka
Sekembalinya dari istana, Qi Yun tampak selalu tersenyum hingga Dewa Golok Putih penasaran.“Tuanku Pendekar, Anda terlihat begitu senang hati … apakah Anda sudah memiliki petunjuk di mana Tuan Putri Qi Yue?” Dewa Golok Putih bertanya hati-hati.“Aku adalah Pendekar Golok Iblis, tak ada seorangpun yang dapat menghalangiku mencapai apapun yang kuinginkan!” Qi Yun menyeringai hingga wajah tampannya terlihat mengerikan.“Apapun yang Tuanku Pendekar rencanakan, saya akan mendukung sekuat tenaga!” kata pria berkulit putih pucat itu menjilat. Ia sudah mengubur jauh-jauh harga dirinya demi tetap hidup.“Bagus, besok aku akan pergi ke Perbatasan Timur! Kau berjagalah dan berkabar padaku bila ada perkembangan apapun di istana!” titah Qi Yun.“Siap, Tuanku Pendekar!” Keesokan pagi, Ma Yin berusaha menemui Qi Xiang yang masih berada di ruang peristirahatan bersama permaisuri, Que Yuan.Qi Xiang sedang menikmati pijitan sang Permaisuri di bahunya, ketika Kasim Liu masuk ke dalam ruangan.“Maaf Y
Selesai membaca, Ma Yin menyelipkan surat tersebut ke balik saku jubahnya. Perasaan tangan kanan Qi Xiang itu mendadak tak nyaman, seperti ada sepasang mata sedang memperhatikan aktivitasnya diam-diam.Ma Yin memutar tubuh dengan cepat, matanya memindai sekitar namun tak menemukan sesuatu yang mencurigakan.Setelah memastikan tak ada siapapun kecuali dirinya di sana, Ma Yin pun buru-buru meninggalkan tempat itu.Ketika tengah malam tiba, Ma Yin datang ke tempat yang telah dijanjikan. Di sana ia melihat seorang pria bertopi caping seperti nelayan sedang duduk di atas batu besar menghadap ke arah sungai.“Dewi Kahyangan menyukai buah persik!” pria itu melantunkan pantun saat Ma Yin mendekat.“Iblis Bayangan yang terbaik!” Ma Yin menimpali. Laki-laki bertopi caping bangkit berdiri lalu melompat dan mendarat di hadapan ajudan Raja.“Nyawa siapa yang kau ingin kami lenyapkan, Tuan Ma?” Suara pria bertopi caping terdengar berat. Ma Yin mengeluarkan selembar kertas berisi sketsa wajah Qi Yu
"Qi Yun?" Qing Ning menutup bibir mungilnya dengan kedua tangan. Ia harus menghindar sebelum pemuda itu menyadari keberadaannya. Namun baru saja membalikkan badan, Qi Yun sudah berpaling kepadanya dan berseru tertahan.“Qing Ning?”Lari! Qing Ning mempercepat langkah, menyelinap di antara kerumunan penduduk kota tanpa berani menoleh ke belakang. Ketika melihat ada jalan kecil di sebelah kanannya, ia bergegas berbelok dan bersembunyi di balik dinding.Qi Yun terlihat berhenti di ujung jalan kecil, Qing Ning menahan napas dan berdoa semoga suaminya tak menoleh atau berbelok ke arahnya. Sepertinya doa wanita muda itu didengar, Qi Yun meneruskan langkah tanpa menoleh padanya.Qing Ning menghembuskan napas lega, ia segera keluar dari persembunyian kembali ke jalan besar
Mata Qing Ning membelalak, nampan yang ia pegang jatuh ke lantai. Xue Yi dan Liu Kang menoleh berbarengan dan menatapnya penuh tanda tanya. Wanita muda itu buru-buru membungkuk seraya meminta maaf.Apakah Anda tidak apa-apa?” tanya Xue Yi cemas.“Tidak apa-apa, hanya sedikit kelelahan!” jawab Qing Ning beralasan lalu undur diri. Setelah keluar dari kamar tamu dan menutup pintunya, wanita cantik itu bukannya pergi melainkan mengendap-endap menuju ke jendela kamar yang dibiarkan terbuka. Diam-diam ia mendengarkan kembali pembicaraan Xue Yi dan Liu Kang.“Qi Yun sudah bukan lagi Qi Yun yang kita kenal,” Liu Kang menggeleng dengan mimik wajah kecewa. “Kemungkinan besar Ketua Hoa San telah tewas dibunuh sehingga ia bisa leluasa menyamar menjadi Ketua Hui.”“Benarkah? Apa yang merubah dia bisa menjadi demikian kejam dan apa motivasinya?” Xue Yi bertanya lagi seolah sulit mempercayai pendekar muda berbakat seperti Qi Yun menjadi pendekar keji. Liu Kang mengangkat bahu dengan sedih, “Yang le
“AAAHH!”Qi Yun berteriak sekencang-kencangnya, meluapkan segala kekecewaan, sakit hati dan amarah. Dikepalkannya kedua tangan hingga buku-buku jarinya memutih, matanya merah menyala.“Kau tega menyebutku Pendekar Berwatak Iblis, Qing Ning!” desis Qi Yun, “Baiklah, aku akan menjadi apa yang kau sebutkan. Aku akan menjadi Pendekar Iblis Tanpa Tanding, dan akan kuhancurkan siapapun yang menghalangi diriku!”“Kau akan menyesal telah meninggalkan suamimu ini karena sebentar lagi aku akan menjadi Penguasa Dinasti Qi!” Qi Yun menyeringai, ia mulai seperti orang kesetanan.Diangkatnya kedua telapak tangannya secara perlahan ke atas sambil mengumpulkan energi chi, bibirnya komat kamit merapal mantra. Puluhan siluman tiba-tiba saja sudah berkumpul di belakangnya, mereka semua menyeringai penuh kemenangan.“Anak yang hilang telah kembali,” kata Siluman berwajah tengkorak puas.Langit berubah menjadi gelap, terdengar bunyi guruh seperti pertanda akan turun hujan, disusul kilatan petir. Kilatan p
"Hamba, Qi Yun yang menyelamatkan Tuan Putri dari penculikan Ketua Hui!" tiba-tiba saja Qi Yun sudah berdiri di ambang pintu. Kedua perempuan itu menoleh kaget karena tak menyangka putra Xian Lian akan muncul mendadak.“Bukankah kau teman Yu Ping?” Qi Yue mengerutkan kening karena heran. Qi Yun mengangguk seraya tersenyum. “Apakah ada kabar tentang dia?”“Sayang sekali kami berpisah setelah pertandingan di Hoa San selesai. Setahu saya, Yu Ping menghilang saat menuju Bukit Tengkorak untuk mencari Golok Pembunuh Naga.”Mendengar penuturan Qi Yun, tubuh ramping Qi Yue langsung lemas. Gadis itu merosot duduk di kursi dengan mata berkaca-kaca, “Mengapa ia tak pernah pedulikan aku? Bukannya mencariku malah sibuk mencari barang tak berguna!”Xian Lian tertegun menatap Qi Yue, i