Adrian membangunkan Sarah di pagi hari mereka dengan serangan lidahnya di antara kedua paha Sarah. Lidah Adrian melesak begitu dalam, menjelajahi seluruh permukaan licin itu. Ia lalu keluar dengan lincahnya dan menggoda seluruh bibir bawah Sarah yang ternyata sudah sangat basah karena decakan lidah Adrian dan juga hasrat Sarah. Sarah mengerang begitu kencang, menahan kepala Adrian agar tetap berada di posisinya. Memberinya kenikmatan terindah di pagi itu. Usai mencicipi kemanisan istrinya di bawah sana. Adrian yang sudah sejak tadi terbakar gairah segera menarik tubuh telanjang Sarah ke pangkuannya. Dengan satu kali hentakan Adrian sudah terbenam di tubuh Sarah. Mengguncang-guncang tubuhnya dan menyatukan dirinya dengan hujaman-hujaman kuat. Tubuh Sarah yang berguncang di atasnya membuat gairah Adrian semakin mendesak. Sepasang payudara yang berguncang dengan kedua lingkaran cokelat terang yang menantang membuat Adrian tidak sabar untuk melumatnya bergantian. Adrian membiarkan posi
Sarah terbangun di ranjang yang kosong, ia meraih bed sheet putih yang sudah acak-acakan untuk menutupi tubuh polosnya. Selesai merenggangkan tubuhnya yang penat akibat pergumulan panas tadi malam, Sarah turun dari tempat tidur dan mencari keberadaan Adrian. Saat langkahnya terhenti di cermin, ia melihat di bahunya terdapat bekas merah keunguan bekas sesapan dan ciuman suaminya. Sarah membuka sedikit bed sheet itu dan mendapati bekas merah keunguan itu juga di payudaranya. Sarah menyentuh bekas merah keunguan itu sambil memejamkan matanya. Ia kembali membayangkan percintaan mereka tadi malam. Bagaimana Adrian tidak pernah gagal untuk memuaskannya. Bahkan setelah berkali-kali mengosongkan cairannya, suaminya itu tetap bergairah untuk menyetubuhinya. Sambil memejamkan matanya, Sarah membayangkan bagaimana Adrian tadi malam menyentuhnya dengan maskulin di seluruh tubuhnya. Rasa terangsang mulai menghinggapinya sehingga ia segera menggelengkan kepalanya cepat-cepat dan segera mencari keb
Sarah terbangun sendiri lagi keesokan harinya, ia melihat di sebelahnya dan tidak mendapati Adrian berada di sisinya. "Adrian... apa kamu di kamar mandi?" Sarah merenggangkan tubuhnya melihat ke arah pintu kamar ketika Adrian masuk sudah berpakaian rapi dengan jas dan setelan kantornya."Kamu sudah bangun babe?" Adrian masuk dengan membawa nampan berisi sarapan pagi. Sarah mengangguk dan membantu Adrian menaruh nampan sarapan itu di antara sisi tubuhnya.Adrian mengecup puncak kepala Sarah dan mencium pipi kanannya."Kamu sudah mau berangkat?" tanya Sarah dengan tatapan sedikit kecewa. Adrian mengangguk perlahan dan mengucapkan kata-kata maafnya."Maaf ya tapi aku janji akan pulang lebih awal malam ini. Please forgive me babe!" Adrian mengenggam tangan Sarah dengan lembut."Ya, tapi aku baru saja bertemu dengan kamu. Aku saja nggak tahu kapan kamu pulang tadi malam!" Sarah mengerucutkan bibirnya kesal persis seperti anak kecil yang merengek minta dibelikan es krim."Aku tidak mau m
Selesai menata rambutnya di salon yang merogoh jutaan rupiah, Sarah berkeliling pusat perbelanjaan. Ia memasuki beberapa high couture boutique sampai ke outlet store milik brand-brand terkenal. Setiap store yang Sarah masuki semua pegawai di sana menyambutnya dengan ramah. Pertama karena ia adalah aktris terkenal kedua karena ia adalah istri Adrian, Miliarder yang memiliki pusat perbelanjaan yang sedang ia kelilingi itu. “Silahkan Nyonya Adrian... Ini adalah keluaran terbaru dan tas-tas limited edition yang hanya kami jual kepada selebriti dan sosialita yang datang ke store kami.” Pegawai perempuan yang bernama May memperlihatkan koleksi tas-tas dan pakaian yang harganya mencapai ratusan juta bahkan Milyaran. Dengan teliti Sarah melihat-lihat beberapa pakaian yang sedang mengikuti mode terkini, sebagai public figure tentu dia tidak boleh salah berpakaian apalagi ia juga mewakili beberapa brand ternama tentu saja ia tidak boleh mengecewakan brand yang ia wakili itu. "Aku ambil baju
Sementara di kantor pusat Adrian, laki-laki berpakaian jas itu sedang duduk dengan dikelilingi banyak orang legalnya dan juga penasehat keuangan di perusahannya."Kita memiliki sedikit masalah Pak dengan dewan Komisaris, berita tentang Mike yang telah menyabotase anda dan membuat anda terpaksa menikahi istri anda telah tersebar luas menjadi skandal. Dan itu membuat Dewan Komisaris meminta anda untuk diturunkan sebagai CEO dari grup kita.""Terpaksa? Saya tidak pernah merasa terpaksa untuk menikahi siapapun, apalagi Sarah. Memang saya sendiri yang memilih menikahinya karena saya sudah jatuh cinta pada istrinya di pandangan pertama. Dan apa kata kalian Dewan Komisaris meminta saya turun? Tidak akan, ini adalah perusahaan ayahku lalu diwariskan padaku. Satu kata untuk mereka jika mereka ingin saya turun dari posisi ini, Never!!!" kata Adrian dengan kesal. Pagi ini ia sudah dibuat jengkel dengan deretan orang legal dan juga penasehat keuangan perusahan yang berbondong-bondong menunggunya
Di tempat lain, di malam hari setelah ia bertemu dengan Sarah, Antonio segera mencari tahu semua tentang Sarah. Ia tahu Sarah adalah aktris terkenal dan beberapa kali menjadi brand ambassador brand-brand terkenal. Di setiap slide foto Sarah yang berhasil dikumpulkan asisten Antonio, terlihat wajah cantik yang sedang tersenyum. "Cantik sekali dia." gumam Antonio sambil melihat slide itu dengan kagum. Melihat slide-slide foto dan juga menonton film yang dibintang Sarah di ruang kerjanya membuat Antonio menjadi bergairah. Suatu hal yang tidak pernah terjadi seumur hidupnya, Antonio sangat berhasrat untuk memiliki seorang perempuan. Apalagi ia kini tahu kalau Sarah sudah memiliki suami seorang Milliarder. Meski itu bukanlah halangan bagi Antonio untuk merebut Sarah dari suaminya. Ia akan dengan sekuat tenaga akan memiliki Sarah. Bukanlah hal yang sulit untuk Antonio Derilio mafia kuat berkedok pengusaha terkenal di negara ini untuk memiliki seorang aktris cantik. Pertama ia akan mendekat
Sarah melihat pesan di ponselnya. Ia tidak tahu harus merespons apa dengan pesan yang baru saja masuk ke ponselnya. Ia tahu maksud laki-laki itu baik. Ia merasa tidak enak karena telah merusak baju mahalnya. Namun entah mengapa Sarah merasa ada perasaan tidak enak atas kebaikan laki-laki itu. Ada perasaan waspada yang berlebihan. Apa itu hanya pikirannya saja atau memang ada sesuatu yang salah dengan laki-laki itu. Setelah berpikir cukup lama, akhirnya Sarah menjawab dengan singkat. "Boleh anda titipkan saja ke resepsionis perusahaan suami saya?"Belum lama ia menjawab, sudah terdengar suara dering telepon dari sang penabraknya. Sarah mengangkatnya setelah dering ketiga."Ya hallo....""Hallo, maaf jika saya menganggu...." terdengar balasan dari laki-laki itu.Sarah menjawab kalau ia tidak menganggu lalu laki-laki itu menyatakan rasa tidak enaknya jika harus menitipkan begitu saja pakaian untuk Sarah tanpa bertemu dengannya. Ia bahkan meminta dengan sangat agar Sarah mau bertemu seben
Antonio menempuh perjalanan selama 3 jam untuk membawa Sarah ke villanya di atas gunung. Seorang bodyguard membuka gerbang besi Villa dengan remote lalu langsung menutupnya kembali ketika dengan kecepatan kuda Antonio melajukan mobilnya masuk ke halaman besar villa. Anak buah Antonio sudah mengamankan mobil Sarah, ia menyimpan mobil Sarah di salah satu kontainer besar milik Antonio di pelabuhan. Anak buah Antonio bahkan membeli kafe Bringham dan menghapus semua jejak kalau Sarah dan Antonio pernah berada di sana. Antonio ternyata menyuap barista tadi untuk menaruh obat penenang dan obat tidur di kopi Sarah. Dan kini barista itu mungkin sedang menikmati uang milyaran nya di luar negeri. Detik ia dan Sarah keluar dari kafe itu barista itu segera diterbangkan ke luar negeri dan dilarang untuk kembali selamanya. Dengan uang suap milyaran tentu saja dengan cepat barista itu setuju membantu Antonio mendapatkan Sarah.Di villa nya, setelah Sarah sadar, Antonio akan bertanya baik-baik pada S