"Astaga, kakak ipar! Kenapa kau jadi tua sekali hanya dalam kurun waktu 1 tahun saja?" Ucap ibu Joy.
"Dan sepertinya kau jadi orang yang sangat banyak bicara!" Ucap ibu Rey."Sepertinya kau dan Rey, masih tetap sama seperti biasanya." Ujar ibu Joy.Sementara itu, di Sky House, Rey yang sedang tertidur memimpikan kembali saat-saat dimana ia dulu ditinggalkan dengan paksa oleh ibunya di mansion. Ia terbangun dengan perasaan gelisah.Tak lama Ms. Zhea masuk, hendak membersihkan kamarnya."Astaga, kau masih juga belum pergi kesana?" Ucap Ms.Zhea.Namun karena Rey diam saja ketika disapa, ia pun pamit keluar."Maafkan aku." Ucap Ms.Zhea. Ms.Zhea keluar dari kamar Rey sembari mengatakan bahwa Rey adalah orang yang tidak berperasaan dan tidak memikirkan kondisi Gebbie."Ya ampun dia benar-benar tidak punya perasaan. Dia sungguh tak tahu apa-apa mengenai situasi nona Gebbie. Tidak ada gunanya nona Gebbie berDi luar kamar, Lisa ibu tiri Gebbie tiba-tiba didatangi oleh sekretaris Warren yang menanyakan tujuan mereka datang ke sana. Lisa beralasan bahwa beberapa hari lagi adalah hari kelulusan Gebbie, sehingga mereka datang untuk menjenguknya. Karena menganggap tamu di Sky House hanyalah Gebbie, sekretaris Warren pun meminta mereka keluar dan tidak datang lagi tanpa pemberitahuan seperti sekarang. Tanpa diduga, setelah meninggalkan tempat tersebut, Lilis yang tidak diterima karena diusir oleh sekretaris Warren, menyebarkan berita tentang Gebbie yang tinggal di Sky House ke internet, yang tentu saja langsung membuat heboh dimana-mana. Gebbie sendiri ternyata mendatangi kafe tempat ia bekerja. Di cafe itu ada teman kerjanya Rara dan ia meminta pada Rara untuk diperbolehkan tinggal di rumahnya. Rara menolak karena baginya rumahnya sudah terlalu sempit. Tiba-tiba saja Rahel datang dan entah bagaimana caranya Rara bisa meyakinkan Rahel untuk memperbolehkan Gebbie menginap di rum
Rahel semakin gemetar, karena kedua teman Dion mencekal erat kedua tangannya dan menyeretnya menuju vila yang gelap dan pengap.BraakkAngga dan Rija menyeret Rahel hingga terbentur susut meja, kakinya terasa ngilu dan sakit."Apa yang akan kalian lakukan? Lepaskan aku, biarkan aku pergi!" Kata Rahel yang berusaha beranjak dari hadapan mereka."Aku tidak akan melakukan apa pun, kecuali kau mau menerima tawaranku. Menikahlah denganku!""Sampai kapan pun aku tidak akan menerima dan menikah dengan mu. Aku tidak mencintaimu, aku mau pulang." teriak Rahel yang menunjuk wajah Dion dan hendak menggapai tubuhnya, namun tangan kekarnya terlalu mudah menepis hingga Rahel terhuyung kembali ke tanah."Rija... Angga pegang dia... kita berpesta hari ini. Hahaha ini keinginan dan keputusan mu Rahel!" desisnya dengan meremas pergelangan tangan Rahel.Rija dan Angga melakukan apa yang diperintahkan Dion, memegangi tangan Rahel hingga Ra
Mereka sempat berpapasan dengan Jimmie, yang mengatakan tidak peduli dengan Gebbie yang pergi dari mansion. "Apa kau sudah lihat Gebbie hari ini?" Tanya Joy."Belum!" Jawab Jimmie."Kau tak khawatir sedikitpun dengan Gebbie?" Ucap Joy."Aku tidak peduli." Kata Jimmie cuek."Bukankah kau ini terlalu kejam? Dia pernah tinggal dengan kita! Kau memang sesuatu!" Joy kesal."Itu kau sudah tahu!" Ucap Jimmie.Melihat Jimmie sudah masuk ke kamarnya, tuan Warren segera bergegas pergi."Kakak mau kemana?" Tanya Joy."Mencari nona Gebbie!" Ucap tuan Warren."Aku ikut kau." Ujar Joy."Kenapa?" Tanya tuan Warren."Aku juga dekat adik Gebbie!" Ucap Joy."Ya sudah!" Jawab tuan Warren."Ah! Kemana lagi si Rey itu...." Keluh Joy Sambil berjalan di belakang tuan Warren.Tuan Warren menemui ibu tiri Gebbie dan menanyakan apakah Gebbie pulang ke rumah. Ibu tiri Ge
Sementara itu di rumah Rahel...Rahel terbangun dengan kekecewaan dan rasa sakit menjalar di dalam hatinya, sejenak ia berpikir untuk mengakhiri hidupnya namun ia tidak bisa."Bagaimana ini? Bagaimana kalau Jimmie dan Rey tahu aku sudah.... Apa mereka akan terima jika aku mengatakan kebenaran ini pada mereka?" Batin Rahel.Rahel stres bukan main hal itu membuat ia langsung bergegas pergi dari rumahnya."Rahel!"Terdengar teriakan Jimmie memanggilnya, tapi Rahel tak mau berhenti dan ia tetap berjalan tanpa menoleh ke belakang."Kau mau kemana?" Teriak Jimmie."Hari ini saja, aku tidak ingin bertemu siapapun." Katanya."Ada apa denganmu?" Tanya Jimmie."Tolong pergi saja, kita bicara lain waktu saja." Tegas Rahel dan pergi.Sungguh tidak Rahel sangka, dan sulit untuk menerima kenyataan menyakitkan itu. Dengan tak berdaya, dia melakukan hubungan intim dan di tiduri tiga pria sekaligus."B
“Siapa? Jimmie?” Rahel menatap tetangga lekat karena kebetulan tetangganya itu mengenal Jimmie.“Kamu mau tahu siapa yang mengantarmu pulang?” tetangganya bertanya.Rahel mulai penasaran ketika tetangganya itu justru main tebak-tebakan. Untuk saat ini dia hanya dekat dengan Jimmie. Tidak ada pria lain.“Siapa? Cepat katakan!” Rahel benar-benar begitu penasaran.“Dia tidak mengatakan namanya siapa.”Tetangganya itu lalu menyebutkan ciri-ciri pria itu sesuai yang dilihatnya karena malam itu kebetulan ia sedang diluar dan melihat Rahel pulang diantar karena mabuk.Mata Indah Rahel yang dihiasi bulu mata lentik itu langsung membulat sempurna. "Apa?! Bagaimana ia tahu rumahku." Teriak Rahel."Entahlah, dia juga menanyakan hal yang sama padaku." "Hah?" Ucap Rahel."Iya, karena kau mengatakannya sendiri pada pria itu, itu sebabnya ia bertanya padaku dan memastikan ini benar-benar rumahmu."
"Setelah bertemu denganmu, aku merasa hidupku lebih berwarna." Ungkap Rey.“Apa maksudmu?” tanya Gebbie bingung.“Selain itu,” lanjut Rey, “Aku… selalu memikirkan mu.”Gebbie terdiam mendengarnya. Begitu pula dengan Rahel dan Jimmie, yang langsung beranjak pergi.“Aku tidak suka melihat kau bersama laki-laki lain. Terutama sekali jika kau berdekatan dengan Jimmie, aku tidak suka,” ucap Rey.Kali ini tuan Warren datang dan langsung menanyakan pada Joy apakah Gebbie baik-baik saja. Joy menjawab dengan memberi isyarat pada tuan Warren untuk melihat ke arah layar televisi.“Aku memiliki wajah tampan dan cerdas,” lanjut Rey, “dan aku ahli waris di urutan atas dari Hokkaido Group.”Setelah terdiam sejenak, Gebbie menjawab, “kak Rey, mari kita hentikan semuanya sekarang. Maaf, aku akan pergi.”“Pengakuan perasaanku belum selesai. Kau dan aku bahkan belum memulai apa-apa” kata Rey sembari mencegah Gebbie pergi.
"Ya, itu terjadi begitu saja. Aku harus memberitahumu." Ucap Gebbie."Bukankah kau nanti tidak nyaman tinggal dengan Rey. Tidak... Bukankah Rey yang nantinya tidak nyaman?" Ujar Rahel."Jadi kau melihat, videonya juga ya?" Ucap Gebbie."Iya!" Jawab Rahel."Aku tidak ingin kau salah paham. Tidak ada yang terjadi di antara kami." Ucap Gebbie."Baguslah! Rey harus tahu juga bagaimana rasanya di tolak wanita." Jawab Rahel."Ai bukannya aku menolaknya..." Ucap Gebbie merasa bersalah."Semua orang berbicara betapa kerennya dirimu." Ucap Rahel."Bukan seperti itu sebenarnya." Kata Gebbie."Toh bukan kau yang menyatakan perasaanmu, jadi kau tak perlu merasa tak enak hati padamu. Jadi, jangan khawatirkan itu." Ujar Rahel."Iya, terima kasih." Ucap Gebbie."Tapi ... Apa karena itu kau ingin menemui aku?" Tanya Rahel.Tujuan Gebbie ternyata adalah untuk mengajak Rahel ikut liburan karena
Ibu tiri Gebbie mendatangi pak Lius di sebuah kontruksi yang menjadi tempat kerjanya. Ia kecewa karena melihat pak Lius itu ternyata hanyalah pekerja bangunan biasa. Meski gagal memeras uang darinya, ibu tiri Gebbie tetap menemuinya dan memintanya untuk membawa Gebbie, dengan dalih Gebbie saat ini sedang mengincar harta kekayaan Hokkaido Group dan membuat malu keluarganya. Kata ‘hokkaido Group’ membuat pak Lius terdiam dan memikirkan sesuatu.Lilis sendiri tiba-tiba di rumahnya mendapatkan panggilan dari ibunya."Lilis, ibu ada urusan mendadak malam ini dan sepertinya ibu akan pulang subuh. Apa ayahmu ada dirumah?""Ayah baru saja pergi kerja." Ucap Lilis "Kau baik-baik di rumah jangan lupa kunci pintu, oke?" Kata ibunya."Iya ibu! ini saya sudah di kamar mau siap-siap tidur." Jawab Lilis ngambek."Yasudah, Kamu tidur. Kamu hati-hati ya di rumah!" Pesan ibunya."Iya, bu..." Lilis mengakhiri panggilan dengan ibunya, ia m