Share

SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!
SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!
Penulis: Amie Yasmine

BAB 1 - SENTUH AKU BANG!

Penulis: Amie Yasmine
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-22 11:33:04

"Bang ... sentuh aku beri aku nafkah bathin, kita sudah hampir setahun menikah tapi, kenapa Bang Kay belum juga mau menyentuhku?"ucapku manja sambil bergelayut di bahu Bang Kay yang baru pulang kerja.

"Dek ...." Bang Kay menatapku dengan matanya yang sayu.

"Iya Bang, Adek pengen hamil, adek pengen mengandung zuriatmu."

"Sabar ya sayang! Abang mau mandi dulu. Bau keringat."

"Oh, ya sudah! Tapi kali ini abang harus berjanji untuk menyentuh Maya!"

Lagi-lagi Bang Kaylani menghindar, entah yang keberapa kalinya dia menolakku, Bang Kay mengacuhkan rayuanku, dan aku harus membiarkan Bang Kaylani meninggalkanku dengan hasrat yang menggantung sendiri, bertemankan sepi.

Tinggallah aku yang termenung, menahan sakit kepala yang tidak tertahankan. Bagaimana tidak sakit, otakku tidak mampu menjawab satu pertanyaan, "Kenapa Bang Kaylani tidak mau menyentuhku?"

*****

Bang Kaylani sudah selesai mandi, tapi entah mengapa hasratku ingin memadu kasih kini hilang. Mungkin karena kepalaku sakit parah, dan obat sakit kepala juga habis.

Aku tidur menyamping, menghadap dinding, berusaha rilex menghilangkan sakit kepala yang bagai dipalu. Aku tau Bang Kay saat ini sedang menatapku. Tapi kenapa dia belum juga mendatangiku?"

“Kreeet.” kasurku berderit.

Bang Kaylani sepertinya akan berbaring di belakangku. Kulirik sedikit, siapa tau ia akan memelukku. Tapi ternyata, Ia tidur membelakangiku. Bukannya memelukku, malah dia memeluk bantal gulingnya. Duuh kesal sekali.

*****

Dulu aku adalah gadis cantik yang jadi rebutan semua orang. Dari sejak SMP banyak laki-laki yang mengantri jadi pacarku. Saat aku dewasa tidak terhitung lagi lelaki tampan dan mapan yang datang melamarku. Tapi, aku hanya tertarik pada Bang Kay. Karena sama sepertiku yang banyak laki-laki yang mengagumiku, banyak juga perempuan yang menggandrungi Bang Kaylani. Aku cantik dan Bang Kaylani tampan, tentu saja kami akan jadi pasangan yang sangat serasi.

Lalu tiba-tiba Bang Kaylani datang melamarku, ini seperti mimpi jadi nyata dan langsung saja kuterima. Selain Bang Kaylani idaman semua orang, Bang Kaylani juga anak laki-laki satu-satunya, dan sepertinya akan menjadi pewaris harta keluarganya. Kufikir aku akan bahagia bersama Bang Kaylani selamanya. Aku berharap kami akan menjadi pasangan sempurna.

Tapi, di malam pertama Bang Kaylani tidak menyentuhku. Setiap kali kuajak Bang Kay mendiskusikan hubungan dan masalahnya kenapa sampai sekarang dia tidak mau menghamiliku, dia selalu saja menghindar. Padahal aku akan hidup bertahun-tahun dengannya, betapa menyedihkan jika dalam rumah tangga pasangan suami istri tidak pernah mendiskusikan hubungan mereka.

Kadang-kadang aku berfikir untuk minta pisah saja saja. Tapi, aku masih sayang banget sama Bang Kay. Setiap hari seperti ini. Aku tersiksa bathin dan melamun sampai ke titik ingin meminta cerai saja. Namun ujung-ujungnya hatiku berbisik untuk terus mencoba bertahan dan bersabar.

♥♥♥♥

"Sayang ..." ucapku manja di telinga Bang Kay.

"Apa?"

"Lihat sini lah Yank ...."

"Abang capek Maya."

"Capek kenapa sih Bang? Ada masalah apa sih Abang sebenarnya? Maya yang lebih capek loh Bang. Tiap malam godain Abang. Tapi diacuhkan terus. Apa susahnya sih Bang ngehamilin istri sendiri? Aku ini perempuan loh Bang. Pengen nimang anak seperti teman-teman yang lain."

"Iya Sayang, besok ya."

"Janji Bang?"

"Udah, tidur lagi ya sayang. Besok kita lanjutkan, udah malam."

Lagi-lagi Bang Kay membuatku kesal. Kalau sudah ditolak begitu, mau tidak mau aku harus memejamkan mataku. Percuma juga aku paksakan, yang ada Bang Kaylani semakin menjauh jika dipaksa. Apa lagi sesuatu yang terpaksa selalu tidak baik akibatnya.

♥♥♥♥

"Dek, mau kemana pagi-pagi begini?" tanya Bang Kay kepo padaku. Hari ini hari Ahad, dia tidak bekerja.

"Mau beli sayur Bang, buat sarapan."

"Abang anterin ya sayang!"

"Engga usah Bang, Abang hari ini dirumah aja, Maya tidak akan merepotkan Abang hari ini. Maya akan jadikan Abang Raja sehari. Tapi gantinya nanti malam Abang harus menjadikan Maya permaisuri. Apalah artinya Raja tanpa permaisuri. Yaudah ya sayang, Maya pergi dulu, Assalamualaikum.”

"Waalaikumsalam." jawab Bang Kay sambil geleng-geleng kepala. Entah kenapa suamiku geleng-geleng kepala. Mungkin dia menganggapku sedeng. Woles, aku memang sedeng karena telah mencintainya.

♡♡♡♡

“Kukuruyyuuuuuuuuk.”Suara ayam jago milik tetanggaku seperti biasanya membangunkan kami.

Kubuka gorden kaca jendelaku. Sinar matahari nampak muncul malu-malu, dan sepertinya masih betah bersembunyi di balik awan. Ku lihat Bang Kaylani pergi ke Kamar mandi. Kali itu aku tak lagi mau masuk karena aku tau Bang Kay pasti melarangku.

Setelah mandi, Bang Kay kemudian memintaku mandi, Bang Kay ke Masjid sedangkan aku shalat dirumah. Bang Kay sebenarnya adalah suami yang soleh. Makanya aku keteteran mencintainya. Tapi entah mengapa dia tidak memberiku nafkah bathin. Entah apa alasannya, yang pasti ada sesuatu.

"Sebentar lagi Bang Kaylaniku sayang, rahasiamu akan terbongkar. Jangan panggil aku Maya, jika aku tidak bisa memaksamu menghamiliku." memang sedeng akan cintanya.

♥♥♥♥

"Ipau ... duh Ipaunya pipimu sayang, sini bunda Maya gendong." ucapku pada Beby Rara anak Bu Intan pemilik kedai sayur.

"Duh, makin besar kamu makin comel ya sayang ..." ucapku membelai pipi mungil itu.

"Kayaknya Bu Maya udah ga sabar pengen punya anak. Kok belum hamil sampai sekarang, pakai KB ya?"

"I ... iya Bu, Maya cuma senang sama anak kecil tapi ... belum siap punya anak." ucapku menyembunyikan kebenaran.

"Padahal udah lihai banget loh nimang bayi, itu Beby Rara aja anteng di gendong Maya. Cepetan gih, cabut aja KB-nya. Entar kalau kamu mandul gara-gara pakai KB gimana? Nantiloh kalau anak udah lahir siap ga siap pasti siap."celetuk Bu Nengsih, merasa paling tahu kehidupan orang, ngerasa paling pintar padahal baru aja aku boongin.

"Iya Bu, bentar lagi ku copot KBnya, terus punya anak. Doain ya ibu-ibu ...." jawabku melanjutkan kebohongan yang terjadi.

"Aamiin," sahut Bu Salimah.

Aku jadi tidak mood belanja sayuran. Kuambil Kopi dan pasta gigi lalu kubayar.

Segera ku tancap motorku meninggalkan Ibu-ibu tukang ghibah. Meluncur ke kedai Makan Sop Tunjang Pak Berkah. Sepanjang perjalanan kucoba menata hati yang ingin emosi. Aku tidak mau menunjukkannya kepada Bang Kaylani. Aku tidak mau marah-marah kemudian terlalu menuntutnya untuk menghamiliku. Walau Bang Kay tidak mau membicarakannya, pasti ada alasan serius dibalik ia bersikap begitu.

Jika aku gegabah, khawatirnya Bang Kay menceraikanku, lalu menikah dengan si Rini yang ngefans berat sama suamiku. Maklumlah, Bang Kay ku sayang begitu memikat dan mempesona. si Rini setiap hari mengajakku mengintip Bang Kaylani setiap hari Ahad. Kalau sudah keluar peluh dari pelipis pujaanku itu. Mulutnya langsung mengaga, karena terlalu seksinya Bang Kaylaniku. Aku tidak mau Bang Kay kusayang jatuh ketangan orang lain. Untuk sekarang, lebih baik bersabar.

Bab terkait

  • SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!    BAB 2

    "Bang ... Maya ga jadi masak, jadinya beli lauk. Maya khawatir kalau kecapean Maya yang tidak bisa jadi permaisuri nanti malam.""Ga apa-apa sayang, yang penting kamu senang. Ya sudah, yuk makan. Abang sudah lapar. Biar Maya Abang suapin ya." ucap Bang Kay. Seperti biasa, ucapan dan sikapnya selalu mendinginkan hati yang membara saking panasnya."Maya ada masalah ya, wajah Maya Abang tidak seceria biasanya." ucap Bang Kay."Engga Bang, Maya ga ada masalah.""Jujur sama Abang, jangan ditutup-tutupin. Ada Apa?" tanya Bang Kay penasaran. Sebisa mungkin kusembunyikan perasaanku, kekesalanku, Bang Kay tetap bisa mengetahuinya."Tadi ... Maya pas mau beli sayur, banyak ibu-ibu yang ngomongin Maya." ucapku sembari memonyongkan bibirku yang sexy."Ngomongin gimana?""Ngomongin masalah Maya kenapa udah satu tahun menikah belum punya anak.""Terus Maya jawab Apa?""Maya bilang aja Maya pakai KB dan belum siap punya anak."Bang Kay tersenyum tipis, entah apa yang ada dalam benaknya."Kok malah s

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-09
  • SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!    BAB 3

    Sudah jam 16.30, wajah tampan Bang Kay kusayang belum juga terlihat. Sedangkan aku sudah hampir satu jam duduk termenung, memikirkan jawaban mengapa Bang Kay tidak berani melakukan hal itu denganku istrinya sendiri. Dan menyayangkan nasib yang malang ini. Tidak sekali dua kali aku terfikir dan tergoda untuk memilih melakukan hal yang terlarang. Selingkuh misalnya, namun ku tahan sebisa mungkin, karena aku sendiri yang memilih bertahan."Assalamualaikum Maya, Abang pulang." Akhirnya yang di tunggu-tunggu datang juga."Waalaikumsalam." jawabku pelan tanpa beranjak menyambutnya."Loh ... Maya Abang kok cemberut?" tanya Bang Kay.Hening, aku hanya ingin menatap lurus kedepan, memberi kode bahwa aku sedang bad mood kepada Bang Kay. Kemudian aku ngeloyor meninggalkanya beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Mungkin dengan menyirami kepalaku dengan air bisa membuat rilex diriku.Setelah mandi, kulihat Bang Kay duduk di sofa empuk dengan satu kaki dinaikkan ke atas meja. Matanya mer

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-09
  • SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!    BAB 4 - MAHAR ISTIMEWA

    “Maafkan kesalahan Abang yang tidak berterus terang. Yang Abang yakini pondasi rumah tangga adalah kepercayaan. Kamu hebat sayang, bisa bertahan dan percaya selama 1 tahun belakangan walau mungkin hari ini hatimu goyah.” ucap Bang Kaylani dengan suara lemah lembut. Begitu layak Bang Kay dikagumi, diluar sana, mana ada laki-laki yang mau meminta maaf duluan. Padahal sudah jelas kesalahannya. Berbeda dengan Bang Kay ku sayang, Dia mau meminta maaf dan mau membujukku hingga hatiku luluh lantah.“Bang, maafkan Maya juga ya, kalau tadi Adek ngomongnya kasar, marah-marah, sampai banting pintu. Maya tidak tahan Bang, tiap hari Maya ke warung ada aja orang yang nanya, kenapa Maya belum hamil. Teman-teman Maya juga gitu, selalu nanyain Maya kapan Hamil. Kata mereka, ga sabar gendong ponakan.” ucapku lembut. Aku ingin mencari simpati suamiku lagi, karena kenyataannya, dia tidak bisa melakukan kewajibannya adalah semata-mata karena alasan taat. Tidak seperti apa yang kuduga selama ini. Homo, pun

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-10
  • SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!    Bab 5 - MAAF ISTRIKU....

    “Maafkan kesalahan Abang yang tidak berterus terang. Yang Abang yakini pondasi rumah tangga adalah kepercayaan. Kamu hebat sayang, bisa bertahan dan percaya selama 1 tahun belakangan walau mungkin hari ini hatimu goyah.” ucap Bang Kaylani dengan suara lemah lembut. Begitu layak Bang Kay dikagumi, diluar sana, mana ada laki-laki yang mau meminta maaf duluan. Padahal sudah jelas kesalahannya. Berbeda dengan Bang Kay ku sayang, Dia mau meminta maaf dan mau membujukku hingga hatiku luluh lantah.“Bang, maafkan Maya juga ya, kalau tadi Adek ngomongnya kasar, marah-marah, sampai banting pintu. Maya tidak tahan Bang, tiap hari Maya ke warung ada aja orang yang nanya, kenapa Maya belum hamil. Teman-teman Maya juga gitu, selalu nanyain Maya kapan Hamil. Kata mereka, ga sabar gendong ponakan.” ucapku lembut. Aku ingin mencari simpati suamiku lagi, karena kenyataannya, dia tidak bisa melakukan kewajibannya adalah semata-mata karena alasan taat. Tidak seperti apa yang kuduga selama ini. Homo, pun

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-11
  • SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!    Bab 6 - MENCARI MAHAR

    “Ini Bang, ambil emasnya dan jual besok ya Sayang.” ucapku menawarkan kotak perhiasanku.“Itu emasmu Sayang, biar sajalah Abang usahakan sendiri. Kalau bisa Abang minjam sama Bapak.”“No, no, no. Pokoknya emas ini udah Adek kasih ke Abang. Terserah mau Abang gunakan buat apa. Mau nutupin kekurangan uang buat beli kucingpun Engga apa-apa deh Bang. Bagiku, Mas sesungguhnya itu ya kamu.” ucapku memaksa namun dengan nada manja.“Tapi kan Yang … ga usah Sayang.” ucap Bang Kay bersih keras menolak. Aku jadi curiga apa ada hal lain yang mungkin dia tutupi. Harusnya kan Suami senang kalau istrinya menolong perjuangan suaminya. Tapi ini kok seolah-olah Bang Kay ingin mengulur waktu 5 bulan lagi.”“Ga ada tapi- tapi ya Sayang, pokoknya jual aja besok emas itu terus kita ke kota cari kucing Persia, terus Abang harus segera hamilin Maya!”ucapku menegaskan."Sayang ... jangan keras kepala. Nanti setelah beli kucing Persia kamunya nangis, sedih kehilangan emasnya." Bang Kay masih bersih keras."Ban

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-12
  • SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!    Bab 7 - SHOPING SISA MAHAR

    Bangun tidur aku masuk ke kamar mandi. Kamar mandinya cukup lengkap, didalamnya ada 2 buah handuk dan peralatan mandi lain juga tersedia. Seperti, pasta gigi dengan 2 sikat gigi yang masih segel tergantung ditempat khusus, sampo dan sabun cair aroma mawar. juga sabun mandi sekuran jempol. Ku letakkan handuk yang ku bawa dari kampung ketempat gantungan, aku tidak mau memakai handuk hotel, walau warnanya seputih salju dan sewangi kesturi, aku tidak yakin handuk itu benar-benar bersih, entah sudah berapa ribu orang yang telah memakainya, dan aku tidak akan mau jadi orang yang memakai pakaian bekas ribuan orang.Pandangan mataku kembali tertuju ke sabun kecil putih yang tergeletak disamping peralatan mandi. Aku tertarik dengan bentuknya yang kecil dari sabun itu, kuambil sabun tersebut dan mendekatkannya ke wajahku. Ada merk asing tertulis disabun itu,ku hirup aromanya, lumayan wangi, aku tertarik memakainya untuk mandi.Kusirami rambutku dengan air. Aku sengaja keramas agar rambutku bers

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-13
  • SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!    Bab 8 - ALASAN BANG KAYLANI LAGI

    Dikamar, jam 20.30 ….“Terimakasih udah beliin Maya semua yang Maya inginkan Bang. Kucing persianya, emasnya, cemilannya, bajunya, semuanya deh. Makasih ya Sayang, Maya doain Abang banyak rezeki.” ucapku kepada Bang Kay sambil memasang perhiasan.“Sama-sama Dek Maya, kebahagiaanmu adalah kebahagiaan Abang.” ucap Bang Kay tersenyum sambil menyandar ke tempat tidur.“Malam ini ‘kan Bang?” tanyaku sembari mendekat kearah Bang Kaylani.“Apanya malam ini Dek?” tanya Bang Kaylani.Kesal! Bang Kay seolah-olah tidak mengerti kemana maksud ucapanku.“Bulan madunya.” ucapku dengan senyum memaksa.“Emm, capek loh Dek seharian jalan- jalan terus.” ucap Bang Kay, menghindar.“Aaa, Abang lemah deh. Masa Maya lebih kuat daripada Abang.” sungutku.“Besok aja ya Dek!” ucap Bang Kay.“Engga mau! Pokoknya Malam ini! Lihat Maya Bang, Maya udah pakai baju dinas ini loh Bang!” ucapku memaksa sambil mencengkram bahu Bang Kaylani.“Engga bisa malam ini Dek …” ucap Bang Kaylani mengernyitkan dah.“Pasti ada s

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-14
  • SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!    Bab 9 - MEMBERI SOLUSI

    “Ya Allah Bang, gara-gara trauma kejepit resleting Abang sampai tidak mau di sunat?" ucapku menahan tawa. Aku tidak habis fikir. Terlalu banyak masalah Bang Kay ku sayang. Untung aku sangat mencintainya sampai keteteran. Kalau tidak ...."Sakit banget loh Dek kejepit resleting itu, lebih sakit daripada melahirkan. Kejepit aja sakit apalagi dipotong."“Ih, ga samalah Bang,di sunatkan dibius dulu. Engga di sunat bukan berarti ga bisa 'kan Bang? gimana kalau tetap di lanjutkan aja malam ini.” ajakku pada Bang Kay, mumpung masih berpakaian dinas lengkap.“Ga bisa Dek …kata orang di kampung, sunat itu wajib hukumnya bagi laki-laki. Tidak boleh mencampuri istri kalau belum sunat. Di kampung Abang, orang-orang yang muallaf sebelum menikah disunat terlebih dahulu. ““Udah tau sebelum menikah wajib disunat, kenapa ngga sunat dulu?” tanyaku menahan kesal.“Kan udah Abang bilang, Abang takut disunat. Membayangkan saja ga sanggup Dek, itu yang dipotong barang yang vital, bukan motong kuku atau ra

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-15

Bab terbaru

  • SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!    Bab 57- Bimbang

    Kata-kata Mbak Wulan membuatku ngeri. Benar kata Mbak Wulan. Wanita hanya mengandalkan kepercayaan saat menikah. Perempuan tidak tahu pasti sama sekali status laki-laki sebenarnya, apakah dia belum pernah melakukan aktifitas suami istri atau sudah berulang kali melakukannya, wanita dan orang tuanya hanya mengandalkan kepercayaan atas kesaksian sebuah KTP. Jika di KTP tertulis “Belum Kawin” maka dia dianggap perjaka. Seharusnya para laki-laki di sumpah sebelum menikah, di sumpah apakah dia sudah pernah melakukan hubungan suami istri dengan wanita atau laki-laki atau tidak. dengan demikian wanita tidak akan menjadi korban para perjaka palsu. Berbeda dengan laki-laki. Status wanita bisa diketahui dengan cepat, suami bisa mengetahui apakah istrinya masih perawan atau tidak saat malam pertama. Bentuk dan kondisi “itunya” bisa diketahui dengan mudah, rasanya juga akan sangat berbeda. Apabila suami merasakan malam pertamanya terasa mudah dan tanpa bercak darah, maka sudah bisa di

  • SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!    Bab 56-Duda Perjaka dan Janda Perawan

    “Hahaha ... Mbak Maya ini ada-ada saja. Begini Mbak, Papa yang lagi main sama Devi itu bukan Ayahnya. Tapi temanku, karena dia sering datang kerumah, dia juga akrab denganku dan suamiku, dia sangat menyayangi Devi. Jadi kami mengizinkan Devi memanggilnya Papa. Kebetulan dia juga sangat senang di panggil Papa sama Dewi. Secara biologis dia bukan Ayah Devi, tapi secara perhatian dia lebih perhatian kepada Devi ketimbang Ayah kandungnya.” Mbak Wulan bercerita panjang lebar.Alhamdulillah, lega hatiku mengetahui Bang Kaylani bukan suami Mbak Wulan. Bang Kaylani hanya teman Mbak Wulan dan suaminya. Tapi itu tidak berarti mereka tidak ada hubungan, keakraban Devi dengan Bang Kaylani bisa saja menyatukan Mbak Wulan dan Bang Kaylani.“Apa ada niat di hati Mbak untuk menikah dengannya setelah Mbak bercerai nanti?” aku semakin berani bertanya masalah yang sangat pribadi.“Tidak, itu tidak mungkin. Dia itu sudah seperti Abang kandungku sendiri. Kami berteman dari kecil, kami d

  • SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!    Bab 55-Kaylani Suami Wulan?

    “Ayah lihat kamu sedih terus dari kemaren. Kamu ada masalah sama suamimu?” tiba-tiba Ayah bertanya.“Eh iya Yah, Maya memang lagi banyak masalah.” jawabku.“Cerita sama Ayah. biar Ayah yang selesaikan semua permasalahan itu.” Ayah mendesakku.Aku diam. Aku mau cerita sama Ayah, tapi takut Ayah jadi tambah sakit mendengar ceritaku. Namun aku juga belum menemukan alasan untuk tidak menceritakan semuanya kepada Ayah.“Biar Maya sendiri yang akan menyelesaikannya Yah.” Aku berusaha merahasiakannya dari Ayah.“Begini Nak, suatu pekerjaan akan cepat selesai jika banyak yang mengerjakannya. Begitu juga dengan masalah. jika banyak yang bantu menyesaikannya maka masalah itu akan cepat selesai.” Ayah masih berusaha mengorek informasi.Akhirnya ku putuskan untuk menceritakan semuanya kepada Ayah. ku sampaikan semua kekurangan Bang Kay. ku sampaikan juga kemungkinan Bang Kay selingkuh seperti yang ku lihat kemarin.“Ini memang masa

  • SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!    Bab 54- Terbakar Api Cemburu

    “Tapi ini beda Ma. meraka makan berdua, di mobil berdua, berjalan berdua, nah sekarang dia bertamu kerumah cewek itu, dan dirumah itu hanya ada mereka berdua. Mau ngapain coba?” aku semakin suudzon.“Sudah. Jangan membayangkan yang tidak-tidak, kalau kamu curiga pergi saja temui dia disana!” teriak Mama. Mama akhirnya terbawa emosi juga.“Ini lokasinya. Pergi sana biar hatimu puas.” tantang Mama.Untung aku punya Mama pintar, saat Bang Kay menerima telepon Mama mengaktifkan pencarian lokasi. Bahkan ternyata Mama merekam panggilan video call tadi.“Itu sudah Mama kirim lokasi dan rekaman panggilan tadi. Sana pergi! Jangan menangis disini, Ayah sedang sakit, nanti Mama marah.” Mama mengultimatum.Aku bangkit memeluk Mama, ku ucapkan terimakasih atas kejeniusan Mama. ku cium pipi Mama berulang-ulang.“Terimakasih Ma. Maya berangkat sekarang Ma.” Aku bersemangat. Sudah terbayang dibenakku bagaimana nanti aku akan menghajar gadis

  • SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!    Bab 53- Kaylani Selingkuh?

    “Ayo ikut!" Aku mengajak Mas Hanafi mengikutiku.“Kemana?” tanya Mas Hanafi.“Katanya mau kenalan sama suamiku? Itu dia yang duduk diwarung sana. Ayo Maya kenalkan sekarang.” Aku kembali mengajak Mas Hanafi yang terlihat ragu.Aku terus berdoa dalam hati di setiap langkahku, memohon kepada Allah agar Mas Hanafi dan Bang Kay tidak bertarung nanti. Aku melangkah dengan dada berdebar. Kakiku juga gemetar. Ini hal tersulit dalam hidupku, belum pernah aku melalui situasi yang sesulit ini. Semakin dekat dengan posisi Bang Kaylani ombak didalam dadaku semakin menggelora. Kurang dari 20 meter lagi akan sampai ketempat Bang Kay. Kakiku goyah, aku tak sanggup lagi lanjutkan langkah. Ku lirik Mas Hanafi, wajahnya juga memias, sepertinya dia didera ketakutan yang teramat sangat.Didepan sana. Bang Kaylani tampak berdiri dari bangku kayu yang di dudukinya. Gadis cantik dengan masker menutupi mulut dan hidungnya yang tadi duduk di depan Bang Kaylani juga berdi

  • SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!    Bab 52-Pemuda Gila

    “Iya. Kangen pake banget. bagaimana shalat istikharahnya? Sudah dapat jawaban?” tanya Mas Hanafi.“Belum. Kan belum 7 hari 7 malam.” Aku mengingatkan.“Mas mau bantu jawab, biar cepat dijawabnya.”ucap Mas Hanafi“Maksud Mas?” aku tidak paham.“Sekarang Mas lagi otw. Mas mau ketemu Ayah dan Ibu Maya sekarang.” jawab Mas Hanafi.“Ayah dan Ibu lagi sibuk kerja. Nggak bisa diganggu.”ucapku, memberi alasan.“Mas akan tunggu sampai mereka selesai melakukan kesibukannya.” Mas Hanafi memaksa.“Terserah Mas saja. Asal jangan bawa-bawa nama Maya jika terjadi sesuatu.” selorohku.“Setuju, deal.” Sahut Mas Hanafi bersemangat.“Maaf, udah dulu ya Mas, Maya sudah ngantuk. Maya mau tidur sekarang.” Aku mau memutuskan pembicaraan.“Baiklah. Selamat tidur siang.” seloroh Mas Hanafi.Aku menutup telponnya. Mataku sudah tidak mampu lagi untuk dibawa kompromi. Ku rebahkan tubuhku dikasur. Sangat nyaman,

  • SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!    Bab 51-Nafkah

    Hal pertama yang aku lakukan saat sampai kerumah adalah mengecek tas yang tergantung didekat televisi. Bang Kaylani mengatakan bahwa dia menaroh uang belanja didalam tas dekat televisi. Aku harus mengecek keberadaannya. Ku buka tas, ku temukan didalamnya seikat uang. Ku taksir jumlahnya sekitar Rp. 5.000.000. entah darimana Bang Kay mendapatkan uang sebanyak itu, sekarang bukan waktu gajian, juga bukan hari besar yang ada tunjangan dari tempat kerja.Ku bawa seikat uang itu kekamar. Dikamar kuhitung semuanya. Jumlahnya lebih dari Rp. 5.000.000. kurang yakin ku hitung ulang, hasilnya tetap sama. Ku hitung lagi sampai empat kali hitung, khawatir salah hitung, namun hasil perhitunganku tetap Rp. 7.000.000. Hebat, baru kali ini Bang Kay memberiku uang belanja satu juta untuk satu hari, biasanya Bang Kay memberiku uang belanja satu juta untuk satu minggu. Mungkin Bang Kay mau menyogokku dengan uang ini, Bang Kay sengaja memberi banyak uang belanja agar aku tersentuh dan membatal

  • SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!    Bab 50- Lamaran Mas Hanafi

    “Jangan sampailah, saya yakin masih ada laki-laki perjaka yang mau denganku.” jawabku. Aku tersenyum membayangkan wajah Mas Hanafi, namun aku tidak yakin dia akan mau jika tau bahwa aku seorang janda. akan segera ku beritahu Mas Hanafi.“Wah kayaknya sudah ada calon nih?” Mbak Wulan menebak.“Ada seorang pemuda yang menyatakan ingin melamarku, aku belum memberi tahu dia statusku. Aku khawatir dia akan berubah pikiran setelah tau statusku.” jawabku sedih.“Waduh … waduh … waduh … ini kejam!Sumpah ini kejam! Kasihan suamimu. Seharusnya Mbak selesaikan dulu urusan Mbak dengan suami, seharusnya Mbak jujur dari awal. Mbak bisa menghancurkan kedua laki-laki malang itu.” Mbak Wulan terlihat prihatin dengan nasib Bang Kaylani dan Mas Hanafi.“Maya akan segera memberi tahukan status Maya, Maya janji.” ucapku.“Bagus. Semoga semua berjalan lancar.” sahut Mbak Wulan.“Aamiin.”Hampir dua jam aku dirumah Mbak Wulan. Aku pa

  • SENTUH AKU BANG! BERI AKU NAFKAH BATHIN!    Bab 49-Janda Perawan

    Mobil Mbak Wulan berhenti didepan sebuah rumah makan yang cukup besar dan mewah. Aku memarkirkan motorku ditempat parkir motor dan menunggu. Mungkin Mbak Wulan akan membeli makanan untuk makan siang kami nanti. aku duduk menunggu di atas motorku. Aku tak mau membayar uang parkir hanya karena menunggu seseorang. Mbak Wulan yang keluar dari mobil melambaikan tangan kearahku. Terpaksa aku turun dari motor dan berjalan kearahnya.“Iya Mbak?” ujarku saat berada didekat Mbak Wulan.“Kita makan siang disini ya. nanti kalau masak dirumah bisa mengurangi waktu kebersamaan kita.” Mbak Wulan menjelaskan.“Ini restoran saya, sudah 5 tahun saya mengelola restoran ini sendiri. Orang tua saya meninggal saat saya masih gadis. Jadi saya yang melanjutkan usaha ini. Sekitar 4 tahun yang lalu saya menikah dengan salah seorang karyawan saya, dia lelaki yang baik saat itu, dia pintar dan cekatan. Selama menikah aku tidak pernah menuntut nafkah kepadanya, karena aku tau aku lebi

DMCA.com Protection Status