Karena merasa bersalah pada Gebbie, Rey pergi keluar dan membeli setumpuk bunga untuk diberikan pada Gebbie sebagai permintaan maafnya.
Ia datang ke kamar Gebbie dengan setumpuk bunga di tangannya."Kau kenapa kau bisa masuk ke kamarku?" Tanya Gebbie terkejut."Kau lupa ini rumahku? Dan kau tidak mengunci pintu kamarmu, jadi aku masuk saja dan aku pikir juga kau sendang menungguku." Ucap Rey berbasa-basi.Gebbie sontak terkejut melihat bunga yang dibawah oleh Rey, dan segera ia mendorong Rey hingga bunga itu terjatuh."Kenapa kau mendorongku?" Rey binggung melihat Gebbie yang bertingkah mulai aneh."Jauhkan itu dariku!" Ucap Gebbie.Gebbie memohon pada Rey agar menjauhkan bunga itu darinya, namun Rey malah semakin menjahilinya karena ia pikir Gebbie hanya sedang marah dan tidak ingin bicara padanya, padahal yang sebenarnya, Gebbie mulai panik karena bunga yang Rey bawah itu adalah bunga yang serbuknya jika Gebbie menghKeesokan harinya, pagi-pagi sekali Joy menghampiri mereka ke rumah sakit, saat ia membuka kamar, ia mendapati Gebbie masih tertidur pulas dan ia tidak ingin membangunkan, ia lalu memberi kode pada Jimmie untuk keluar."Ayo kita bicara di luar." Kata Joy.Entah apa yang mereka bicarakan diluar Joy kembali ke kamar dan mendapati Gebbie sudah bangun."Apa kabar?" Ucap Joy langsung memegang kepala Gebbie layaknya memeriksa suhu tubuh Gebbie."Astaga!" Gebbie terkejut."Pasien sudah pulih?" Ucap Joy.Gebbie hanya tersenyum."Coba aku lihat." Joy memeriksa tangan Gebbie memastikan memar-memar itu telah hilang."Aku sudah sembuh kak Joy, tapi dimana kak Jimmie?" Ucap Gebbie manja."Jimmie pergi, sepertinya dia ada urusan, dia menyuruh aku untuk membawamu pulang." Kata Joy."Umh....." Gumam Gebbie."Aku ingin membawahkan mu bunga, tapi aku takut itu hanya akan memperparah saja." Kata Joy.
"Astaga, kakak ipar! Kenapa kau jadi tua sekali hanya dalam kurun waktu 1 tahun saja?" Ucap ibu Joy."Dan sepertinya kau jadi orang yang sangat banyak bicara!" Ucap ibu Rey."Sepertinya kau dan Rey, masih tetap sama seperti biasanya." Ujar ibu Joy.Sementara itu, di Sky House, Rey yang sedang tertidur memimpikan kembali saat-saat dimana ia dulu ditinggalkan dengan paksa oleh ibunya di mansion. Ia terbangun dengan perasaan gelisah.Tak lama Ms. Zhea masuk, hendak membersihkan kamarnya. "Astaga, kau masih juga belum pergi kesana?" Ucap Ms.Zhea.Namun karena Rey diam saja ketika disapa, ia pun pamit keluar. "Maafkan aku." Ucap Ms.Zhea. Ms.Zhea keluar dari kamar Rey sembari mengatakan bahwa Rey adalah orang yang tidak berperasaan dan tidak memikirkan kondisi Gebbie."Ya ampun dia benar-benar tidak punya perasaan. Dia sungguh tak tahu apa-apa mengenai situasi nona Gebbie. Tidak ada gunanya nona Gebbie ber
Di luar kamar, Lisa ibu tiri Gebbie tiba-tiba didatangi oleh sekretaris Warren yang menanyakan tujuan mereka datang ke sana. Lisa beralasan bahwa beberapa hari lagi adalah hari kelulusan Gebbie, sehingga mereka datang untuk menjenguknya. Karena menganggap tamu di Sky House hanyalah Gebbie, sekretaris Warren pun meminta mereka keluar dan tidak datang lagi tanpa pemberitahuan seperti sekarang. Tanpa diduga, setelah meninggalkan tempat tersebut, Lilis yang tidak diterima karena diusir oleh sekretaris Warren, menyebarkan berita tentang Gebbie yang tinggal di Sky House ke internet, yang tentu saja langsung membuat heboh dimana-mana. Gebbie sendiri ternyata mendatangi kafe tempat ia bekerja. Di cafe itu ada teman kerjanya Rara dan ia meminta pada Rara untuk diperbolehkan tinggal di rumahnya. Rara menolak karena baginya rumahnya sudah terlalu sempit. Tiba-tiba saja Rahel datang dan entah bagaimana caranya Rara bisa meyakinkan Rahel untuk memperbolehkan Gebbie menginap di rum
Rahel semakin gemetar, karena kedua teman Dion mencekal erat kedua tangannya dan menyeretnya menuju vila yang gelap dan pengap.BraakkAngga dan Rija menyeret Rahel hingga terbentur susut meja, kakinya terasa ngilu dan sakit."Apa yang akan kalian lakukan? Lepaskan aku, biarkan aku pergi!" Kata Rahel yang berusaha beranjak dari hadapan mereka."Aku tidak akan melakukan apa pun, kecuali kau mau menerima tawaranku. Menikahlah denganku!""Sampai kapan pun aku tidak akan menerima dan menikah dengan mu. Aku tidak mencintaimu, aku mau pulang." teriak Rahel yang menunjuk wajah Dion dan hendak menggapai tubuhnya, namun tangan kekarnya terlalu mudah menepis hingga Rahel terhuyung kembali ke tanah."Rija... Angga pegang dia... kita berpesta hari ini. Hahaha ini keinginan dan keputusan mu Rahel!" desisnya dengan meremas pergelangan tangan Rahel.Rija dan Angga melakukan apa yang diperintahkan Dion, memegangi tangan Rahel hingga Ra
Mereka sempat berpapasan dengan Jimmie, yang mengatakan tidak peduli dengan Gebbie yang pergi dari mansion. "Apa kau sudah lihat Gebbie hari ini?" Tanya Joy."Belum!" Jawab Jimmie."Kau tak khawatir sedikitpun dengan Gebbie?" Ucap Joy."Aku tidak peduli." Kata Jimmie cuek."Bukankah kau ini terlalu kejam? Dia pernah tinggal dengan kita! Kau memang sesuatu!" Joy kesal."Itu kau sudah tahu!" Ucap Jimmie.Melihat Jimmie sudah masuk ke kamarnya, tuan Warren segera bergegas pergi."Kakak mau kemana?" Tanya Joy."Mencari nona Gebbie!" Ucap tuan Warren."Aku ikut kau." Ujar Joy."Kenapa?" Tanya tuan Warren."Aku juga dekat adik Gebbie!" Ucap Joy."Ya sudah!" Jawab tuan Warren."Ah! Kemana lagi si Rey itu...." Keluh Joy Sambil berjalan di belakang tuan Warren.Tuan Warren menemui ibu tiri Gebbie dan menanyakan apakah Gebbie pulang ke rumah. Ibu tiri Ge
Sementara itu di rumah Rahel...Rahel terbangun dengan kekecewaan dan rasa sakit menjalar di dalam hatinya, sejenak ia berpikir untuk mengakhiri hidupnya namun ia tidak bisa."Bagaimana ini? Bagaimana kalau Jimmie dan Rey tahu aku sudah.... Apa mereka akan terima jika aku mengatakan kebenaran ini pada mereka?" Batin Rahel.Rahel stres bukan main hal itu membuat ia langsung bergegas pergi dari rumahnya."Rahel!"Terdengar teriakan Jimmie memanggilnya, tapi Rahel tak mau berhenti dan ia tetap berjalan tanpa menoleh ke belakang."Kau mau kemana?" Teriak Jimmie."Hari ini saja, aku tidak ingin bertemu siapapun." Katanya."Ada apa denganmu?" Tanya Jimmie."Tolong pergi saja, kita bicara lain waktu saja." Tegas Rahel dan pergi.Sungguh tidak Rahel sangka, dan sulit untuk menerima kenyataan menyakitkan itu. Dengan tak berdaya, dia melakukan hubungan intim dan di tiduri tiga pria sekaligus."B
“Siapa? Jimmie?” Rahel menatap tetangga lekat karena kebetulan tetangganya itu mengenal Jimmie.“Kamu mau tahu siapa yang mengantarmu pulang?” tetangganya bertanya.Rahel mulai penasaran ketika tetangganya itu justru main tebak-tebakan. Untuk saat ini dia hanya dekat dengan Jimmie. Tidak ada pria lain.“Siapa? Cepat katakan!” Rahel benar-benar begitu penasaran.“Dia tidak mengatakan namanya siapa.”Tetangganya itu lalu menyebutkan ciri-ciri pria itu sesuai yang dilihatnya karena malam itu kebetulan ia sedang diluar dan melihat Rahel pulang diantar karena mabuk.Mata Indah Rahel yang dihiasi bulu mata lentik itu langsung membulat sempurna. "Apa?! Bagaimana ia tahu rumahku." Teriak Rahel."Entahlah, dia juga menanyakan hal yang sama padaku." "Hah?" Ucap Rahel."Iya, karena kau mengatakannya sendiri pada pria itu, itu sebabnya ia bertanya padaku dan memastikan ini benar-benar rumahmu."
"Setelah bertemu denganmu, aku merasa hidupku lebih berwarna." Ungkap Rey.“Apa maksudmu?” tanya Gebbie bingung.“Selain itu,” lanjut Rey, “Aku… selalu memikirkan mu.”Gebbie terdiam mendengarnya. Begitu pula dengan Rahel dan Jimmie, yang langsung beranjak pergi.“Aku tidak suka melihat kau bersama laki-laki lain. Terutama sekali jika kau berdekatan dengan Jimmie, aku tidak suka,” ucap Rey.Kali ini tuan Warren datang dan langsung menanyakan pada Joy apakah Gebbie baik-baik saja. Joy menjawab dengan memberi isyarat pada tuan Warren untuk melihat ke arah layar televisi.“Aku memiliki wajah tampan dan cerdas,” lanjut Rey, “dan aku ahli waris di urutan atas dari Hokkaido Group.”Setelah terdiam sejenak, Gebbie menjawab, “kak Rey, mari kita hentikan semuanya sekarang. Maaf, aku akan pergi.”“Pengakuan perasaanku belum selesai. Kau dan aku bahkan belum memulai apa-apa” kata Rey sembari mencegah Gebbie pergi.
Dalam perjalanan pulang, Gebbie mendapat kabar bahwa Jimmie sudah sadarkan diri. Ia bergegas kembali ke rumah sakit. Namun melihat CEO Jackson sudah lebih dulu masuk, ia mengurungkan niatnya untuk menemui Jimmie dan hanya mengintip dari balik pintu. “Terima kasih sudah bangun, Jimmie. Terima kasih banyak.” gumamnya sambil menangis. Hari berganti. Nyonya Melly menemui CEO Jackson yang sedang bersiap untuk pulang dari rumah sakit. Ia meletakkan surat cerai serta cincin pernikahan yang ia kenakan di meja. Saat ditanya, nyonya Melly mengaku bahwa dari awal hubungan mereka berdasar atas cinta. Hanya semua berubah saat ia melihat sekretaris Warren, dimana insting keibuannya kemudian mengambil alih. Karena ia melakukan semua itu demi anaknya, nyonya Melly tidak peduli apakah CEO Jackson akan memaafkannya atau tidak. Namun ia meminta agar CEO Jackson memaafkan sekretaris Warren karena ia tetap setia menjaga CEO Jackson dan perusahaan hingga akhir. “Satu-satunya kesalahan sekretaris Warren
Lilis ngedumel pada ibunya, Lisa yang mengajaknya jalan jauh-jauh ke pasar hanya untuk membeli kecambah. Ibunya beralasan harganya lebih murah daripada di supermarket, selain itu hitung-hitung mereka juga berolahraga. Karena Lilis terus mengomel, Lisa ganti memarahinya karena dipecat dari pekerjaan paruh waktunya karena bermalas-malasan dan ketahuan tidur ibunya pun mengingatkannya agar bisa mandiri karena ayahnya saat ini sedang bekerja keras untuk mencari uang dan ia tidak bisa terus menyusahkannya. Tiba-tiba ponselnya berbunyi. Entah ada kabar apa, yang jelas Lisa tampak kaget mendengarnya. Lisa dan Lilis tiba-tiba mengajak Gebbie bertemu. Mereka mengabarkan bahwa ayah Gebbie, saat ini sedang berada di kantor polisi karena tidak sengaja menabrak mobil lain saat mengemudi dalam keadaan mengantuk. Ia baru bisa dibebaskan apabila sudah membayar uang jaminan sebesar 10 juta sebagai ganti biaya perawatan sopir mobil yang ia tabrak itu. Karena tidak punya uang, Lisa ibu tirinya meminta
Di mansion, Joy yang baru menerima SMS untuk menghadiri rapat pemegang saham mempertanyakan hal tersebut pada Rey. Reu pun menceritakan apa yang terjadi, termasuk bahwa saat ini kondisinya genting bagi CEO Jackson dan pihak lain yang ‘berkhianat’ adalah sekretaris Warren. Joy kaget dan tidak percaya mendengarnya. Rey lalu berbagi tugas dengan Joy, dan memintanya sebisa mungkin mempertahankan posisi CEO Jackson sampai ia tersadar. Joy pun menyetujuinya. Esok harinya, Rey mendatangi pemegang saham dan meyakinkan mereka untuk tetap berada di sisi CEO Jackson. Ia juga meminta mereka untuk percaya kepadanya, meski mungkin sulit bagi mereka untuk melakukannya. “Aku ingin melindungi Hokkaido Group yang merupakan milik kalian semua, tidak hanya milikku dan milik CEO.” Sementara Rey sibuk dengan urusanny saat ini, di butik, Rahel galau memikirkan Rey dan semua yang telah ia lakukan untuknya. Tak sengaja ia mendengar berita tentang Rey yang akan maju sebagai salah satu calon penerus perusaha
Gebbie yang sudah merasa baikan, keluar dari rumah sakit dan terlihat Jimmie sudah menunggunya. Gebbie kembali mencoba untuk pergi dari Jimmie. Jimmie kembali tidak memperbolehkannya. “Tetaplah di sampingku hingga kakek sadar kembali,” ujar Jimmie. Gebbie berniat menolak, tapi Jimmie langsung memotongnya dan dengan nada tinggi memintanya untuk menjelaskan bahwa yang dikatakan oleh nyonya Melly sebelumnya tentang Gebbie tidaklah benar. “Kamu sebenarnya juga ingin bersamaku, kan?” tanya Jimmie. Ia melanjutkan, “Aku cukup tahu kamu untuk tahu tentang itu.” Gebbie menyerahkan jaket Jimmie yang dititipkan kepadanya, lalu berpamitan pergi. “Maaf, aku minta maaf karena telah meninggalkanmu begitu saja pada waktu itu,” ujar Jimmie. “Aku tidak percaya apapun yang kau katakan pada hari itu. Aku tidak peduli alasanmu untuk tetap berada di sampingku. Jadi ku mohon, jangan tinggalkan aku.” Gebbie, yang menghentikan langkahnya, kembali hendak berdalih. Tapi Jimmie menghampirinya dan memelukn
Gebbie sedang bekerja dan ia mulai merasakan perih di bagian perutnya. Ia mengira mungkin itu karena ia belum makan, segera ia membeli makanan siap saji dan mulai memakannya. Namun, perih yang ia rasakan di perutnya bukanlah berkurang malah semakin menjadi-jadi. Wajahnya mulai berubah pucat sambil ia memegangi perutnya. Saat ia selesai bekerja ia duduk di depan cafe sambil menahan sakit hingga ponselnya tiba-tiba berdering. [Joy Memanggil...] "Kau dimana? Aku sudah sampai. Jangan bilang kau lupa kalau kita sudah pernah buat janji untuk makan malam bersama hari ini." Ucap Jimmie. "Maaf kak Joy, aku tidak bisa menepati janjiku hari ini." Kata Gebbie. "Oh, apa kau kerja lembur lagi hari ini?" Tanya Joy. "Iya, kak Joy pesan makanan saja jangan sampai kelaparan." Ledek Gebbie. "Suaramu terdengar tidak seperti biasanya, apakah kau kurang sehat?" Tanya Joy mulai khawatir. "Ti...tidak ...!" Ucap Gebbie menahan rasa sakit di perutnya. "Apa yang terjadi denganmu?" Tanya Joy. "Ah, ka
Jimmie sendiri mengendarai mobil tanpa tujuan. Ia terus melirik ke arah ponselnya, menunggu telpon dari Gebbie Akhirnya ia menyerah dan membuang ponsel itu, lalu lanjut memacu mobilnya. Sementara itu, Rey kembali ke rumah sakit karena diminta untuk menemui Dr. Kevin. Dr. Kevin mengatakan bahwa ia mencari Gebbie karena Gebbie sempat menemuinya setelah CEO Jackson dirawat dan menyatakan ingin menjadi donor. Namun hasilnya sama saja karena ia juga tidak cocok. Rey lantas menunggui CEO Jackson di kamarnya, saat seorang suster mengabarkan bahwa pihak restoran menelpon dan memberitahu ada barang milik CEO Jackson yang tertinggal di sana. Dengan heran Rey mengiyakan.Saat mengambil barang yang dimaksud, sebuah ponsel, Rey mendapat fakta bahwa saat CEO Jackson jatuh pingsan, sekretaris Warren dan nyonya Melly sedang berada di restoran. Rey yang mulai curiga lalu mendatangi kantor dan mendapat info bahwa saat itu sekretaris Warren tidak masuk karena hendak pergi ke rumah sakit bersa
Lilis sendiri tengah melakukan kencan buta untuk yang kesekian kalinya karena sudah merasa lelah dengan kesendirianya.Ia mencoba mencari pelampiasan dari kesepian yang ia rasakan dan pada akhirnya tergoda untuk melakukan kencan buta lagi.Setelah kencan buta nya, Keesokan paginya, tepat jam sembilan, di Kedai Kopi Barat...Memang ini bukan kencan buta pertama bagi Lilis, tetapi ini pertama kalinya dia menganggapnya serius. Pasangan kencan butanya, Tirto Husein, yang kini duduk di hadapannya berusia 36 tahun, dan terlihat cukup baik. Dia baru saja kembali dari luar negeri, dan sekarang bekerja sebagai insinyur senior di sebuah perusahaan elektronik. Dia tipe pria yang pendiam dan menahan diri, kemungkinan besar karena pekerjaannya. Sepanjang kencan tersebut, Lilis yang memimpin percakapan. Dia bercerita tentang mahar, rumah masa depan mereka, mobil keluarga, lebih tepatnya segala sesuatu yang telah ditentukan sebelumnya oleh
Sedangkan Rahel tengah berada di suatu tempat dengan seorang pria. Hal itu ia lakukan karena ia merasa seperti wanita yang kini sudah tidak ada harga lagi dan hak itu membuatnya stres hingga mabuk berat. Tanpa ia sadari ia di awasi oleh seorang pria dan mengetahui Rahel tengah mabuk berat, pria itu lalu menghampirinya dan menambahkan beberapa bubuk obat di kedalam minuman Rahel hingga membuatnya makin hilang kendali. Dan disaat itu pula, sang pria mengambil kesempatan kali membawa Rahel pergi ke apartemennya. "Sudah kehabisan tenaga?" goda pria itu dengan suara seraknya. Mereka di tengah ronde keempat mereka. Pria yang sedang menikmati tubuh rahel jelas sedang melampiaskan semua gairah terpendam yang menumpuk dalam dirinya."Apa kau menyukai hal ini?" Rahel berbalik dan memeluk leher sang pria. Hasrat di dalam matanya terlihat jelas. Dimata dan penglihatan Rahel, orang yang sedang memadu kasih dengannya adalah Rey."Hmm." Rahel menanggapi dengan gumam pel
Di jalan, CEO Jackson tanpa sengaja melihat Jimmie dan Gebbie yang sedang asyik berkencan. Ia menjadi geram melihatnya. Saat keduanya tiba di mansion dan berpelukan sebelum masuk ke dalam, giliran Joy yang tidak sengaja melihatnya. Tiba-tiba sekretaris Warren datang menghampiri Joy. Tidak ingin mereka ketahuan, Joy berpura-pura sakit bahu dan meminta sekretaris Warren untuk memijatnya.Setelah itu Joy kembali ke kamarnya. Di kamar, Joy mencoba menulis sesuatu sambil mengingat kembali kata-kata CEO Jackson tentang kontrak Gebbie. Tak lama ia pun pergi ke ruang makan untuk membuat teh. Tidak sengaja ia bertemu Gebbie di sana dan keduanya pun minum teh bersama. Gebbie lantas bercerita tentang temannya yang ingin membelikan hadiah untuk pacarnya. Ia menanyakan apa kado yang kira-kira cocok. Joy sadar bahwa sebenarnya Gebbie ingin membelikan hadiah bagi Jimmie.“Pria tidak membutuhkan hadiah-hadiah seperti itu,” jawabnya. “Selalulah bersama dengan dia dan tersenyum bers