Home / Romansa / SCANDAL / BAB 39 - red code

Share

BAB 39 - red code

Author: Sally Diandra
last update Last Updated: 2021-07-15 00:56:14

[“Gimana, Bith? Kamu sudah ambil keputusan?”] tanya Mabella di ujung telpon siang itu, saat Tsabitha sedang sibuk mendesain motif kain yang baru.

“Yaa ampun, Kak. Ini baru seminggu, aku bahkan belum sempet mikirinnya! Saat ini aku masih sibuk, Kak. Kakak bisa ngerti, ‘kan? Aku lagi sibuk nyiapin pernikahan Lidya yang kurang sebulan lagi!” sahut Tsabitha tegas sambil menahan rasa kesalnya dengan mencoret-coret kertas yang ada di atas di meja.

[“Aku bisa ngerti, Bith! Tapi kamu tahu ‘kan gimana Reno? Dia butuh kepastian dari kamu, iya-iya, nggak-nggak! Karena kalau kamu nggak mau, dia akan menikahi Dewi! Kamu nggak kasihan sama aku?”] ujar Mabella dengan nada sedih. Tsabitha jadi bingung.

“Aarrhhgg! Maunya apa sih itu orang? Kemarin-kemarin cueknya minta ampun, sekarang tiba-tiba aja minta nikah! Mendadak lagi!” batin Tsabitha kesal sambil mencoret-coret kertas yang ada di depannya.

Tepat

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • SCANDAL   BAB 40 - nggak bisa move on

    “Aku heran deh sama laki-laki ini! Maunya apa sih dia? Dulu dia marah-marah sama aku sampai ngebenci aku kayak gitu, ngajak ngomong juga nggak, ketemu juga ogah, menghilang sampai bertahun-tahun! Tahu-tahu sekarang, begitu ketemu, ngajakin nikah! Iiih enak banget!” Tsabitha terus saja menggerutu sambil melajukan mobil memasuki halaman parkir kantor Moreno. Havika yang duduk di sebelahnya, hanya bisa terdiam dan menjadi pendengar setia, tanpa menginterupsi ocehannya. “Tahu gini! Lebih baik waktu itu aku terima aja lamaran Laurent atau Nicholas!” Tsabitha masih saja menggerutu sambil keluar dari mobil, setelah memarkirkan mobil. “Nicholas itu model yang dari Italia?” sela Havika sambil ikut keluar dari mobil dan berjalan menghampirinya. Tsabitha pun mengangguk. “Iya, setiap kali acara fashion show, kalau pake model dia, dia selalu aja deketin aku. Sampai akhirnya dia nekat nglamar aku! Coba aja waktu itu aku iyain, nggak bakalan gini, deh jadinya!” rutuknya kesal sambil berjalan bersis

    Last Updated : 2021-07-15
  • SCANDAL   BAB 41 - sumpah

    ”Dewi, terima kasih, ya. Karena kamu sudah membantu aku. Kalau nggak ada kamu, aku nggak tahu lagi harus minta tolong sama siapa?” ujar Moreno sambil meremas tangan Dewi yang berada di atas meja. Moreno memang sengaja melakukan hal itu, agar Tsabitha yang saat itu sudah duduk di sebrangnya bareng Havika sambil menutupi wajahnya dengan katalog menu, bisa melihat kemesraan palsunya bareng bawahannya ini. Dewi mengulas senyum manis sambil ikut meremas tangan Moreno. “Pak Reno, jangan bicara seperti itu. Jujur aku senang bisa membantu Anda agar bisa kembali lagi sama Tsabitha, meskipun dengan pura-pura pacaran seperti ini, aku suka, bahkan aku sangat menikmatinya. Yaa itung-itung bisa ngerasain pacaran sama Pak Reno, nggak masalah meskipun cuma pura-pura aja.” Laki-laki itu tersenyum tipis sambil melirik ke Tsabitha yang saat itu masih mengintip dari balik katalog menu. Sepertinya rencananya berhasil, Moreno tersenyum puas. “Bitha!” Moreno kaget dan menoleh ke sumber suara yang tiba-tib

    Last Updated : 2021-07-15
  • SCANDAL   BAB 42 - tidak terima

    Sebulan kemudian, dua minggu setelah pernikahan Lidya dan Surya … “Mbak Bitha!” Tsabitha menoleh, dilihatnya Mbok Inah menghampirinya sambil membawa sebuah amplop kertas coklat besar yang didekapnya di depan dada. “Ada apa, Mbok?” tanyanya heran. Sore itu Tsabitha sedang duduk santai di atas ayunan yang berada di tepi kolam renang sambil mencoret-coret gambar sketsa model baju buatanya. “Ini, Mbak! Ada kiriman foto-foto pernikahannya Mbak Lidya kemarin!” sahut Mbok Inah sambil menyodorkan amplop kertas coklat itu ke majikan mudanya. “Orangnya mana, Mbok? Masih di depan?” tanya Tsabitha penasaran sambil menerima amplop kertas coklat itu. Mbok Inah menggeleng. “Orangnya sudah pergi, Mbak! Katanya yang dikirim itu baru sebagian, yang sebagian lagi baru minggu depan, sekalian sama album foto katanya! Tadi Mbok sudah nyuruh nunggu, tapi orangnya buru-buru, katanya ada kerjaan penting lainnya yang masih nunggu!” “Ya, udah nggak papa, Mbok! Makasih, ya! Oh iya, Mbok, Bapak sama Ibu sud

    Last Updated : 2021-07-15
  • SCANDAL   BAB 43 - berdamai

    “Mbok Inah!” bentak Tsabitha lantang. Mbok Inah kaget dan menoleh ke majikan mudanya dengan ekspresi wajah yang bingung. gadis itu sendiri juga hanya terdiam setelah membentak pembantu setianya. Ada rasa tidak terima di hati Tsabitha, saat Mbok Inah menyebut Dewi sebagai ibu Fabian yang akan memberinya seorang adik. “Maaf, Mbak. Mbok lancing, yaa. Maaf, Mbok Inah kelepasan ngomong, nggak seharusnya Mbok ngomong kayak gitu. Maaf, ya, Mbak,” sahut Mbok Inah kikuk dan merasa bersalah ke Jodha. “Maaf, Mbok. Aku nggak bermaksud mbentak Mbok Inah tadi. Aku pergi dulu ya, Mbok! Tolong simpen foto-foto ini dan taruh di kamarku. Makasih, ya, Mbok!” Tsabitha bergegas pergi meninggalkan pembantu itu yang masih berdiri termangu di depannya sambil memberikan semua foto-foto itu ke perempuan tua tersebut. Gadis itu kemudian melajukan mobil menuju ke rumah Moreno dan Mabella. Tujuannya cuma satu, dia akan menerima permintaan laki-laki itu untuk menjadi istri keduanya. Namun, kalau boleh jujur

    Last Updated : 2021-07-17
  • SCANDAL   BAB 44 - like father like son

    “Bitha, kenapa kakakmu sampai pingsan seperti ini? Apa yang kamu lakukan padanya? Hah?” tanya Bu Shanty kesal sambil menatap marah pada Tsabitha. Saat itu Mabella sendiri sudah dibawa ke dalam kamar dan sedang dalam perawatan dokter, Moreno pun menemaninya di dalam, sedangkan yang lain berada di luar kamar. “Aku nggak ngapa-ngapain, Bu. Sungguh!” bisik Tsabitha lirih. “Sudah-sudah, sudah, Bu. Ini semua bukan kesalahan Bitha,” sela Pak Halim yang berusaha meredam amarah istrinya yang selalu naik pitam kalau berhubungan dengan putri sulungnya itu. “Bapak yakin itu. Mungkin saja Bella capek dan pingsan pas di depan ruang kerja, bisa jadi, ‘kan?” “Bapak ini! Selalu saja belain Bitha!” sahut Bu Shanty kesal. “Dan kamu, Bitha! Awas, ya! Kalau ada apa-apa sama kakakmu! Kamu harus tanggung jawab! Kamu itu harusnya bersyukur karena Bella mengijinkan kamu untuk jadi istri keduanya Reno!” desis Bu Shanty dengan nada kesal. Tsabitha hanya terdiam dan tidak menanggapi ucapan ibunya. Dia hanya m

    Last Updated : 2021-07-17
  • SCANDAL   BAB 45 - can't help falling in love

    Dewi segera berdiri sambil menggendong Fahira, putri kecilnya, ketika Moreno, Tsabitha dan Pak Halim menghampirinya. Sesaat perempuan itu teringat pada percakapannya barusan bareng Bu Shanty yang memintanya untuk tetap mempertahankan rencana pernikahannya dengan Moreno.“Dewi, kamu tahu ‘kan tadi Bitha bilang apa?” tanya Bu Shanty setengah berbisik, seolah-olah takut ada yang mendengar percakapan mereka berdua sambil berjalan menghampiri perempuan itu dan duduk di sebelahnya.“Iya, Bu. Saya tahu dan insyaallah saya bisa mengerti,” sahut Dewi sambil memangku si kecil di pangkuannya.“Kamu itu jangan cuma pasrah kayak gini! Seharusnya kamu itu nolak! Karena Reno ‘kan sudah nglamar kamu duluan, kenapa Bitha seenaknya nyerobot seperti itu! Itu nggak bener! Anak itu harus belajar etika!” Dewi hanya terdiam dan merasa bingung, karena Bu Shanty tampak sekali tidak suka dengan apa yang di

    Last Updated : 2021-07-17
  • SCANDAL   BAB 46 - semalam bersamamu

    Satu bulan kemudian … “Gimana kerjaan Dessy? Beres?” tanya Havika siang itu, saat dia sedang makan siang di sebuah restaurant bareng Tsabitha. “Dessy? Temannya Khrisna itu? Bagus! Aku suka sama desainnya, lebih perempuan!” sahut Tsabitha sambil menikmati makanan pesanannya. “Dan aku nggak perlu kebanyakan ngasih masukkan ke dia, dia udah ngerti apa yang aku mau, mungkin karena sama-sama perempuan kali, ya?” “Ya iyalah! Kalau Khrisna ‘kan cowok, dia ‘kan butuh banyak masukkan dari kamu. Dia takut salah aja, nanti kamu complain dan kudu desain ulang! Kan sayang banget!” “Tapi aku suka sama desainnya Khrisna di ruko-ku itu, ternyata dia itu bisa nampilin sisi girly juga. Iya, ‘kan? Banyak yang muji lhoo desainnya Khrisna, banyak langgananku yang suka!” ujarnya lagi sambil menyesap air mineral kesukaannya. “Trus, calon suami gimana? Suka juga sama desainnya Dessy?” “Hmm … kalau dia sih, terserah aku saja, dia bilang kalau aku suka, maka dia juga suka. Yang pasti yang ngedesain janga

    Last Updated : 2021-07-19
  • SCANDAL   BAB 47 - galau

    “Bith, aku mau ngomong sama kamu!” desak Ricky sambil menggeret tangan Tsabitha, saat gadis itu keluar dari ruang kerja Leon. “Apaan sih, Ricky! Lepasin! Kamu mau ngapain sih?” jerit Tsabitha kesal sambil mengibaskan tangan laki-laki itu kasar. Havika pun kaget, karena tiba-tiba saja Ricky menggeret tangan sahabatnya.“Aku mau ngomong sesuatu sama kamu, Bith,” sahutnya kesal sambil menatap gadis itu lekat.“Kalau kamu mau ngomong, ngomong saja! Nggak usah pake geret-geret segala!”“Tapi aku mau ngomongnya sama kamu, Bith. Aku pengin ngomong berdua saja sama kamu,” pinta Ricky melas.“Tapi aku nggak pengin ngomong berdua sama kamu, Rick! Kamu bisa ngomong di sini, Havika ‘kan sahabatku. Puspa, tolong kamu keluar dulu, ya. Kamu istirahat dulu aja!” pinta Tsabitha sambil menoleh ke Puspa. Gadis itu pun mengangguk dan bergegas keluar dari ruang kerja tersebut, sementar

    Last Updated : 2021-07-19

Latest chapter

  • SCANDAL   BAB 70 - pabrik anak

    Dua bulan kemudian … “Kamu ini kenapa sih, Bith? Dari tadi aku perhatikan, sepertinya kamu nggak begitu suka sama makanan itu?” tanya Moreno heran sambil memperhatikan perempuan itu yang mengorek-ngorek beef steak kesukaannya. “Iya, Mama ini! Biasanya lahap kalau makan beef steak! Masa kalah sama Bian! Bian aja makannya lahap, iya ‘kan, Pa?” Moreno mengangguk sambil menunjukkan ibu jarinya di depan putra tunggalnya ini. Malam ini, mereka bertiga sedang menikmati makan malam bersama di sebuah restaurant mewah, setelah selama 40 hari mereka berkabung atas kematian Mabella yang tidak bisa melewati masa kritisnya. Baru kali ini ayah, ibu dan anak ini keluar rumah untuk menghibur diri dan refreshing. Tsabitha pun tersenyum sambil mengusap-usap kepala putranya seraya berkata, “Iyaa, Sayang. Mama sendiri nggak tahu kenapa? Rasanya kok perut Mama penuh, yaa. Jadi rasanya malas untuk makan lagi,” sahutnya sambil meringis kecil. “Memangnya sebelum ke sini, kamu sudah makan?” sela Moreno her

  • SCANDAL   BAB 69 - kritis

    Semua orang tampak tegang dan serius saat melihat dan mendengar percakapan yang terekam di video yang direkam oleh Angga. Dewi semakin tidak nyaman dan berusaha mencari alasan yang tepat yang bisa menyangkal bukti dari Angga. Hingga akhirnya video itu pun berakhir, semua orang terlihat merasa lega setelah melihat video tersebut. “Bagaimana, Wie? Apa kamu mengakui bukti ini?” tanya Moreno sambil menoleh ke Dewi yang masih terlihat cemas dan bingung. Perempuan itu menghela napas dalam seraya berkata, “Baik, aku akui pagi itu aku memang datang ke apartemen Angga dan memergoki dia sama Vanka, seperti yang ada di video itu. Tapi kejadian itu bukan kejadian luka lebam yang aku derita kemarin, Pak!” Dewi berusaha mengelak, “kamu itu nggak usah mengada-ngada, ya, Ngga! Kejadian yang kamu rekam di ponselmu itu bukan kejadian luka lebam di pipiku ini!” Angga dan Vanka terbengong sejenak dan menatap ke Dewi dengan ekspresi tidak percaya. “Bagaimana mungkin, ini bukan ke

  • SCANDAL   BAB 68 - canggung

    Lagi-lagi harus menunggu, satu hal yang sangat menjemukan bagi Dewi saat harus menanti Moreno di rumah, karena sampai tujuh malam, laki-laki itu belum tampak juga, baik di rumah Mabella maupun di rumah Tsabitha. Sementara Tsabitha sudah terlihat di rumah, menemani Fabian mengerjakan PR dari sekolah. Dewi tampak berjalan mondar-mandir di kamar dengan perasaan cemas sambil sesekali melirik ke ponsel. Ada keinginan untuk menelpon Moreno dan menanyakan keberadaannya, tapi hati kecilnya melarang dan memintanya untuk sabar menunggu. Diliriknya ke tempat tidur, Farah—putrinya sudah tertidur lelap, wajahnya begitu polos dan menggemaskan. “Sabar, sabar, Dewi. Pikirkan anakmu. Jangan terburu-buru. Mungkin Pak Reno ada keperluan, hingga harus pulang malam,” batinnya menenangkan dirinya sendiri. Perempuan itu menghela napas dalam dan menghempaskan pantatnya di tepi ranjang, tepat pada saat itu terdengar suara pintu kamarnya diketuk dari luar. “Bu Dewi, Bu. Bu Dewi.” Sua

  • SCANDAL   BAB 67 - suara itu

    “Pagi, Tika! Pak Reno ada?” tanya Dewi yang tiba-tiba muncul di depan meja Kartika. Perempuan itu kaget saat melihat Dewi. Wajahnya seketika itu juga pucat pasi, seperti baru saja melihat hantu, tubuhnya pun terpaku, kaku dan tidak bisa bergerak. Apalagi saat perempuan itu mendelik ke arahnya. “Eh, Bu Dewi. Selamat pagi, Bu! Bu Dewi sudah masuk kerja, ya? Kemarin, waktu cuti, jalan-jalan kemana saja selama ini, Bu? Oleh-olehnya mana?” “Udah nggak usah basa-basi, Tika! Mana Pak Reno?” ujar Dewi tegas dengan nada tidak suka saat sekretaris Moreno ini mulai bicara tidak penting dan berusaha mengulur-ulur waktu. “Maaf, Bu. Saat ini Pak Reno nggak ada di tempat. Pak Reno lagi keluar, tadi katanya ada kepentingan. Ada pesan?” “Pagi-pagi begini? Ini baru jam 10 pagi!” sela Dewi tidak percaya sambil menengok ke kanan dan ke kiri, “nggak biasanya Pak Reno keluar kantor jam segini? Kamu bohong, ‘kan?” lanjutnya sambil menjulurkan jari telunjuknya ke depa

  • SCANDAL   BAB 66 - aktifitas pagi

    “Jadi begini, Pak. Saya tahu kalau saat ini Dewi ada di rumah Pak Reno. Farah juga ada di sana, karena Dewi yang bilang ke saya.” Sebelah alis Moreno kembali naik ke atas, laki-laki itu tampak heran karena berkali-kali Dewi menangis meminta perlindungan padanya karena ditelpon oleh sang mantan suami yang mengancam akan mengambil putrinya. Moreno jadi kembali bertanya-tanya, setelah mendengar semua cerita dari Angga—mantan suami Dewi. Apalagi setelah laki-laki itu memberikan bukti video tersebut. “Asal Anda tahu, Dewi bilang ke saya kalau Anda yang menelpon dan mengancamnya akan mengambil Farah,” sela Moreno heran. “Itu nggak mungkin, Pak. Putusan hakim sudah jelas kalau hak asuh Farah ada pada Dewi dan lagi saat ini saya sudah merasa cukup bisa ketemu putri saya seminggu sekali, karena saat ini saya sedang merencanakan pernikahan saya yang kedua sama pacar saya itu. Jadi saya nggak mungkin mau ngambil Farah dari Dewi. Malah Dewi marah-marah kalau anaknya nggak dikasi

  • SCANDAL   BAB 65 - kebenaran yang lain

    Menikmati sarapan pagi bersama seluruh anggota keluarga, sudah lama tidak dirasakan oleh Dewi setelah brcerai dari sang suami, tapi kali ini setelah tinggal di rumah pimpinannya selama kurang lebih satu minggu dan menikmati sarapan pagi bersama di meja makan. Membuat perempuan itu bisa merasakan lagi kehangatan sebuah sarapan pagi yang menyenangkan. Dewi membayangkan, bagaimana sekiranya kalau dia menjadi istri ke tiga Moreno, pasti seru. Apalagi saat ini Mabella masih terkapar sakit di rumah sakit, rasanya tidak masalah untuk laki-laki itu menambah satu istri lagi, batinnya sambil tersenyum senang.“Kamu kenapa, Wie? Kok senyum-senyum terus, apa ada yang lucu?” tanya Tsabitha heran sambil menyuapkan nasi goreng ikan asin buatan Mbok Nah ke mulut.Dewi jadi canggung dan malu sendiri saat tertangkap basah sedang senyum-senyum sendiri. “Eeeh, anu, Bu. Saya tadi keinget sama kenangan masa lalu.”“Masa lalu sama mantan sua

  • SCANDAL   BAB 64 - berjanjilah padaku

    Jam enam pagi, saat sinar matahari masih terasa hangat di kulit dan burung-burung pun berkicau riang menyambut pagi, laki-laki itu masih bertahan di sana dengan baju casualnya—celana jeans dan kaos oblong dengan warna senada, biru. Sambil duduk di tepi ranjang, diperhatikannya wajah polos itu yang masih terlelap dalam tidur panjangnya.“Papa? Papa ada di sini?” tanya Fabian sambil menggeliat kecil dan menarik ke dua tangannya ke atas. Moreno hanya tersenyum sambil membelai rambut coklat putranya. Ya, dia memang putra kandungnya, laki-laki itu tidak ragu lagi, warna rambut mereka sama, bahkan kalau diperhatikan wajahnya memang mirip dengan bocah cilik ini.“Papa ngapain ada di sini?” tanya Fabian polos sambil membuka selimut yang menutupi tubuhnya lalu terduduk di atas tempat tidur. Moreno bergegas mengulurkan tangannya dan memeluk tubuh mungil itu erat. Laki-laki itu tidak pernah mengira kalau anak kandungnya ternyata bersamanya selama ini

  • SCANDAL   BAB 63 - sang buah hati

    “Wie, aku mau ke atas dulu. Thanks untuk kopi dan roti isinya, mumpung masih gelap, kamu bisa kembali tidur. Udah dulu ya.” Dewi hanya mengangguk saat Moreno berlalu meninggalkannya dan bergegas naik ke lantai atas.Laki-laki itu teringat kalau Tsabitha sedang tidur di kamar Fabian. Moreno segera beralih ke kamar putra angkatnya itu, dibukanya perlahan pintu kamar itu dan dilihatnya mereka masih tertidur lelap. Bergegas dihampirinya ibu dan anak yang sedang tertidur nyenyak. Laki-laki itu lalu duduk di tepi ranjang sambil membelai rambut Fabian. Bocah cilik itu menggeliat kecil, Moreno jadi teringat ucapan Dokter Burhan yang mengatakan kalau Fabian ini mirip sama dirinya.“Apa iya, Bian memang mirip sama aku? Apa aku perlu melakukan test DNA, untuk memastikan kalau dia adalah anakku dan Bitha?” batinnya penasaran sambil terus membelai rambut cokelat bocah itu, Fabian kembali menggeliat kecil, membuat Tsabitha terbangun dan hendak menena

  • SCANDAL   BAB 62 - kepo berat

    “Anak itu adalah anak kalian berdua! Hahaha … iyaa anak kalian berdua yang telah mati! Mati! Hahaha … kamu kira anak kamu mati ‘kan, Reno? Padahal anak kamu masih hidup! Masih hidup! Hahaha …!” Moreno bingung dan tidak tahu dimana dirinya berada, semuanya serba gelap, hitam pekat dan hanya suara perempuan itu saja yang bergema di telinganya yang menyebutkan tentang anaknya yang telah mati. Dia berusaha mencari-cari darimana suara itu berasal? “Anakku! Anakku! Di mana anakku? Katakan di mana anakku? Katakan!” Moreno tampak begitu gelisah dalam tidurnya, berkali-kali dia menanyakan keberadaan anaknya. Rupanya pengakuan Bu Shanty tentang buah hatinya masuk ke dalam alam bawah sadar laki-laki itu, hingga mengganggu tidurnya. Moreno pun akhirnya terbangun dengan napas yang memburu dan terengah-engah, peluh tampak membasahi wajahnya. “Mimpi apa aku tadi?” ujar Moreno sambil mengusap wajahnya dan berusaha mengingat-ingat mimpi itu. “Say--…” Suaranya terhenti saat menoleh ke samping, tern

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status