Share

SATU KILOGRAM BERAS UNTUK SEMINGGU
SATU KILOGRAM BERAS UNTUK SEMINGGU
Penulis: Hima Runa

SKBUS-1

Penulis: Hima Runa
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-16 14:35:16

"Dek Lastri, ini Mas udah beli beras sama lauknya. Cukup-cukupin, ya, buat seminggu," ucap Mas Joko sambil menyerahkan sebuah kantung kresek kecil berisi beras yang kuperkirakan seberat satu kilo gram beserta satu plastik kecil iwak asin dan setengah kilogram telur ayam.

"Gak salah ini, Mas? Beras sekilo mana cukup buat seminggu, Mas. Ini juga, lauknya masa segini?" Aku melayangkan protes padanya. Bagaimana mungkin beras satu kilogram cukup untuk satu minggu? Bahkan lauknya saja hanya seperti itu dan Mas Joko malah berkata semua itu harus cukup untuk seminggu? Apa dia bercanda?

Kebiasaan di rumah ibuku dulu, beras satu kilo itu hanya cukup untuk makan sehari dengan empat orang anggota keluarga, itupun kadang tak cukup. Sedangkan aku dan Mas Joko yang tinggal berdua, minimal mungkin setengah kilo beras sehari untuk tiga kali makan.

"Cukup lah, Dek. Kalau kamu takut gak cukup, sini biar Mas yang atur cara masaknya." Mas Joko tiba-tiba mengambil kembali beras yang baru saja dia serahkan.

"Ta-tapi, Mas ...." Aku sudah tak bisa protes lagi karena Mas Joko langsung berlalu ke dapur.

Aku dan Mas Joko baru saja pindah ke rumah kontrakan. Sebelumnya kami memang tinggal di rumah orang tuaku selama setahun belakangan, hanya saja di tahun kedua pernikahan kami ini, Mas Joko mengajakku untuk mandiri. Katanya dia tak enak hidup menumpang di rumah mertua terus. Tapi, baru saja sehari kami pindah. Aku malah di kejutkan dengan tingkahnya.

Baiklah, aku akan lihat, bisa tidak Mas Joko menggunakan satu kilogram beras tersebut untuk makan kami seminggu ke depan.

Benar saja, Mas Joko langsung pergi menanak nasi. Herannya dia hanya memasak setengah kaleng susu, beras yang tadi dia beli. Ah, aku tak banyak protes. Kubiarkan saja dia melakukan apa yang dia mau. Aku ingin tahu bagaimana dia akan mengatur semuanya. Dia pikir semudah itu mengatur pengeluaran rumah tangga. Pasti dia takkan berhasil.

Setelah nasi matang, Mas Joko menggoreng satu butir telur dan satu buah iwak asin. Dia juga ternyata merebus daun pucuk singkong yang entah kapan dia petik bersama daun pucuk pepaya. Setelah itu dia mengulek sambal dengan tiga buah cabai rawit tanpa bawang, tomat ataupun terasi. Hanya cabai dengan garam dan sedikit micin kemudian dia tuangkan sedikit minyak goreng panas. Sedari tadi aku hanya mematung menyaksikan Mas Joko memasak sendirian. Saat menawarkan bantuan pun, dia sama sekali enggan untuk di bantu.

"Ayo, Dek. Ini nasi sama lauknya udah mateng. Kita sarapan dulu," ajak Mas Joko.

Dengan semangat, aku langsung duduk lesehan bersamanya. Kami memang belum memiliki meja makan, jadi kami terpaksa makan sambil duduk lesehan.

Mas Joko terlihat mengambil satu centong nasi yang kira-kira sebanyak lima sendok makan tak munjung ke dalam piring, kemudian dia malah meletakkan piring nasi itu ke hadapanku. Aku langsung mengernyit heran, "ini buat aku, Mas?" tanyaku memberanikan diri.

"Iya, itu buat kamu, Dek. Oh, iya. Ini lauknya lupa."

Mas Joko kembali mengambil piringku dan memasukan satu potongan telur yang tadi di dadarnya dan dia bagi menjadi empat bagian tipis. Dia juga menambahkan secuil ikan asin dan juga lalapan. "Ini, ayo makan yang lahap, Dek."

Aku hanya terpaku melihat sepiring nasi yang porsinya bagiku hanya cukup untuk anak berusia dua tahun itu. Kulihat isi piring Mas Joko juga memiliki porsi yang sama denganku.

"Kenapa cuma di liatin aja makanannya, Dek? Ayo di makan." Suara Mas Joko membuyarkan lamunanku.

"Hah, oh, i-iya, Mas. Ini Adek mau makan."

'Ah ... baiklah, aku makan saja dulu, nanti jika kurang aku akan tambah lagi,' batinku.

Aku makan dengan lahap, hingga tak lama dari itu, nasi di piringku sudah habis tak bersisa. Dengan santai, aku berniat menyendok nasi lagi, dan menambah porsi makanku. Jujur saja, aku masih sangat lapar karena semalam lelah membereskan barang setelah pindahan. Namun, tanpa di duga, Mas Joko tiba-tiba malah menahan lenganku yang sedang menyendok nasi, "kamu mau apa, Dek?" tanya Mas Joko sambil menatapku aneh.

"Adek mau nambah lagi, Mas. Adek masih laper. Kenapa gitu?" tanyaku polos.

"Jangan lah, Dek. Ini buat jatah makan kita nanti siang sama malem. Biar Mas gak usah masak lagi. Gimana sih, kamu, Dek. Jangan boros-boros, ya. Yang barusan juga pasti udah cukup buat ganjal perut, kan?" ucap Mas Joko sambil bangkit, dia memasukkan kembali nasi beserta lauknya ke dalam lemari. Dan yang membuat aku semakin syok, Mas Joko bahkan mengunci lemari makanan itu dan mengantongi kuncinya.

"Mas berangkat, kamu jaga rumah,ya, Dek." Mas Joko yang sudah mencuci tangannya itu kemudian mendekat mengecup keningku pelan sambil berlalu meninggalkanku yang masih mematung mencerna apa yang baru saja terjadi.

Tiba-tiba aku teringat sesuatu ...

"Mas, tunggu." Aku menyusul Mas Joko ke depan.

"Kenapa, Dek?" Mas Joko yang sudah sampai di depan pintu langsung berhenti dan berbalik menghadapku.

"Mas, gak ngasih aku uang pegangan?" tanyaku hati-hati.

"Uang pegangan?" tanyanya. Kulihat keningnya sedikit mengkerut. Aku mengangguk mantap. Rencananya, nanti siang aku akan jajan bakso saja sambil menunggu jadwal makan siang. Mas Joko membuka bengkel kecil dipinggir jalan dekat kontrakan, jadi nanti siang pasti pulang untuk makan siang bersama.

"Buat apa uang, Dek? Toh, kita belum punya anak."

"Buat pegangan aja, Mas. Siapa tau nanti mau beli bakso atau siomay yang lewat."

Mas Joko malah terlihat menghela nafas.

"Gak usah aneh-aneh, Dek. Mulai sekarang, Mas gak akan kasih kamu uang. Biar Mas yang pegang semua uangnya setiap hari biar kita gak boros. Udah cukup kita boros tahun kemarin. Sekarang gak lagi. Mas pergi kerja dulu."

Aku makin melongo mendengar ucapan Mas Joko barusan.

'Mas Joko kesambet apa, ya? Kenapa tiba-tiba berubah?'

Bab terkait

  • SATU KILOGRAM BERAS UNTUK SEMINGGU   SKBUS-2

    Selepas Mas Joko pergi bekerja, aku masih mematung memikirkan perubahan suamiku itu. Biasanya dia tak seperti itu. Jangankan mengatur soal pengeluaran, uang penghasilannya saja selalu dia berikan semuanya padaku. Memang, saat di rumah ibuku, setiap minggu aku selalu memberikan uang jatahku dari Mas Joko sebanyak dua ratus ribu pada ibu. Namanya menumpang hidup di rumah orang tua, setidaknya aku harus punya rasa malu. Aku tahu, uang sebanyak itu pasti takkan cukup untuk mengganti biaya makanku dengan Mas Joko selama seminggu, harusnya aku bisa memberikan lebih, tapi penghasilan Mas Joko hanya segitu.Ibuku selalu memasak makanan yang enak-enak. Tiap hari, ibu pasti tak pernah absen memasak ayam atau ikan. Kadang juga dia memasak daging sapi. Semua masakan ibu enak-enak. Belum lagi, ibu sangat suka mengajakku membuat kue dan camilan kekinian. Jadi, meski tak di beri uang jajan, perutku pasti selalu kenyang. Hanya saja, saat itu Mas Joko selalu terlihat tak senang saat melihat banyak m

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-16
  • SATU KILOGRAM BERAS UNTUK SEMINGGU   SKBUS-3

    "Mas kenapa, sih? Kok, semenjak kita pindah jadi pelit kayak gini?" Aku melayangkan protes kali ini pada Mas Joko. Aku tak boleh diam saja saat kelakuan Mas Joko sudah keterlaluan seperti ini. "Pelit? Bukan Mas yang pelit, tapi kamunya aja yang boros, Dek!" balas Mas Joko ketus. "Loh, biasanya juga, Mas gak banyak ngatur meski aku banyak jajan? Sekarang kenapa malah jadi ngatur-ngatur kayak gini, sih?""Mas udah cukup diem selama ini, Dek. Kamu selalu menghabiskan uang yang Mas kasih tiap minggunya. Bahkan kamu gak pernah bisa menabung. Padahal Mas selalu kasih kamu uang dua ratus ribu seminggu." Mas Joko terlihat sekali kesalnya. Padahal selama ini dia sama sekali tak pernah banyak bicara. Mas Joko termasuk suami yang pendiam dan tak banyak mengatur. Tapi, melihatnya seperti ini, aku jadi merasa dia seolah bukan Mas Joko. Apa mungkin dia kerasukan Jin? Ah, tapi mana mungkin juga. "Mas, uang dua ratus ribu cukup buat apa? Buat ganti bekas makan kita aja gak bakal cukup. Mana semua

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-16
  • SATU KILOGRAM BERAS UNTUK SEMINGGU   SKBUS-4

    Dengan langkah tergesa, aku buru-buru menyusul Mas Joko ke warung nasi padang yang tak jauh dari bengkelnya. Hatiku rasanya sudah panas terbakar membayangkan Mas Joko yang sedang enak-enakan makan dengan rendang sedangkan aku di kontrakan dia biarkan kelaparan sendiri. Sungguh sampai hati Mas Joko jika benar semua itu terjadi. Aku pasti akan langsung meminta cerai saja padanya. Percuma juga aku mempertahankan pernikahan dengan pria egois seperti itu. Dari kejauhan, aku sudah melihat punggung Mas Joko yang sedang berdiri mengantri dengan pelanggan lainnya. Akupun perlahan mendekat dan berdiri di belakangnya, beruntung ternyata dia tak menyadari keberadaanku. "Bang, mau nasi satu sama rendangnya dua, ya. Jangan lupa tahu tempe sama lalab dan sambelnya juga," ucap Mas Joko pada si Abang yang kini sibuk melayani. 'Rakus sekali Mas Joko ini, daging rendangnya sampai pesan dua segala,' batinku. Rasanya hati ini semakin kesal. "Bungkus atau di sini, Mas?" tanya si Abang. "Bungkus aja, B

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-16
  • SATU KILOGRAM BERAS UNTUK SEMINGGU   SKBUS-5

    Minggu kedua .... "Mas, apa gak berlebihan kita makan kayak gini terus? Emm ... maksud Adek, kalau beras sekilo buat tiga hari mungkin masih wajar, Mas. Tapi, ini sekilo buat seminggu ... mana ada yang sanggup, Mas," ucapku hati-hati saat kami selesai sarapan pagi ini. "Kenapa? Adek gak terima kalau Mas kasih makan sedikit? Lihat, buktinya Adek seminggu kemarin aja, sanggup makan sedikit tiap hari. Dan Mas lihat-lihat, berat badan Adek malah kayaknya makin bertambah." Mas Joko menatapku penuh selidik. Aku langsung menggigit bibir gelagapan. 'Ya, gimana gak kuat aku seminggu kemarin, Mas. Wong tiap hari aku jajan terus kalo situ gak di rumah. Hihi. Untung aku masih ada sisa uang dari ibuku kemarin. Kalo enggak? Hmm ... Mungkin aku udah kabur dari seminggu yang lalu.' Aku membatin sendiri mendengar ucapan Mas Joko yang mengatakan aku makin gemuk. Padahal berat badanku turun satu kilo. "Sanggup, sih. Tapi aku pengennya kita biasa aja kayak orang lain, Mas. Jangan terlalu hemat sampai

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-16
  • SATU KILOGRAM BERAS UNTUK SEMINGGU   SKBUS-6

    PoV JOKO'Duh, gara-gara kesel sama Lastri, aku sampe lupa ngunci bufet, kan. Jangan sampe dia ngabisin makanan di sana. Bisa-bisa dia kembali boros. Udah bagus seminggu ini dia bisa tahan makan sedikit.' Aku menggerutu sepanjang jalan saat terpaksa kembali ke kontrakan. Berdoa semoga saja Lastri tak kalap dan menghabiskan makanan yang ada di sana. Sungguh merepotkan. Padahal, baru saja aku ingin menyuap nasi padang yang kubeli, aku malah teringat dengan pintu bufet yang tadi tak sempat kukunci. Terpaksa kusimpan dulu nasi padangku di meja kerja, daripada nanti nasi yang di rumah habis di makan Lastri. Ah, jadi ingat kejadian kemarin saat Lastri memergoki aku membeli nasi padang, hampir saja aku ketahuan. Untung saja tiba-tiba ada ide yang muncul di kepalaku untuk memberikan nasi itu pada kedua pegawaiku meskipun Lastri sedikit tak percaya dan aku harus keluar uang 50ribu. Tak apalah, toh, hanya sekali itu saja. Aku memang sedang mengajarkan istriku itu untuk berhemat. Kalau istilah

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-16
  • SATU KILOGRAM BERAS UNTUK SEMINGGU   SKBUS-7

    PoV LastriSungguh aku geram dengan kelakuan Mas Joko. Bisa-bisanya dia mengancamku agar menyembunyikan kelakukannya di depan ibuku sendiri. Terlihat sekali kalau dia sangat takut jika ibuku itu murka, sampai-sampai dia tega mencubit pinggangku diam-diam. Oke, kali ini aku akan menurut. Tapi, kita lihat saja kedepannya. Siapa yang lebih pintar di antara kita, Mas! Aku hanya ingin melihat sejauh mana kamu akan memperlakukan aku seperti ini. Jika memang semua pengorbanan dan kesabaranku selama ini tak ada hasilnya, maka aku akan pastikan bahwa semua akan berakhir dengan semestinya."Permisiii ...." Suara seseorang terdengar memanggil dari depan rumah. Bergegas aku ke depan. Tapi, Mas Joko tiba-tiba di tahan oleh ibukku untuk membetulkan keran air yang tadi bocor saat di pakainya di toilet. Saat berjalan ke depan, netraku tertuju pada kantong kresek yang masih teronggok di lantai. 'Duh, pake lupa nyimpen segala ini belanjaan dari Ibu. Mas Joko tadi ngintip dalemnya gak, ya? Gawat kal

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-21
  • SATU KILOGRAM BERAS UNTUK SEMINGGU   SKBUS-8

    Ternyata agak susah juga mencari alasan agar membuat ibu percaya dengan apa yang kukatakan. "Aku takut ketahuan Mas Joko Bu," ucapku. "Loh, emangnya kenapa kalo Joko tau?" Nah, kan. Pasti banyak nanya. "Emm ... aku kan, lagi diet, Bu." Berdusta lagi akhirnya. "Ya ampun ... Ibu kira kenapa. Kamu itu pake diet-diet segala. Nanti sakit magh. Lagian, Joko juga pasti paham kalo kamu suka nyemil. Pake takut ketahuan segala.""Udah deh, pokoknya Ibu diem aja. Terserah Lastri mau gimana juga. Kan itu makanan udah jadi milik lastri. Oke?" "Iya, deh. Tapi, inget kata Ibu. Jangan diet-diet!""Bu, aku harus tetep langsing dan jaga penampilan buat suami. Jangan mau kalah sama pelakor di luar sana dong.""Biiisaaaaa ... aja kamu jawabnya, ya? Gak nyangka anak Ibu ini udah nikah aja. Padahal Ibu ngerasa kamu itu masih kecil.""Ck! Ibu ini!"Akhirnya, hari ini aku menghabiskan waktu bersama Ibu seharian. Herannya, saat waktunya makan siang, Mas Joko ternyata pulang dengan membawa tiga bungkus

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-21
  • SATU KILOGRAM BERAS UNTUK SEMINGGU   SKBUS-9

    "Kamu ngapain?" Suara Mas Joko mengagetkanku yang sedari tadi malah fokus mengira-ngira berapa jumlah uang yang ada di tas Mas Joko tersebut. "Hah, em ... nggak ngapa-ngapain," jawabku gelagapan. Mas Joko langsung menjauh dan memasukkan tasnya ke dalam lemari pakaian. Dia seperti tahu kalau aku sedang memperhatikan isi tasnya sedari tadi. 'Tadi aku udah punya tiga ratus ribu dari Ibu, nah ... kayaknya kalau aku ambil dua ratus ribu lagi dari tas Mas Joko, kayaknya dia gak bakalan tahu juga, deh. Apa mungkin ... itu uang simpanan dia selama ini, ya? Ah, nanti aku coba ambil diam-diam, deh. Kalo minta, kan, pasti gak bakalan di kasih. Jadi, nanti uangku bakalan pas 500ribu buat beli skincare. Kalau kurang, tinggal ngambil lagi aja nanti ya, itu pun kalo gak ketahuan. Hihi.' Aku tertawa dalam hati mengingat rencanaku sendiri. 'Bukankah kalau suami tak memberikan uang nafkah karena pelit, kikir, kedekut, qorun dan sejenisnya, maka sang istri boleh mengambilnya sendiri tanpa sepengetah

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-22

Bab terbaru

  • SATU KILOGRAM BERAS UNTUK SEMINGGU   SKBUS-48

    Sampai di depan rumah Yuni dan melihat wanita yang kucintai itu turun dari motor lelaki yang memboncengnya. Kuparkirkan mobilku agak jauh dari rumah Yuni agar dia tak melihatku yang membuntutinya sejak tadi.Setelah melihat dia masuk kedalam rumahnya bersama lelaki itu, bergegas aku menuju ke halaman rumahnya untuk melihat apa yang sebenarnya telah aku lewatkan selama tiga tahun ini. Apakah Yuni memang sudah menikah lagi dengan lelaki lain atau aku hanya salah paham saja.Beruntungnya, rumah Yuni ini pagarnya hanya terbuat dari bambu sehingga tak sulit untuk masuk ke dalam rumahnya.Aku mengendap-endap seperti maling menuju samping rumah Yuni dan mencuri dengar apa yang mereka bicarakan di dalam sana. Hati ini melengos saat mendengar suara Yuni yang tertawa bahagia bersama lelaki itu. Belum lagi, aku juga mendengar suara bapak Yuni yang sepertinya ikut mengobrol bersama di ruang tamu mereka. "Jadi kapan kamu akan menikah?" Kudengar suara bapak Yuni yang entah bertanya pada siapa. Tap

  • SATU KILOGRAM BERAS UNTUK SEMINGGU   SKBUS-47

    Kuhampiri lelaki paruh baya itu dengan sedikit ketakutan di hati. Mencoba tersenyum tapi senyumku pudar saat menatap wajahnya yang garang. Dengan ragu, ku ulurkan tangan untuk kusalami dan kucium dengan takzim, tapi na'as, setelah tangannya itu kusentuh, lelaki yang berstatus Bapak dari perempuan yang ingin kupinang tersebut malah menarik tangannya dan mengusapkannya pada kain sarung yang melilit dipinggangnya. Apa aku semenjijikan itu, pikirku. "Pak, jangan gitu." Entah kapan datangnya, tiba-tiba Yuni sudah ada di belakang bapaknya. Saat aku menatapnya, dia hanya tersenyum sungkan. Aku tahu dia pasti merasa tak enak dengan sikap sang bapak barusan terhadapku. "Masuk, Mas." Tawar Yuni sambil melebarkan daun pintu. "Eh, eh, eh ... siapa emangnya yang ngijinin dia masuk? Gak usah! Ngobrol di luar aja. Paling cuma bentar," ketus bapak Yuni membuat nyaliku menciut. "Pak, kasian loh, Mas Joko nya." Yuni melayangkan protes. "Gak apa, Yun. Lagian gerah juga. Gak apa ngobrol di luar aja.

  • SATU KILOGRAM BERAS UNTUK SEMINGGU   SKBUS-46

    Estrapart "Sus ...." Aku memanggil Suster Yuni yang baru saja lewat di depan ruanganku. "Ya." Dia menghentikan langkahnya dan berbalik menatapku. "Bisa bicara sebentar?" Keningnya terlihat mengkerut. Apa dia keberatan? "Itupun kalau Suster tak keberatan," lanjutku pada akhirnya. "Oh, ada apa, ya?""Ini ... soal pekerjaan yang kutanyakan kemarin. Apa sudah ada info?" tanyaku berbasa-basi. Bukan basa-basi sebenarnya, tapi memang aku butuh informasi tersebut. Apakah aku bisa tetap di sini atau harus pergi. Sungguh aku berharap bisa bekerja dan mengabdi di tempat ini. "Ah ... iya. Saya sudah menanyakannya kemarin pada Pak Kamal, tapi katanya nanti dia infokan lagi. Nanti saya tanyakan lagi, ya, Mas." Dia berucap di akhiri sebuah senyuman manis. Jujur, aku sudah terhipnotis dengan senyumnya itu sejak beberapa minggu ini. "Baiklah. Terima kasih." Yuni mengangguk dan berpamitan karena dia bilang dia harus berkeliling memeriksa pasien. Kutatap punggungnya yang berlalu begitu saja. Ada

  • SATU KILOGRAM BERAS UNTUK SEMINGGU   SKBUS-45

    PoV JokoAku membuka mata pagi ini, kemudian menarik nafas panjang sebelum menghembuskannya dengan pelan. Mencoba melepas sesak yang akhir-akhir ini masih mengganggu. Sebelas bulan sudah aku berada di sini. Di tempat yang katanya khusus untuk orang tengah depresi. Kadang aku berpikir, aku depresi kenapa? Tapi, suster Yuni menceritakan semuanya padaku akhir-akhir ini. Janda satu anak itu menceritakan semuanya kenapa aku bisa berada di sini. Akhir-akhir ini hanya suster Yuni yang jadi temanku bercerita. Rasa sesak tiba-tiba menyeruak saat membayangkan kalau aku pernah akan melecehkan Lastri, bahkan hampir membuatnya kehilangan nyawa. Entah bagaimana ceritanya aku bisa seperti itu. Yang kurasakan sekarang hanyalah kosong. Aku tak mengingat apapun selain sehari setelah aku berpisah dengan Surti dan dia membawa anakku pergi. Rasanya duniaku hancur karena aku terlanjur sayang pada anakku itu. Ah ... anak. Bagaimana keadaan anakku sekarang? Apa dia baik-baik saja? Bagaimana juga keadaan

  • SATU KILOGRAM BERAS UNTUK SEMINGGU   SKBUS-44

    Mata lentik Lastri mengerjap merasakan satu tangan melingkar diperutnya. Saat ia sudah tersadar, tiba-tiba pipinya terasa panas dan bersemu merah ketika mengingat apa yang terjadi semalam bersama sang kekasih halalnya. Lelakinya itu berhasil mengobati traumanya dengan sekejap mata. Lastri pikir, semua trauma itu akan membuat hubungannya dengan sang suami menjadi renggang karena ia merasa ketakutan setiap bersentuhan dengan lawan jenis. Tapi dia merasa bersyukur, ternyata Putra bisa menghilangkan trauma yang ada pada dirinya dan mengubahnya menjadi sebuah kebahagiaan. Setelah cukup puas memandangi sang suami yang masih terlelap, Lastri perlahan mengurai lengan Putra yang masih erat memeluknya. Dia berniat ingin membersihkan diri karena sebentar lagi adzan subuh akan berkumandang. Hanya saja, gerakan Lastri ternyata membuat Putra terjaga dari tidurnya. "Udah bangun? Mau ke mana, hmm?" Putra malah kembali menarik Lastri dalam pelukan. "Aku mau mandi, Mas. Sebentar lagi sudah subuh," u

  • SATU KILOGRAM BERAS UNTUK SEMINGGU   SKBUS-43

    "Ya Allah, Joko ...!" Darmi datang dan langsung memukul lengan putranya dengan membabi buta. Joko yang sedang tertidur karena efek obat yang diminumnya kini kembali terbangun karena ulah sang ibu. Polisi yang berjaga langsung melerai aksi wanita paruh baya tersebut. Kemarin, setelah insiden kaki Joko yang ditembak petugas polisi, dia langsung di bawa ke RS Polri untuk mendapatkan penanganan. Darmi yang sejak pagi sudah sampai di kediaman Lastri, dikejutkan dengan kabar bahwa semalam mantan menantunya itu sudah di culik oleh sang anak. Darmi benar-benar merasa malu pada Lastri dan keluarnya karena ulah Joko. Niat Darmi datang ke kediaman Lastri H-2 pernikahan adalah agar bisa membantu-bantu sebelum acara. Lastri juga sudah berulang kali memberi pesan dengan nada memaksa agar sang mantan mertua dayang jauh-jauh hari. Hanya saja, Darmi memang merasa segan untuk datang. Mendengar kejadian semalam, Darmi langsung murka pada Joko dan memutuskan langsung menyusul ke RS tempat Joko di rawa

  • SATU KILOGRAM BERAS UNTUK SEMINGGU   SKBUS-42

    PoV Lastri"Aarrgghh!! Sial!!" Mas Joko terlihat mengumpat lalu turun dari atas tubuhku. Mungkin karena aku terus menghindarinya yang berniat menjamahku, belum lagi aku terus menerus menangis dan meminta tolong, dia jadi terlihat kesal sekaligus menyesal.Setelah dia turun, lekas aku menyilangkan tangan di depan dadaku sambil meringkuk dan terus terisak.Rasanya memang sangat sakit dan sesak. Bukan hanya sakit di badanku, tapi juga hatiku. Aku benar-benar tak menyangka dengan apa yang dia lakukan saat ini. Padahal aku sudah mencoba berdamai dengan masa lalu kami dan memaafkan semuanya. Tapi, dengan perlakuannya yang seperti ini justru membuat aku semakin terluka dan membencinya. Na'asnya, ternyata tak satu orangpun yang datang menolongku. Entah ke mana orang-orang di hotel ini. Apakah suaraku kurang keras sehingga tak ada yang menolongku sama sekali? Ataukah memang kamar ini kedap suara. Aku sama sekali tak paham. Netraku kini tertuju pada telepon yang ada disamping tempat tidur. Bi

  • SATU KILOGRAM BERAS UNTUK SEMINGGU   SKBUS-41

    PoV Lastri. Perasaan gembira kini memenuhi hatiku karena tiga hari lagi, aku dan Mas Putra akan segera melangsungkan akad nikah dan mengikat hubungan kami dalam sebuah ikatan suci yang bernama pernikahan. Sedari pagi, rasanya senyum selalu mengembang di wajahku jika mengingat kalau sebentar lagi aku akan menyandang status sebagai istri dari lelaki yang sangat kucintai.Hari ini rencananya akan di adakan pengajian untuk kelancaran pernikahanku dengan Mas Putra. Dan aku sudah bersiap sedari sore, dan kini aku sibuk memoles make up tipis di wajahku depan meja rias. Saat sedang asyik memakai make up, tiba-tiba ada seseorang yang masuk ke kamarku tanpa permisi maupun mengetuk pintu. Dia memakai topi dan masker hitam. Memang kumaklumi jika banyak orang saat ini di luar, dan dia katanya masuk karena di minta untuk mendekorasi kamarku, padahal acara hari ini yang di dekor hanya bagian luarnya saja. Tidak dengan kamarku. Kupikir, setelah mengatakan hal tersebut, dia akan pergi, anehnya dia

  • SATU KILOGRAM BERAS UNTUK SEMINGGU   SKBUS-40

    PoV JOKOHari ini aku akan pergi menyusul Lastri ke kotanya. Aku dengar dari Buk'e jika besok, mantan istriku itu akan mengadakan acara pengajian karena tiga hari setelahnya, dia akan menikah dengan si Putra sialan itu! Sungguh duniaku terasa jungkir balik semenjak bercerai dengan Lastri. Aku sudah berusaha untuk mencoba menerima Surti dan memaklumi setiap tingkah lakunya yang selalu membuat kepalaku pusing setiap hari. Tapi, saat aku merasa perlakuan Surti padaku itu seperti karma untukku atas apa yang kulakukan pada Lastri dulu, aku mencoba untuk bersabar. Hanya saja, kesabaranku ternyata hanya setipis selembar tisu yang di bagi dua. Surti terus saja merongrongku dengan banyak permintaan, sedangkan apa yang kuharapkan darinya tak pernah dia dengar. Dia selalu seenaknya sendiri. "Tolong lah, Dek. Mas bisa nurutin semua keinginan kamu itu. Tapi, hargailah aku sebagai suamimu. Jangan selalu menghina dan merendahkanku setiap hari. Aku juga punya hati. Bisakah kamu lemah lembut sedikit

DMCA.com Protection Status