Share

Kontraksi

Penulis: Siska_ayu
last update Terakhir Diperbarui: 2021-12-21 05:56:23

SENTUHAN HARAM SUAMIKU

Salah satu cara mempercepat menambah pembukaan saat lahiran yaitu dengan berjalan. Kegiatan berjalan bisa membantu terjadinya proses turunnya bayi, mendorong rotasi janin, dan perubahan pada sendi panggul. Akan tetapi, berjalan harus dilakukan secukupnya agar tidak terlalu lelah dan masih memiliki tenaga yang cukup untuk melahirkan.

Aku berjalan pelan di dalam rumah. Dari kamar, menuju tengah rumah, dapur, menyusuri setiap sudut rumah. Mulas yang kurasakan sudah mulai sering, bahkan terasa hampir lima belas menit sekali. Sesekali kuhirup napas dalam-dalam dari hidung, kemudian mengembuskannya lewat mulut.

Kulirik jam dinding yang tergantung di tengah rumah. Sudah pukul empat pagi. Rasanya ingin sekali waktu pagi segera datang.

"Mas buatkan teh manis ya, Dek, biar kamu ada tenaga."

Aku mengangguk sambil terus berjalan pelan memegangi pinggang.

"Ini, Dek, teh manisnya." Mas Fajar meletakkan gelas berisi teh manis dan seb

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • SENTUHAN HARAM SUAMIKU   Melahirkan

    SENTUHAN HARAM SUAMIKUPerbedaan HPL ( hari perkiraan lahir ) antara bidan dan hasil USG kini membuat proses kelahiranku bermasalah. Ya, memang saat pertama kali aku dinyatakan hamil, bidan langsung memberitahu HPL, tentu berdasarkan keterangan dariku setelah bertanya kapan terakhir kali aku datang bulan. Tapi saat kehamilanku memasuki usia tujuh bulan, aku melakukan USG kembali, ternyata HPL-nya lumayan jauh dengan prediksi bidan. Bedanya hampir satu bulan. Makanya saat prediksi lahiran dari bidan sudah terlewati, aku masih santai saja. Toh menurut prediksi USG masih lama. Aku tidak tahu, ini akan menjadi penghambat proses lahiran."Tolong, Pak, diusahakan di sini saja." Ibu kembali mengiba pada Pak Budi. Sepertinya dia sudah tak tega melihat aku yang semakin meringis kesakitan. Sementara Mas Fajar hanya pasrah dan terus mengelus pinggangku."Maaf ya, Bu, kami tidak bisa melanggar prosedur," jawab

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-25
  • SENTUHAN HARAM SUAMIKU   Baby blues

    SENTUHAN HARAM SUAMIKUMas Fajar baru saja kembali setelah keluar membeli makanan untukku dan ibu. Sementara aku sedang belajar menyusui bayi sambil duduk diarahkan oleh bidan. Meskipun aku dulu pernah menyusui, tapi rasanya lupa teknik menyusui yang tepat. Air susu yang belum keluar menjadi salah satu kendala."Ibunya makan dulu ya. Kasian tadi tenaganya habis," titah bidan yang melihat mas Fajar sudah datang menenteng keresek berisi makanan. Di klinik ini memang tidak disediakan makanan untuk pasien. Jadi harus bawa sendiri.Akupun mengangguk dan memberikan bayi yang belum di beri nama itu kepada ibu."Makan yang banyak ya, Bu, biar ASI-nya cepat keluar. Saya permisi dulu." Sang bidan pun melenggang keluar.Mas Fajar membuka keresek. Membuka bungkusan berisi nasi, ayam serundeng dan orek tempe. Kemudian dia duduk di bibir ranjang bersebelahan denganku."Mas suapi ya, aaa .... "Aku pun membuka mulut dan menerima suapan demi su

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-25
  • SENTUHAN HARAM SUAMIKU   Bukan suami impian

    SENTUHAN HARAM SUAMIKUBab 37Ibu masih sibuk mendandani cucu yang baru kemarin dilahirkan itu. Dengan telaten, beliau memakaikan helai demi helai baju bayi dan popok, dengan terlebih dahulu membungkus pusarnya yang masih menempel.Aku memang sudah pernah melahirkan, tapi aku tidak berani mengurus bayi yang tali pusarnya belum copot. Ngeri. Setelah selesai dibedong, barulah bayi mungil itu diberikan padaku. Wangi sekali. Perpaduan minyak telon dan bedak bayi begitu menguar lembut. Sudah lama aku merindukan wangi khas ini.Aku kembali menyusuinya, sambil menatapnya. Nikmat sekali rasanya bisa menyusui kembali seperti ini. Matanya yang tadi masih terbuka, perlahan kini mulai menutup. Ah, dia kembali tidur."Yu, Ibu pulang dulu. Nanti sore ke sini lagi. Di rumah juga ada Nak Fajar kan yang nemenin kamu," ujar Ibu sambil membereskan peralatan bekas mendandani cucunya."Iya, Buk. Makasih ya," jawabku yang masih menyusui."Mau saya antar, B

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-25
  • SENTUHAN HARAM SUAMIKU   Tersinggung

    SENTUHAN HARAM SUAMIKUSudah lima hari ibu mertua menginap di sini. Dan itu, benar-benar membuatku tak nyaman. Ada saja perkataanya yang membuatku tersinggung. Seperti pagi ini, saat mas Fajar sedang sibuk mencuci di kamar mandi. Sementara aku, baru saja selesai sarapan di meja makan."Waktu jaman ibu dulu, tiga hari setelah lahiran juga sudah kuat nyuci baju, beresin rumah, malah ibu kuat nyari kayu bakar ke hutan," ujar ibu jumawa. "Wanita jaman sekarang kok malas-malasan sih. Apa-apa dikerjakan suami," lanjutnya lagi.Rina yang menemaniku di meja makan langsung menatapku dengan perasaan tak enak.Sekuat mungkin aku mencoba menahan amarah yang mulai bergejolak dalam dada. Kutarik napas dalam-dalam lalu mengembuskannya perlahan. Segera aku bangkit menuju halaman rumah, menghampiri mas Fajar yang sudah siap untuk menjemur pakaian."Biar aku saja, Mas!" Aku merebut b

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-25
  • SENTUHAN HARAM SUAMIKU   Jatuh dari ayunan

    SENTUHAN HARAM SUAMIKUSudah seminggu lebih, mas Fajar tidak ngojek. Alhasil tidak ada pemasukan sama sekali. Sementara pengeluaran tentu sangat membengkak. Karena BPJS-ku sudah tidak aktif, jadinya lahiran kemarin harus bayar sendiri. Beruntung bisa melahirkan secara normal yang biayanya tidak sebesar operasi Caesar. Belum lagi kebutuhan bayi yang lumayan banyak. Acara aqiqah kemarin juga cukup menguras tabungan.Seperti biasa, setelah solat subuh mas Fajar langsung berkutat dengan segala pekerjaan rumah terutama mencuci. Ya, sejak punya bayi cucian selalu saja menumpuk, karena aku belum berani memakaikannya popok sekali pakai. Sementara aku memilih untuk menyiapkan sarapan. Nasi goreng telur mata sapi jadi menu sarapan pagi ini. Simpel tapi bergizi. Kondisiku sepertinya sudah membaik. Tidak ada salahnya membantu mas Fajar walau hanya menyiapkan sarapan.Mas Fajar terlihat sudah menyelesaikan cuciannya. Sementara aku sedang membantu Putra memakai seragam

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-25
  • SENTUHAN HARAM SUAMIKU   Tawaran pekerjaan

    SENTUHAN HARAM SUAMIKU"Putri ... terjatuh dari ayunan!""Apaaaa?!" Mas Fajar terdengar sangat terkejut."Mas, cepetan pulang. Kita bawa Putri ke dokter. Aku takut terjadi apa-apa." Suaraku masih bergetar. Badanku pun masih gemetar."I-iya Dek. Mas pulang sekarang!"Sambungan pun terputus. Hatiku masih deg-degan. Jangan sampai sesuatu yang buruk terjadi pada Putri karena keteledoranku. Putri pun masih dalam pangkuanku. Tak ingin walau sebentar pun aku melepaskannya."Dede kenapa, Bun?" Putra datang menghampiri."Putri jatuh. Ini juga gara-gara kamu!" Karena hatiku sedang begitu kalut, tanpa sadar aku membentak Putra.Putra kembali berjalan pelan menuju kamarnya sambil menunduk. Seketika perasaan bersalah muncul dalam hati. Tapi aku abaikan karena kini fokusku hanya pada keadaan Putri.Setelah kurang lebih tiga puluh menit menunggu, akhirnya mas Fajar datang. Dengan terpogoh-pogoh dia masuk ke ru

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-25
  • SENTUHAN HARAM SUAMIKU   Tawaran pekerjaan POV Fajar

    SENTUHAN HARAM SUAMIKUPov FajarSedih rasanya sudah berbulan-bulan lamanya aku tidak bisa menafkahi keluarga dengan baik. Aku yakin ini hukuman atas dosa-dosaku. Tapi seharusnya, akulah seorang diri yang mendapatkan hukuman ini. Keluargaku jangan sampai ikut merasakannya. Apalagi istriku. Dia sudah begitu sakit dan kecewa dengan pengkhianatan yang kulakukan. Kini harus kembali merasakan derita karena ekonomi yang hampir terpuruk.Apalagi sekarang anggota keluargaku bertambah satu. Putri kecil yang selalu terbayang-bayang di pelupuk mata kemanapun aku pergi. Otomatis bertambah pula biaya hidup keluargaku.Diam-diam aku selalu menitikkan air mata ketika berdoa. Berharap agar aku kembali diberikan kesempatan untuk kembali membahagiakan keluarga. Bekerja sebagai driver online sungguh bukan pekerjaan yang mudah. Apalagi di masa-masa sulit seperti ini. Tak jarang hanya sedikit yang bisa

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-27
  • SENTUHAN HARAM SUAMIKU   Pekerjaan baru

    SENTUHAN HARAM SUAMIKUPov Fajar"Bun ... Dede Putri nangis!" teriak Putra.Ayu berlari kecil menuju kamar, diikuti olehku dari belakang."Aduhhh ... kacian anak cantik, kenapa nangis?" Ayu segera menggendong Putri, menimang-nimangnya."Kok, bau acem, sih?" Ayu mengendus-endus pantat bayi yang kini sudah berbobot lebih dari enam kilo itu."Owalahhh ... pantas saja nangis. Anak cantik ee, ya? Gatel ya pantatnya? Ganti dulu, yuk, diaper-nya!" Ayu meletakkan Putri kembali di atas ranjang yang sudah diberi alas. Dia berlalu keluar kamar, kemudian datang lagi dengan membawa baskom kecil berisi air hangat. Dengan cekatan Ayu membersihkan pantat Putri dengan kapas yang dicelupkan terlebih dahulu ke dalam baskom tadi. Kemudian memasang diaper baru. Sementara aku, masih terus memperhatikannya. Sesekali tertawa dengan Putra melihat menggemaskannya adik perempuannya itu.***Hari ini aku sambut pagi dengan semangat

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-27

Bab terbaru

  • SENTUHAN HARAM SUAMIKU   Extra part

    Sentuhan Haram SuamikuExtra part"Bagaimana para saksi? Sah?""Sah."Riuh terdengar kata 'sah' dari semua orang yang berada di ruangan besar bercat nuansa putih tersebut.Di depan sana, Mas Fajar terlihat masih gagah dan tampan dengan balutan jas hitam senada dengan celana yang dikenakan. Tangannya terlihat berkali-kali mengusap sudut matanya yang mulai basah. Ketegangan yang tadi begitu tergambar jelas dari wajahnya, kini berangsur hilang berganti kelegaan dan keharuan.Gadis 20 tahun yang duduk di sampingku, meremas pelan tanganku, lalu menggenggamnya erat. Aku menoleh, dia tersenyum simpul sambil mengusap jejak air mata yang tadi sempat jatuh di pipi.Ya, gadis itu bernama Fitri. Anak ketiga dariku dan Mas Fajar. Dua bulan setelah liburan berdua bersama Mas Fajar, aku dinyatakan hamil. Sungguh anugrah yang luar biasa. Menambah keharmonisan keluarga kami yang sebelumnya memang telah kembali harmonis.Di sisi yang lain,

  • SENTUHAN HARAM SUAMIKU   Akhir kisah ini

    Sentuhan Haram SuamikuSelalu ada harapan ketika kita masih mengingat Alloh. Aku selalu yakin, Rob-ku akan selalu memberikan jalan yang terbaik untuk hamba-Nya.Aku dan Neni terus menjaga Mas Fajar bergantian. Neni sempat pulang dulu tadi siang untuk membawa baju ganti untuknya sekaligus untukku. Juga keperluan lainnya selama kami berada di RS. Sesekali aku melakukan video call dengan ibu dan anak-anak. Melepaskan kerinduan yang menggelayut dalam dada.Tak lupa aku selalu berbisik tepat di telinga Mas Fajar yang sedang melawan maut, untuk berjuang agar bisa kembali bersama di tengah-tengah keluarga kecil kami. Selalu kubisikkan kata-kata penyemangat untuknya. Berharap meskipun dia belum sadar, tapi mampu mendengar apa yang kukatakan.Setiap selesai salat 5 waktu di masjid RS yang letaknya tak begitu jauh dari ruang ICU, tak henti-hentinya aku mengiba, tak hentinya aku merayu pada sa

  • SENTUHAN HARAM SUAMIKU   Kritis

    Sentuhan Haram SuamikuAroma kayu putih samar terendus penciumanku. Perlahan aku membuka mata. Kepala masih sedikit terasa pusing."Yu, kamu kenapa?" Ibu terlihat cemas. Tangan beliau terus saja menggosok kakiku.Pertanyaan ibu membuatku mengingat telepon yang baru saja aku terima."Mas Fajar, Bu." Aku menangis meraung-raung."Fajar, kenapa?" tanya ibu panik."Mas Fajar kecelakaan."Aku terus saja menangis, tak mempedulikan adanya anak-anak yang memperhatikan dengan mimik tak mengerti."Astaghfirullah, Yu. Terus sekarang gimana? Di mana?" tanya ibu lagi."Tadi polisi bilang, Mas Fajar sudah dibawa ke RS Mitra Husada.""Kamu tenang. Tarik napas dalam-dalam, istighfar. Kamu harus ke sana sekarang. Tapi kami harus tenangkan diri dulu," ujar Ibu.Aku pun menurut. Aku mengucap istighfar berkali-kali. Menghirup napas dalam-dalam kemudian mengembuskan perlahan."Ini sudah malam, Bu

  • SENTUHAN HARAM SUAMIKU   Kecelakaan

    Sentuhan Haram Suamiku"Kamu tidak tau, betapa kesepiannya aku setiap hari sendirian di rumah. Apalagi kalau anak-anak sudah tidur. Sementara kamu juga belum pulang. Harus sama siapa aku bercerita, Mas? Coba lihat kembali ponselmu, apa kamu sering mengirimkan pesan untukku? Jarang bukan? Kalau bukan aku duluan yang mengirimkan pesan, sekedar untuk bertanya, apa Mas sudah makan siang atau belum." Aku berbicara dengan nada lumayan tinggi, meluapkan emosi yang selama ini terpendam.Air mata terus saja berjatuhan. Membasahi pipi yang tadi sempat dipoles bedak.Mas Fajar memegang kedua bahuku, merengkuh tubuhku dalam pelukannya."Maafkan aku, ya, Dek. Semua ini memang salahku. Aku belum bisa membahagiakanmu. Hanya luka dan air mata yang selalu aku berikan padamu. Maafkan aku, jika perhatianku padamu berkurang akhir-akhir ini," ucap Mas Fajar dengan suara parau. Tubuhnya masih memeluk tubuhku. Kurasakan guncangan dari tubuhnya. Ternyata dia ikut m

  • SENTUHAN HARAM SUAMIKU   Kecemburuan Fajar

    Sentuhan Haram Suamiku"Kamu nggak usah khawatir, aku baik-baik saja. Semua itu hanya masa lalu. Suamiku hanya sedang khilaf waktu itu. Tapi bukan berarti dia suami yang tidak baik. Toh tidak ada manusia yang benar-benar sempurna." Akhirnya aku menjawab setelah aku bisa mengontrol hatiku menjadi lebih stabil."Syukurlah kalau begitu. Semoga suamimu tidak lagi menyakiti wanita baik sepertimu. Kalau kamu merasa tersakiti lagi, jangan ragu untuk pergi. Ingat, di luar sana masih banyak yang mengidamkan wanita baik dan setia sepertimu, termasuk aku." Ucapan Bambang membuatku merasa sedikit tak nyaman. Aku jadi salah tingkah. Takut kalau ternyata Bambang benar-benar masih mengharapkanku."Aku pulang dulu, ya. Sudah lewat waktu duhur ini." Aku melirik jam tangan kecil yang melingkar di pergelangan tangan. "Anak-anak juga sebentar lagi sudah waktunya tidur siang," lanjutku lagi.Bambang mengangguk ragu. Dari wajahnya masih tergambar jelas kecemasan.

  • SENTUHAN HARAM SUAMIKU   Perhatian Bambang

    Sentuhan Haram Suamiku[ Jangannnn][ Memangnya kenapa kalo aku ke rumahmu?][ Ya ... ga apa-apa sih, nggak enak aja sama tetangga. Kecuali lagi ada suamiku di rumah.][ Ogah, ah. Suamimu kan ga suka sama aku.]Ya, memang benar. Mas Fajar memang ga suka sama Bambang. Teringat kejadian beberapa belas tahun lalu, saat aku masih kuliah. Bambang yang sedang pulang ke kota ini, memintaku menemaninya mencari buku di mall dekat kampusku kuliah. Sore, sekitar pukul empat sore setelah habis mata kuliah, aku pun menemani Bambang sesuai permintaannya. Setelah buku yang dicari Bambang ditemukan, dia mengajakku untuk makan terlebih dahulu di food court yang ada di lantai tiga mall terbesar di kotaku itu. Entah dapat informasi dari mana, ternyata Mas Fajar mengetahuinya. Malam itu malam Minggu. Mas Fajar menemuiku dan menanyakan langsung padaku. Aku menjawabnya dengan jujur, toh aku dan Bambang hanya teman, dan kami tidak melakukan apapun. Tapi Mas

  • SENTUHAN HARAM SUAMIKU   Pertengkaran

    Sentuhan Haram Suamiku[ Bambang, ya?]Kuketik balasan mencoba menanyakan langsung. Takutnya salah menebak. Meskipun sebenarnya aku yakin dia.[Alhamdulillah sekarang sudah ingat]Ternyata memang benar ini nomor Bambang.[ He, iya ][ Kok, cuma gitu jawabannya][ Emang harusnya gimana?][ Aku, kan, tadi tanya, sudah tidur belum?][ Kalau aku sudah tidur, terus siapa yang balas chat ini.][ Eh, iya. Bener juga. Tapi ... bisa jadi suami kamu kan.][ Suamiku belum pulang. Lembur dia. Kerjaannya lagi lumayan banyak. ][ Oh, kasihan dong. Kesepian. Boleh aku temenin?][ Iihhh ... enak aja.][ Temenin chatingan maksudnya. Kamu mikirnya apa, hayooo?][ Ga mikir apa-apa ][ Anak-anak kamu udah tidur belum?][ Udah. Baru saja pada tidur.][ Berarti kamu sendirian dong. Aku masih kangen sama kamu. Udah lama banget ga ketemu. Sekalinya ketemu t

  • SENTUHAN HARAM SUAMIKU   Dibuntuti

    Sentuhan Haram SuamikuSenyum terkembang di bibirku saat motor yang dikendarai melaju santai. Ya, aku terbiasa membawa motor dengan pelan. Pernah dulu terburu-buru mengendarai motor karena ada urusan penting, malah jatuh terperosok ke pinggir selokan. Hal itu menyebabkan badanku terasa remuk, kakiku terluka dan tidak bisa berjalan selama beberapa hari. Sejak saat itu, Mas Fajar melarangku untuk kembali membawa motor. Tapi aku protes, keberatan. Akhirnya Mas Fajar mengijinkan kembali membawa sepeda motor dengan syarat pelan-pelan dan hanya jarak dekat.Dari kaca spion, terlihat mobil Faj*ro hitam persis seperti milik Bambang membuntutiku. Tadi, aku sempat melihat plat nomornya, jadi bisa dipastikan itu memang benar mobil Bambang. Tapi untuk apa dia mengikutiku? Ah, mungkin hanya kebetulan dia akan pergi ke arah yang sama denganku.Aku pun kembali fokus pada jalanan di depanku. Tak ingin kembal

  • SENTUHAN HARAM SUAMIKU   Setelah sekian lama

    Sentuhan Haram SuamikuDuh ... gimana ya? Mau nolak, tapi ga enak. Lagipula, cuma ngobrol sambil minum, apa salahnya? Benar yang dikatakan Bambang, ini pertemuan pertama kami setelah belasan tahun yang lalu.Bambang adalah temanku waktu SMA. Bahkan, aku mengenal Bambang terlebih dahulu sebelum mengenal Mas Fajar. Kami dulu cukup dekat. Meski hanya sebatas teman, tapi Bambang selalu memperlakukanku dengan istimewa. Karena perhatiannya, dulu aku pun sempat naksir sama dia. Tapi karena dia tak pernah sekalipun mengungkapkan perasaannya, aku mundur pelan-pelan sampai aku bertemu Mas Fajar dan jatuh hati padanya.Bambang memang tidak pernah mengatakan langsung 'aku mencintaimu', tapi dia selalu bilang padaku dan semua teman-temannya bahwa suatu saat, jika dia sudah sukses akan datang melamar-ku. Bahkan saat Bambang tahu aku jadian sama Mas Fajar, karena sering melihatku di antar jemput, Bambang pernah bilang, 'sekarang kamu boleh pacaran sama siapa saja

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status