Share

37. Bos Kulkasku

Author: Li Na
last update Last Updated: 2021-09-08 15:29:40

Done!

Tujuh desain yang udah aku scanning dengan applikasi Photoshop berhasil dikirim ke email Pak Calvin, di minggu ketiga di sini aku bisa rutin selesaikan sejumlah sama. Di sela adaptasi dengan teman baru dan kegiatan pembelajaran yang mulai padat.

Meski tak diminta bos, aku merasa puas saja bisa lakukan ini. Seperti sebuah tanggung jawab yang hatiku tuntut. Kuliah juga bekerja dalam jarak jauh.

“Sudah, Dew?”

“Sudah, makasih, ya, Kay. Minggu depan aku nebeng lagi.”

“Santuy, kita ‘kan temen, jan segan sama gue.” Aku tersenyum melihat ketulusan sahabat baruku ini.

 Ponselku bunyi.

“Bentar, ya, Kay.”

“Hem, si Cool gak tahan juga enggak nelpon elo,” goda cewe

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • SEKAR (Gadis yang Dinodai Kakak Ipar)   38. Yandi?!

    “Pak ini nomor baru saya.” “Ganti nomor? Kenapa?” “Nggak apa-apa, Pak. Mau nomor baru aja.” “Oh.” “Bapak … nggak nanya lagi?” “Nanya? Nanya apa?” Aih, ngomong sama kulkas kalau bukan masalah kerjaan nggak bakal nyambung! “Eh, enggak kok, Pak. Kalo aja Bapak mau nanya saya sudah makan apa belum.” Kutahan senyum sambil memegang pipi yang memanas. Biarin, dia juga nggak lihat. “Jam segini kamu belum makan?” Tuh, kan dia kaget. “Menurut Bapak?” Dehaman kecil tandanya tak mau jawab. Aku terdiam sambil membulatkan mata, menunggu. Hening di ujung telepon.

    Last Updated : 2021-09-08
  • SEKAR (Gadis yang Dinodai Kakak Ipar)   39. Rumit

    “P-Pak … saya-kami-“ Aku tergagap, kalimat pembelaan diri hanya tertahan di tenggorokkan. “Masuk, Pak. Nggak enak kalau cuma berdiri di depan pintu.” Kupelototi Yandi yang menunjuk sofa di ruang tamu untuk Pak Calvin. “Yan, kenapa kamu jadi nggak pake baju? Sana, cepet!” Gemerutuk gigiku mendesis pada Yandi yang kelewat cuek, mendorong bahunya untuk segera bergerak. “Oh.” Dia malah pasang wajah cengengesan. “Bajuku basah, tadi habis kita-“ Menggeram, kudorong bahunya lebih kuat. Yandi seperti sengaja membuat Pak Calvin mengangkat alis, matanya tampak penuh tanda tanya besar. Gemasku bertambah dengar Yandi bersiul ke kamar. Apa sih maunya anak itu?! Kepala dan seluruh kulit mukaku terasa terbakar.

    Last Updated : 2021-09-08
  • SEKAR (Gadis yang Dinodai Kakak Ipar)   40. Kejutan Apa?

    Setelah mengabarkan sudah keluar kampus aku dijemput taksi pesanan Pak Calvin, mengantar ke tempat dia sudah menunggu. Tempat asing yang belum pernah kudatangi. Gedung bertingkat tinggi, dan aku sedikit ragu masuk. “Sudah sampai?” Kuhubungi Pak Calvin. “Sudah, Pak ini di bawah.” “Tunggu di situ.” Tak sampai menunggu menit Pak Calvin menghampiri, lalu mengajakku naik lift. Aku mau tanya, apa Pak Calvin nginap di gedung ini, tapi akhirnya memilih tutup mulut. Suasana jadi canggung, saat cuma berdua di ruang sempit ini. Angka 21 yang terlihat menunjukkan lantai yang akan kami tuju. Aku menahan napas. Masuk ruangan serba cream, disambut ruang tamu, lalu tempat menonton televisi berlaya

    Last Updated : 2021-09-08
  • SEKAR (Gadis yang Dinodai Kakak Ipar)   41. Ibu?!

    “… dua … satu … buka mata!” Refleks kuikuti. Pandangan langsung jatuh pada satu titik, di depan pintu itu …?! I … Ibu …?! Mulutku sontak terbuka, mata tak berkedip melihat wanita yang empat tahunan ini tak kutemui. Tubuh Ibu juga seperti terpaku. Matanya membulat menatapku saksama. Lalu memindaiku dari atas ke bawah seperti tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Seperti tersentak kesadaranku kembali, saat Yandi menyentuh pundak. “Sekar … ibumu tinggal sama aku, sengaja menunggu kabarmu balik, sebenarnya mau kemarin kami ke sini, tapi baru siap sekarang bertemu,” jelasnya tenang. Dia mengarahkanku maju, mendekati perempuan yang tampak jauh lebih kurus dari saat terakhir kutemui. Jarak dekat, aku dan Ibu saling bersitatap.

    Last Updated : 2021-09-08
  • SEKAR (Gadis yang Dinodai Kakak Ipar)   42. Apa Maksudnya Ini, Yand?!

    “Kenapa harus Ibu tahan? Katakan saja, Bu. Sudah lama aku mau tahu alasannya.” Tak sabar melihatnya diam, apalagi mata itu kemudian nyalang melihat ke sini. “Kamu benar mau tahu?” Ibu menggeram. Tubuhku makin gemetar, ini terlalu mendadak. Aku takut tak siap mendengar. Namun, mungkin ini juga kesempatan mengetahui semua. Aku mengangguk. Dari ekor mata tampak Yandi pun terpaku, seakan dia juga ingin tahu. “Menikahlah dengan Yandi. Kamu akan segera tahu jawabannya!” Dadaku menyesak, dengan lidah kelu. Kembali memberi teka-teki, ibu pergi tanpa menoleh lagi. Melihat Ibu meninggalkan ruangan, Yandi mau mengejar, tapi menahan diri sejenak. Dia mundur mendekati mejaku. “Sekar. Jangan biarkan kesombongan m

    Last Updated : 2021-09-08
  • SEKAR (Gadis yang Dinodai Kakak Ipar)   43. Syok!

    “Yan, ini-“ “Nanti kujelaskan,” desisnya sembari merangkul pundakku. “Hei, Sekar. Pa kabar?” Riri setengah berlari menghampiri kami, menempelkan pipi kiri kanan. “Ih, tambah cantik aja, kalau kita ketemu di jalan bisa-bisa nggak kenal nih.” Tersenyum kecil kujawab kaku. “Masih sama aja, kok, Kak.” Perempuan berdagu lancip ini melihatku saksama. “Kak Riri juga tambah cantik ‘kan, Sekar?” Melihatku terdiam, Yandi sedikit menepuk punggungku. “Kita sudah punya ponakan cakep,” katanya di dekat telingaku. “Oh, oya …?” Meski tenggorokkan masih kering efek terkejut ini, segera ku kuasai keadaan. Aku nggak boleh bersikap kekanakkan, walaupun sangat ingin histeris memukul Yandi, protes kenapa dia lakukan ini. “Aku sudah jad

    Last Updated : 2021-09-08
  • SEKAR (Gadis yang Dinodai Kakak Ipar)   44. Rahasia Ibu

    Kuusap air mata dengan jari gemetar. Hidupku sudah terlalu rumit, mungkin dengan melihat lelaki yang sudah lama kurindukan itu ada lega yang kudapat. Yandi membuka pintu. Beberapa orang masuk membuat suasana kamar jadi ribut. “Sekar kenapa?” “Sekar ….” “Apa Sekar terlalu kaget sampe begini, Yan?” Suara-suara tanya di antara mereka. Ada yang memberiku minum, mengusap punggung, juga telapak tangan sambil memintaku tenang. “Kenapa Sekar belum ganti baju juga? Penghulu sudah nunggu.” “Tapi bapaknya Sekar belum datang,” sahut yang lain. “Lanjutkan saja. Yandi bisa langsung ijab. Sekar biar tetap di kamar.” Ada suara Ibu di ruangan ini. “Tetap nunggu bapaknya sebagai wali,

    Last Updated : 2021-09-10
  • SEKAR (Gadis yang Dinodai Kakak Ipar)   45. Dia Sakit?

    Pak Calvin …? Sepeninggal Nenek langkahku perlahan mendekati meja itu. Tidak salah lagi. Kututup mulut dengan telapak tangan, menahan rasa terkejut yang masih kuat.Memandang lekat kertas posisi tersandar pada kotak tisu, tanpa berani menyentuhnya. Itu benar aku …! Tadi memang dari jauh sudah tampak itu aku, dan … memang benar adanya. Perempuan berJilbab mengenakan outfit warna kuning pisang tengah tertawa lebar, kepalanya menengadah ke langit, tangan terentang melebar di sisi badan, seperti tengah euforia sebuah keberhasilan. Berhadapan dengan lelaki berkemeja putih yang tatapannya lekat pada wajah si gadis, bibir lelaki itu menyunggingkan senyum tulus. Itu aku dan Pak Calvin …. Potret yang tampak hidup, seperti foto diambil

    Last Updated : 2021-09-11

Latest chapter

  • SEKAR (Gadis yang Dinodai Kakak Ipar)   65. Ingin Menua Bersama

    “Janji…jangan pindah. Buatlah rumah nenek ramai. Canda kalian, tawa anak-anakmu kelak, Sekar. Keluarga yang hangat satu sama lain … ah, nenek tua ini ingin melihatnya, ingin ikut bahagia, tapi sepertinya itu ndak mungkin ….” Kalimat panjang diiringi senyuman itu terlontar dari Nenek. Sangat kuingat saat itu, ketika hari kedua beliau dirawat, dalam kondisi membaik, dan besoknya sudah diperbolehkan pulang. Beliau berbicara sambil menggenggam tangan dan Calvin, yang baru beberapa hari pulang bulan madu.

  • SEKAR (Gadis yang Dinodai Kakak Ipar)   64. PoV Yandi 2

    Mama tanya, dan aku langsung menoleh pada Najwa, sepertinya dia juga akan tanyakan hal sama. “Ada sih, tapi kangen-“ Ugh! Keceplosan. “Kangen suasana waktu kuliah, Ma.” Sial*n! Lupa! Sebut Surabaya di rumah ini seakan menyebut nama Sekar di mata mereka. Memangnya Surabaya milik Sekar? Ah, tapi mereka ada benarnya juga, aku penasaran mau lihat anak kembar Sekar. Kata Lintang makin besar cakepnya makin kelihatan. Kutahu Sekar lebih banyak mengurus usaha yang makin terkenal bran-nya, sementara Calvin masih dirahasiakan Lintang bagaimana kondisinya. Alasan tengah berobat di luar negeri. Agh! Kalau pikir itu aku memang menggebu mau bertemu. Biasalah, terkadang laki-laki move on lebih sulit. Itu terjadi padaku, walau tidak sekuat dulu menginginkannya lagi. Sekadar

  • SEKAR (Gadis yang Dinodai Kakak Ipar)   63. PoV Yandi 1

    "Ayo bangun. Makanan sudah siap masih molor.” “Hmm, jam berapa?” Kukucek mata yang malas membuka. “Setengah enam.” Kutarik tangannya yang tengah melipat selimut, sampai badannya jatuh menimpaku. “Aww, Yan?!” “Diam bentar aja.” Kudekap erat, mencari getar yang kuharap ada. “Udah, yuk, kita siap-siap kerja.” “Bentar lagi, masih kepagian.” “Ya, kalau kamu belum mandi, belum juga sarapan nanti lambat. Awh, geli!” Najwa menggeliat, makin kurapatkan badan. Naluri sebagai lelaki muncul. Kasihan juga sudah seminggu jadi pengantin aku belum menyentuhnya. Alasan kami adaptasi dulu. Ya, perasaan harus ada untuk memulai. Aku suka Najwa, sifatnya periang, tapi hati belum se

  • SEKAR (Gadis yang Dinodai Kakak Ipar)   62. Cappadocia

    Puas banget jalan di wisata sekitaran Istanbul. Selama di sini kami sudah kunjungi Istana Topkapi, jalan kaki menikmati suasana pasar malam,ke Taman Miniaturk juga lihat lebih dari ratusan miniatur wisata terkenal di wilayah Turki. Puas? Banget! Karena kita berdua ini menjalaninya santai. Kita juga sambil kerja dari kejauhan. Aku masih sempat buat desain gaun muslim cantik, terinspirasi dari apa yang terlihat selama jalan-jalan. “Siap terbang lagi?” Calvin selalu menanyakanku lebih dulu. “Siap dong, Sayang. O, ya kenapa Cappadocia harus pake pesawat lagi, memang jauh ke sana?” “Kamu bisa capek duduk berjam-jam di bus.” “Ohya? Kalau naik pesawat berapa lama?” “Satu jam setengah sudah sampai.” “Oh, gitu? Yasudah mana y

  • SEKAR (Gadis yang Dinodai Kakak Ipar)   61. Umroh dan Honeymoon

    Masyaallah, tak henti syukur atas aliran nikmat-Nya. “Labbaikallahumma umratan.” (Ya Allah aku penuhi panggilanmu untuk berumroh) Kami langsung bersiap tawaf, kami berkumpul di lobi. Suami dan jamaah umroh laki-laki sudah mengenakan pakaian ihram, aku mengenakan gamis putih, jilbab panjang seperti mukena warna sama. Sesekali kulirik suami, kadar ketampanannya bertambah dua kali lipat dengan penampilan ini. Dia hanya membalas menatapku teduh, sepertinya wajah itu tengah serius menyiapkan diri untuk khusyuk ibadah. Agh! Aku saja yang kadang berlebihan mengaguminya. Segera kualihkan perhatian pada panduan Ustaz yang akan memimpin rombongan, kami kemudian dibagikan earphone u

  • SEKAR (Gadis yang Dinodai Kakak Ipar)   60. Persiapan Honeymoon

    “Ke rumah Mami? Kapan?” “Tadi, habis kita makan siang.” Makan siang kami tadi di ruang kantor, aku bawa hasil masakanku dan Nenek sebelum berangkat. Dia menatap wajahku serius. “Mami bilang apa?” Senyumku melebar. “Mmm, boleh nanya, gak?” Alisnya terangkat. “Tanya aja.” Aku tengkurap, dia membaringkan wajah tepat di depan mukaku. Kebiasaan kami sebelum tidur ngobrol ringan tentang apa yang terjadi seharian. Kumainkan pucuk hidungnya. “Sejak kapan suka sama aku?” Mata kami bertatapan lekat. “Mungkin … waktu kamu melamar kerja malam itu.” “Pas aku baru ngelamar kerja?” Mataku membulat penuh. “Kok bisa?” “Mungkin.” Dia bilang aku lucu. G

  • SEKAR (Gadis yang Dinodai Kakak Ipar)   59. Keluarga Baruku

    “Kenapa nyimpan bola dunia? Kayak di sekolahan aja.” “Jangan salah. Ini untuk menumbuhkan mimpi.” Kami sama-sama menggerakkan perlahan bola itu. melihat semua bagiannya. “Iya ya, makin dilihat jadi mau ke keliling dunia.” “Hem, itu awalnya.” “Kok bisa? Bukannya dari kecil orangtua sudah mampu? Kamu kan bisa minta ke mana aja. Tinggal urus ini itu berangkat.” Calvin menarikku ke dekapan. “Beda rasa dengan kita merencanakan dan membayar sendiri.” “Oh ….” Aku mengangguk-angguk. “Setelah umroh, mau ke Turki nggak? Aku penasaran sama kotanya.” “Boleh, Sayang. Hadiah dari Mami Papi kita pilih Turki. Umroh hadiah dari aku.” “Makasih, Sayang.” Kubalas dekapannya seerat mungkin. Ini hadiah luarbiasa se

  • SEKAR (Gadis yang Dinodai Kakak Ipar)   58. Kamu Istimewa, Sayang

    Ini hari kedua kembali ngantor. Suasana sudah biasa, beda dengan hari pertama yang disambut meriah, karena kabar pernikahan kami memang sudah menyebar ke mereka.Lintang kutelepon sebelum hari akad waktu itu, dia girang dan minta traktiran lagi. Aku menjanjikannya setelah kembali. Sekarang kami sempatkan ke sebuah pusat perbelanjaan saat jam istirahat, kebetulan suami sedang ke garmen, jadi juga sudah izin tadi.“Aku sebenarnya jadi segan manggil nama, Sekar. Manggil Ibu nggak apa, ya?”“Nggak. Kita itu teman. Pokoknya panggil Sekar aja!”Habis belanja tas pilihan Lintang kami duduk berhadapan menikmati es krim.“Ih, kayak mimpi deh. Aku ikut senang. Nggak habis-habis senangnya dari waktu kamu ngabarin itu.”“Aku juga nggak nyan

  • SEKAR (Gadis yang Dinodai Kakak Ipar)   57. Pria-ku

    “Apa … menurutmu aku … sudah laki-laki?” Mataku sontak membuka, tadi tengah terpejam, menghayati hangat rangkulannya dari belakang. Kami berdiri melihat view kota dari atas di sore ini. Mengerjap-ngerjap, aku masih kaget atas pertanyaannya barusan di dekat telinga. Nada yang terdengar meragukan dirinya sendiri. “Tentu. Kamu laki-laki, Calv,” sahutku kemudian. Dipereratnya lingkaran kedua tangan membuatku sedikit sesak. Terdiam, kutunggu apa yang akan dikatakan, dari berat tarikan napasnya seperti ada sesuatu terpendam. Dagunya menempel penuh pada pipiku, sesekali menghirup dalam aroma bunga sisa sampo yang kupakai tadi. “… aku takut kamu kecewa.” Kalimatnya lemah terasa mengiris hati. Aku bisa merasakan ada luka yang tersimpan. Perlahan kulonggarkan tangannya, ber

DMCA.com Protection Status