Share

24. AKHIR DARI KISAH DAN PERMINTAAN ANGGA WIJAYA

"Apa kamu sudah selesai dengan kemarahanmu itu, Dek?!"

Perkataan itu, sontak membuat Anita mengangkat kepalanya. Melebarkan kedua matanya. Garis bawa matanya semakin merah. Dia diam. Namun, hatinya begitu panas. Setiap aliran darahnya begitu meluap-luap, bagaikan magma di dalam perut bumi.

"Kamu boleh marah, Dek. Kamu boleh kesal kepada saya, Dek. Namun, ada hal yang kamu harus ketahui dari diri saya, Dek. Hal yang selama ini tidak ada satu pun orang yang mengetahuinya!"

Keduanya saling menatap dalam satu garis lurus. Angga Wijaya masih tampak tenang. Akan tetapi, percayalah! Hati serta pikirannya sedang bertarung layaknya dua mata pedang yang saling beradu.

"Maafkan saya karena sebelumnya tidak mengatakan ini terlebih dahulu. Seharusnya saya membicarakan ini sejak awal. Namun, saya terlalu bingung saat itu karena kondisi kamu yang sedang berduka."

Kini giliran Anita yang diam dan tidak bergerak seinci pun dari posisinya. Tangisnya tel
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status