Share

BAB 2

Penulis: Amie Yasmine
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Bang ... Maya ga jadi masak, jadinya beli lauk. Maya khawatir kalau kecapean Maya yang tidak bisa jadi permaisuri nanti malam."

"Ga apa-apa sayang, yang penting kamu senang. Ya sudah, yuk makan. Abang sudah lapar. Biar Maya Abang suapin ya." ucap Bang Kay. Seperti biasa, ucapan dan sikapnya selalu mendinginkan hati yang membara saking panasnya.

"Maya ada masalah ya, wajah Maya Abang tidak seceria biasanya." ucap Bang Kay.

"Engga Bang, Maya ga ada masalah."

"Jujur sama Abang, jangan ditutup-tutupin. Ada Apa?" tanya Bang Kay penasaran. Sebisa mungkin kusembunyikan perasaanku, kekesalanku, Bang Kay tetap bisa mengetahuinya.

"Tadi ... Maya pas mau beli sayur, banyak ibu-ibu yang ngomongin Maya." ucapku sembari memonyongkan bibirku yang sexy.

"Ngomongin gimana?"

"Ngomongin masalah Maya kenapa udah satu tahun menikah belum punya anak."

"Terus Maya jawab Apa?"

"Maya bilang aja Maya pakai KB dan belum siap punya anak."

Bang Kay tersenyum tipis, entah apa yang ada dalam benaknya.

"Kok malah senyum sih Bang." ucapku.

"Kasihan kamu Dek, gara-gara Abang, harus mendengar omongan orang-orang."

"Abang sih, ditanyain kenapa ga mau ngehamili Maya, diem-diem aja. Apa susahnya coba ngehamilin istri sendiri?"

"Emang Dek Maya udah siap punya anak?"tanya Bang Kaylani.

"Siap dong Bang, kalau ga siap, mana mungkin Maya mau goda Abang tiap malam."

"Tapi Dek, punya anak itu ga semudah yang dibayangkan. Kalau anak BAB, harus di cebokin, mau makan harus disuapin, tiap hari nyuci baju kotornya bertumpuk-tumpuk dan ...."

"Setidaknya kan Bang, Abang sentuh dulu Maya. Masalah hamil atau engga. Mampu atau engga, itu biar Allah yang menetapkan, ini ... Maya harus terpaksa bohong demi menjaga aib Abang."

"Emang Maya bohong apa?"

"Maya bilang sama Ibu- Ibu yang ngomongin Maya, kalau Maya pakai KB makanya ga hamil- hamil." Bang Kaylani, terdiam.

♡♡♡♡

Malam haripun tiba, aku bersiap-siap seperti biasanya. Menggoda Bang Kay setiap malam walau berujung penolakan. Malam ini aku mempersiapkan semuanya dengan lebih baik. Ku pakai Lingerie berwarna merah hati, tidak lupa lipstik, misk thaharah, dan juga parfum beraroma LUX.

Tak lama kemudian Bang Kay pulang dari mesjid, Bang Kay pulang shalat Isya lengkap dengan sarungnya. Bank Kay sepertinya juga akan bersiap-siap menjadi Raja. Ia mengganti bajunya dengan baju kaos putih bertuliskan playboy di dadanya. Lalu kemudian Bang Kay mengganti sarungnya dengan celana jeans ala anak muda jaman Now. Tidak lupa Bank Kay menyemprotkan parfum keseluruh tubuhnya. Aroma Casablanca membuat gairahku meningkat.

Bang Kay duduk di atas kasur, lalu kucoba merayu dan mendekatinya kemudian duduk disampingnya.

"Kreet" suara dipan kasurku berderit. Sedikit merusak konsentrasi.

Adegan indah suami istripun terjadi tanpa terelakkan. Aku dan Bang Kay saling mendengar nafas memburu. Namun saat aku mencoba lebih jauh, Bang Kay menarik diri.

"Dek, tunggu bentar! Abang mau ke kamar mandi." ucap Bang Kay menyingkirkanku darinya.

"Tapi Bang, jangan dong Bang!" rungutku kesal.

"Bentar-bentar, sabar ya!" ucap Bang Kay memasuki kamar mandi dan kemudian menutup pintu dan menguncinya.

"Udah Bang? Kok lama sih?"

"Belum, Abang sakit perut ini."

"Sakit perut sih sakit perut. Tapi masa' ditoilet hampir se jam?" gerutuku.

Hasratku hilang, kepalaku sakit lagi. Sepertinya malam ini aku gagal lagi menjadi permaisuri.

"Bang Kay, pandai sekali kau mencari alasan. Jika ku hitung, mungkin sudah ada seribu alasanmu menghindar untuk Menghamiliku." Batinku kecewa.

♡♡♡♡♡

"Dek, Abang pergi kerja dulu ya. Baik-baik dirumah. Kerja rumah jangan terlalu dipaksain. Nanti pulang kerja Abang bantuin." ucap Bang Kay padaku.

"Iya Bang, hati-hati dijalan." ucapku sembari melambai pada Bang Kaylani.

Seperginya Bang Kay, aku masuk kerumah. Dan mulai membereskan rumah. Jam sudah menunjukkan pukul 9. Rencananya setelah ini aku akan pergi kerumah Fika sahabatku yang pulang dari kota. Aku ingin menceritakan permasalahanku padanya.

Setelah urusan rumah selesai, aku segera mandi dan memakai baju terbaikku. Biasalah, kalau ketemu teman dari kota musti jaga wibawa. Supaya tidak kelihatan kampungannya.

"Assalamualaikum Fika ...."

"Waalaikumsalam, eh Maya. Jadi juga datang ke rumah."

"Iya dong, masa' ingkar janji."

"Silahkan masuk. Aku ada bawain oleh-oleh buat kamu." ucap Fika ramah. Aku masuk mengikutinya dari belakang.

Sejujurnya aku merasa sedikit risau untuk menceritakan masalahku. Khawatir ceritaku bocor kepada tukang ghibah, khawatir karena yang kuceritakan adalah aib. Tapi entah mengapa perasaan yang kupendam ini terasa membuncah. Aku tidak tahan rasanya untuk menceritakannya. Aku berharap Fika empati pada masalahku dan responnya membuatku lega.

"Fik, menurutmu bagaimana jika ada suami yang tidak menyentuh istrinya di malam pertama sampai 1 tahun lamanya."

"Emang ada ya?" Tanya Fika ragu.

"Ya adaloh Fik. Kamu kok malah ga tau aku nanya sama kamu karena aku yakin kamu tau."ucapku. Aku mulai meragukannya karena Fika memang juga belum menikah.

"Gile banget tu suami ga mau nyentuh istrinya. Mungkin istrinya jelek dan bau kali. Makanya suaminya ga nafsu."ucap Fika.

"Jelek katamu? Istrinya cantik tau, sexy lagi." sanggahku.

"Siapa sih? Kamu ya May?" tebak Fika.

"Mmm, bukan aku loh Fik. Ada lah teman aku. Dia sering curcol sama aku tapi aku ga bisa ngasih solusi. Kalau aku mah tiap pagi menggigil."

"Ha? Menggigil?"

"Iya maksud aku tiap pagi rambutku basah, menggigil kedinginan gara-gara mandi wajib. Ya kenapa lagi kalau bukan karena menghadapi kegagahan Bang Kaylani. Duh, Aku jadi ragu kamu bisa jawab pertanyaan aku. Secara kamu juga belum nikah."

"Hahah, jangan diceritain yang begituan! Ingat aku belum nikah urusan ranjangmu jangan diceritain! May, May, kayak ga tau aja aku gimana. Jadi gini May, banyak hal yang buat suami ga mau bercinta sama istrinya. Bisa jadi lemah syahwat, ada aib, trauma berhubungan, atau jangan-jangan perempuan. Nikah sejenis kayak yang lagi viral itu. Tapi istrinya ga tau suaminya perempuan. Aneh ya masa istrinya tidak tau masalah suaminya."

"Gitulah Fik, suaminya ini selalu nutup-nutupin. Pas istrinya mau lihat milik Paksunya, Paksunya pasti ngehindar nyari alasan."

"Ow ow .... jadi maksudmu istrinya belum pernah lihat juga milik suaminya?" tanya Fika kaget.

"Ya begitulah Fik menurut sepengetahuanku."

"Udah pernah diraba belum sama temanmu. Jangan-jangan memang perempuan nyamar jadi laki. Jaman sekarang loh May zaman Edan." sahut Fika.

"Udah pernah juga sih aku tanya. Katanya udah pernah nyentuh. Keras kok kata dia." ucapku melanjutkan kebohongan. Ku bilang itu cerita teman saja ... Fika udah cengar-cengir ngetawain. Gimana kalau aku ngaku kalau itu adalah kisah nyataku. Bisa kena bully Bang Kay sama si Fika. Biarlah kali ini aku berbohong lagi. Daripada Aibku terbongkar.

"Oh, kalau begitu mungkin dia punya penyakit May. Coba dibicarain baik-baik."

"Udah Fik, dia udah nyoba bicarain sama suaminya. Tapi suaminya tidak mau terus terang. Dan dia tidak mau terlalu maksain suaminya. Takut diceraiin katanya."

"Ya ampun ... itu masalah serius loh May. Bilang sama istrinya supaya istrinya paksa suami dia ceritain. Gimana kalau suaminya punya penyakit bahaya. Bisa musnah cinta istrinya bersama penyakitnya." ucap Fika memberi saran.

"Okelah Fik nanti aku suruh temanku agar memaksa suaminya untuk menceritakan masalahnya."

"Oke. Nanti ceritain lagi ya gimana kelanjutannya. Kepo aku tau. Kok kayak mustahil ada suami yang tidak mau menyentuh istrinya."

"Lihat nantilah Fik."jawabku ragu.

Setelah berbincang-bincang, tidak terasa hari mulai sore. Aku pulang membawa sejuta tanya tak terjawab dan menambahnya dengan sejuta kemelut hati yang baru. Ada terbersit keraguan dihatiku. Bagaimana jika Bang Kay benar-benar mengidap penyakit berbahaya. Sehingga dia tidak mau menyentuhku dimalam pertama, hingga saat ini ....

Kubawa pulang segala kegundahan dari rumah Fika. Hembusan angin tidak mampu menerbangkan kegundahanku bersamanya. Ku rem motorku setelah memasuki pagar rumah. Gontai aku berjalan ke dalam rumah dan bersandar pada empuknya Sofa.

Bab terkait

  • SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!    BAB 3

    Sudah jam 16.30, wajah tampan Bang Kay kusayang belum juga terlihat. Sedangkan aku sudah hampir satu jam duduk termenung, memikirkan jawaban mengapa Bang Kay tidak berani melakukan hal itu denganku istrinya sendiri. Dan menyayangkan nasib yang malang ini. Tidak sekali dua kali aku terfikir dan tergoda untuk memilih melakukan hal yang terlarang. Selingkuh misalnya, namun ku tahan sebisa mungkin, karena aku sendiri yang memilih bertahan."Assalamualaikum Maya, Abang pulang." Akhirnya yang di tunggu-tunggu datang juga."Waalaikumsalam." jawabku pelan tanpa beranjak menyambutnya."Loh ... Maya Abang kok cemberut?" tanya Bang Kay.Hening, aku hanya ingin menatap lurus kedepan, memberi kode bahwa aku sedang bad mood kepada Bang Kay. Kemudian aku ngeloyor meninggalkanya beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Mungkin dengan menyirami kepalaku dengan air bisa membuat rilex diriku.Setelah mandi, kulihat Bang Kay duduk di sofa empuk dengan satu kaki dinaikkan ke atas meja. Matanya mer

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!    BAB 4 - MAHAR ISTIMEWA

    “Maafkan kesalahan Abang yang tidak berterus terang. Yang Abang yakini pondasi rumah tangga adalah kepercayaan. Kamu hebat sayang, bisa bertahan dan percaya selama 1 tahun belakangan walau mungkin hari ini hatimu goyah.” ucap Bang Kaylani dengan suara lemah lembut. Begitu layak Bang Kay dikagumi, diluar sana, mana ada laki-laki yang mau meminta maaf duluan. Padahal sudah jelas kesalahannya. Berbeda dengan Bang Kay ku sayang, Dia mau meminta maaf dan mau membujukku hingga hatiku luluh lantah.“Bang, maafkan Maya juga ya, kalau tadi Adek ngomongnya kasar, marah-marah, sampai banting pintu. Maya tidak tahan Bang, tiap hari Maya ke warung ada aja orang yang nanya, kenapa Maya belum hamil. Teman-teman Maya juga gitu, selalu nanyain Maya kapan Hamil. Kata mereka, ga sabar gendong ponakan.” ucapku lembut. Aku ingin mencari simpati suamiku lagi, karena kenyataannya, dia tidak bisa melakukan kewajibannya adalah semata-mata karena alasan taat. Tidak seperti apa yang kuduga selama ini. Homo, pun

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!    Bab 5 - MAAF ISTRIKU....

    “Maafkan kesalahan Abang yang tidak berterus terang. Yang Abang yakini pondasi rumah tangga adalah kepercayaan. Kamu hebat sayang, bisa bertahan dan percaya selama 1 tahun belakangan walau mungkin hari ini hatimu goyah.” ucap Bang Kaylani dengan suara lemah lembut. Begitu layak Bang Kay dikagumi, diluar sana, mana ada laki-laki yang mau meminta maaf duluan. Padahal sudah jelas kesalahannya. Berbeda dengan Bang Kay ku sayang, Dia mau meminta maaf dan mau membujukku hingga hatiku luluh lantah.“Bang, maafkan Maya juga ya, kalau tadi Adek ngomongnya kasar, marah-marah, sampai banting pintu. Maya tidak tahan Bang, tiap hari Maya ke warung ada aja orang yang nanya, kenapa Maya belum hamil. Teman-teman Maya juga gitu, selalu nanyain Maya kapan Hamil. Kata mereka, ga sabar gendong ponakan.” ucapku lembut. Aku ingin mencari simpati suamiku lagi, karena kenyataannya, dia tidak bisa melakukan kewajibannya adalah semata-mata karena alasan taat. Tidak seperti apa yang kuduga selama ini. Homo, pun

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!    Bab 6 - MENCARI MAHAR

    “Ini Bang, ambil emasnya dan jual besok ya Sayang.” ucapku menawarkan kotak perhiasanku.“Itu emasmu Sayang, biar sajalah Abang usahakan sendiri. Kalau bisa Abang minjam sama Bapak.”“No, no, no. Pokoknya emas ini udah Adek kasih ke Abang. Terserah mau Abang gunakan buat apa. Mau nutupin kekurangan uang buat beli kucingpun Engga apa-apa deh Bang. Bagiku, Mas sesungguhnya itu ya kamu.” ucapku memaksa namun dengan nada manja.“Tapi kan Yang … ga usah Sayang.” ucap Bang Kay bersih keras menolak. Aku jadi curiga apa ada hal lain yang mungkin dia tutupi. Harusnya kan Suami senang kalau istrinya menolong perjuangan suaminya. Tapi ini kok seolah-olah Bang Kay ingin mengulur waktu 5 bulan lagi.”“Ga ada tapi- tapi ya Sayang, pokoknya jual aja besok emas itu terus kita ke kota cari kucing Persia, terus Abang harus segera hamilin Maya!”ucapku menegaskan."Sayang ... jangan keras kepala. Nanti setelah beli kucing Persia kamunya nangis, sedih kehilangan emasnya." Bang Kay masih bersih keras."Ban

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!    Bab 7 - SHOPING SISA MAHAR

    Bangun tidur aku masuk ke kamar mandi. Kamar mandinya cukup lengkap, didalamnya ada 2 buah handuk dan peralatan mandi lain juga tersedia. Seperti, pasta gigi dengan 2 sikat gigi yang masih segel tergantung ditempat khusus, sampo dan sabun cair aroma mawar. juga sabun mandi sekuran jempol. Ku letakkan handuk yang ku bawa dari kampung ketempat gantungan, aku tidak mau memakai handuk hotel, walau warnanya seputih salju dan sewangi kesturi, aku tidak yakin handuk itu benar-benar bersih, entah sudah berapa ribu orang yang telah memakainya, dan aku tidak akan mau jadi orang yang memakai pakaian bekas ribuan orang.Pandangan mataku kembali tertuju ke sabun kecil putih yang tergeletak disamping peralatan mandi. Aku tertarik dengan bentuknya yang kecil dari sabun itu, kuambil sabun tersebut dan mendekatkannya ke wajahku. Ada merk asing tertulis disabun itu,ku hirup aromanya, lumayan wangi, aku tertarik memakainya untuk mandi.Kusirami rambutku dengan air. Aku sengaja keramas agar rambutku bers

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!    Bab 8 - ALASAN BANG KAYLANI LAGI

    Dikamar, jam 20.30 ….“Terimakasih udah beliin Maya semua yang Maya inginkan Bang. Kucing persianya, emasnya, cemilannya, bajunya, semuanya deh. Makasih ya Sayang, Maya doain Abang banyak rezeki.” ucapku kepada Bang Kay sambil memasang perhiasan.“Sama-sama Dek Maya, kebahagiaanmu adalah kebahagiaan Abang.” ucap Bang Kay tersenyum sambil menyandar ke tempat tidur.“Malam ini ‘kan Bang?” tanyaku sembari mendekat kearah Bang Kaylani.“Apanya malam ini Dek?” tanya Bang Kaylani.Kesal! Bang Kay seolah-olah tidak mengerti kemana maksud ucapanku.“Bulan madunya.” ucapku dengan senyum memaksa.“Emm, capek loh Dek seharian jalan- jalan terus.” ucap Bang Kay, menghindar.“Aaa, Abang lemah deh. Masa Maya lebih kuat daripada Abang.” sungutku.“Besok aja ya Dek!” ucap Bang Kay.“Engga mau! Pokoknya Malam ini! Lihat Maya Bang, Maya udah pakai baju dinas ini loh Bang!” ucapku memaksa sambil mencengkram bahu Bang Kaylani.“Engga bisa malam ini Dek …” ucap Bang Kaylani mengernyitkan dah.“Pasti ada s

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!    Bab 9 - MEMBERI SOLUSI

    “Ya Allah Bang, gara-gara trauma kejepit resleting Abang sampai tidak mau di sunat?" ucapku menahan tawa. Aku tidak habis fikir. Terlalu banyak masalah Bang Kay ku sayang. Untung aku sangat mencintainya sampai keteteran. Kalau tidak ...."Sakit banget loh Dek kejepit resleting itu, lebih sakit daripada melahirkan. Kejepit aja sakit apalagi dipotong."“Ih, ga samalah Bang,di sunatkan dibius dulu. Engga di sunat bukan berarti ga bisa 'kan Bang? gimana kalau tetap di lanjutkan aja malam ini.” ajakku pada Bang Kay, mumpung masih berpakaian dinas lengkap.“Ga bisa Dek …kata orang di kampung, sunat itu wajib hukumnya bagi laki-laki. Tidak boleh mencampuri istri kalau belum sunat. Di kampung Abang, orang-orang yang muallaf sebelum menikah disunat terlebih dahulu. ““Udah tau sebelum menikah wajib disunat, kenapa ngga sunat dulu?” tanyaku menahan kesal.“Kan udah Abang bilang, Abang takut disunat. Membayangkan saja ga sanggup Dek, itu yang dipotong barang yang vital, bukan motong kuku atau ra

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!    Bab 10 - HIKMAH BELUM DI SENTUH

    Sudah sore, aku tidak sadar sudah berapa lama aku ketiduran. Kulihat Bang Kay diruang tamu, duduk menyilangkan kaki sambil membaca Koran. Ada segelas kopi dihadapannya. Ah … dia suami yang selain baik juga begitu pengertian. Dia tau aku lelah sehingga dia tidak membangunkanku untuk membuatkan kopi untuknya.“Sayang, sudah bangun?” ucap Bang Kay, terkejut melihatku didepan pintu kamar dengan rambut acak-acakan.“Masih capek? Kucingmu sudah datang tuh Dek.” ucap Bang Kay menunjuk keteras rumah.“Jam berapa datangnya Bang?” tanyaku senang.“Belum lama Dek, barusan sampai diantar travel.” jawab Bang Kay.‘Meong … meoong … meoong ….’ Terdengar suara merdu kucing Persia yang semalam kami beli di kota. Segera ku kucucir rambutku dan berlari kearah teras rumah.“Duh … sayang, lucunya kamu. Bulu mu indah sekali.” ucapku mengelus kucing Persiaku.“Siapa ya namamu, Gimana kalau aku panggil Lani mau? biar mirip sama Bang Kaylani.” sambungku, mengajak kucing bicara seolah-olah dia akan mengerti ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!    Bab 57- Bimbang

    Kata-kata Mbak Wulan membuatku ngeri. Benar kata Mbak Wulan. Wanita hanya mengandalkan kepercayaan saat menikah. Perempuan tidak tahu pasti sama sekali status laki-laki sebenarnya, apakah dia belum pernah melakukan aktifitas suami istri atau sudah berulang kali melakukannya, wanita dan orang tuanya hanya mengandalkan kepercayaan atas kesaksian sebuah KTP. Jika di KTP tertulis “Belum Kawin” maka dia dianggap perjaka. Seharusnya para laki-laki di sumpah sebelum menikah, di sumpah apakah dia sudah pernah melakukan hubungan suami istri dengan wanita atau laki-laki atau tidak. dengan demikian wanita tidak akan menjadi korban para perjaka palsu. Berbeda dengan laki-laki. Status wanita bisa diketahui dengan cepat, suami bisa mengetahui apakah istrinya masih perawan atau tidak saat malam pertama. Bentuk dan kondisi “itunya” bisa diketahui dengan mudah, rasanya juga akan sangat berbeda. Apabila suami merasakan malam pertamanya terasa mudah dan tanpa bercak darah, maka sudah bisa di

  • SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!    Bab 56-Duda Perjaka dan Janda Perawan

    “Hahaha ... Mbak Maya ini ada-ada saja. Begini Mbak, Papa yang lagi main sama Devi itu bukan Ayahnya. Tapi temanku, karena dia sering datang kerumah, dia juga akrab denganku dan suamiku, dia sangat menyayangi Devi. Jadi kami mengizinkan Devi memanggilnya Papa. Kebetulan dia juga sangat senang di panggil Papa sama Dewi. Secara biologis dia bukan Ayah Devi, tapi secara perhatian dia lebih perhatian kepada Devi ketimbang Ayah kandungnya.” Mbak Wulan bercerita panjang lebar.Alhamdulillah, lega hatiku mengetahui Bang Kaylani bukan suami Mbak Wulan. Bang Kaylani hanya teman Mbak Wulan dan suaminya. Tapi itu tidak berarti mereka tidak ada hubungan, keakraban Devi dengan Bang Kaylani bisa saja menyatukan Mbak Wulan dan Bang Kaylani.“Apa ada niat di hati Mbak untuk menikah dengannya setelah Mbak bercerai nanti?” aku semakin berani bertanya masalah yang sangat pribadi.“Tidak, itu tidak mungkin. Dia itu sudah seperti Abang kandungku sendiri. Kami berteman dari kecil, kami d

  • SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!    Bab 55-Kaylani Suami Wulan?

    “Ayah lihat kamu sedih terus dari kemaren. Kamu ada masalah sama suamimu?” tiba-tiba Ayah bertanya.“Eh iya Yah, Maya memang lagi banyak masalah.” jawabku.“Cerita sama Ayah. biar Ayah yang selesaikan semua permasalahan itu.” Ayah mendesakku.Aku diam. Aku mau cerita sama Ayah, tapi takut Ayah jadi tambah sakit mendengar ceritaku. Namun aku juga belum menemukan alasan untuk tidak menceritakan semuanya kepada Ayah.“Biar Maya sendiri yang akan menyelesaikannya Yah.” Aku berusaha merahasiakannya dari Ayah.“Begini Nak, suatu pekerjaan akan cepat selesai jika banyak yang mengerjakannya. Begitu juga dengan masalah. jika banyak yang bantu menyesaikannya maka masalah itu akan cepat selesai.” Ayah masih berusaha mengorek informasi.Akhirnya ku putuskan untuk menceritakan semuanya kepada Ayah. ku sampaikan semua kekurangan Bang Kay. ku sampaikan juga kemungkinan Bang Kay selingkuh seperti yang ku lihat kemarin.“Ini memang masa

  • SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!    Bab 54- Terbakar Api Cemburu

    “Tapi ini beda Ma. meraka makan berdua, di mobil berdua, berjalan berdua, nah sekarang dia bertamu kerumah cewek itu, dan dirumah itu hanya ada mereka berdua. Mau ngapain coba?” aku semakin suudzon.“Sudah. Jangan membayangkan yang tidak-tidak, kalau kamu curiga pergi saja temui dia disana!” teriak Mama. Mama akhirnya terbawa emosi juga.“Ini lokasinya. Pergi sana biar hatimu puas.” tantang Mama.Untung aku punya Mama pintar, saat Bang Kay menerima telepon Mama mengaktifkan pencarian lokasi. Bahkan ternyata Mama merekam panggilan video call tadi.“Itu sudah Mama kirim lokasi dan rekaman panggilan tadi. Sana pergi! Jangan menangis disini, Ayah sedang sakit, nanti Mama marah.” Mama mengultimatum.Aku bangkit memeluk Mama, ku ucapkan terimakasih atas kejeniusan Mama. ku cium pipi Mama berulang-ulang.“Terimakasih Ma. Maya berangkat sekarang Ma.” Aku bersemangat. Sudah terbayang dibenakku bagaimana nanti aku akan menghajar gadis

  • SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!    Bab 53- Kaylani Selingkuh?

    “Ayo ikut!" Aku mengajak Mas Hanafi mengikutiku.“Kemana?” tanya Mas Hanafi.“Katanya mau kenalan sama suamiku? Itu dia yang duduk diwarung sana. Ayo Maya kenalkan sekarang.” Aku kembali mengajak Mas Hanafi yang terlihat ragu.Aku terus berdoa dalam hati di setiap langkahku, memohon kepada Allah agar Mas Hanafi dan Bang Kay tidak bertarung nanti. Aku melangkah dengan dada berdebar. Kakiku juga gemetar. Ini hal tersulit dalam hidupku, belum pernah aku melalui situasi yang sesulit ini. Semakin dekat dengan posisi Bang Kaylani ombak didalam dadaku semakin menggelora. Kurang dari 20 meter lagi akan sampai ketempat Bang Kay. Kakiku goyah, aku tak sanggup lagi lanjutkan langkah. Ku lirik Mas Hanafi, wajahnya juga memias, sepertinya dia didera ketakutan yang teramat sangat.Didepan sana. Bang Kaylani tampak berdiri dari bangku kayu yang di dudukinya. Gadis cantik dengan masker menutupi mulut dan hidungnya yang tadi duduk di depan Bang Kaylani juga berdi

  • SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!    Bab 52-Pemuda Gila

    “Iya. Kangen pake banget. bagaimana shalat istikharahnya? Sudah dapat jawaban?” tanya Mas Hanafi.“Belum. Kan belum 7 hari 7 malam.” Aku mengingatkan.“Mas mau bantu jawab, biar cepat dijawabnya.”ucap Mas Hanafi“Maksud Mas?” aku tidak paham.“Sekarang Mas lagi otw. Mas mau ketemu Ayah dan Ibu Maya sekarang.” jawab Mas Hanafi.“Ayah dan Ibu lagi sibuk kerja. Nggak bisa diganggu.”ucapku, memberi alasan.“Mas akan tunggu sampai mereka selesai melakukan kesibukannya.” Mas Hanafi memaksa.“Terserah Mas saja. Asal jangan bawa-bawa nama Maya jika terjadi sesuatu.” selorohku.“Setuju, deal.” Sahut Mas Hanafi bersemangat.“Maaf, udah dulu ya Mas, Maya sudah ngantuk. Maya mau tidur sekarang.” Aku mau memutuskan pembicaraan.“Baiklah. Selamat tidur siang.” seloroh Mas Hanafi.Aku menutup telponnya. Mataku sudah tidak mampu lagi untuk dibawa kompromi. Ku rebahkan tubuhku dikasur. Sangat nyaman,

  • SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!    Bab 51-Nafkah

    Hal pertama yang aku lakukan saat sampai kerumah adalah mengecek tas yang tergantung didekat televisi. Bang Kaylani mengatakan bahwa dia menaroh uang belanja didalam tas dekat televisi. Aku harus mengecek keberadaannya. Ku buka tas, ku temukan didalamnya seikat uang. Ku taksir jumlahnya sekitar Rp. 5.000.000. entah darimana Bang Kay mendapatkan uang sebanyak itu, sekarang bukan waktu gajian, juga bukan hari besar yang ada tunjangan dari tempat kerja.Ku bawa seikat uang itu kekamar. Dikamar kuhitung semuanya. Jumlahnya lebih dari Rp. 5.000.000. kurang yakin ku hitung ulang, hasilnya tetap sama. Ku hitung lagi sampai empat kali hitung, khawatir salah hitung, namun hasil perhitunganku tetap Rp. 7.000.000. Hebat, baru kali ini Bang Kay memberiku uang belanja satu juta untuk satu hari, biasanya Bang Kay memberiku uang belanja satu juta untuk satu minggu. Mungkin Bang Kay mau menyogokku dengan uang ini, Bang Kay sengaja memberi banyak uang belanja agar aku tersentuh dan membatal

  • SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!    Bab 50- Lamaran Mas Hanafi

    “Jangan sampailah, saya yakin masih ada laki-laki perjaka yang mau denganku.” jawabku. Aku tersenyum membayangkan wajah Mas Hanafi, namun aku tidak yakin dia akan mau jika tau bahwa aku seorang janda. akan segera ku beritahu Mas Hanafi.“Wah kayaknya sudah ada calon nih?” Mbak Wulan menebak.“Ada seorang pemuda yang menyatakan ingin melamarku, aku belum memberi tahu dia statusku. Aku khawatir dia akan berubah pikiran setelah tau statusku.” jawabku sedih.“Waduh … waduh … waduh … ini kejam!Sumpah ini kejam! Kasihan suamimu. Seharusnya Mbak selesaikan dulu urusan Mbak dengan suami, seharusnya Mbak jujur dari awal. Mbak bisa menghancurkan kedua laki-laki malang itu.” Mbak Wulan terlihat prihatin dengan nasib Bang Kaylani dan Mas Hanafi.“Maya akan segera memberi tahukan status Maya, Maya janji.” ucapku.“Bagus. Semoga semua berjalan lancar.” sahut Mbak Wulan.“Aamiin.”Hampir dua jam aku dirumah Mbak Wulan. Aku pa

  • SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!    Bab 49-Janda Perawan

    Mobil Mbak Wulan berhenti didepan sebuah rumah makan yang cukup besar dan mewah. Aku memarkirkan motorku ditempat parkir motor dan menunggu. Mungkin Mbak Wulan akan membeli makanan untuk makan siang kami nanti. aku duduk menunggu di atas motorku. Aku tak mau membayar uang parkir hanya karena menunggu seseorang. Mbak Wulan yang keluar dari mobil melambaikan tangan kearahku. Terpaksa aku turun dari motor dan berjalan kearahnya.“Iya Mbak?” ujarku saat berada didekat Mbak Wulan.“Kita makan siang disini ya. nanti kalau masak dirumah bisa mengurangi waktu kebersamaan kita.” Mbak Wulan menjelaskan.“Ini restoran saya, sudah 5 tahun saya mengelola restoran ini sendiri. Orang tua saya meninggal saat saya masih gadis. Jadi saya yang melanjutkan usaha ini. Sekitar 4 tahun yang lalu saya menikah dengan salah seorang karyawan saya, dia lelaki yang baik saat itu, dia pintar dan cekatan. Selama menikah aku tidak pernah menuntut nafkah kepadanya, karena aku tau aku lebi

DMCA.com Protection Status