Home / Romansa / SALAM TERAKHIR / Secarik Kertas

Share

SALAM TERAKHIR
SALAM TERAKHIR
Author: Mario Bojano Sogen

Secarik Kertas

last update Last Updated: 2021-07-24 00:17:20

"Aku tahu ini berat namun aku harus bisa memulainya sendiri. Aku tak mau dikalahkan oleh cinta yang telah mengambil dia dari sisiku." (Tania)

Senja yang syahdu. Dengan dibaluti kain tenun pemberian ibunda Mike, Tania berjalan seorang diri ke makam kekasihnya, Mike. Langkahnya terlihat pasti namun ingatannya selalu tertuju pada wajah dan seluruh kenangan tentang Mike. Hati kecilnya meratap. Rasanya belum ikhlas.

Tiga hari sudah Tania berada di rumah Mike. Setelah mendapatkan izin dari orang tuanya, ia berangkat seorang diri ke kampung kelahiran kekasihnya, yang seharusnya akan menjadi tempat masa tuanya bersama Mike bila saja lelaki itu kini masih ada.

Orang-orang yang berpapasan dengannya menyapanya dengan lembut. Dalam hati mereka pun merasa iba melihat kondisi Tania saat ini.

"Begitu cintanya ia pada Mike sehingga ia rela datang dan mengunjungi makam kekasihnya." 

Tania dibawa kembali ke kampung halamannya oleh ibunya ketika ia ikut mengantarkan jenazah Mike ke kampungnya. Dan hari ini, dengan hati yang tabah ia menemui lagi kekasihnya yang kini tak  bisa lagi terdengar suaranya.

Tania duduk seorang diri di tepi pusara Mike, menyalakan dua belas batang lilin lalu dengan khusuk berdoa memohon keselamatan Mike. Tanpa ia sadari, air matanya menetes dan membasahi pipinya.

"Aku telah mengikhlaskanmu, sayang. Berbahagialah di rumah abadimu dan jadilah pendoa ulung bagiku," bisik Tania lembut sambil tangannya mengusapi nisan Mike.

Lagi-lagi air mata Tania jatuh tanpa diundang. Isak tangis Tania seorang diri di samping pusara kekasihnya pertanda ia sesungguhnya belum sanggup menerima semua kenyataan ini. Mike tentu saja mengetahui hal itu. Kekasihnya berbohong.

Setelah ini Tania berencana untuk kembali ke Jakarta seorang diri. Ia akan melanjutkan hidupnya di kota itu, kota yang penuh dengan segala kenangan indah tentang dirinya dan Mike.

"Aku pamit, sayang. Maafkan aku karena tak bisa lagi mengunjungimu di makammu ini. Tapi kau tahu, bukan? Kamu akan selalu hidup dalam hatiku," kata Tania lagi, mungkin untuk sementara itu adalah salam terakhirnya untuk Mike, kekasihnya.

Andai saja waktu itu ibunya tak melarangnya, mungkin saat ini Tania bukan lagi hanya sebatas kekasih melainkan seorang istri, seorang janda muda yang ditinggal pergi oleh suaminya sehari sebelum pernikahan mereka. Ia telah bersih keras untuk tetap menikahi Mike meskipun lelaki itu terbaring kaku dalam keadaan tak bernyawa.

                                                                      * * * * *

Di ruang tunggu bandara, ibu, ayah dan adiknya telah menantinya. Tania mengenakan baju dan celana berwarna hitam. Sarung tenun pemberian Ibu Mike pun tak lupa ia kenakan; sepanjang perjalanan ia terlihat seperti seorang perempuan dewasa ketika mengenakan sarung tenun.

Ayah dan ibu memeluknya. Sang adik meraih tas koper dan menentengnya. Mereka berjalan beriringan menuju parkiran. Ayah dan ibu tak menanyakan apa-apa. Mereka tahu, putri kesayangan mereka masih terpukul dengan peristiwa ini. Mereka membiarkan Tania beristirahat di dalam mobil taksi.

"Apakah Ibu dan Ayah nemikirkanku?" Tanya Tania memulai percakapan.

Sang ibu dan ayah saling berpandangan. Raut wajah kebingungan nampak jelas terlihat disana. "Apa tidak salah Tania mengajak kita berbicara? Bukankah ia selalu diam tanpa mengatakan apapun sejak kepergian Mike?" Tanya ibu Tania di dalam hatinya.

"Menurutmu Ibu dan Ayah tak perlu melakukannya? Bagaimana mungkin kami bisa tenang kalau kamu pergi seorang diri dengan keadaan hati yang sedang kacau?" Maria, ibunya bertanya balik lalu kembali memandangi wajah suaminya, Yosep.

"Ibu pernah mengatakan padaku bahwa hidup harus terus dilanjutkan, bukan?"

Mendengar itu, Maria dan Yosep semakin bingung kali ini. Keduanya saling beradu pandangan tanpa sepatah kata pun yang terucap.

"Aku akan kembali ke Jakarta dan melanjutkan hidupku seorang diri."

Ayah dan ibunya lagi-lagi dibuat bingung oleh perkataannya. Namun Tania tak pedulikan apa yang dirasakan ayah dan ibunya saat ini. Ia menyenderkan kepalanya lalu memejamkan matanya. Dan untuk kesekian kalinya, air matanya kembali jatuh dan membasahi pipinya.  Ayah dab ibunya hanya diam dan saling berpandangan.

Tania tahu, ayah dan ibunya pasti sangat khawatir dengan situasi dan kondisinya saat ini. Namun ini adalah kesempatan baginya untuk melanjutkan hidup dan melatih dirinya untuk bisa hidup sendiri tanpa Mike.

"Kehilangan bukanlah sesuatu yang mudah untuk kita terima."

                                                             * * * * *

Tania masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu kamarnya seolah-olah ia tak mau diganggu. Ia meletakan kopernya ke atas lantai lalu berjalan perlahan-lahan menuju tempat dimana terpajang bingkai foto dirinya dan Mike.

Ia menatap tajam wajah kekasihnya yang sedang tersenyum bahagia. Tanpa sepatah kata pun. Membisu.

"Terima kasih, sayang. Aku telah tiba dengan selamat," katanya pada Mike yang sedang tersenyum dengan senyum terbaiknya.

Tania meraih kembali kopernya, membukanya dan hendak mengeluarkan isi pakaian kotornya dari dalam koper itu.

Namun...

Matanya terbelalak kaget. Tangannya gemetar ketika meraih secarik kertas yang ia temukan di dalam tas kopernya; di antara pakaian-pakaian kotornya.

Kedua kakinya terasa lemas, tak sanggup berdiri lagi. Ia terjatuh lalu terduduk ke atas lantai. Ia menangis sejadi-jadinya sambil menutup mulut dengan sebelah tangannya. Sesuatu yang sulit dipercaya namun nyata di hadapannya. Secarik kertas berisi tiga bait puisi yang sangat menyayat hatinya.

"Apa maksudnya ini, Mike?"

Tania semakin menangis sejadi-jadinya. Ayah dan Ibunya berlari dengan segera dan membuka pintu kamar Tania tanpa mengetuk.

"Kamu kenapa, Tania?" Tanya Maria, ibunya dengan segera setelah duduk di samping Tania dan langsung memeluknya dengan erat.

Tania tak mengatakan apa-apa. Ia menyenderkan kepalanya pada bahu ibunya dan membiarkan ibunya memeluknya. Sang ayah meraih secarik kertas itu dengan cepat lalu memainkan bola matanya disana, membaca seluruh isi tulisan pada kertas itu.

"Bagiamana mungkin ini bisa terjadi? Kok bisa, ya?"

Ibu Maria pun penasaran lalu merampas kertas itu dari tangan Yosep, suaminya. Pelukan pada putrinya pun semakin kuat. Ia ikutan menangis bersama putrinya setelah matanya  selesai melafalkan satu per satu isi tulisan pada kertas itu.

"Ini beneran Mike yang nulis sendiri?" Tanya ibunya heran.

Dear Tania

Dari matamu aku menemukan cinta...

Dari hatimu telah kutemukan tempat paling nyaman

Mata yang selalu membuatku merasa berharga

Hati yang selalu memberiku tempat untuk terus tinggal bersamamu

Andai saja waktu dapat kuputar kembali

Aku hanya ingin menjadi lelaki paling beruntung

Andai saja waktu tidak memisahkan kita

Aku hanya ingin berdiri di hadapanmu saat ini

Lalu dengan yakin mengucap kata paling cinta ...

Untukmu perempuan yang telah memberiku cinta

Aku ingin hidup dan menua bersamamu

Aku ingin mati di sisimu

"Bagaimana mungkin seseorang yang telah tiada meninggalkan secarik kertas untuk kekasihnya yang masih hidup?"

Seisi kamar menjadi hening seketika. Hanya suara isak tangis Tania yang terdengar. Juga ibunya yang ikut menangis sambil memeluk erat putri semata wayangnya.

"Bu, Mike masih hidup. Ia masih disini. Ia tak mungkin meninggalkanku. Ia sangat mencintaiku. Aku tahu itu, Bu."

Comments (1)
goodnovel comment avatar
An Meo Turu
Langsung jatuh cnta dgn puisinya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • SALAM TERAKHIR   Di Hadapan Ibu

    "Ibu tahu ini tidak mudah bagimu. Telah berulang kali ibu mengatakan ini padamu. Jangan terlalu lama berlarut dalam kesedihanmu."Tania membiarkan dirinya dipeluk oleh ibunya. Lelah; ia benar-benar lelah. Baru saja ia mengatakan niatnya pada ibunya untuk berusaha melupakan sejenak kesedihan yang ia rasakan semenjak kepergian Mike namun ia harus kembali bersedih lantaran ia sungguh-sungguh merasakan kehadiran Mike saat ini.Sesuatu yang sukar dipercaya. Secarik kertas berisikan tulisan puisi dari seseorang yang sudah meninggal. Tambah lagi, isinya pun seolah-olah menegaskan bahwa Mike pun tak mau pergi dan berbagi alam dengan Tania. Ia masih ingin melanjutkan hidupnya bersama gadis impiannya.Betapa tidak? Semuanya terlihat sangat jelas ekspresi bahagia Mike ketika mempersiapkan segala sesuatu untuk pernikahannya dengan Tania. Namun bahagia itu direnggut dalam sekejap oleh maut sebelum hari bahagia mereka tiba."Tania, kamu harus ke rumah sakit sekarang. Mike kecelakaan."Bagai disambar

    Last Updated : 2021-07-24
  • SALAM TERAKHIR   Luka Hati Ibu

    "Ibu tidak melarangmu untuk pergi. Kamu berhak menentukan pilihan hidupmu. Ibu hanya khawatir, Ayah dan Ibu jauh disini. Apakah kamu yakin untuk pergi?"Yosep dan Maria keluar dari kamar Tania dan membiarkan Tania beristirahat. Maria menutup pintu lalu bersama suaminya berdiri sejenak di depan pintu kamar Tania. Sejenak ia memeluk suaminya dan menangis di pelukan suaminya."Ibu siapa yang akan tega melihat putrinya mengalami peristiwa pilu seperti ini?""Sudahlah, Bu. Jangan menangis lagi. Sembunyikan air matamu. Kita doakan yang terbaik untuk Tania, semoga ia mampu melewati semua ini."Sang ayah memeluk dengan erat istrinya, mengelus pundak istrinya dan perlahan mencoba mengusap air mata istrinya."Ibu khawatir jika Tania pergi jauh dari kita. Ibu khawatir Mike akan terus mengikuti Tania kemanapun Tania pergi. Ibu tahu, cinta mereka sangat kuat."Yosep tak mengatakan apapun. Ia hanya diam dan memeluk istrinya yang sedang bersedih memikirkan nasib putrinya saat ini."Andai saja Ibu tak

    Last Updated : 2021-07-24
  • SALAM TERAKHIR   Memulai Masa Sulit

    "Aku tahu aku akan menghadapi masa-masa sulit ketika aku akan memulai kembali semuanya. Namun aku tahu, cintamu begitu luar biasa untukku. Jangan biarkan aku berlama-lama larut dalam kesedihanku."Tania menoleh ke belakang dan mendapati ayahnya sedang memeluk ibunya. Tania berhenti sejenak memandangi ibunya lalu dengan kuat hati berbalik dan terus berjalan melewati ruang tunggu. Sebentar lagi ia akan berangkat dan meninggalkan kedua orang tuanya, Bimo dan segala kesedihan yang sepanjang jalan menuju bandara telah menemaninya."Ibu tahu kamu berpura-pura tegar, Nak. Ibu tahu persis apa yang kamu rasakan saat ini. Ini tidak mudah bagimu. Tapi Ibu pun tak bisa melarangmu. Doa ibu menyertaimu," kata Maria memecah keheningan di dalam taksi ketika dalam perjalanan dari rumah menuju bandara.Tania hanya diam dan memeluk erat ibunya. Air matanya hampir saja jatuh jika ia tak berusaha agar itu tidak terjadi."Tania akan baik-baik saja, Bu. Aku akan segera mengabari Ayah dan Ibu jika sudah tiba

    Last Updated : 2021-07-29
  • SALAM TERAKHIR   Rindu Ayah dan Ibu

    "Memilikimu memang bukan sesuatu yang menjadi kenyataan bagiku. Namun hari ini, bersama sisa-sisa cintaku yang masih belum berubah sedikitpun aku ingin dirimu tetap tinggal walau tanganmu tak dapat kujamah."Di meja makan ayah dan ibu Tania sudah ada, Bimo pun sudah menunggu kapan ibunya akan mengambilkannya nasi. Satu per satu wajah ayah dan ibunya ia pandangi."Ada apa? Mengapa Ayah dan Ibu kelihatan sedih?"Ayah dan ibu terkejut mendengar pertanyaan Bimo yang seketika langsung membuyarkan lamunan mereka. Sang ibu lalu terburu-buru menyiapkan piring dan mengambilkan nasi untuk putranya."Apakah Ayah dan Ibu memikirkan Ka Nia?"Tak satu pun dari ayah ataupun ibunya yang merespon pertanyaannya. Ayahnya menunduk, ibunya berusaha menyembunyikan raut wajah sedihnya."Setelah makan kita telpon Ka Nia. Sekarang makan dulu, Nak," kata ibu mengalihkan pembicaraan. Bimo mengangguk lalu mengajak ayah dan ibunya berdoa.Tanpa disuruh, Bimo tahu tugasnya sebelum dan sesudah makan. Ayah dan ibuny

    Last Updated : 2021-07-29
  • SALAM TERAKHIR   Sosok Misterius

    "Aku sadar perlahan-lahan aku mulai terbiasa dengan kesendirianku namun kehadiranmu masih sangat kurasakan".Tania membuka pintu kamar dan seketika aroma khas parfum yang sangat ia kenal menyengat hidungnya. Ia menyadari satu hal bahwa itu adalah wangi parfum milik kekasihnya, lebih tepatnya calon suaminya yang sehari sebelum pernikahan, maut telah lebih dahulu merenggut salah satu dari mereka.Tania mengabaikan wangi parfum itu. Ia tahu betul Mike ada di dekatnya. Ia meletakkan tasnya ke atas meja, lalu menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya."Terus? Aku harus nangis gitu? Meratapi keadaan aku saat ini dan meminta Mike untuk nunjukin auranya di hadapan aku?"Tania duduk di tepi ranjang setelah selesai berpakaian. Sejenak terlintas dalam ingatannya perkataan salah seorang rekan kerjanya tadi siang."Eh, Tania. Tadi ada yang nyariin kamu. Tapi dia perg gitu aja pas aku bilang kalau kamu lagi makan siang ke luar.""Siapa? Pasien, bukan?" Tanya Tania penasaran."Aku juga gak kenal

    Last Updated : 2021-08-05
  • SALAM TERAKHIR   Sosok Misterius (+)

    "Apapun yang terjadi aku harus tetap hidup. Aku tidak boleh mati percuma dengan cara yang tidak semestinya seperti ini."Tamatlah riwayatku hari ini, pikir Tania. Jantungnya lagi-lagi berdegup dengan sangat kencang. Nafasnya kian tak teratur, ditambah lagi cekikan keras pria itu membuatnya semakin tak berdaya. Ia pasrah, tubuhnya lunglai tak berdaya."Mikeeeeee, to,,, to,,, tolong aku, Mikeeee,,,,"Tak ada pilihan lain bagi Tania untuk meminta pertolongan. Satu-satunya orang yang ia yakini dapat membantunya hanyalah Mike. Kalaupun saat ini, ditengah bahaya yang mengancam hidupnya, Mike tak bisa muncul dan menampakkan dirinya ia berharap setidaknya ada satu tanda dari calon suaminya itu untuk menolongnya.Ia sungguh-sungguh tak kuasa lagi untuk berteriak. Dengan sisa-sisa tenaganya ia berusaha menahan sakit karena cengkraman pria tak dikenal itu."Masih mau mengajak berlari lagi, hah?" Tanya penuh ejek salah satu dari mereka dengan suara penuh amarah. Ia mendekatkan wajahnya pada wajah

    Last Updated : 2021-08-11
  • SALAM TERAKHIR   Sosok Misterius (++)

    "Aku tahu kamu masih disini bersamaku. Terima kasih telah menjadi malaikat pelindungku. Aku merindukanmu."Tania mencoba menyapa lelaki itu namun suaranya terasa berat. Ia mencoba menggerakan tubuhnya namun sama sekali tak bisa karena masih terasa sakit.Lelaki itu membalikkan tubuhnya dan tersenyum memandangi Tania yang sedang bergetar ketakutan. Senyum lelaki itu tak berubah. Masih menawan seperti sebelum-sebelumnya."Mikeeeeee..."Teriak Tania kaget. Ia berteriak kaget dan terbangun dari lelapnya."Ya Tuhan, ternyata aku cuma mimpi."Tania mengusap wajahnya. Tak lupa juga ia memeriksa seluruh tubuhnya. Tak ada luka di lehernya. Tubuhnya ia gerakkan. Tak ada sakit yang ia rasakan."Ternyata aku cuman mimpi aneh," gumam Tania lagi. Ia kemudian bergerak turun dari ranjang dan berjalan ke arah sudut kamarnya. Ia menemukan sebotol air mineral di atas meja lalu menenggaknya.Sorot matanya ia tujukan ke dinding kamarnya. Dari sana, Mike tersenyum melihatnya. Dari sebuah gambar bisu yang di

    Last Updated : 2021-08-17
  • SALAM TERAKHIR   Pertemuan

    "Bagaimana mungkin aku merasa seperti telah lama mengenalnya? Siapa dia? Mengapa aku merasa begitu dekat dengannya?"Seorang lelaki terdiam lesu di teras rumahnya. Tak henti-hentinya ia memaki hujan yang turun begitu deras dan telah membatalkan rencananya.Sebentar lagi hari akan gelap. Ia paling tidak suka bepergian malam-malam seorang diri. Apalagi esoknya adalah hari Senin.Setelah menunggu lama, hujan akhirnya reda setelah ia hampir membatalkan niatnya untuk pergi. Tanpa basa-basi, ia langsung bergegas menuju garasi mobil dan melesat pergi.Tinggal seorang diri, Nathan memang sudah terbiasa mandiri. Segala sesuatu selalu ia lakukan seorang diri. Ia tak pernah ingin merepotkan orang lain. Ojek online sekalipun.Ia sudah terbiasa pergi seorang diri. Ibunya membiarkannya tinggal seorang diri. Usianya pun masih muda. Karirnya pun melejit sehingga ia tak pernah kesulitan jika menginginkan sesuatu. Ibunya mempercayakan sebuah anak cabang perusahaan milik ibunya. Tetapi tidak tentang urus

    Last Updated : 2021-08-25

Latest chapter

  • SALAM TERAKHIR   Kado Untuk Tania

    "Genggam erat tanganku dan jangan kau lepas. Aku akan semakin mencintaimu setelah ini. Percayalah."Pagi-pagi sekali Tania sudah bangun, membantu Ibu Icha memasak di dapur. Selain menyiapkan sarapan untuk pak Ujad suami ibu Icha dan Adhari anaknya, mereka juga masak untuk para pelanggan bu Icha yang bekerja di pabrik.Rasanya sudah lama sekali Tania tidak melakukan aktivitas itu lagi. Selama hidup di Jakarta, ia tak pernah memasak sebanyak ini. Makan pun selalu dibeli dari warung, sesekali memasak sendiri di kost tapi itu juga hanya sayur dan ikan.Tania tak lupa juga mengabari Novy, temannya bahwa hari ini ia akan melakukan penelitiannya. Semalam setelah sampai, ia lupa mengabari Novy karena saking seriusnya mengobrol dengan keluarga barunya."Eneng, hampura ibu teh teu bisa temanin eneng," kata bu Icha di sela-sela menyediakan sarapan ke atas meja.Tania hanya mengangguk kecil. Ia memang tak harus mem

  • SALAM TERAKHIR   Rahasia Besar Terbongkar

    Setelah melewati perjalanan yang panjang dan melelahkan, Tania akhirnya tiba di tempat tujuannya, Desa Margaluyu. Waktu kira-kira pukul 16.37 WIB.Berkat bantuan salah seorang teman kampusnya yang merupakan putri kelahiran Desa Margaluyu, Tania akhirnya bertemu dengan Kepala Desa setempat dan dia akhirnya diantar oleh istri bapak Kepala Desa menuju rumah Ibu Icha Nur Aida, salah satu tetangga dari Novi, temannya.Perjalanan yang melelahkan namun terbayar lunas dengan sambutan hangat dari keluarga Ibu Icha. Ibu Icha adalah seorang ibu rumah tangga, usianya 56 tahun. Ia tinggal bersama suami dan seorang anak laki-lakinya yang masih duduk di bangku SMA. Suaminya bernama pak Ujad Sudrajad.Mereka memiliki sebuah warung nasi yang menjadi tempat langganan para karyawan pabrik susu, PT. Nusantara Agri Sejati Dairy Farm. Jarak pabrik susu itu tak jauh dari rumah ibu Icha - hanya melangkahkan kaki sekitar tujuh langkah, kita sudah menginjakkan kaki di area pabrik s

  • SALAM TERAKHIR   Rencana Baru

    Mike PoVMike telah siap di meja piketnya dan akan menjalankan tugasnya seperti biasa sebagai seorang security. Wajahnya tak menunjukan sama sekali ada keceriaan disana - ia masih memikirkan rencananya yang sudah gagal dan juga tantangan yang Tania berikan padanya.Tak berpikir panjang lebar, ia merogohkan tangan ke dalam sakunya lalu mengeluarkan handphonenya. Ia mencari nama Mega pada kontak lalu menelepon Mega."Halo, Mike. Ada apa?" Tanya Mega setelah menjawab telepon dari Mike.Mega tak menunggu waktu lama untuk menjawab telepon dari Mike karena handphonenya sedang berada di tangannya."Mega, apakah aku mengganggumu?" Tanya Mike cepat."Tidak, Mike. Ada apa?" Tanya Mega balik."Sepertinya rencana kita telah gagal, Mega. Tania akan pergi ke Sukabumi beberapa hari ke depan," kata Mike dengan suara datar."Berarti ulang tahunnya dia tidak di Jakarta?" Tanya Mega sambil mengernyitkan dahinya."Ya, Mega. Aku tak tahu lagi harus bagaimana," jawab Mike masih dengan suara datar."Apakah

  • SALAM TERAKHIR   Kabar Baik

    Tania PoVHari yang melelahkan. Betapa tidak? Setelah lama berargumen dengan dosen pembimbingnya, akhirnya pengajuan judul skripsi Tania disetujui.Dengan wajah berseri, Tania melangkah meninggalkan ruangan dosen pembimbingnya. Ia memutuskan untuk langsung kembali ke kostnya.Tania tidak mau menunggu lagi - satu atau dua minggu kedepan, ia akan meninggalkan hiruk-pikuk kota Jalarta dan pergi ke luar kota.Untuk metode penelitian lapangan (empiris), Tania akan pergi ke daerah pelosok untuk mempelajari Perkembangan Gizi Ibu dan Anak Balita - dan tentu saja, ia akan merayakan ulang tahunnya disana.Tania memilih Desa Margaluyu, salah satu desa yang berada di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat.Tania merebahkan tubuhnya, tangannya meraih handphone dan mengirim sebuah pesan waslap pada Mike. Ia harus mengabari Mike - tak biasanya ia memutuskan untuk terlebih dahulu mengabari Mike tentang kabar baik ini."Mike, bagaimana hari-harimu? Lama tak bertemu ya. Aku harap k

  • SALAM TERAKHIR   Rindu

    Seperti biasa setelah pulang dari kampus, Mike mengajak Mega untuk singgah ke Taman Kenangan. Ia beruntung, hari ini Mega menyetujuinya - mereka kembali meski tak seperti dulu.Mega tentu saja menjaga jarak karena ia sekarang adalah kekasih Kevin. Kembali ke taman adalah salah satu hal yang akhir-akhir ini ingin ia lupakan namun karena Mike memaksanya, ia mengiyakan meskipun dalam hatinya menolak."Aku ingin berbicara denganmu, Mega. Kali ini saja. Kembali ke taman bersamaku," rengek Mike ketika keluar dari ruangan kelas tadi.Sesampainya mereka di taman, Mega tak menunggu Mike yang sedang memarkirkan sepeda motornya. Ia berjalan terlebih dahulu, toh tidak kemana-mana, pasti di tempat yang sama.Mega menunjukan aura tak berseri sama sekali. Mike menyadarinya namun ia masa bodoh. Ia tahu Mega sedang berusah menjaga jarak karena sekarang Mega adalah kekasih Kevin, temannya.Mega bukan lagi gadis bodoh yang masih mengharapkan cintanya, ia ki

  • SALAM TERAKHIR   Terakhir

    Laura meletakan segelas susu ke atas meja lalu melangkah ke ranjang tidurnya. Disana masih ada Mike yang masih tidur dengan pulasnya.Entah apa yang ia mimpikan semalam dalam tidurnya, pagi-pagi sekali Laura sudah bangun dan langsung membersihkan dirinya. Ia sengaja masih mengenakan tanktop yang semalam ia kenakan.Layaknya seorang istri, Laura menyediakan segelas susu yang telah ia letakkan di atas meja. Laura memegang pundak Mike, menggoyang pelan - membangunkannya.Mike kaget dan membuka matanya, ia melihat Laura duduk di hadapannha. Ia mengusap matanya, lalu memberikan senyuman pada Laura. Laura membalas senyumnya."Kamu mengagetkanku, Laura," kata Mike setelah mengumpulkan kembali sebagian nyawanya."Bangunlah, Mike. Sudah pagi. Kamu harus ke kampus hari ini, bukan? " sahut Laura sambil berdiri meninggalkan Mike yang masih duduk di ranjang.Laura sengaja meninggalkannya karena lelaki itu masih telanjang dada. Dadanya yang bi

  • SALAM TERAKHIR   Aku Milikmu Malam Ini

    Tak menunggu lama bagi Mike, ia segera menuruti permintaan Laura. Ia menggendong Laura dan membawanya ke ranjang. Tatapan matanya sedikitpun tak beralih dari tatapan mata Laura yang menatapnya dengan penuh nafsu saat ini.Mike lalu membuka bajunya dan membiarkan tubuhnya tak ditutupi apa-apa lagi. Batangnya yang sedari tadi sudah tegak sepenuhnya membuat tatapan Laura langsung berpindah ke situ. Mike mengabaikan perasaan malunya saat ini bahwa untuk pertama kalinya ia telanjang di hadapan seorang gadis. Ia juga tak peduli bahwa ukuran batangnya besar atau kecil menurut Laura.Nafsu telah mengalahkan semua itu dan ia tak bisa berbuat apa-apa lagi selain menyelesaikan apa yang harus ia selesaikan malam ini.Laura perlahan bangun dari ranjang dan mendorong tubuh Mike yang sudah tak mengenakan apa-apa lagi. Laura memang lebih berpengalaman jika dibanding dengan Mike meskipun pengalaman percintaaannya tidak didasari rasa cinta.Mike pasrah de

  • SALAM TERAKHIR   Malam Pertama

    Tak bisa lagi menahan semuanya, Mike lalu menyambutnya, membalas dengan mesra ciuman Laura padanya kemudian mendorong tubuh Laura dengan lembut hingga terjatuh kembali ke ranjang.Dengan posisi seperti itu, siapapun lelaki yang memandangnya tentu tak akan menahan diri untuk segera menjamahnya saat itu juga.Mike perlahan naik ke atas ranjang, berniat untuk memangkas jarak diantara mereka berdua. Namun Laura memikirkan hal lain. Ia tidak ingin Mike yang mendominasinya.Laura tahu betul bahwa Mike belum pernah melakukan hal ini sehingga dirinyalah yang harus memulainya. Ia dapat melihat dengan jelas keraguan dari tatapan Mike padanya.Laura kemudian bangun dari ranjang lalu menarik Mike ikut bersamanya. Perlahan, ia menggiring Mike mengikutinya kembali ke ruang tamu, kembali ke atas sofa.Jari telunjuk Laura menyentuh dengan lembut dan manja pada dada bidang Mike, bergerak pelan membentuk sebuah garis tak lurus lalu secepat kilat mendorong Mike agar jatuh dan duduk ke atas sofa.Mike ha

  • SALAM TERAKHIR   Malam ini Saja, Mike

    Mike mendehem pelan. Ia memegangi resleting jaket dan menariknya ke bawah, membuka jaketnya. Ia menuruti saran Laura karena ia memang merasa gerah.Namun ia merasa gerah bukan karena hawanya panas di dalam kamar Laura melainkan situasi yang belum pernah ia rasakan: berdua dengan seorang gadis yang berpakaian seksi di hadapannya.Sementara Laura masih tetap tenang pada posisinya. Tanpa mereka sadari sudah satu jam berlalu. Mereka masih berkutat dengan perasaan masing-masing.Laura merasa malu terhadap dirinya sendiri yang berani menampakan lekuk tubuhnya sedangkan Mike, kegusaran nampak jelas di wajahnya. Ia telah mandi keringat semenjak masuk ke dalam kamar hotel Laura.Kata-kata Laura terakhir masih terekam jelas. Ia berharap, Tania tidak akan meninggalkannya sama seperti apa yang Laura lakukan padanya.Ia tidak menyalahkan Laura dalam hal ini. Ia mendukung Laura, baginya apa yang dilakukan sebagai anak untuk menyelamatkan orang tuanya yang dililit hutang sudah tepat.Perpisahan Laur

DMCA.com Protection Status