Leo terbangun pagi-pagi sekali di kamarnya. Ya seperti biasa setelah percintaan panasnya dengan Rebecca ia tidak pernah tinggal lama di kamar gadis itu. Usai menumpahkan gairahnya, Leo selalu bergegas merapikan dirinya dan pergi ke kamar mandinya untuk membersihkan dirinya. Leo melakukan itu karena ia tidak ingin dirinya memiliki hubungan emosional dengan Rebecca. Ia tidak ingin merasa kasihan apalagi sampai jatuh cinta dengan gadis itu. Namun meski ia melakukan semua hal untuk melindungi dirinya untuk tidak merasakan apapun, Leo tetap merasakan sesuatu. Ada sesuatu yang pelan-pelan membuat dirinya terusik dengan keberadaan Rebecca. Ketika ia melihat Allen Burke berada di tempat tinggalnya sedang bercengkrama akrab bersama Rebecca, Leo merasa sanggup membunuh Allen saat itu. Ada perasaan benci melihat Rebecca bersama dengan Allen. Dan ini merupakan hal baru baginya. Dengan wanita lain yang dulu ia kencani, ia tidak pernah merasakan hal ini. Bahkan ketika ia tahu beberapa wanita yang i
"Itu dia, Adik perempuan ku mr. Davis! Dia lah tuan rumah acara ini yang sesungguhnya!" Allen menunjuk ke wanita berambut pirang paling cantik di pesta itu.Rebecca bisa melihat suaminya berubah ekspresi meski hanya beberapa detik saja.Siapa wanita cantik itu mengapa, Leo seperti enggan bertemu dengan dia. Apa ada sesuatu di antara mereka sehingga Leo terlihat tidak nyaman seperti sekarang ini. kepala Rebecca sibuk terus menduga."My beautiful sister, kenalkan ini Rebecca. Istri cantik dari tuan Davis." Allen memperkenalkan kedua wanita cantik yang saling menatap dan menilai, lalu keduanya tersenyum hormat lalu berjabat tangan sesudahnya."Rebecca Davis." Rebecca menjabat tangan sambil menyebutkan nama suaminya di belakang.Wajah Abigail terlihat masam sebentar lalu dengan sigap ia memasang senyuman tulus ala bidadari di wajahnya."How nice to meet you, mrs Davis. I'm Abigail. Very nice to meet you." Kembali Abigail tersenyum lalu melihat sekilas ke arah Leo. "Mungkin kamu sering mend
"Apa kamu masih lelah Becca? Jika ya kamu bisa selalu menyandarkan kepalamu ke bahuku. Biar aku yang membimbing langkahmu berdansa?" ucap Allen Burke mempererat pelukannya.Rebecca sedikit menjauhkan dirinya, secara tidak sengaja tubuhnya menolak dengan halus sentuhan Allen Burke."What's wrong?" Allen Burke bertanya dengan penasaran mengapa Rebecca menolak sentuhannya."I-i'm so sorry Allen tapi sepertinya aku akan duduk saja. Aku terlalu lelah untuk berdansa!" Rebecca melepaskan tangannya dari dagu Allen namun pria itu tidak menginginkan penolakan sehingga ia menarik lagi tubuh Rebecca mendekat ke arahnya."Stay with me a liitle bit. Apa kamu tidak ingin membuat Leo cemburu, kamu berdansa denganku di sini!" ucapan Leo membuat Rebecca berpikir dua kali. Ia tergelitik melakukan hal ini karena ia ingin suaminya merasakan perasaan yang sama dengannya. Ia ingin Leo merasa cemburu melihat istrinya berdansa dengan pria lain, sama dengan dirinya cemburu melihat Leo berdansa dengan sangat me
Rebecca menatap wajah Leo yang masam di sepanjang perjalanan kembali ke Penthouse. Sejak meninggalkan pesta Leo sudah tidak lagi banyak bicara, ia pamit dengan sekedarnya kepada keluarga senator Burke dan pada beberapa tamu yang ditemuinya di pintu keluar.Kini di dalam mobil Rebecca melihat Leo dengan wajah menekuk dan mendengus kesal beberapa kali.Saat telepon Rebecca berbunyi dan menampilkan nama papanya, Leo bereaksi kejam."Angkat telepon itu atau aku lempar telepon itu keluar mobil ini!" Leo menunjuk telepon Rebecca yang terus berbunyi dengan ringtone khusus keluarganya."Tunggu, tunggu dulu! Bilang sama si miliarder bajingan kau akan kembali lusa bersamaku!" Leo menahan Rebecca ketika ia hendak mengangkat telepon itu."Lusa? Apa itu benar?" tanya Rebecca dengan wajah tidak percaya. "Apa kamu tuli! Aku bilang kita akan kembali lusa! Bilang sama keluargamu yang busuk itu!" Leo mendengus jijik lalu memalingkan wajahnya ketika Rebecca mulai menyapa papanya dengan nada paling hang
Leo membimbing Abigail keluar dari Penthouse nya."Kita mau ke mana Leo? Apa kau akan pergi bersamaku?"Abigail memeluk Leo erat, ia bahkan kini bergelayut mesra ke leher Leo."Ayo Abi supir ku akam mengantarmu pulang dengan selamat!" Leo berucap pelan dengan ketenangan yang luar biasa."Nop aku tidak mau, aku ingin bersamamu!" Abigail mulai merengek, ia mogok untuk jalan sehingga Leo terpaksa untuk menggendongnya. Dari balik kaca lobi Leo bisa melihat kalau driver nya belum tiba sehingga ia membawa Abigail untuk duduk di lobi tempat biasa orang menunggu. Namun saat Leo hendak menaruh Abigail ke sofa, gadis itu turut menariknya duduk. Abigail duduk di atas pangkuan Leo, kakinya erat mencengkram pinggangnya. Tangan Abigal menangkup wajah Leo dan mulutnya melumat habis bibir Leo.Leo berusaha melepaskan diri namun Abogail begitu ketat mencengkramnya sehingga tubuhnya seperti menempel erat dengan gadis itu. Lidah Abigail memaksa Leo untuk membalas ciumannya namun pria itu diam bergeming de
Rebecca menurunkan dirinya, menduduki Leo dan menekan dengan lambat."Ride me hard Becca!" suara Leo parau memerintah. Rebecca mengangkat bokongnya dan melepaskan penyatuan mereka lalu melekatkan lagi kedua bagian intim mereka dengan lambat.Namun kali ini Leo menekan paha Rebecca dan nyaris mencengkramnya dengan kuat. Ia hampir menyakiti Rebecca. Kejantanannya berdenyut begitu kuat, ia begitu ingin membenamkan dirinya ke tubuh Rebecca dengan kuat dan cepat. Namun sepertinya gadis itu ingin menyiksanya dengan bergerak sangat pelan dan perlahan. Membuat kesabaran Leo semakin menipis. Leo mendengus kasar, memerintah Rebecca sekali lagi untuk menungganginya dengan kuat dan cepat. "I think you are going to kill me! Ride me faster Becca!" Dengan kekuatannya, Leo mengguncang-guncang tubuh Rebecca ke atas dan bawah memasuki kejantanannya dengan cepat dan keras. Kedua payudara Rebecca berguncang hebat mengikuti ritme hentakan dan hujaman Leo, membuat pemandangan yang sangat indah. Tidak
Leo menyukai rasanya menguasai tubuh Rebecca, membuat gadis itu kepayahan melayaninya. Berada di belakang Rebecca, Leo menggapai kedua payudara Rebecca. Ia memainkan payudaranya, meremas dan memeluntir kedua puting Rebecca. Ia berusaha untuk membangkitkan gairah Rebecca lagi. Remasannya yang lembut dan lama kelamaan menjadi remasan yang kuat, membuat Rebecca kembali mengerang nikmat. Leo kembali merasa gairahnya bangkit dua kali lipat. Ia meraih wajah Rebecca dari belakang dan mencium Rebecca dengan penuh gairah. "I want to ride you from behind Rebecca, aku sudah tidak sanggup lagi! Aku sangat terangsang!" Leo menggesekkan kejantanannya yang mengacung tegak berdiri ke bokong indah Rebecca.Kejantanan Leo mengacung begitu keras sehingga Leo merasakan nyeri berdenyut di kedua pahanya. Ia ingin segera menghujam masuk dan menaklukkan Rebecca. Leo memegang batang kokoh yang berurat itu dan mulai membawanya ke arah kewanitaan istrinya.Leo mulai menungganginya dari belakang. Ia mulai me
Rebecca menatap ke luar jendela pesawat. Setengah jam lagi pesawat mereka akan mendarat di kotanya.Rasa letih dan jetlag mulai menghinggapinya. Apalagi semalaman Leo tidak habis-habisan bermain cinta dengannya. Hingga Rebecca merasa suaminya tidak mengenal kata puas.Rebecca melirik ke arah Leo yang sedang serius menatap ke arah laptopnya. Berbeda sekali dengan tadi malam ketika bergumul bersamanya di ranjang. Suara desahan dan erangan Leo kembali menggema di pikirannya,"Ah kamu cantik sekali Becca," "Lebih cepat Rebecca, kau membuatku hilang akal!," "Oh ini surga Becca!"Sekarang Leo telah kembali menjaga jarak. Diam dan dingin. Hanya sesekali berbicara ketika mengajaknya makan atau minum segelas anggur. Selebihnya pria itu hanya menenggelamkan dirinya dalam dokumen-dokumen pekerjaannya saja.Tung, suara peringatan untuk memasang sabuk pengaman dikumandangkan di private jet milik Leo. Sebentar lagi Rebecca akan tiba di rumahnya dan Leo akan mulai mengumandangkan genderang perang d
Leo meraup tubuh Becca dan membawanya ke kamar mandi. Menurunkannya di bawah shower. Leo menyalakan air di shower itu dengan kecepatan yang pelan. Membuat air menimpa tubuh mereka yang panas."Akuilah Becca kamu masih mencintaiku, kalau tidak bagaimana kamu bisa mengerang begitu keras saat ku setubuhi tadi!""Tidak, aku tidak mencintaimu! Aku membencimu!"Melihat pemandangan tubuh Becca yang basah dan molek dan penolakannya yang munafik membuat hasrat Leo meledak.Dengan bernafsunya, Leo melumat bibir wanita itu, Becca menggigit bibir Leo sehingga pria itu menghukumnya dengan menarik putingnya keras dan saat Becca mengaduh, lidahnya membelit dengan bergairah memberikan kenikmatan luar biasa bagi mereka berdua.Leo mendesak kasar tubuh Becca hingga menempel ke tembok marmer dingin tempat mandi shower itu. Sehingga kedua bokong Becca menempel, menekan marmer yang terasa dingin di kulitnya itu."Aku akan membuktikan kalau kamu masih mencintaiku Becca! Aku akan m
Becca sangat cantik sekali, Leo mengakui itu. Ia seorang laki-laki normal. Apalagi ketika ia melihat puncak payudara Becca yang lebih menonjol dari yang diingat Leo. Mungkin karena ia menyusui putranya sehingga kedua putingnya terlihat lebih menggairahkan.Apalagi bagian intim Becca yang sangat dirindukan Leo untuk dimasukinya, membuat Leo meneguk ludahnya berkali-kali.Kejantanan Leo berdenyut-denyut. Miliknya telah menegang maksimal ketika membayangkan membenamkan dirinya jauh-jauh ke dalam tubuh Becca.Leo meruntuki dirinya sendiri karena merasa terangsang hanya karena melihat tubuh Becca yang telanjang."Please Leo...." desah Becca memohon, entah apa yang ia minta.Erangan pelan keluar dari mulut Becca ketika Leo melumat bibirnya. Lidahnya sangat menuntut Becca untuk membalas ciumannya. Mereka berciuman dengan tergesa membuat nafas Becca tersengal-sengal."I want you to ride me !" Leo mengangkat Rebecca ke atas pangkuannya.
Leo memecah jalanan Ibukota yang ramai dengan mobil sport nya. Informasi terbaru tentang Rebecca membuat ia melupakan sejenak gairahnya yang membludak. Ini teramat penting sehingga Leo menambah kecepatan mobilnya seperti pembalap yang sedang mengikuti lomba."Lacak di mana Rebecca sekarang berada dan tahan sampai saya datang!" Leo memberi perintah melalui pengeras suara teleponnya di mobil oada orang kepercayaannya.Konsentrasinya kembali terpusat pada jalanan di depannya. Ia tidak sabar untuk menemui wanita itu. Hanya dalam lima belas menit ia telah sampai di parkir VIP tempat Rebecca telah ditahan oleh orang kepercayaannya.Leo turun dari mobil dan menghampiri Rebecca yang tampak ketakutan dihadang orang tidak dikenal. Ternyata ia dipancing oleh orang kepercayaan Leo dengan iming-iming informasi terbaru tentang kedua orangtuanya yang masih ia cari sampai sekarang. Ia ditahan di sebuah mobil di parkiran VIP ini sambil menunggu Leo datang menjemputnya."Ikut aku!" Leo menarik tangan
Leo menemani Abigail berbelanja hampir ke seluruh store di mall itu. Mulai berbelanja tas, sepatu, pakaian dan juga aksesoris branded.Selama berbelanja, tubuh Leo bebas untuk digelayuti Abigail untuk bersandar, dipeluk dan digandeng."Okey sekarang barang-barang ini akan diantar langsung ke Penthouse mu Abigail! Karena sudah waktunya makan malam maka sebaiknya kita pergi ke sebuah restoran." usul Leo langsung ditanggapi Abigail dengan anggukan dan gandengan tangannya. Mengajak Leo ke sebuah restoran favorit gadis itu tidak jauh dari sana."Aku akan memanggil driver, jadi kita bisa membuka sebotol Champagne!" Leo memanggil pelayan dan segera menyuruhnya membawa dua gelas dan sebotol Champagne untuk mereka berdua.Abigail menyesap Champagne-nya, lalu Leo mengajaknya bertoast dan meminum Champagne itu sampai habis.Ketika ia lihat Abigail tampak sedikit mabuk, Leo mulai mengajukan pertanyaannya."Abi, apa benar Allen sudah menikah sekarang?" tanya Leo serius pada gadis yang mulai tersen
Selama lima tahun pria itu terus bersembunyi. Ia tidak bisa mempercayai siapapun sekarang. Tidak seperti lima tahun lalu saat ia mempercayai semua orang kepercayaannya dan juga asistennya yang tidak akan pernah mengkhianatinya. Tapi ternyata ia salah. Sampai ia mengetahui kebenarannya dari asisten yang telah menjadi orang terpercayanya sejak dulu.Kalau ia telah menikahkan putrinya pada orang yang hendak membalas dendam pada keluarganya. Pria itu marah dan menyesal setengah mati ketika putri tersayangnya sudah berada di negara belahan dunia yang lain.Pria itu pun sedang membangun kembali perusahaannya. Ia bekerja dengan diam-diam dengan menggunakan identitas lain dibantu oleh orang kepercayaannya.Di dunia bisnis ia dikenal sebagai pebisnis handal. Dalam jangka satu tahun satu perusahaannya berkembang menjadi 10 lalu dua tahun kemudian menjadi 50 perusahaan dan di tahun ke lima ini perusahaannya sudah bisa disejajarkan dengan perusahaan lamanya yang sudah diambil alih menantunya."Ap
"Rebecca, berhenti kamu! Berhenti!" suara Leo terdengar keras memerintah.Tubuh Rebecca gemetar seketika, ia harus memikirkan jalan keluar untuknya secepatnya. Ia tidak ingin bertatapan dengan Leo sekarang ini."Oh Tuhan apa yang harus aku lakukan!" bisik Rebecca berdoa dalam hatinya sementara ia mendengar langkah Leo terus mendekat di belakangnya.Saat ia mengira Leo sudah ada di belakangnya, Rebecca pun berbalik. Ia memasang wajah dingin dan acuh pada Leo di depannya."Oh Tuhan ini benar kamu Rebecca!" suara Leo begitu bergetar seperti seseorang yang sedang menemukan harta karun terbesarnya.Rebecca diam, memperhatikan apa yang akan dilakukan oleh Leo selanjutnya."Kemana saja kamu selama ini! Aku terus mencarimu tanpa henti!" Leo maju satu langkah namun secara refleks Rebecca pun mundur satu langkah. Menjauhi mantan suaminya itu."Maaf tapi aku harus pergi sekarang!" Rebecca menghindari tatapan Leo dan bermaksud seger
Matheo merogoh saku celananya, ia melihat kartu nama yang sempat diberikan Leo padanya."Apa aku boleh meneleponmu di nomer ini?" tanya Matheo pada Leo saat ia memberikan kartu namanya itu di lobi."Of course, kalau aku senggang tentu aku akan mengangkat telepon kamu. Kalau aku sibuk nanti aku akan menelepon kamu balik."Biasanya dia akan merasa terganggu dengan adanya anak-anak yang berisik tapi dia tidak merasa seperti itu pada Matheo."Baiklah kalau begitu aku akan meneleponmu jika kau tidak keberatan dengan itu!" Matheo mengulurkan tangannya mengajak Leo krmbali berjabat tangan menyetujui idenya.Leo tertawa sambil menyambut uluran tangan bocah itu. Entah mengapa dalam hatinya ia merasa sangat senang menghabiskan waktu bersama Matheo.Matheo memandang kembali kartu nama itu dan menaruh kontaknya di ponselnya. Ia lalu memandang Rebecca dengan lembut."Aku akan senang sekali kalau mom bisa berpacaran dengan pria baik i
"Tuan anda sangat tampan, apa anda sudah memiliki kekasih?" Matheo memperhatikan kenalan barunya itu, pria yang sangat tinggi dan tampan. tubuhnya bagus dan kokoh. Belum lagi pria itu sangat baik dan ramah terhadapnya.Leo tertawa anak kecil itu menanyakan apa ia memiliki kekasih, untuk apa ia perlu bertanya padanya."Kenapa? Apa ada seseorang yang ingin kau kenalkan padaku nak?" tanya Leo sambil tersenyum tipis."Tentu ada jika anda berminat berkenalan." jawab Matheo dengan cepat.Matheo memperhatikan jas yang dipakai pria itu dan jam tangannya terlihat sangat mahal dan pas di badan pria itu. Menyebabkan penampilan pria itu sangat sempurna dan tampak mahal.Leo tertawa, ia lalu mengelus rambut anak laki-laki itu."Itu bisa kamu lakukan nanti, mengenalkanku dengan wanita cantik dan baik tapi sekarang lebih baik kita mencari ibumu dulu. Mungkin sekarang dia sudah sangat khawatir kepadamu."Matheo mengangguk lalu berjalan bersama Leo, mencari ibunya di sekitar lobi. Namun ia tidak nelih
"Apakah itu tuan Leonardo Davis?" seorang wanita bergaun hitam berbelahan dada terbuka menatap penuh minat ke arah Leo yang sedang melintas di depannya."Ya betul itu tuan Leo, semakin tampan dan gagah saja setiap harinya. Tapi lihat siapa itu yang berada di sisinya? Pasti nona Abigail Burke!" wanita muda lainnya yang duduk bersama wanita bergaun hitam ikut memandang dan menimpali kata-katanya."Betul itu Abigail, gadis yang selalu berlagak seperti istri tuan Leo. Betapa menyebalkan! Lihat betapa mesranya dia menggandeng tangan tuan Leo. Aku benci tingkahnya yang seperti memiliki tuan Leo sepenuhnya padahal dia bukan siapa-siapa tuan Leo!" wanita ketiga yang duduk bersama itu menatap penuh iri ke arah Abigail.Pembicaraan ketiga wanita di restoran yang didatangi Leo dan Abigail terdengar samar di telinga Abigail dan membuat gadis itu semakin mengencangkan rangkulannya di lengan Leo."Dasar wanita-wanita yang iri! Lihat aku Abigail, satu-satunya wa