Share

SEKRETARIS CUPU KESAYANGAN CEO TAMPAN
SEKRETARIS CUPU KESAYANGAN CEO TAMPAN
Author: Citra Rahayu Bening

LOLOS INTERVIEW

last update Last Updated: 2023-12-14 05:45:49

Septa bukanlah fotomodel, maupun wanita muda dengan penampilan memikat, seperti para pelamar lain yang seruangan dengannya saat interview. Wanita polos ini adalah salah satu pelamar untuk posisi sekretaris pribadi di sebuah perusahaan ternama.

Ia hanyalah seorang wanita lugu dengan penampilan biasa, bisa dibilang terlalu naif untuk seusianya. Wajah polosnya hanya tersapu tipis bedak dan pemulas bibir. Rambut yang selalu dikepang ke belakang dan tak lupa sebuah sweater merah yang selalu melekat pada tubuh.

Septa sedari siang duduk pelototi laptop menunggu pengumuman hasil interview yang barusan dijalani. Akhirnya, tampak di layar sebuah pesan masuk ke alamat emailnya.

Septa terpaku dan hampir tak percaya melihat namanya terselip di antara deretan nama yang menduduki beberapa posisi yang ada di lowongan kerja. Ia mengusap mata berkali-kali, dikucek-kucek tak menyangka dengan yang dilihatnya.

“Oh, my God ... benarkah ini?” teriaknya lalu melihat layar laptop kembali, “ e-tapi ... emang bener sih, tak berubah,” gumamnya  seketika menutup mulut dengan kedua tangan sementara kedua sudut mata meneteskan air mata.

Dia pun melompat-lompat di atas kasur karena gembira. Tak menyangka hidupnya seberuntung ini, bagai ketiban bulan.

Lompat satu ... Lompat dua ... Lompat ti ....

‘Prakk!’ Pintu kamar terbuka dan ....

“Ya, Tuhan ... Septaaa!” Mamanya memekik melihat tingkah laku putrinya. Septa pun segera turun dari ranjang lalu merapikan kembali.

“Maaf, Ma ... seneng buanget, lolos seleksi! Septa di te-ri-ma ker- jaaa!” Septa langsung memeluk mamanya dengan gembira. Wanita setengah umur ini pun seketika mencium kening putrinya.

“Syukurlah, Nak. Bekerja yang rajin! Gak usah pindah-pindah kerja lagi.”

“Yee ... Mama! Kan, tau sendiri. Abang tak suka, aku kerja ama mantannya.” Septa pun merajuk masih dalam pelukan hangat sang mama.

Berdua sedang asik-asiknya bercengkerama, kakak Septa datang. Cowok berambut gondrong yang sedang berdiri di ambang pintu itu memandang dengan ekspresi penasaran.

“Ada yang mo nikah nih. Kapan?” Cowok tersebut  mendekat dengan ekspresi tak berubah. 

“Apaan sih, Bang? Ngapain bukan lu yang duluan?” tanya Septa melepaskan pelukan mamanya.

Septa dan si abang—Dion—hanya berselisih umur setahun. Dulu saat Dion berusia tiga bulan, sang mama hamil Septa. Mereka adalah adik kakak yang kompak, hampir jarang berselisih paham. Dion bekerja sebagai fotografer freelance, sering kali bekerja sama dengan seorang teman yang memiliki EO. 

“Terus ngapain, minta peluk Mama? Udah gede, masih kolokan, lu!” ejek Dion sembari memencet hidung Septa. 

“Kaga tau, lu? Gua diterima kerja di tempat lu foto iklan kemarin. Kaget, kan, kan?” Septa bangkit bergegas menunjukkan logo perusahaan di atas kiriman surat elektonik.

Mama mereka bangkit lalu meninggalkan keduanya. Pembicaraan makin asik antar keduanya karena Dion lumayan lama bekerja sama dengan perusahaan tersebut. Sedikit banyak ia tahu seluk beluk perusahaan. Begitu adiknya diterima bekerja di sana, sudah pasti ikut bahagia hatinya. Berdua asik bersenda gurau saat ponsel Dion bergetar dalam saku celana. Ia merogoh benda pipih tersebut.

“Ya, emang benar. Kok tau?” Dion mendengarkan suara seseorang dari seberang telepon. “ Oh, waktu itu. Iya, emang ... titip adik gua, ya! Thanks, Brow. “ 

Sehabis mengakhiri pembicaraan telepon, Dion tersenyum ke arah adiknya. Septa dibuat curiga dengan gelagat abangnya.

“Senyum-senyum, apaan? Barusan ngomongin, gua?” tanya Septa sewot menatap Dion.

“Ih, kaga ngomongin jelek. Nih ada yang liat lu, waktu interview kemarin. Gua bilang emang bener,” jawab Dion sembari mengacak-acak rambut wanita berkepang dua ini.

“Kok, dia tau?” tanya Septa makin penasaran.

“Lu lupa, pernah nyamperin gua, pas motor bocor di jalan? Lu ajak gua ke bengkel.”

“Oh iya, ya, lupa gua, Bang, “ jawab Septa cengengesan.

“Perlu lu tau! Gini-gini, gua akrab ama calon bos lu. Pemimpin eksekutif kedua setelah owner. Masih single, cakep lagi. Bentar ya,” ucap Dion lalu jarinya sibuk mengetik ponsel, sesaat kemudian, “naah, ini nih! Calon bos lu.” Sambil menyodorkan sebuah nama akun di layar ponsel.

Septa hanya mampu mengingat nama calon bosnya saja. Belum seberapa jelas melihat foto, Dion sudah keburu memasukan ke dalam kantong celana.

“Lah ...? Belum liat semua ....” Raut wajah Septa terlihat kecewa, tapi memang Dion paling demen jahilin adiknya.

“Entar lu juga tau aslinya dia. Udah, lu beres-beres dulu. Gua mau keluar bentar,” ucap Dion sembari melangkah keluar kamar tanpa rasa bersalah.

Kini tinggal Septa meski merasa dongkol oleh ulah usil Dion harus segera beberes melanjutkan aktivitas menata berkas untuk persiapan esok pagi. Akhirnya setelah ia selesai beres-beres dengan diliputi rasa penasaran mencoba mencari akun calon bosnya, yang telah ditunjukkan Dion barusan.

Septa mencari beberapa saat, akhirnya ketemu juga akun tersebut. Dalam akun tak ada keterangan apa pun di kolom informasi kecuali foto profile. Bisa jadi, akun sengaja di-private atau informasi hanya dibagikan dengan teman saja. Septa mau mengajukan permintaan pertemanan, tapi dirinya belum jadi pegawai di sana secara resmi. Akhirnya dia hanya mampu memandangi foto profile calon bosnya.

Hati Septa kali ini berdebar tak seperti biasanya. Dirinya sudah lama tak merasakan hal tersebut setelah kejadian sepuluh tahun silam, saat bapaknya minggat dengan wanita lain sampai sekarang. Luka hatinya tertoreh cukup dalam hingga masih sangat membekas di otak pikiran Septa.

Ia memang anak kesayangan papa, anak perempuan memang lebih dekat dengan sosok bapak. Sampai hari ini, Septa belum pernah berhubungan dekat dengan lawan jenis. Sering kali juga dijodohkan oleh Dion, tapi selalu ditolaknya dengan alasan ingin berkarir dan menyenangkan hati mamanya dulu.

Rasa sakit yang dialami Septa hanya dipendam sendiri, mama dan abangnya tak mengetahui hal ini. Namun, sejak pertemuan pertama dengan seorang pria saat interview tadi siang, ada getaran tak wajar dalam dadanya. Ia tak tahu, rasa apa itu? Namun hal tersebut mampu membuatnya bahagia. Septa pun sibuk mereka-reka wajah calon bos dan kerja apa saja yang dia kerjakan di kantor besok. Dalam hati berharap bos baru sikapnya secakep paras di akun Sosmed.

Septa sedang rebahan, saat Dion datang membawa selembar kertas lalu diletakkan di atas meja kamar.

“Ini yang perlu lu bawa, besok pagi,”ucapnya sembari berniat melangkah keluar.

“Eits, tunggu!” Cegah Septa menarik tangan abangnya. Mau nggak mau Dion terpaksa berbalik menghadap ke Septa.

“Apaan? Bukannya bilang makasih, asal main tarik aja.”

“Eng-gak! Itu kertas dari mana? Besok gua berangkat pagi,” timpal Septa melangkah ke arah meja lalu mengambil kertas yang dibawa Dion barusan.

Setelah membacanya, wanita berkepang dua tersebut tertawa menyadari kesalahan. Sedang Dion tertawa seakan mengejek kecerobohan Septa.

“Udah liat, kan? Itu tugas apaan? Ya masa, kasih tugas fotografi gua ke lu? Belum baca asal nyahut doang.”

“Ya, maaf, Bang. Lah ini kertas dari mana coba? Ngapain kaga dikirim via email?”

“Gini ya. Lu duduk dulu! Barusan gua ambil berkas proyek ke calon kantor lu. Kebetulan bagian HRD ada yang kenal dan tau kalau lu itu adik gua. Lu pasti tau siapa yang kasih info itu. Paham, kan sekarang?”

“Ya, ya. Makasih, Abang!”

Dion akhirnya ditodong oleh Septa untuk membantu mempersiapkan keperluan untuk besok. Kakak beradik yang selalu kompak dan hal itu dilihat oleh mama mereka dari ruang makan 

------ooOoo------

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Supia Realme22
lumayan,baru awal baca
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • SEKRETARIS CUPU KESAYANGAN CEO TAMPAN    BOS TAMPAN YANG GANJIL

    Septa sedang mengunyah roti panggang saat Dion datang membawa secangkir kopi. Si gondrong maskulin ini tak biasa sarapan, karena jadwal kerjanya yang tak menentu. Gaya hidupnya bisa diibaratkan sarapan di Jogya, bisa jadi makan siang di Surabaya. Bagaimana pun sibuknya, Dion selalu berusaha untuk selalu ada bagi mama dan adiknya.Dion telah lama menggantikan posisi sang papa, menjadi laki-laki yang bisa melindungi keluarga. Kewajiban inilah yang membuat Dion selektif banget dalam mencari pendamping hidup dan tak buru-buru ingin menikah, sebelum adiknya hidup nyaman. Oleh karena itulah karena kelamaan tak juga segera menikah, akhirnya tunangan Dion lari ke pelukan pria lain.Pagi itu, Septa dibonceng Dion dengan motor vespa. Hal yang paling Septa benci selama ini. Dia paling anti dengan suara motor yang berisik, malu-maluin menurutnya. Berhubung sang abang sejalur dengannya dan ada iming-iming motor akan ditukar tambah dengan yang lebih baru maka dengan senang hati wanita bersweater me

    Last Updated : 2023-12-14
  • SEKRETARIS CUPU KESAYANGAN CEO TAMPAN    PENGAKUAN ARGA KEPADA SEPTA

    "Septa, tolong kamu amati pria di bawah sana. Tolong catat motif baju, celana dan warnanya. Oh, ya! Jangan lupa model rambut dan apa saja yang melekat padanya," ucap Arga sambil menunjuk sesosok pria yang baru turun dari mobil dari kaca jendela. Setelah pria muda ini mengakhiri panggilan masuk.Hal yang sama terjadi juga pada saat seorang wanita mengetuk pintu, beberapa jam sebelumnya."Septa, itu suara tante aku. Tolong kamu temui di luar dulu. Catat warna dan motif baju, dia pake apa aja. Tanyakan keperluannya! Bawa dulu catatan itu masuk, baru dia kamu ajak ke dalam."Hari ini pengalaman bekerja di tempat baru dengan bos yang ganjil di mata Septa. Ada tiga orang tamu yang harus ia tulis secara detail di atas sebuah kertas sebelum menemui bos muda ini. Entahlah, ada motif apa pria tampan berambut gondrong ini memberi perintah di luar tugas utamanya sebagai seorang sekretaris. Sampai saat jam kerja usai, sekretaris baru ini tak mendapatkan hal yang aneh yang mendukung sikap bos muda

    Last Updated : 2023-12-14
  • SEKRETARIS CUPU KESAYANGAN CEO TAMPAN    TAMU ISTIMEWA DI PAGI HARI

    Perjalanan ke rumah Septa memakan waktu satu jam. Akhirnya sampai juga di depan rumah disambut dengan hujan yang mulai mereda, tinggal gerimis saja. Dion segera menyambut kedatangan mobil Arga dengan membuka pintu gerbang.“Bos, mampir dulu. Kita ngeteh dulu. Biar gak kedinginan sekalian tunggu hujan benar-benar reda,” ucap Dion mempersilakan Arga. Akhirnya Arga membelokkan mobil demi rasa penasaran dengan Septa dan juga hubungan baik dengan Dion yang terjalin sudah lama. Mobil diparkir tepat di depan teras, Septa turun bebarengan dengan sang bos. Bertiga melangkah ke teras.“Duduk sini saja, ya. Saya suka lihat taman.” Arga langsung duduk di kursi yang menghadap taman.“Silakan duduk, Pak. Saya permisi masuk dulu,” ucap Septa. “Oh ya, silakan. Saya akan ngobrol dengan Dion, benar, kan?” Sambil berucap kepala Arga menoleh ke pria muda di sampingnya. Dion tersenyum walau diselimuti tanda tanya besar di kepalanya.Perasaan dari tadi nanya nama mulu, ya? Pikir Dion keheranan. Beberapa

    Last Updated : 2023-12-14
  • SEKRETARIS CUPU KESAYANGAN CEO TAMPAN    JADI CANDU BOS TAMPAN

    Septa bergegas menuju depan dan segera membuka pintu.“Selamat pagi,” ucap si tamu yang tak lain Arga, sang bos.“Selamat pagi juga, Pak,” jawab Septa sembari mempersilakan Arga untuk duduk.Pria berpakaian rapi segera duduk diikuti oleh Septa. Mereka kemudian membahas percakapan lewat layanan aplikasi semalam. Sesuai rencana, Septa akan diajak menemui klien di luar kota. Oleh karena harus meminta izin secara langsung pada mama Septa dan Dion, maka dari itu Arga menjemput Septa lebih awal. Baru kali ini Arga mau keluar kota bareng sekretaris apalagi pegawai baru. Secara ia tak gampang mempercayai orang karena gangguan yang dialaminya.“Septa, boleh saya tanya?” tanya Arga sembari menatap bening mata gadis di depannya ini.“Oh iya, Pak. Silakan,” jawab Septa gugup mendapati tatapan mata sang bos tak berkedip sedikit pun membuatnya jadi kikuk.“Kamu udah punya pacar? Maaf agak lancang.” Tatapan mata Arga masih tak mau berpindah dari sekujur tubuh sekretarisnya.“Maaf, Pak. Ada yang sala

    Last Updated : 2023-12-14
  • SEKRETARIS CUPU KESAYANGAN CEO TAMPAN    ARGA TAK BISA JAUH DARI SEPTA

    "Septa, terima kasih untuk hari ini. Tetaplah bersamaku! Tugas utamamu di kantor, di luar itu ada uang khusus. Semua rincian udah aku email ke kamu. Pelajari! Kalo ada yang kurang jelas, bisa hubungi nomor teleponku,” ucap Arga lalu dibukanya sebuah aplikasi di ponsel.Tak lama kemudian terdengar suara pemberitahuan pesan di ponsel Septa. Wanita berkepang ini pun kaget saat melihat jumlah nominal yang tertera di layar ponsel.“Ya ampun, Pak! Banyak banget? Saya masih dua hari bekerja, kok udah dapat gaji?” tanya Septa keheranan dan Arga hanya membalas dengan senyuman. “Pak?” “Itu untukmu, Sayang!”Tiba-tiba Arga mendaratkan kecupan di kening Septa dan seketika memanas seluruh permukaan kulit wajah sang sekretaris baru ini.Bos panggil Sayang? Gak salah?Saat otak Septa sibuk memikirkan hal barusan, tangan pria di sampingnya telah meraih jemari dan mengecupnya.“Temani aku, Sekretarisku!” Septa seketika menoleh kaget tanpa sadar mata keduanya beradu dan membuat Septa seketika berpal

    Last Updated : 2024-01-02
  • SEKRETARIS CUPU KESAYANGAN CEO TAMPAN    PERJANJIAN DENGAN ARGA

    "Pak Arga mengidap phobia, perlu pemeriksaan oleh seorang psikiater. Bu Septa adalah orang yang dipercaya Pak Arga saat ini.""Saya harus bagaimana, Dokter?""Dampingi beliau selalu, Bu."Setelah memberi penjelasan tersebut, dokter dan kedua suster berpamitan. Seharian bersama sang bos membuat Septa sedikit banyak semakin mengenal kepribadiannya. Si bos yang ganteng dan kaya rupanya punya rasa minder dengan penyakitnya yang aneh. Selama ini telah beberapa kali sang bos salah mengenali orang hingga ada rencana proyek gagal terlaksana.Kini di hadapan sekretaris barunya, Arga yang anti sosial memelas meminta agar Septa menemaninya setiap saat dibutuhkan. Pria tampan dengan pandangan kosong ini mengulang permintaannya saat di luar kota kemarin. Septa yang merasa sebagai pegawai baru, dianggapnya hal tersebut sebagai tantangan baru dalam bekerja. “Sekarang tolong ketik perjanjian kita dan di situ juga, sebutkan apa syarat-syarat apa saja yang harus aku penuhi untuk konsekuensi permintaan

    Last Updated : 2024-01-02
  • SEKRETARIS CUPU KESAYANGAN CEO TAMPAN    BENARKAH ADA RASA DI ANTARA KAMI?

    "Enak, nih! Makanan pesan antar,” celutuk Dion melihat bungkus makanan gerai siap saji yang sedang dinikmati Septa.Septa sedang menikmati makanan yang telah dipesan khusus oleh Arga, saat Doni datang bersama mamanya. Septa segera mencium tangan keduanya lalu sementara waktu menyimpan sisa makanannya untuk dilanjutkan nanti.“Pantaslah, sampai lupa gak telepon, padahal Mama tunggu kabar, ” sahut Bu Rita juga.“Iih, apaan sih? Baru makan pagi doang sampe hampir sore ini. Bos sempat ngedrop, gak berani ninggalin cari makan,” sahut Septa dengan muka memelas. Sang mama seketika mengelus kepala anak perempuannya. Ia tahu Septa adalah anak yang jujur dan baik hati.“Maaf ya, Tante, Dion. Septa sampe kelaparan merawat saya. Terima kasih atas kebaikan kalian, ya,” sahut Arga menengahi mereka agar tak menyalahkan Septa. Hatinya jadi nggak tega melihat muka sedih sekretarisnya.Mama dan Dion tertawa mendengar jawaban Arga lalu segera menghampiri lalu menyalami bos muda.“Kami cuma bercanda aja,

    Last Updated : 2024-01-02
  • SEKRETARIS CUPU KESAYANGAN CEO TAMPAN    HUNIAN MEWAH BOS MUDA

    "Ini rumah Bapak?" tanya Septa sambil berdecak kagum, saat mereka telah sampai teras rumah Arga.Arga hanya tersenyum menanggapi pertanyaan dari sekretaris lucunya."Ayo kita masuk!" ajak Arga seraya mendongak ke arah Septa yang masih terkagum-kagum dengan hunian mewah sang bos.Septa mendorong masuk kursi roda Arga. Mereka memasuki sebuah ruangan luas mirip aula, terdapat tiga set meja kursi tamu dengan gaya klasik menambah kesan mewah dan elegan yang mendukung desain ruangan. Septa terkagum-kagum dengan ruangan dan segala furniture di dalamnya. Ia melihat semuanya seakan memasuki sebuah ruangan istana dalam buku dongeng. Mulut Septa tersenyum simpul dan hal ini tak luput dari pandangan Arga. Dari arah dalam muncul seorang wanita setengah baya menghampiri mereka.“Selamat sore, Pak! Saya sudah memasak menu kesukaan Bapak.”“Selamat sore, Bik! Siapkan paviliun untuk Nona ini dulu, baru siapkan masakan untuk kami. Septa kamu ikuti si Bibik, setelah itu balik ke sini, kita makan.”Arga

    Last Updated : 2024-01-02

Latest chapter

  • SEKRETARIS CUPU KESAYANGAN CEO TAMPAN    SAATNYA BAHAGIA UNTUK SEPTA

    Ting! Terdengar notif pesan diterima.[Oke. Aku siapkan semua. Kamu siap-siap di depan. Hitungan menit saja, kita bisa pergi dari sana.][Terima kasih, Bang.]Pesan terkirim dan Septa buru-buru menghapus semua percakapan. Clear. Sebuah senyum manis menghias bibir Septa. Hatinya bisa sedikit tentram sekarang. Dia tidak tahu rencana apa yang telah disusun oleh Ardan.Namun, dia butuh segera keluar dari kantor polisi ini. Perilaku bar-bar wartawan membuatnya semakin tertekan. Yang dia butuhkan sekarang adalah segera bisa keluar dari sini. Otak dan hatinya ingin segera disegarkan dan hanya dia yang tahu caranya.Satu jam kemudian Ardan mengajak Septa untuk keluar menuju lobby kantor. Tentu saja, wanita ini menolaknya mentah-mentah karena belum ada kabar dari Ronald. Ardan yang melihat Septa dalam keadaan ragu-ragu, akhirnya memegang kedua bahu wanita tercinta."Kamu akan lihat gimana caranya agar para wartawan bisa pergi dari sini,"ucap Ardan dengan menatap Septa."Maksudnya apa?"tanya S

  • SEKRETARIS CUPU KESAYANGAN CEO TAMPAN    SEPTA PUNYA CARA KHUSUS

    Ardan berusaha untuk menahan diri. Bagaimanapun, dirinya harus bersikap bijak dalam menghadapi wartawan. Dia paham taktik para pencari berita dengan cara menyulut emosi narasumber. Pada saat narasinya semakin emosi dalam meladeni pertanyaan wartawan dan biasanya dia tanpa sadar akan mengeluarkan kata-kata yang tidak perlu dipublikasikan. Di saat itulah para pencari berita mereka semua ucapan yang terlontar dari mulut narasumber. Ucapan dalam keadaan marah tersebut akhirnya tertuang pada ketikan mereka. Begitu berita jadi viral dibicarakan dalam masyarakat, otomatis kelanjutan beritanya akan terus dicari-cari. Hal ini mendongkrak penjualan bagi lapak atau platform penyedia layanan informasi online maupun offline. Para wartawan dapat keuntungan bonus dan juga promosi jabatan. Narasumber yang baru sadar akan kekhilafannya akan segera memberikan ultimatum terhadap para wartawan bahkan sibuk membuat siaran pers untuk klarifikasi. Tindakan itu bahkan menjadikan berita semakin dicari dan

  • SEKRETARIS CUPU KESAYANGAN CEO TAMPAN    ADA MAKSUD TERSEMBUNYI

    Septa lalu melirik pada sebuah nakas di sebelah ranjang. Hmm, siapa yang taruh meja minimalis ini?Kamar Septa dan isinya selalu berwarna putih dan tidak pernah ada warna-warna monokrom seperti ini. Apalagi keberadaan sebuah meja kecil berbahan rotan. Tiba-tiba perhatiannya teralihkan ke arah ke pinggang.Ada beban berat yang membebani area tersebut sejak dirinya bangun. Itu ternyata berasal dari lengan cokelat yang membelitnya. Kepala wanita berparas ayu ini langsung menoleh ke sebelahnya. Ada seorang lelaki sedang tidur lelap.Whaatt? Apa-apaan ini?!Lengan kuat eksotis. Lelaki asing dengan bagian atas tanpa penutup. Tarikan napas teratur. Septa seketika tercekat. Dia pun jadi berpikir yang tidak-tidak. Wanita ini sibuk memutar memori otak. Akhirnya satu kesimpulan diambil ....Septa tundukkan kepala lalu mengintip tubuhnya di balik selimut. Dia langsung syok antara kenyataan atau halusinasi.Kepalaku pengar. Apa yang aku minum tadi? Jadi setengah mimpi begini, keluhnya dalam hati.

  • SEKRETARIS CUPU KESAYANGAN CEO TAMPAN    ADA SEPUPU AMANDA

    "Syukurlah. Kasian Manda gak tau apa-apa soal mafia, jadi korban.""Tyson sampai hari ini belum bisa dipantau," ungkap Ardan. "Dia ini terkenal kejam dan licik dibandingkan Tuan Edzard dan William. Diduga dia ada di balik pengambilan organ dalam para pasien rumah sakit.""Padahal kurang sebulan lagi, Manda dan Tyson menikah. Kenyataannya kini, mereka jadi terlibat urusan mafia tiada berujung," ucap Septa penuh sesal. "Aku punya ide biar bisa tangkap Tyson.""Apa itu?"tanya Ardan penasaran."Kita suruh orang lain untuk jaga Manda. Tyson itu sebenarnya cinta banget sama Manda. Dia lakuin ini pasti karena sakit hati, Manda akan dinikahi Tuan Edzard."Ardan menaikkan kedua alis. Pria ini sedang berpikir sejenak lalu bertanya,"Maksudnya gimana?""Amanda dijaga orang lain, biar Tyson merasa aman untuk mendekatinya. Kita pantau mereka dari kejauhan dan tentu saja ada dokter serta perawat yang bisa kita ajak bekerja sama.""Bagus ide kamu, Sayang. Kita realisasikan," balas Ardan dan langsung

  • SEKRETARIS CUPU KESAYANGAN CEO TAMPAN    DERITA AMANDA

    "Ah, akhirnya, semua aman. Saatnya kita pulang," ucap Ardan sambil meluruskan badan. Septa memijat pelan punggung kekasihnya. "Nanti di rumah aku pijatin sekujur badan.""Septa, perutku sakit sekali. Ada yang kosong di bagian perut kiri. Di situ timbul rasa sakit,"keluh Amanda dengan mendesis kesakitan."Jangan-jangan, ...." Ucapan Ardan tidak dilanjutkan karena keburu ada panggilan telepon."Halo, ada apa?"tanya Ardan kepada seseorang di ujung telepon."Pak, ada info, dokter yang menangani Nona Amanda adalah bagian dari komplotan pasar gelap.""Kamu kata siapa?""Ada seorang pria tua bikin laporan. Anaknya setelah operasi besar. Ginjalnya hilang satu.""Oke, terima kasih. Terjunkan tim untuk pantau target.""Baik, Pak."Hubungan telepon berakhir dan tentu saja dalam tatapan tajam kedua mata Septa. Ardan paham bahwa wanita tersebut ingin penjelasan. Pria ini segera merangkul bahu Septa. "Kita harus ke rumah sakit terpercaya untuk memeriksa organ dalam Nona Amanda.""Hei, apa yang ter

  • SEKRETARIS CUPU KESAYANGAN CEO TAMPAN    TUAN EDZARD DITEROR?

    Tuan Edzard berusaha mengusir sengatan aneh yang hendak menggerakkan tangannya. Namun gagal, tangannya bahkan dengan lancang meraba puncak dada Amanda sembari bibir kasarnya mengecup ceruk leher si wanita lembut.Pria ini memainkan lidahnya sejenak dan kian intens meremas buah dada yang terasa penuh pada tangan besarnya. Detik berikutnya, pria ini melumat bagian itu lalu mengisap puncak kecoklatannya dan memberikan beberapa gigitan manja di sana."Tuan, jangan!"Permainan pelan itu kian memabukkan begitu pun Amanda tanpa sadar mendesah pelan saat Tuan Edzard menyibak baju Amanda pelan dan menenggelamkan wajahnya lebih dalam lagi.Door!Pyaarr!Tuan Edzard langsung merangkul Amanda lalu mengajak bersembunyi di balik sofa. Pria usia senja ini berbisik kepada Amanda. "Kamu masuk kamar dengan hati-hati. Saya akan lindungi kamu.""Baik, Tuan,"balas Amanda yang langsung mengikuti saran Tuan Edzard. Wanita ini masuk kamar yang berada di balik rumah tamu. Saat masuk kamar, telinga Amanda mas

  • SEKRETARIS CUPU KESAYANGAN CEO TAMPAN    TUAN EDZARD YANG BUCIN

    "Selamat pagi juga, Tuan. Ya, kami memang dengar suara tembakan dari sebuah drone. Namun, tiba-tiba barang itu jatuh dan seketika terbakar,"jelas seorang sekuriti. Penjelasan sekuriti ini membuat Tuan Edzard terkejut, hingga semakin membuatnya penasaran. "Bolehkah saya melihat luar gerbang sebentar?"tanya Tuan Edzard merasa tidak enak hati karena sebelum menuju mansion, dia telah dipesan oleh Septa untuk tidak keluar lagi."Lebih baik Tuan pantau area luar gerbang dari tangkapan layar CCTV saja. Mohon maaf karena ini telah diinstruksikan oleh Nona Septa." "Baik. Saya mau lihat tangkapan rekaman CCTV."Sekuriti mendampingi Tuan Edzard untuk mengamati situasi di luar gerbang. Mereka melihat kedatangan sebuah drone yang diduga milik mafia, pesaing bisnis keluarga Edzard. Pada saat alat canggih tersebut hampir melewati atas gerbang secara mengejutkan ada sinar laser merah.Sinar tersebut menembaknya jatuh. Mata Tuan Edzard dan sekuriti dibuat terbelalak, saat melihat kejadian luar bias

  • SEKRETARIS CUPU KESAYANGAN CEO TAMPAN    ADA YANG DILENYAPKAN

    Sejak hidupnya sering diteror mafia saingan bisnis William, Septa lebih nyaman tinggal di mansion bersama Mama dan abangnya. Ardan membuka kaca mobil lalu menghentikan mobil depan pos jaga. Kedua sekuriti tersenyum. Ardan segera menyapa mereka."Selamat pagi. Nanti ada tamu khusus, tolong dibantu kelancarannya.""Selamat pagi, Tuan Ardan. Baik, akan kami bantu."Ardan tersenyum lalu mengulurkan dua lembar uang merah kepada sekuriti. "Buat beli kopi.""Terima kasih, Tuan.""Sama-sama."Seorang sekuriti membuka pintu gerbang lalu mobil pun beranjak masuk halaman. Gerbang pun ditutup kembali. Ardan menoleh ke arah Septa lalu berucap,"Serius ini, aku benar-benar nginap di sini.""Iya, Sayang! Udah aku bilang tadi," balas Septa lalu tertawa manja sambil bersandar ke bahu pria sebelahnya.Mobil baru saja berhenti di carport, tiba-tiba ponsel Septa berdering. Wanita ini menegakkan tubuh lalu mengambil ponsel dari dalam tas. Dia sedikit memicingkan mata karena pandangannya nanar efek dari alko

  • SEKRETARIS CUPU KESAYANGAN CEO TAMPAN    ARDAN MULAI BERGERAK

    Ponsel Septa berdering. Ardan segera bangkit lalu mengambilkan untuk Septa. Tertera nama Tuan Edzard. Septa gegas menjawab panggilan."Selamat malam, Tuan.""Selamat malam. Maaf, mengganggu, Nona Septa," ucap pria tersebut dengan suara dalam.Ada apa, Tuan?"tanya Septa dengan rasa penasaran."Saya ingin titip Amanda di rumah Nona Septa demi keselamatannya. Silakan ajukan pembayaran per jam atau harian. Saya akan transfer sekarang. Sekitar seminggu agar kondisi tubuhnya cepat pulih. Boleh?"Septa yang mendapatkan tawaran dari Tuan Edzard langsung tersenyum lega. Ini namanya pria bertanggung jawab, kata hatinya."Boleh, dong, Tuan. Gak usah pake bayar. Amanda itu teman saya. Dengan keputusan bijak yang Tuan Edzard ambil, saya banyak terima kasih. Kalian sama-sama korban. Ronald sudah cerita banyak soal kejadian malam itu. Saya akan jaga Amanda. Sekarang dia di mana, Tuan?""Wah, sungguh luar biasa! Saya gak tahu kalo kalian berteman. Amanda sekarang ada di mansion, habis keluar dari rum

DMCA.com Protection Status