Share

39. Rumit

“P-Pak … saya-kami-“ Aku tergagap, kalimat pembelaan diri hanya tertahan di tenggorokkan.

“Masuk, Pak. Nggak enak kalau cuma berdiri di depan pintu.” Kupelototi Yandi yang menunjuk sofa di ruang tamu untuk Pak Calvin.

“Yan, kenapa kamu jadi nggak pake baju? Sana, cepet!” Gemerutuk gigiku mendesis pada Yandi yang kelewat cuek, mendorong bahunya untuk segera bergerak.

“Oh.” Dia malah pasang wajah cengengesan. “Bajuku basah, tadi habis kita-“

Menggeram, kudorong bahunya lebih kuat. Yandi seperti sengaja membuat Pak Calvin mengangkat alis, matanya tampak penuh tanda tanya besar.

Gemasku bertambah dengar Yandi bersiul ke kamar.

Apa sih maunya anak itu?!

Kepala dan seluruh kulit mukaku terasa terbakar.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status