David tetap bersikap sopan, tapi laki-laki punya hasrat terhadap dirinya. Pelan-pelan semuanya akan berubah menjadi bentuk kepemilikan, David akan melupakan istrinya yang sudah jadi abu tersebut.
Pagi hari, hatinya sudah berbunga, bagaimana tidak, David terlihat semakin menggoda, laki-laki itu keluar dari ruangan gym. Dengan dada telanjang, laki-laki itu menyeka keringat di tubuhnya. David terlihat seperti laki-laki yang sering terlihat dalam model pakain dalam. Laki-laki itu sebelum kerja melakukan gym terlebih dahulu, pulang lembur, atau pulang cepat dan dia akan menghabiskan waktu di gym. Semua adalah bentuk pelampiasan, karena kesedihan, kehilangan, dan juga rasa kesepian yang dia rasakan.
Vanessa kian tersenyum lebar, David hanya tersenyum tipis padanya. Laki-laki matang itu seperti memelihara kumis, yang membuat David semakin menggoda iman.
"Biasanya setelah gym, minum apa?" tanya Vanessa, David hanya menoleh sekilas.
"Air putih saja." D
"Bikini, lingerie, dildo, kondom, obat kuat jaga-jaga kalau Pak Tua itu impoten." Verena berkata pada dirinya sendiri, mengabsen apa saja yang dia butuhkan untuk menggoda David, meyakinkan David. Gadis berisik itu memeriksa koper miliknya.Butuh waktu dua bulan bagi Verena untuk mempersiapkan semua dokumen, dan juga bahasa. Gadis itu beralasan pada orang tuanya jika dia ingin healing, setelah pusing dengan tugas akhir, Verena hanya menunggu beberapa minggu mengambil ijazah miliknya. Tidak ada acara wisuda buang toga di Jerman. Verena bisa dibilang sudah bebas, walau ibunya sudah mulai sibuk untuk mencari pekerjaan. Verena meminta waktu tiga bulan sebelum dia bekerja, karena yang dia inginkan adalah meyakinkan David dan menikah bersama Pak Tua itu, setelah itu Verena hanya ingin mengabdi pada David, mereka akan punya banyak anak. Beginilah kalau orang sedang jatuh cinta.Verena keluar dari kamar melihat ibunya yang sedang sibuk di depan laptop, diam-diam Rara menulis ki
David melirik dengan ekor matanya pada gadis cacing di hadapannya. Entah dosa apa yang membuat dia kembali bertemu dengan gadis ulat bulu ini. David terdiam, berkali-kali mengutuk kesialan yang dia rasakan."Pak Tua, aku sangat rindu padamu," ujar Verena manja sambil memeluk lengan David. Setelah beberapa bulan berpisah, Verena kembali berjumpa dengan sang pujaan hati. Kali ini dia bersumpah tidak akan melepaskan duda hot ini, rasanya Verena ingin sungkeman pada orang tuanya karena punya rekan yang begitu tampan dan menggoda sekaligus."Pak Tua, apakah kau tidak merindukan aku? Kau jahat!" Verena memukul-mukul dada David. Laki-laki dewasa itu masih terdiam tak habis pikir ada orang gila menyusup dalam rumahnya. Berisik, menggatal, manja, ceroboh, semua sifat buruk dia dapatkan. David bisa menduga, saat cetak anak Gerald tidak baca doa terlebih dahulu sehingga hasilnya seperti ini."Pak Tua," ujar Verena bermanja-manja sambil memeluk dada David. Modus, tapi
Suara gemericik air membuat David yang sedang mengistirahatkan tubuhnya yang hampir remuk langsung terasadar. Laki-laki itu berbalik, Ketika mendengar suara pintu kamar mandi dibuka. Senyuman itu terasa memabukan, aroma sabun yang bercampur dengan citrus membuat hidungnya Kembali bermekaran merasakan kesegaran. David hanya terdiam, bangun dan bersandar di headboard.“Aku sangat siap kita bercinta sekarang.” Suara itu segera menyadarkan David jika di depannya bukan lagi istrinya, tapi seorang anak kecil cacing tanah yang sangat menganggu. Tapi, kali ini kewarasannya hilang entah ke mana. David berusaha untuk mengusir, tapi seolah dia tak punya kuasa.Ketika Verena naik ke atas ranjang, David hanya membiarkan gadis berisik itu dan kimono pink yang dikenakannya bersandar di sampingnya. Rambut keriting gadis itu masih setengah basah, tapi David membiarkan dan membawa gadis itu dalam dekapannya.“Aku selalu memimpikan hal-hal seperti ini,&rdqu
David memperhatikan gadis cacing di depannya, mimpi gila semalam membuatnya jadi melunak pada gadis ini. Walau dia masih berpikir waras agar tak memiliki hasrat padanya. Dia masih kecil DEMI TUHAN!Verena di mata David sama seperti anak untuknya, jadi perasaan selain ayah dan anak tidak akan terjadi. Lagian, David tak suka pada Gerald, masih menaruh dendam hingga kini walau sudah puluhan tahun, Gerald di mata David hanya laki-laki pengecut tak guna yang beruntung dicintai sebesar dan begitu tulus oleh istrinya, mereka punya masa lalu yang kelam, kebesaran hati Rara yang mengantarkan keluarga gila itu akhirnya bahagia.David menjadi saksi, dan juga menolong Rara banyak saat pengkhianatan hebat yang dilakukan Gerald. Gerald menghamili wanita lain saat istrinya sedang hamil besar, David tak habis pikir saat itu. Bisa-bisanya ada manusia yang otaknya tak berfungsi seperti Gerald."Helo, pagi-pagi kau sudah melamun. Apakah kau sedang memikirkan gaya
"JANGAN BERSIKAP KEKANAKAN!" pekik David dengan emosi, sambil memukul kemudi."AKU MASIH ANAK-ANAK." Verena tak mau kalah membalas perkataan David, sungguh dia hanya ingin membuat hati Pak Tua ini senang, walau Verena masih sakit hati dengan bentakan David."Besok kau harus pulang, aku tidak menerima tamu." Hati Verena mencelos, tidak! Tidak bisa! Misi bunuh diri ini adalah untuk meyakinkan David."Tidak bisa! Aku ingin berlibur, aku ingin meyakinkan kau jika aku pantas memjadi istrimu." Verena langsung menarik tangan David, membuat laki-laki itu melirik gadis cacing di sampingnya dengan rasa jengkel yang begitu kentara.David memilih untuk melajukan mobil. Membiarkan Verena tetap tantrum seperti anak kecil. Gadis ini hanya menambah beban. David curiga jika ada teori kontrasepsi di balik ini, maksudnya teori konspirasi di balik ini. Gerald yang masih menaruh dendam padanya, sengaja mengirim gadis cacing ini agar dia mati kejang-kej
David memijit kepalanya. Dua wanita asing masuk dalam hidupnya tiba-tiba, dan sekarang mereka membuat kepala otaknya mau pecah. Laki-laki itu masih duduk merenung, apa yang harus dia lakukan sebenarnya. Menyatukan Verena dan Vanessa adalah memasukin dirinya sendiri dalam dua kandang singa yang sedang PMS.Gadis keras kepala seperti Verena tentu tidak akan menurut begitu saja, walau David marah, mengusir, laki-laki itu yakin Verena akan tetap tinggal.David Miller: Aku sedang berada di New Zealand dalam waktu yang tidak ditentujan, ketiak aku pulang aku akan memberitahu.David membaca kembali isi pesan yang akan dia kirimkan pada Vanessa. Dia yakin, ini adalah pilihan terbaik untuknya. Ketika pesan itu sudah berhasil terkirim, David meletakan ponsel miliknya. Dia mulai memimiirkan hal-hal yang terjadi belakangan ini, ada dua wanita asing yang tiba-tiba masuk dalam hidupnya, merebut semua perhatian yang membuatnya kembali melupakan Auri, sang ist
"Jika kau tak suka, burungmu tidak akan berdiri!" pungkas Verena. Dia sudah yakin seratus persen jika David memiliki ketertarikan dengannya. Hanya saja, status yang terbentang jauh yang membaut David berpikir ribuan kali untuk menempatkan hatinya.Keadaan menjadi canggung, saat David sadar apa yang baru saja terjadi. Oh sial!"Sudah malam. Kau tidur sana." Verena masih terdiam, melihat milik David yang menjadi lemas. Laki-laki itu buru-buru, mengancingkan lagi miliknya."Besok aku akan mengajak ke Swan Valley."David langsung pergi menuju kamarnya. Laki-laki itu terduduk di pinggir ranjang sambil merenung, dia menunduk tapi juga merasakan miliknya yang terasa lemas, tapi juga puas di saat bersamaan. Mulut amatir itu membuat hampir sampai, tapi dia menhana sekuat mungkin, agar tidak muncrat segera.David menyugar rambutnya Frustrasi, dia kembali memikirkan Gerald, teman masa remaja. Tidak menyangka, takdir membawa mereka seja
“Aku tahu apa yang kamu lakukan! Kau gila! Pulang sekarang dari situ sebelum aku seret pulang! Sebelum aku menendang pantat jelekmu!” pekik Kelsea di ujung telpon. Verena hanya mendelik sebal, dia tidak akan peduli pada amukan Kelsea, tapi yang dia takutkan adalah orang tuanya tahu semua kebohongan yang dia lontarkan, dia tak mau Rara dan Gerald kecewa, selama ini dia berusaha jadi anak manis untuk orang tuanya.“Pulang, Verena! Kamu gila!”“Tidak!” tegas Verena, masih keras kepala. Dia tidak akan goyah, sebelum apa yang dia inginkan tercapai.“Kau nantang! Aku nggak main-main!” Verena memutar bola matanya malas, kenapa harus punya saudari menyebalkan seperti Kelsea? Si jutek yang bicaranya tak peduli perasaaan orang lain.“Coba kau pikir pakai otak! Dia itu siapa? Kamu siapa! Gosh, David bahkan usianya sama dengan Daddy.” Verena hanya memainkan kukunya, tidak akan mendengarkan apa pun omelan Kel
Tiga tahun sudah mereka tinggal di London. Verena sudah melahirkan seorang anak laki-laki yang tampan sama persis seperti David. Mereka menjalani hari-hari mereka di London. Awalnya hanya setahun atau dua tahun di London tapi atasannya menyuruh mereka untuk stay setahun lagi. Sebenarnya, sekarang sudah terbiasa jika seandainya sang suami pindah ke mana saja karena dia dan anaknya terlahir dari keluarga lintas budaya dan lintas negara, jadi mereka dengan cepat menyesuaikan keadaan.Nama anak kedua mereka, London. Lahir tiga tahun yang lalu setelah mereka tinggal di London. Ide ini dicetuskan oleh Verena. Dia ingin menamai anaknya sesuai dengan negara yang mereka kunjungi, walau nama London masuk daftar list nama anaknya.Saat ini lagi, Verena sedang hamil anak ketiga mereka. Selama tiga tahun di London mereka tetap sering ke luar negri entah liburan atau kerjaan David. Sydney mulai memaklumi itu dan menerimanya."London sangat tampan dan pintar," ucap Sydney. Sydney sangat menyangi adi
Verena turun mobil dan duluan masuk ke dalam. David membiarkan saja Verena lebih dulu. Tidak mau menambah kekesalan istrinya. Sebenarnya, masih meraba-raba apa yang salah dengan mood istrinya.Sampai di dalam Verena langsung mengantarkan Sydney masuk ke kamarnya. Ganti baju lalu menidurkan anaknya. Wanita itu sedang muak untuk melihat wajah sang suami, kekesalannya sedang berada di ujung puncak."Sweeny tadi belajar apa di sekolah?" tanya Verena sambil melepas pakaian anaknya. Dia menengok ke belakang untung saja suaminya tidak mengikutinya. Dia lagi malas melihat suaminya itu."Belajar berhitung dan membaca, Bubu. Lalu, pulangnya kita bernyanyi." Wanita itu mengangguk, melihat keantusiasan sang putri yang semangatnya bisa diadu."Seru, ya?" tanya Verena lagi."Sangat seru, dan aku harus sekolah setiap hari agar bisa bermain, berlaja, dan bernyanyi.""Okay, bajunya sudah dilepas semua ini. Sydney cuci tangan, cuci muka sama cuci kaki, Bubu mau ambilin baju buat Sydney tidur siang.""A
Setelah hampir satu bulan di rumah Verena dan berlibur menjelajahi Australia. Keluarga Verena pamit untuk kembali pulang. Bahkan yang lain sudah pulang duluan, karena pekerjaan. Tersisa Rara yang lama karena dia tak pernah rela berjauhan dengan anak-anaknya, apalagi kepergian Verena benar-benar terasa, tak ada lagi Sydney cerewet yang merusuhnya saat kerja di dapur atau menemaninya memanen.Hanya tersisa anak-anak Skye yang dekat dengannya.“Terima kasih, ya, Verena, David sudah menemani dan berkeliling di Perth. Mommy sama Daddy pulang dulu ke rumah. Kalian jaga diri baik-baik. Kalau ada masalah juga diselesaikan baik-baik, ya. Pernikahan itu perlu komunikasi dua arah, jadi ada apa pun langsung komunikasikan, jangan disimppan sendiri,” nasihat Rara."Iya, Mom. Aku akan selalu mengingat itu, setelah aku melahirkan dan liburan gentian kami yang akan berlibur ke sana," ucap Verena tersenyum. Jika begini, Sydney akan semakin bersemangat untuk sekolah karena dia tidak sabar untuk berlibu
David yang melihat semua kejutan benar-benar terkejut. Sang istri di hadapannya memegang kue dengan mengucapkan selamat ulang tahun. Padahal, dia tidak ingat kalau hari ini dia ulang tahun. Dia terlalu fokus untuk bekerja setiap harinya. Maklum saja, bukan lagi usianya untuk mengingat ulang tahun seperti ini. "Baba ... Happy birthday...." teriak Sydney. David tersenyum. Dia mengangkat anaknya ke dalam gendongannya. Dia sangat menggemaskan dan begitu bersemangat "Verena, ini semua kamu yang nyiapin?" tanya David lagi. Dengan berkumpulnya semua keluarga jelas itu membuat David bahagia walaupun hanya keluarga Verena karena dia juga sudah tidak memiliki siapa-siapa. "Tidak aku dibantu dengan Megan. Megan adalah teman Leo. Jadi, semua kerjaan sibuk kamu hari ini memang sudah kita atur sedemikian rupa," ucap Verena. David menengok ke arah Leo. Tidak percaya bahkan Leo temannya ikut andil dalam acara ini. Padahal, dia tidak tahu fokus dengan kerjaannya saja. "Leo?" tanya David. Leo
Besok adalah hari ulang tahun David. Verena mulai memikirkan kado apa yang bisa dia beri untuk sang suami, atau berencana untuk membuat kejutan untuknya. Wanita itu sudah membaik, dan bisa beraktivitas seperti biasanya. Sakitnya beberapa waktu yang lalu memang benar adanya kalau dirinya memang sedang mengandung seperti dugaannya. Sejak sakitnya saat itu Verena belum memberitahu David kalau dirinya hamil. David pun sepertinya tidak menaruh curiga karena tidak ada tanda-tanda mual selama ini. Itu juga yang menjadi keuntungan bagi Verena. Dia berencana untuk memberi kado pada David setelah dipikir-pikir, dan semoga David tidak curiga sama sekali. "Bubu, kenapa melamun?" tanya David. Verena langsung menarik tangannya saat dia ketahuan sedang mengelus perutnya tanpa sadar. Kehadiran makhluk baru dalam perutnya membuat Verena lebih bahagia lagi. Sebentar lagi dia akan punya bayi dengan diberi nama kota yang lain. Verena masih menutupi kehamilannya karena dia ingin memberi kejutan pa
Sydney kini sudah mulai sekolah. Sydney selalu ingin diantar berdua oleh orang tuanya. Jadi, setiap berangkat sekolah pasti ayahnya mengantarkannya. Dan Verena yang selalu menunggu anaknya. Verena belum memutuskan untuk mencari kerja atau mengurus anak, karena upah pengasuh anak kecil lebih besar dari gajinya. Dia juga masih menyesuaikan budaya yang terasa berbeda."Belajar yang rajin, Sweeny,” pesan David pada sang putri. Dia melupakan pasal kangguru dan semangat sekolah karena dengan cepat Sydney punya banyak teman karena semua orang suka padanya yang begitu cerewet."Iya, Baba. Baba, hati-hati ya berangkat kerjanya," balas Sydney. Di tempat terbaru dia juga banyak mengalami culture shock walau anak-anak lebih cepat menyesuaikan keadaan, apalagi meniru teman-temannya, Sydney lebih dewasa sekarang dan pengertian."Iya, Sweeny. Kiss, Baba dulu." David menunjuk pipinya untuk mendapatkan kiss dari anaknya. Sydney langsung bangkit dan mencium seluruh wajah David membuat David tersenyum
Setelah satu bulan menyiapkan segala dokumen untuk perpidahan Verena mengikut David ke Perth. Makin bersedih perasaan Rara semua anak-anaknya berjauhan, tapi ini yang harus bisa diterima jika mereka punya kehidupan masing-masing.Tak ada lagi bocah cerewet yang sering menganggu dan ada saja tingkahnya setiap weekend, paling mereka bertemu beberapa tahun kemudian. Verena, David, Sydney bersiap untuk pulang ke Perth. Di rumah kedua orang tuanya hanya ada Asher yang belum pulang. Verena beranit bertaruh setelah ini Asher tidak akan dibolehkan lagi untuk menetap berbeda, semenjak usia 20 Asher keluar dari rumah dan tinggal sendiri. "Say goodbye pada Opa dan Oma dulu, Sweeny. Kita mau pergi jauh," jelas Verena sebenarnya hatinya bersedih. Puluhan tahun dia akan tinggal di negara asing walau sudah beberapa kali melihat Perth tetap saja kampung halaman yang menjadi tempat berpulang dan melepas rindu. "Iya, Bubu." Sydney turun dari gendongan Babanya. "Opa, Oma, Uncle Asher aku haru
Siang menjelang. Sepasang kekasih yang baru saja melangsungkan pernikahan kemarin kini masih bergulung di bawah selimut setelah aktivitas mereka semalaman dan baru tidur di pagi hari menjelang siang. Verena membuka matanya. Melihat mata suaminya. Kini dia sudah bisa menyebutnya suami.Wanita itu mengangkat kepala dan tak dapat diungkapkan dengan kata-kata betapa dia bahagia sekarang. Apa yang sudah dia perjuangkan rasanya tidak sia-sia, laki-laki tua yang tidak terlihat sama sekali, apalagi di masalah ranjang. Jangan ditanya. Verena kembali terkikik dengan wajah memerah karena memikirkan pergulatan mereka semalam yang tidak ada habisnya, rasanya lebih puas setelah menjadi suami istri. "Sudah puas melihat wajah tampanku?" tanya David membuat Verena terkejut. Dia pikir David masih tidur oleh karena itu dia bisa memandangi wajah tampan suaminya. Pura-pura Verena kembali masuk dalam selimutnya karena tak mau ketahuan, tapi David membuka selimut miliknya membuat Verena merenggut kesal se
Hari pernikahan yang dinantikan telah tiba. Dengan banyaknya rintangan dalam mengadakan resepsi pernikahan ini akhirnya sampai juga di hari pernikahan mereka. Walau masih ditunda seperti perkiraan Kelsea, karena David yang harus bolak-balik dari Perth ke Frankrut untuk mengurus dokumen pernikahan mereka. "Terimakasih, Verena. Berkat kamu yang pemberani mendekati laki-laki tua sepertiku. Aku jadi bisa luluh denganmu," ucap David yang masih tidak percaya dia akhirnya menikah kedua kalinya bersama seorang perempuan yang lebih pantas dijadikan anak olehnya.Verena tertawa sambil merasakan matanya memanas, dia tak pernah merasa menyesal untuk jatuh pada pria tua seperti David. Dirinya sudah yakin jika pria tua ini adalah masa depannya dan nama anak-anak mereka sudah ada dalam list. "Aku yang juga harus berterimakasih kepadamu, David. Terimakasih telah sabar kemarin-kemarin menerima penolakan dari keluargaku. Bahkan kamu sampai rela babak belur demi bisa bersamaku,” balas Verena sambil