"Jika kau tak suka, burungmu tidak akan berdiri!" pungkas Verena. Dia sudah yakin seratus persen jika David memiliki ketertarikan dengannya. Hanya saja, status yang terbentang jauh yang membaut David berpikir ribuan kali untuk menempatkan hatinya.
Keadaan menjadi canggung, saat David sadar apa yang baru saja terjadi. Oh sial!
"Sudah malam. Kau tidur sana." Verena masih terdiam, melihat milik David yang menjadi lemas. Laki-laki itu buru-buru, mengancingkan lagi miliknya.
"Besok aku akan mengajak ke Swan Valley."
David langsung pergi menuju kamarnya. Laki-laki itu terduduk di pinggir ranjang sambil merenung, dia menunduk tapi juga merasakan miliknya yang terasa lemas, tapi juga puas di saat bersamaan. Mulut amatir itu membuat hampir sampai, tapi dia menhana sekuat mungkin, agar tidak muncrat segera.
David menyugar rambutnya Frustrasi, dia kembali memikirkan Gerald, teman masa remaja. Tidak menyangka, takdir membawa mereka seja
“Aku tahu apa yang kamu lakukan! Kau gila! Pulang sekarang dari situ sebelum aku seret pulang! Sebelum aku menendang pantat jelekmu!” pekik Kelsea di ujung telpon. Verena hanya mendelik sebal, dia tidak akan peduli pada amukan Kelsea, tapi yang dia takutkan adalah orang tuanya tahu semua kebohongan yang dia lontarkan, dia tak mau Rara dan Gerald kecewa, selama ini dia berusaha jadi anak manis untuk orang tuanya.“Pulang, Verena! Kamu gila!”“Tidak!” tegas Verena, masih keras kepala. Dia tidak akan goyah, sebelum apa yang dia inginkan tercapai.“Kau nantang! Aku nggak main-main!” Verena memutar bola matanya malas, kenapa harus punya saudari menyebalkan seperti Kelsea? Si jutek yang bicaranya tak peduli perasaaan orang lain.“Coba kau pikir pakai otak! Dia itu siapa? Kamu siapa! Gosh, David bahkan usianya sama dengan Daddy.” Verena hanya memainkan kukunya, tidak akan mendengarkan apa pun omelan Kel
Perkataan Kelsea tentu menjadi beban bagi Verena, walau dia berusaha untuk bersikap bodo amat, tapi ancaman itu terus terngiang. Verena mulai memikirkan hal apa yang akan dia gunakan untuk mencari alasan, dan bisa berlama-lama hidup dengan David.“Haduh, Pak Tua itu menyusahkan perasaan orang lain saja,” keluh Verena. Dia akan tetap mengejar David, karena memang ini resiko yang dia dapatkan saat memutuskan untuk jatuh cinta. Ditentang satu dunia.Gadis itu menunggu David pulang, Verena tentu tidak akan menceritakan amarah Kelsea pada David, tapi dia ingin memastikan David berada di pihaknya, walau semua orang menentang dirinya.Verena hanya duduk di sofa sambil bermain ponsel, dia juga bukan orang yang pandai menyenangkan pasangan, demi Tuhan, Verena tak pernah jatuh cinta selama hidupnya, dan tidak pernah menjalin hubungan serius dengan lawan jeni
David hanya menatap dengan kosong tembok di depannya. Banyak hal yang menganggu dirinya sekarang, tapi keberadaan Verena lagi-lagi mengusiknya.Laki-laki itu bangkit dari tempat tidur, sambil menyugar rambutnya. Yang dia inginkan adalah Verena mendapatkan pasangan yang bisa mengayomi, merangkulnya Ketika dia terjatuh, ya seperti keinginan seorang ayah pada anak gadisnya.David menarik handuk dan menguyur dirinya di bawah pancuran shower. Dia ingin Verena Bahagia, kendengarannya sangat naif, tapi saat gadis kecil itu terus mengusik hidupnya dia merasa Verena menjadi orang penting di hidupnya sekarang, David berperang dengan perasaannya sekarang. Tidak! Dia tidak jatuh cinta pada Verena, otaknya masih waras untuk jatuh cinta putri mantan sahabatnya. Walau mungkin Gerald masih menganggap dirinya musuh, bagi David apa yang sudah berlalu biarkan berlalu.Seperti keinginan para orang tua untuk anak-anak mereka, David ingin Verena Bahagia, gadis itu menemukan belahan j
Setelah dipikir-pikir, kehadiran Verena memang mengalihkan dunia David. Lihatlah bagaimana David hanya memperhatikan gadis berisik itu yang sedang tertidur dengan nyaman, bersandar di bahunya. Mereka sedang dalam perjalanan menuju New Zealand.David memperhatikan wajah Verena yang begitu tenang seperti bayi, tanpa sadar dia tersenyum. Gadis kecil menyebalkan, bikin kepala otak mau pecah, tapi ternyata dia juga membuat hari-hari berwarna. David yakin, hidupnya akan kesepian jika Verena tak lagi berkeliaran di sekelilingnya.Wajah Verena putih bersih, punya dua tahi lalat kecil di pipinya, punya mata jernih, dan juga rambut keriting khasnya yang membuat dia berbeda dari saudaranya yang lain.David menggeleng, bahkan dia merasa sudah mengenal gadis kecil ini seumur hidupnya. Laki-laki itu Kembali tersenyum saat jari telunjuknya menusuk-nusuk pipi Verena. “Gadis kecil menyebalkan. Gerald pasti tak baca doa saat cetak kamu.
David tidak tidur. Dia memilih untuk menyibukkan diri menunggu esok tiba. Verena sudah dibawa pergi ke alam mimpi sedari tadi. Laki-laki itu sudah selesai mandi, otaknya sudah mulai berpikir waras, walau dia tak bisa mengalihkan padangannya ke arah Verena yang pulas seperti bayi koala.David hanya menatap kosong laptop di depannya. Sebenarnya dia ingin menyelesaikan beberapa kerjaan yang belum beres, tapi otaknya susah sekali diajak berkonsentrasi.Huh, berkali-kali David menarik napas Panjang. Dia berbalik, memutar tubuhnya ke arah gadis pemilik rambut keriting yang paling berisik yang pernah dia temui. Gadis itu tidur dengan gaya tidak anggun sama sekali, giginya terus gemelutuk, dia juga terus menggaruk rambutnya."Anak ini, kalau tenang mungkin meninggal kali, ya," guman David. Tapi, senyuman tak lepas dari wajahnya. Gadis cacing berisik yang menggemaskan. Tunggu! Apa tadi? David buru-buru menggeleng, anggap saja dia tidak memikirkan hal it
Pantai sangat identik dengan dress Panjang berwarna putih, Verena tak punya, tapi dia memaksa David menuruti saat dia merajuk, dan Pak Tua itu harus membayar semuanya, dan berakhir David membelanjakan untuk membeli. Bisa kalian bayangkan saat berhasil Verena begitu heboh sekaligus norak, dia terus memuja David, dan mengharapkan agar hubungan tanpa status ini di-upgrade segera.Sekarang, mereka akan mengunjungi tempat teman David yang tiggal di pesisir pantai. Verena ingin merasakan angin pantai malam, jika David mau mereka bisa tidur di pasir, mencari pengelaman yang baru.Verena masih merajuk, tapi dia tak bisa melewatkan begitu saja hal yang menyenangkan ini, karena dia tidak pernah bermalaman di pinggir pantai merasakan angin pantai. Verena membayagkan hal yang romantis Bersama David.Terkadang dia merasa jika mereka sebenarnya adalah mereka
David berdiri sambil mengatur napasnya, kalimat undangan Verena membuat gejolak gairah dan juga kewarasannya berperang sekarang. Pria itu tahu jika gadis cacing ini sedang merayunya, tapi David masih ingin berpikir waras jika apa yang dia rasakan sekarang adalah salah. Ini hanya perasaan sesaat.Bagian tubuh terlarang bereaksi lebih cepat hanya karena anak kecil. Apa-apain ini? Tolong, pukul kepalanya agar dia bisa berpikir waras sekarang.“Please,” ujar David dengan serak, menahan kabut gairah dan juga kewarasan jika Verena adalah anak kecil, gadis cacing yang hanya bisa jadi benalu, dia juga ingin menjaga perasaan orang tua Verena.Gila!Otak, hati, dan tubuh bawah berontak dalam waktu bersamaan. Berkali-kali David menelan ludah, sambil menggepalkan tangannya. Tolong sadarkan dia.David menggerang melihat tubuh kecil, walau tubuh Verena sudah terbentuk dewasa. Dan sekarang milliknya bereaksi begitu cepat, berkali-kali David mengusap w
Verena selalu memimpikan agar David menyentuhnya, tapi saat mimpi itu meenjadi kenyataan dia seolah dihempaskan dari langit tinggi ke dasar jurang paling tinggi. Hal yang paling menyakitkan adalah ditolak mentah-mentah.Gadis itu masih terduduk di bawah guyuran shower selama hampir dua jam sambil menangis memeluk tubuh telanjangnya. Dia tidak menyangka patah hati akan membawa dampak sebesar ini.Dia sudah terbiasa saat David menolaknya, tapi menolak mentah-mentah saat mereka sudah sampai di libido yang meningkat, sangat merendahkan harga dirinya, dia memang selalu bertingkah seperti manusia tak punya otak dan hati, tapi sekarang Verena benar-benar patah hati.Rasanya ingin mengadu ke Gerald, tapi Gerald pasti lebih murka dan tulangya yang akan patah. Verena masih menunduk, memikirkan cara agar dia tidak terlihat murahan di mata David, dia ingin
Tiga tahun sudah mereka tinggal di London. Verena sudah melahirkan seorang anak laki-laki yang tampan sama persis seperti David. Mereka menjalani hari-hari mereka di London. Awalnya hanya setahun atau dua tahun di London tapi atasannya menyuruh mereka untuk stay setahun lagi. Sebenarnya, sekarang sudah terbiasa jika seandainya sang suami pindah ke mana saja karena dia dan anaknya terlahir dari keluarga lintas budaya dan lintas negara, jadi mereka dengan cepat menyesuaikan keadaan.Nama anak kedua mereka, London. Lahir tiga tahun yang lalu setelah mereka tinggal di London. Ide ini dicetuskan oleh Verena. Dia ingin menamai anaknya sesuai dengan negara yang mereka kunjungi, walau nama London masuk daftar list nama anaknya.Saat ini lagi, Verena sedang hamil anak ketiga mereka. Selama tiga tahun di London mereka tetap sering ke luar negri entah liburan atau kerjaan David. Sydney mulai memaklumi itu dan menerimanya."London sangat tampan dan pintar," ucap Sydney. Sydney sangat menyangi adi
Verena turun mobil dan duluan masuk ke dalam. David membiarkan saja Verena lebih dulu. Tidak mau menambah kekesalan istrinya. Sebenarnya, masih meraba-raba apa yang salah dengan mood istrinya.Sampai di dalam Verena langsung mengantarkan Sydney masuk ke kamarnya. Ganti baju lalu menidurkan anaknya. Wanita itu sedang muak untuk melihat wajah sang suami, kekesalannya sedang berada di ujung puncak."Sweeny tadi belajar apa di sekolah?" tanya Verena sambil melepas pakaian anaknya. Dia menengok ke belakang untung saja suaminya tidak mengikutinya. Dia lagi malas melihat suaminya itu."Belajar berhitung dan membaca, Bubu. Lalu, pulangnya kita bernyanyi." Wanita itu mengangguk, melihat keantusiasan sang putri yang semangatnya bisa diadu."Seru, ya?" tanya Verena lagi."Sangat seru, dan aku harus sekolah setiap hari agar bisa bermain, berlaja, dan bernyanyi.""Okay, bajunya sudah dilepas semua ini. Sydney cuci tangan, cuci muka sama cuci kaki, Bubu mau ambilin baju buat Sydney tidur siang.""A
Setelah hampir satu bulan di rumah Verena dan berlibur menjelajahi Australia. Keluarga Verena pamit untuk kembali pulang. Bahkan yang lain sudah pulang duluan, karena pekerjaan. Tersisa Rara yang lama karena dia tak pernah rela berjauhan dengan anak-anaknya, apalagi kepergian Verena benar-benar terasa, tak ada lagi Sydney cerewet yang merusuhnya saat kerja di dapur atau menemaninya memanen.Hanya tersisa anak-anak Skye yang dekat dengannya.“Terima kasih, ya, Verena, David sudah menemani dan berkeliling di Perth. Mommy sama Daddy pulang dulu ke rumah. Kalian jaga diri baik-baik. Kalau ada masalah juga diselesaikan baik-baik, ya. Pernikahan itu perlu komunikasi dua arah, jadi ada apa pun langsung komunikasikan, jangan disimppan sendiri,” nasihat Rara."Iya, Mom. Aku akan selalu mengingat itu, setelah aku melahirkan dan liburan gentian kami yang akan berlibur ke sana," ucap Verena tersenyum. Jika begini, Sydney akan semakin bersemangat untuk sekolah karena dia tidak sabar untuk berlibu
David yang melihat semua kejutan benar-benar terkejut. Sang istri di hadapannya memegang kue dengan mengucapkan selamat ulang tahun. Padahal, dia tidak ingat kalau hari ini dia ulang tahun. Dia terlalu fokus untuk bekerja setiap harinya. Maklum saja, bukan lagi usianya untuk mengingat ulang tahun seperti ini. "Baba ... Happy birthday...." teriak Sydney. David tersenyum. Dia mengangkat anaknya ke dalam gendongannya. Dia sangat menggemaskan dan begitu bersemangat "Verena, ini semua kamu yang nyiapin?" tanya David lagi. Dengan berkumpulnya semua keluarga jelas itu membuat David bahagia walaupun hanya keluarga Verena karena dia juga sudah tidak memiliki siapa-siapa. "Tidak aku dibantu dengan Megan. Megan adalah teman Leo. Jadi, semua kerjaan sibuk kamu hari ini memang sudah kita atur sedemikian rupa," ucap Verena. David menengok ke arah Leo. Tidak percaya bahkan Leo temannya ikut andil dalam acara ini. Padahal, dia tidak tahu fokus dengan kerjaannya saja. "Leo?" tanya David. Leo
Besok adalah hari ulang tahun David. Verena mulai memikirkan kado apa yang bisa dia beri untuk sang suami, atau berencana untuk membuat kejutan untuknya. Wanita itu sudah membaik, dan bisa beraktivitas seperti biasanya. Sakitnya beberapa waktu yang lalu memang benar adanya kalau dirinya memang sedang mengandung seperti dugaannya. Sejak sakitnya saat itu Verena belum memberitahu David kalau dirinya hamil. David pun sepertinya tidak menaruh curiga karena tidak ada tanda-tanda mual selama ini. Itu juga yang menjadi keuntungan bagi Verena. Dia berencana untuk memberi kado pada David setelah dipikir-pikir, dan semoga David tidak curiga sama sekali. "Bubu, kenapa melamun?" tanya David. Verena langsung menarik tangannya saat dia ketahuan sedang mengelus perutnya tanpa sadar. Kehadiran makhluk baru dalam perutnya membuat Verena lebih bahagia lagi. Sebentar lagi dia akan punya bayi dengan diberi nama kota yang lain. Verena masih menutupi kehamilannya karena dia ingin memberi kejutan pa
Sydney kini sudah mulai sekolah. Sydney selalu ingin diantar berdua oleh orang tuanya. Jadi, setiap berangkat sekolah pasti ayahnya mengantarkannya. Dan Verena yang selalu menunggu anaknya. Verena belum memutuskan untuk mencari kerja atau mengurus anak, karena upah pengasuh anak kecil lebih besar dari gajinya. Dia juga masih menyesuaikan budaya yang terasa berbeda."Belajar yang rajin, Sweeny,” pesan David pada sang putri. Dia melupakan pasal kangguru dan semangat sekolah karena dengan cepat Sydney punya banyak teman karena semua orang suka padanya yang begitu cerewet."Iya, Baba. Baba, hati-hati ya berangkat kerjanya," balas Sydney. Di tempat terbaru dia juga banyak mengalami culture shock walau anak-anak lebih cepat menyesuaikan keadaan, apalagi meniru teman-temannya, Sydney lebih dewasa sekarang dan pengertian."Iya, Sweeny. Kiss, Baba dulu." David menunjuk pipinya untuk mendapatkan kiss dari anaknya. Sydney langsung bangkit dan mencium seluruh wajah David membuat David tersenyum
Setelah satu bulan menyiapkan segala dokumen untuk perpidahan Verena mengikut David ke Perth. Makin bersedih perasaan Rara semua anak-anaknya berjauhan, tapi ini yang harus bisa diterima jika mereka punya kehidupan masing-masing.Tak ada lagi bocah cerewet yang sering menganggu dan ada saja tingkahnya setiap weekend, paling mereka bertemu beberapa tahun kemudian. Verena, David, Sydney bersiap untuk pulang ke Perth. Di rumah kedua orang tuanya hanya ada Asher yang belum pulang. Verena beranit bertaruh setelah ini Asher tidak akan dibolehkan lagi untuk menetap berbeda, semenjak usia 20 Asher keluar dari rumah dan tinggal sendiri. "Say goodbye pada Opa dan Oma dulu, Sweeny. Kita mau pergi jauh," jelas Verena sebenarnya hatinya bersedih. Puluhan tahun dia akan tinggal di negara asing walau sudah beberapa kali melihat Perth tetap saja kampung halaman yang menjadi tempat berpulang dan melepas rindu. "Iya, Bubu." Sydney turun dari gendongan Babanya. "Opa, Oma, Uncle Asher aku haru
Siang menjelang. Sepasang kekasih yang baru saja melangsungkan pernikahan kemarin kini masih bergulung di bawah selimut setelah aktivitas mereka semalaman dan baru tidur di pagi hari menjelang siang. Verena membuka matanya. Melihat mata suaminya. Kini dia sudah bisa menyebutnya suami.Wanita itu mengangkat kepala dan tak dapat diungkapkan dengan kata-kata betapa dia bahagia sekarang. Apa yang sudah dia perjuangkan rasanya tidak sia-sia, laki-laki tua yang tidak terlihat sama sekali, apalagi di masalah ranjang. Jangan ditanya. Verena kembali terkikik dengan wajah memerah karena memikirkan pergulatan mereka semalam yang tidak ada habisnya, rasanya lebih puas setelah menjadi suami istri. "Sudah puas melihat wajah tampanku?" tanya David membuat Verena terkejut. Dia pikir David masih tidur oleh karena itu dia bisa memandangi wajah tampan suaminya. Pura-pura Verena kembali masuk dalam selimutnya karena tak mau ketahuan, tapi David membuka selimut miliknya membuat Verena merenggut kesal se
Hari pernikahan yang dinantikan telah tiba. Dengan banyaknya rintangan dalam mengadakan resepsi pernikahan ini akhirnya sampai juga di hari pernikahan mereka. Walau masih ditunda seperti perkiraan Kelsea, karena David yang harus bolak-balik dari Perth ke Frankrut untuk mengurus dokumen pernikahan mereka. "Terimakasih, Verena. Berkat kamu yang pemberani mendekati laki-laki tua sepertiku. Aku jadi bisa luluh denganmu," ucap David yang masih tidak percaya dia akhirnya menikah kedua kalinya bersama seorang perempuan yang lebih pantas dijadikan anak olehnya.Verena tertawa sambil merasakan matanya memanas, dia tak pernah merasa menyesal untuk jatuh pada pria tua seperti David. Dirinya sudah yakin jika pria tua ini adalah masa depannya dan nama anak-anak mereka sudah ada dalam list. "Aku yang juga harus berterimakasih kepadamu, David. Terimakasih telah sabar kemarin-kemarin menerima penolakan dari keluargaku. Bahkan kamu sampai rela babak belur demi bisa bersamaku,” balas Verena sambil