David tidak tidur. Dia memilih untuk menyibukkan diri menunggu esok tiba. Verena sudah dibawa pergi ke alam mimpi sedari tadi. Laki-laki itu sudah selesai mandi, otaknya sudah mulai berpikir waras, walau dia tak bisa mengalihkan padangannya ke arah Verena yang pulas seperti bayi koala.
David hanya menatap kosong laptop di depannya. Sebenarnya dia ingin menyelesaikan beberapa kerjaan yang belum beres, tapi otaknya susah sekali diajak berkonsentrasi.
Huh, berkali-kali David menarik napas Panjang. Dia berbalik, memutar tubuhnya ke arah gadis pemilik rambut keriting yang paling berisik yang pernah dia temui. Gadis itu tidur dengan gaya tidak anggun sama sekali, giginya terus gemelutuk, dia juga terus menggaruk rambutnya.
"Anak ini, kalau tenang mungkin meninggal kali, ya," guman David. Tapi, senyuman tak lepas dari wajahnya. Gadis cacing berisik yang menggemaskan. Tunggu! Apa tadi? David buru-buru menggeleng, anggap saja dia tidak memikirkan hal it
Pantai sangat identik dengan dress Panjang berwarna putih, Verena tak punya, tapi dia memaksa David menuruti saat dia merajuk, dan Pak Tua itu harus membayar semuanya, dan berakhir David membelanjakan untuk membeli. Bisa kalian bayangkan saat berhasil Verena begitu heboh sekaligus norak, dia terus memuja David, dan mengharapkan agar hubungan tanpa status ini di-upgrade segera.Sekarang, mereka akan mengunjungi tempat teman David yang tiggal di pesisir pantai. Verena ingin merasakan angin pantai malam, jika David mau mereka bisa tidur di pasir, mencari pengelaman yang baru.Verena masih merajuk, tapi dia tak bisa melewatkan begitu saja hal yang menyenangkan ini, karena dia tidak pernah bermalaman di pinggir pantai merasakan angin pantai. Verena membayagkan hal yang romantis Bersama David.Terkadang dia merasa jika mereka sebenarnya adalah mereka
David berdiri sambil mengatur napasnya, kalimat undangan Verena membuat gejolak gairah dan juga kewarasannya berperang sekarang. Pria itu tahu jika gadis cacing ini sedang merayunya, tapi David masih ingin berpikir waras jika apa yang dia rasakan sekarang adalah salah. Ini hanya perasaan sesaat.Bagian tubuh terlarang bereaksi lebih cepat hanya karena anak kecil. Apa-apain ini? Tolong, pukul kepalanya agar dia bisa berpikir waras sekarang.“Please,” ujar David dengan serak, menahan kabut gairah dan juga kewarasan jika Verena adalah anak kecil, gadis cacing yang hanya bisa jadi benalu, dia juga ingin menjaga perasaan orang tua Verena.Gila!Otak, hati, dan tubuh bawah berontak dalam waktu bersamaan. Berkali-kali David menelan ludah, sambil menggepalkan tangannya. Tolong sadarkan dia.David menggerang melihat tubuh kecil, walau tubuh Verena sudah terbentuk dewasa. Dan sekarang milliknya bereaksi begitu cepat, berkali-kali David mengusap w
Verena selalu memimpikan agar David menyentuhnya, tapi saat mimpi itu meenjadi kenyataan dia seolah dihempaskan dari langit tinggi ke dasar jurang paling tinggi. Hal yang paling menyakitkan adalah ditolak mentah-mentah.Gadis itu masih terduduk di bawah guyuran shower selama hampir dua jam sambil menangis memeluk tubuh telanjangnya. Dia tidak menyangka patah hati akan membawa dampak sebesar ini.Dia sudah terbiasa saat David menolaknya, tapi menolak mentah-mentah saat mereka sudah sampai di libido yang meningkat, sangat merendahkan harga dirinya, dia memang selalu bertingkah seperti manusia tak punya otak dan hati, tapi sekarang Verena benar-benar patah hati.Rasanya ingin mengadu ke Gerald, tapi Gerald pasti lebih murka dan tulangya yang akan patah. Verena masih menunduk, memikirkan cara agar dia tidak terlihat murahan di mata David, dia ingin
Verena merasakan wajahnya memerah sepanjang waktu, gadis itu bahkan mencubit dirinya berkali-kali memastikan jika dia sedang tidak bermimpi sekarang. Dia tak kuasa untuk menahan senyumannya, ah, semunya terasa sangat mulus sekarang seperti yang dia inginkan.Verena bahkan tak berani untuk bertatapan langsung dengan David. Dia terlalu malu, tapi orang yang dimaksud sedang tertidur dengan nyaman di sampingnya. Gadis itu mengangkat kepalanya, tidak menyangka jika dia bisa tidur dengan pamannya sendiri, Verena menggigit bibirnya yang masih terasa kebas, dia sekarang memikirkan bagaimana reaksi orang tuanya saat tahu semua ini, bagaimana murkanya Kelsea. Huh! Verena tak peduli, jika David berada di sampingnya, mereka bisa menghadapi semuanya bersamaan.Gadis itu mengendus-endus masih tercium bau-bau sisa percintaan mereka, dan juga Verena merasakan miliknya di bawah perih.Dia menarik napas Panjang berkali-kali, Kembali menatap David yang tertidur begitu nyaman. Vere
Verena menggerang pelan, tangannya dia lingkarkan di leher David, matanya tertutup sangat siap menikmati kenikmatan yang lain, masalah atau apa pun bisa dipikirkan nanti.Perlahan David melumat bibirnya, Verena mengerang. Walau dia merasa tak nyaman, karena dia hanya berbaring di atas batu tajam yang menusuknya, dan bisa saja membuatnya terluka.“Sakit?” tanya David, Verena menggeleng, jika nafsu sudah berada di puncak apalagi yang ditunggu? Verena bisa memastikan jika dia tidak akan bosan untuk mencium David, bercinta yang nikmat di mana saja.“Tapi, ini di atas batu kamu akan sakit,” ujar David khawatir.“Persetan!” jawab Verena sambil membungkan mulut David, keduanya Kembali berciuman. Harus David akui jika bibir gadis berisik ini memabukan, ciumannya turun ke leher Verena yang begitu menggoda layaknya daging segar yang siap disantap, David menyesap dan juga menghisap leher itu, meninggalkan jejak seolah dia vampire
Verena memainkan jari-jari tangannya sambil berpikir. Dia dan David punya hubungan satu Langkah, bukan sepuluh Langkah lebih maju dari sebelumnya. Dia Bahagia jika ditanya, tapi dia tidak bisa menjawab jika ditanya bagaimana dirinya akan menghadapi keluarganya. Verena sekarang ketakutan sendiri. Gadis itu makin menerawang kosong, dia hanya menatap langit-langit kamar, tempat penginapan mereka. Verena dan David sudah pulang dari teman David, suami-istri itu sangat baik, mereka berpesan agar Verena dan David ke sini lagi suatu hari nanti. Verena merasakan napasnya yang terasa berat, David sedang memeluk pinggangnya sambil tertidur. Mereka baru saja menyelesaikan percintaan yang panas. Seperti pasangan baru yang sedang panas-panasnya, di mana ada kesempatan mereka akan bercinta di mana saja, bahkan beberapa kali melewatkan sarapan karena tak ingat pada dunia. Verena sedang Bahagia sekarang, tapi dia tahu semua ini hanya sementara, dia akan menghadapi banyak masalah ke d
Ketika meninggalkan tempat penginapan, meninggalkan New Zealand Verena tahu akan banyak hal yang akan dia hadapi, siap tak siap dia akan menghadapi.Gadis itu menoleh ke belakang, melihat David menyeret koper mereka. Semua hal itu tak luput dari pandangan Verena dan juga mengabadikan dalam ponselnya. Sebenarnya, sudah lama dia mematikan sambungan internet karena di tempat penginapan mereka tidak ada internet, Verena benar-benar menghabiskan banyak waktu Bersama David untuk quality time Bersama.Gadis itu mendekati Pak Tua tampan yang sangat menggoda iman, mengandeng lengan David sambil memeluknya walau David sedang kewalahan membawa koper-koper mereka.“Pak Tua, apakah aku harus meminta izin pada Onty jika sekarang aku menggantikan dirinya?” tanya Verena manja, masih bersandar di lengan David sambil berjalan. David memikirkan ucapan Verena, benar juga bahkan dia seolah melupakan sang istri sejenak karena gadis kecil berisik ini. David tak bisa membay
Verena terdiam, tidak ada yang pernah tahu masa depan."Here I am, staring at your perfection," ucap Verena masih memeluk David. Gadis itu hanya berharap semuanya baik-baik saja.David memeluk pinggang Verena, keduanya masih terdiam di depan makam Auri, sambil berdiri. Sekarang, mereka akan menghadapi dunia yang tidak ramah pada mereka.David kembali berbalik menatap wajah Verena, gadis cacing berisik yang akan mengisi hidupnya. Sekarang dia berjanji untuk selalu bersama Verena, karena tanpa dia sadari Verena telah menjungkir balikan dunianya.Tangan David menyentuh ujung hidung Verena, gadis itu tersenyum. David ingin hidupnya terus terisi dengan semua hal tentang Verena, David ingin terus mendengar suara cempreng itu saat dia membuka matanya, mendapatkan ciuman di setiap tidur malamnya.Mau tak mau dia harus mengakui jika dia telah jatuh pada anak dari rekannya sendiri, David belum bisa memikirkan bagaimana perasaan
Tiga tahun sudah mereka tinggal di London. Verena sudah melahirkan seorang anak laki-laki yang tampan sama persis seperti David. Mereka menjalani hari-hari mereka di London. Awalnya hanya setahun atau dua tahun di London tapi atasannya menyuruh mereka untuk stay setahun lagi. Sebenarnya, sekarang sudah terbiasa jika seandainya sang suami pindah ke mana saja karena dia dan anaknya terlahir dari keluarga lintas budaya dan lintas negara, jadi mereka dengan cepat menyesuaikan keadaan.Nama anak kedua mereka, London. Lahir tiga tahun yang lalu setelah mereka tinggal di London. Ide ini dicetuskan oleh Verena. Dia ingin menamai anaknya sesuai dengan negara yang mereka kunjungi, walau nama London masuk daftar list nama anaknya.Saat ini lagi, Verena sedang hamil anak ketiga mereka. Selama tiga tahun di London mereka tetap sering ke luar negri entah liburan atau kerjaan David. Sydney mulai memaklumi itu dan menerimanya."London sangat tampan dan pintar," ucap Sydney. Sydney sangat menyangi adi
Verena turun mobil dan duluan masuk ke dalam. David membiarkan saja Verena lebih dulu. Tidak mau menambah kekesalan istrinya. Sebenarnya, masih meraba-raba apa yang salah dengan mood istrinya.Sampai di dalam Verena langsung mengantarkan Sydney masuk ke kamarnya. Ganti baju lalu menidurkan anaknya. Wanita itu sedang muak untuk melihat wajah sang suami, kekesalannya sedang berada di ujung puncak."Sweeny tadi belajar apa di sekolah?" tanya Verena sambil melepas pakaian anaknya. Dia menengok ke belakang untung saja suaminya tidak mengikutinya. Dia lagi malas melihat suaminya itu."Belajar berhitung dan membaca, Bubu. Lalu, pulangnya kita bernyanyi." Wanita itu mengangguk, melihat keantusiasan sang putri yang semangatnya bisa diadu."Seru, ya?" tanya Verena lagi."Sangat seru, dan aku harus sekolah setiap hari agar bisa bermain, berlaja, dan bernyanyi.""Okay, bajunya sudah dilepas semua ini. Sydney cuci tangan, cuci muka sama cuci kaki, Bubu mau ambilin baju buat Sydney tidur siang.""A
Setelah hampir satu bulan di rumah Verena dan berlibur menjelajahi Australia. Keluarga Verena pamit untuk kembali pulang. Bahkan yang lain sudah pulang duluan, karena pekerjaan. Tersisa Rara yang lama karena dia tak pernah rela berjauhan dengan anak-anaknya, apalagi kepergian Verena benar-benar terasa, tak ada lagi Sydney cerewet yang merusuhnya saat kerja di dapur atau menemaninya memanen.Hanya tersisa anak-anak Skye yang dekat dengannya.“Terima kasih, ya, Verena, David sudah menemani dan berkeliling di Perth. Mommy sama Daddy pulang dulu ke rumah. Kalian jaga diri baik-baik. Kalau ada masalah juga diselesaikan baik-baik, ya. Pernikahan itu perlu komunikasi dua arah, jadi ada apa pun langsung komunikasikan, jangan disimppan sendiri,” nasihat Rara."Iya, Mom. Aku akan selalu mengingat itu, setelah aku melahirkan dan liburan gentian kami yang akan berlibur ke sana," ucap Verena tersenyum. Jika begini, Sydney akan semakin bersemangat untuk sekolah karena dia tidak sabar untuk berlibu
David yang melihat semua kejutan benar-benar terkejut. Sang istri di hadapannya memegang kue dengan mengucapkan selamat ulang tahun. Padahal, dia tidak ingat kalau hari ini dia ulang tahun. Dia terlalu fokus untuk bekerja setiap harinya. Maklum saja, bukan lagi usianya untuk mengingat ulang tahun seperti ini. "Baba ... Happy birthday...." teriak Sydney. David tersenyum. Dia mengangkat anaknya ke dalam gendongannya. Dia sangat menggemaskan dan begitu bersemangat "Verena, ini semua kamu yang nyiapin?" tanya David lagi. Dengan berkumpulnya semua keluarga jelas itu membuat David bahagia walaupun hanya keluarga Verena karena dia juga sudah tidak memiliki siapa-siapa. "Tidak aku dibantu dengan Megan. Megan adalah teman Leo. Jadi, semua kerjaan sibuk kamu hari ini memang sudah kita atur sedemikian rupa," ucap Verena. David menengok ke arah Leo. Tidak percaya bahkan Leo temannya ikut andil dalam acara ini. Padahal, dia tidak tahu fokus dengan kerjaannya saja. "Leo?" tanya David. Leo
Besok adalah hari ulang tahun David. Verena mulai memikirkan kado apa yang bisa dia beri untuk sang suami, atau berencana untuk membuat kejutan untuknya. Wanita itu sudah membaik, dan bisa beraktivitas seperti biasanya. Sakitnya beberapa waktu yang lalu memang benar adanya kalau dirinya memang sedang mengandung seperti dugaannya. Sejak sakitnya saat itu Verena belum memberitahu David kalau dirinya hamil. David pun sepertinya tidak menaruh curiga karena tidak ada tanda-tanda mual selama ini. Itu juga yang menjadi keuntungan bagi Verena. Dia berencana untuk memberi kado pada David setelah dipikir-pikir, dan semoga David tidak curiga sama sekali. "Bubu, kenapa melamun?" tanya David. Verena langsung menarik tangannya saat dia ketahuan sedang mengelus perutnya tanpa sadar. Kehadiran makhluk baru dalam perutnya membuat Verena lebih bahagia lagi. Sebentar lagi dia akan punya bayi dengan diberi nama kota yang lain. Verena masih menutupi kehamilannya karena dia ingin memberi kejutan pa
Sydney kini sudah mulai sekolah. Sydney selalu ingin diantar berdua oleh orang tuanya. Jadi, setiap berangkat sekolah pasti ayahnya mengantarkannya. Dan Verena yang selalu menunggu anaknya. Verena belum memutuskan untuk mencari kerja atau mengurus anak, karena upah pengasuh anak kecil lebih besar dari gajinya. Dia juga masih menyesuaikan budaya yang terasa berbeda."Belajar yang rajin, Sweeny,” pesan David pada sang putri. Dia melupakan pasal kangguru dan semangat sekolah karena dengan cepat Sydney punya banyak teman karena semua orang suka padanya yang begitu cerewet."Iya, Baba. Baba, hati-hati ya berangkat kerjanya," balas Sydney. Di tempat terbaru dia juga banyak mengalami culture shock walau anak-anak lebih cepat menyesuaikan keadaan, apalagi meniru teman-temannya, Sydney lebih dewasa sekarang dan pengertian."Iya, Sweeny. Kiss, Baba dulu." David menunjuk pipinya untuk mendapatkan kiss dari anaknya. Sydney langsung bangkit dan mencium seluruh wajah David membuat David tersenyum
Setelah satu bulan menyiapkan segala dokumen untuk perpidahan Verena mengikut David ke Perth. Makin bersedih perasaan Rara semua anak-anaknya berjauhan, tapi ini yang harus bisa diterima jika mereka punya kehidupan masing-masing.Tak ada lagi bocah cerewet yang sering menganggu dan ada saja tingkahnya setiap weekend, paling mereka bertemu beberapa tahun kemudian. Verena, David, Sydney bersiap untuk pulang ke Perth. Di rumah kedua orang tuanya hanya ada Asher yang belum pulang. Verena beranit bertaruh setelah ini Asher tidak akan dibolehkan lagi untuk menetap berbeda, semenjak usia 20 Asher keluar dari rumah dan tinggal sendiri. "Say goodbye pada Opa dan Oma dulu, Sweeny. Kita mau pergi jauh," jelas Verena sebenarnya hatinya bersedih. Puluhan tahun dia akan tinggal di negara asing walau sudah beberapa kali melihat Perth tetap saja kampung halaman yang menjadi tempat berpulang dan melepas rindu. "Iya, Bubu." Sydney turun dari gendongan Babanya. "Opa, Oma, Uncle Asher aku haru
Siang menjelang. Sepasang kekasih yang baru saja melangsungkan pernikahan kemarin kini masih bergulung di bawah selimut setelah aktivitas mereka semalaman dan baru tidur di pagi hari menjelang siang. Verena membuka matanya. Melihat mata suaminya. Kini dia sudah bisa menyebutnya suami.Wanita itu mengangkat kepala dan tak dapat diungkapkan dengan kata-kata betapa dia bahagia sekarang. Apa yang sudah dia perjuangkan rasanya tidak sia-sia, laki-laki tua yang tidak terlihat sama sekali, apalagi di masalah ranjang. Jangan ditanya. Verena kembali terkikik dengan wajah memerah karena memikirkan pergulatan mereka semalam yang tidak ada habisnya, rasanya lebih puas setelah menjadi suami istri. "Sudah puas melihat wajah tampanku?" tanya David membuat Verena terkejut. Dia pikir David masih tidur oleh karena itu dia bisa memandangi wajah tampan suaminya. Pura-pura Verena kembali masuk dalam selimutnya karena tak mau ketahuan, tapi David membuka selimut miliknya membuat Verena merenggut kesal se
Hari pernikahan yang dinantikan telah tiba. Dengan banyaknya rintangan dalam mengadakan resepsi pernikahan ini akhirnya sampai juga di hari pernikahan mereka. Walau masih ditunda seperti perkiraan Kelsea, karena David yang harus bolak-balik dari Perth ke Frankrut untuk mengurus dokumen pernikahan mereka. "Terimakasih, Verena. Berkat kamu yang pemberani mendekati laki-laki tua sepertiku. Aku jadi bisa luluh denganmu," ucap David yang masih tidak percaya dia akhirnya menikah kedua kalinya bersama seorang perempuan yang lebih pantas dijadikan anak olehnya.Verena tertawa sambil merasakan matanya memanas, dia tak pernah merasa menyesal untuk jatuh pada pria tua seperti David. Dirinya sudah yakin jika pria tua ini adalah masa depannya dan nama anak-anak mereka sudah ada dalam list. "Aku yang juga harus berterimakasih kepadamu, David. Terimakasih telah sabar kemarin-kemarin menerima penolakan dari keluargaku. Bahkan kamu sampai rela babak belur demi bisa bersamaku,” balas Verena sambil