Share

7 - Berhijab

Author: Pena_Receh01
last update Last Updated: 2021-05-28 13:10:27

7 - Berhijab

Arga merotasi matanya dan bersidekap. "Masalah sepele gini, kalau mau batalkan, ya batalkan aja." 

"Aku tak masalah," lanjut Arga sambil bangkit dan memegang lengan Afnan.

 "Ayo sayang kita pergi." Menarik Afnan keluar ruangan.

Bella berdiri dan menatap kedua sejoli itu dengan kesal, tangannya terkepal kuat menahan gejolak amarah yang menguar di dada.

Gadis itu beralih menatap Ayah yang minum dengan santai.

 "Dadyyyy, kenapa," ucapan Bella terpotong oleh angkatan tangan Aldrick yang mengisyaratkan untuk diam.

"Sudahlah, kamu cari saja pria lain! Sudah Dady katakan dia tak'kan mau walau diancam. Gara-gara kamu, Dady gagal kerjasama dengannya," tukas Aldrick sambil berdiri dan berjalan keluar untuk menyambut tamu.

***

Arah jarum jam menuju angka satu dini hari, Afnan dan Arga baru saja sampai, berjalan ke kamar lalu menghempaskan tubuh masing-masing. Afnan melepaskan tas slempangnya dan menaruh di nakas. Tangan mereka tak sengaja bersentuhan hingga menoleh dan saling tatap.  

"Kamu gak mandi?" tanya Afnan mencairkan suasana.

Arga bangun untuk duduk lalu bangkit dan meraih handuk. "Ya udah, habis aku mandi kamu ya, atauuuu, mau mandi bareng," tawar Arga mengoda sambil mengedipkan sebelah matanya.

Afnan mengambil bantal lalu melemparnya ke Arga. "Gak! cepat mandi sana, bau tau," pekik Afnan sebal, Arga terkekeh lalu berlari ke kamar mandi.

Afnan lekas bangkit dari tidurnya dan berjalan ke lemari mencari baju tidur untuk suaminya, setelah selesai ia keluar kamar menyiapkan makan malam. Menggapai celemek dan memakainya, tangannya dengan lihai memotong bahan lalu memasak. Dua puluh tiga menit kemudian sebuah lengan melingkar di pinggang ramping miliknya membuat sedikit terkejut, Afnan mengelus dada yang berdetak kencang karena tersentak. Dia mematikan kompor saat sudah memastikan masakan matang selepas itu berbalik dan menatap tajam suaminya.

"Kamu mengejutkanku, Mas," tegur Afnan bertolak pinggang.

Arga terkekeh lalu mengacak-acak rambut istrinya. "Maaffff, Mas tidak bermaksud, sebagai gantinya kamu mandi ya, aku yang nyiapin ini ke meja." Arga mendorong Afnan untuk lekas ke kamar tetapi Afnan berbalik dan melepaskan celemek.

"Ini, aku mau menyimpan cele---," ucap Afnan terpotong oleh Arga yang merebut celemeknya.

"Biar aku yang menyimpannya, kamu sekarang mandi dulu." Afnan berlalu ke kamar dan Arga dengan teliti menyiapkan masakan Afnan ke meja.

Hanya dengan berpakai handuk, Afnan sedang memegang baju tidur yang masih terbungkus rapi, menatap ragu ke arah pakaiannya. Akhirnya ia memberanikan diri untuk memakainya sekarang, sudah tiga tahun tersimpan masih baru belum pernah Afnan mencoba. Celana pendek hanya sampai se-paha lalu tank top dengan bahan satin. Berjalan keluar melihat suaminya telah duduk manis di kursi, Arga tercengah saat memandang Afnan datang dengan baju tidur yang lumayan seksi itu, matanya tak berkedip membuat Afnan salah timandang

Afnan menunduk sambil memilin-milin jarinya lalu berujar, "a--aku salah pakai baju ya, aku ganti aja." Berbalik ingin ke kamar tetapi dicekal Arga.

"Gak usah, kamu cantik," ucap Arga lalu memeluk Afnan dan berbisik, "dan juga seksi, aku menyukainya." Semburan merah langsung terlihat di pipi Afnan membuat dirinya tambah menggemaskan.

Arga membawa Afnan ke meja makan, lalu ia duduk dan menarik Afnan untuk duduk dipangkuannya, Afnan dengan malu-malu meraih piring dan mengisinya dengan makanan.

"Mas, ini makanannya," ucap Afnan menaruh dihadapannya lalu akan pindah duduk tapi ditahan Arga.

"Kamu mau ke mana?" tanya Arga sambil menggigit cuping telinga Afnan.

"A--aku mau pindah duduknya, kan kamu mau makan," sahut Afnan menundukan kepalanya malu saat sesuatu terasa dibawahnya.

"Udah di sini aja, kita makan satu piring berdua." 

Mereka makan sambil bercanda tak lupa saling menyuapi, setelah habis segera merapikannya bersama-sama pergi ke kamar. Afnan dan Arga masuk ke toilet untuk gosok gigi, lalu keluar berdua dan duduk di ranjang. 

"Sayang," panggil Arga sambil memeluk Afnan dari samping.

"A--apa Mas," sahut Afnan gugup.

"Aku pengen makan kamu, boleh?" tanya Arga sambil mengecup bahu Afnan yang terekspor.

"Aku gak bisa nolak, Mas." Mata mereka saling beradu dan membelai menikmati surga duniawi.

***

Nayla termenung di hadapan cermin duduk di kursi, menatap pantulan dirinya. Hatinya bergetar saat suara Arga terlontar untuknya, berdiri berjalan menuju lemari meraih khimar satu-satunya yang ia miliki. Lalu melangkah ke dekat kaca melihat dia dan juga khimar yang dipegang.

"Apa aku pantas memakai ini?" monolognya, "bahkan ibadah, aku tak pernah." suaranya mulai serak bersamaan air mata berjatuhkan dari netranya membasahi khimar.

Suara ketukan pintu membuat dirinya segera menghapus air matanya dan berjalan ke arah pintu lalu membukanya.

"Mbak, Nayla Ramadhani, 'kan?" tanya sang kurir sambil memegang sebuah kotak.

"Iya Mas, ada apa ya?" 

"Ini paketnya." Menerima paket itu lalu mencegah kurirnya yang hendak pergi.

"Maaf Mas, ini dari siapa ya? perasaan saya gak memesan sesuatu," ucap Nayla menatap kotak yang dipegang.

"Dari Mbak Afnan Zakia." jawab kurirnya lalu pamit untuk mengantar paket.

Nayla menutup pintu lalu membawa kotak itu ke dalam kamar dan menaruhnya di ranjang.

"Ini apa ya?" tanyanya pada diri sendiri.

"Ahhhh, dari pada penasaran, aku buka aja." Membukanya lalu menatap gamis dan kerudung yang elegan.

"Segininya kamu ingin aku jadi madumu, Afnan." Monolognya memegang gamis dan kerudung lalu segera membawa ke kamar mandi dan memakainya.

Setelah selesai ia keluar dan menatap pantulannya dari cermin.

"Nyaman banget pakai gamis dan kerudung," ucap Nayla dengan netra berkaca-kaca sambil memegang wajahnya.

"Insyaallah, aku akan berusaha berubah menjadi lebih baik." Monolog Nayla pada dirinya sendiri. 

Ia melepaskan gamis dan kerudungnya lalu mengganti dengan baju tidur lalu memegang handpone mengechat seseorang.

[Afnan, makasih gamis dan kerudungnya, aku sukašŸ˜] - Nayla

[Allhamdulillah, kalau kamu suka.] - Afnan

[Aku boleh minta sesuatu gak?] - Nayla

[Boleh, apa?] - Afnan

[Ajarkan aku baca al-qur'an,] - Nayla

[Itu pasti akan aku ajarkan, kita harus hidup rukun ya, saat kamu sudah menjadi maduku.šŸ˜Š] - Afnan

[Iya, kita berjuang menjalankan mahligai rumah tangga bersama.] - Nayla

[Nanti, habis pulang kerja aku jemput, jangan lupa pakai gamis dan kerudungnya.] - Afnan

[Kamu akan aku ajak ke rumah.] - Nayla

[Oke, assalamuaikum semoga mimpi.] - Afnan

[Walaikumsalam, iya kamu juga.] - Nayla

Setelah membalas chat dari Nayla, Afnan menaruh ponsel-nya dan tubuhnya tertarik ke pelukan Arga.

"Kamu habis chattingan sama siapa?" tanya Arga dengan suara serak tanpa membuka kelopak matanya.

"Nayla," sahut Afnan seadannya lalu berbalik memeluk Arga.

"Oh, kamu serius ingin menikahkan aku dengannya?" tanya Arga sekali lagi.

Afnan mengangguk mantap, Arga memeluk Afnan dengan erat lalu segera membaca doa tidur dan memejamkan mata.

Related chapters

  • SAHABATKU MADUKUĀ Ā Ā 8 - Meminta restu

    8 - Meminta restuBeberapa hari kemudian, Afnan dan Arga mengajak Nayla ke pertemuan keluarga mereka. Jemari Nayla meremas gamis yang dipakainya, keringat dingin bercucuran di wajah. Sebuah tangan memegang lengannya menyalurkan kekuatan, netranya beradu dengan bola mata cokelat terang nan tatapan menyejukan."Tenanglah," ujar Afnan mengelus punggung tangan Nayla, ia membalas dengan senyuman dan anggukan."Ayo masuk!" ajak Arga menggandeng tangan Afnan berjalan ke arah pintu utama, setelah sampai ia memencet bel lalu menunggu.Pintu terbuka memperlihatkan seorang wanita parubaya yang tersenyum lebar saat melihat anaknya."Assalamualaikum, Mah," ucap Arga mencium tangannya."Apa kabar? Mah," tanya Afnan meraih tangannya lalu mencium takjim.Netra wanita itu bertemu dengan Nayla yang menunduk sambil memilin jarinya."Kamu siapa?" tanya Sekar --- Mama Arga.Nayla mendongak lalu tersenyum kaku, "saya Nayla Ramadhani, Tante," ujar Nayl

    Last Updated : 2021-05-29
  • SAHABATKU MADUKUĀ Ā Ā 9 - Menikah

    9 - Menikah"Kamu cantik banget Nay," puji Afnan berdiri lalu mendekati Nayla, saat dirinya sudah selesai di dandani."Aku gugup Afnan," kata Nayla melirik Afnan yang disebelahnya."Rileks saja Nay," tutur Afnan memegang bahu Nayla lalu tersenyum saat mereka sama-sama menatap pantulan di cermin.Setelah berbincang-bincang di kamar, terdengar suara Arga mengucapkan ijab kabul setelah itu kata sah terdengar.Afnan tersenyum kaku, mengajak Nayla keluar. Mereka menuruni tangga ditatap oleh semua orang, ada yang berbisik membicarakan Afnan yang dimadu, cibiran untuk Nayla. Genggaman Afnan menguat menyalurkan kekuatan untuk sahabatnya yang terlihat gelisah, setelah sampai Nayla didudukan disamping Arga. Pria itu memasangkan cincin, mengecup kening Nayla dengan wajah datarnya. Tak ada senyuman di bibirnya, Nayla ia lekas meraih tangan Arga dan menciumnya takjim.Setelah akad selesai, ketiganya lekas menyambut tamu dan duduk di kursi pelaminan, ucapan sel

    Last Updated : 2021-05-29
  • SAHABATKU MADUKUĀ Ā Ā 10 - Masakan Nayla

    10 - Masakan NaylaArga masuk ke kamarnya, terlihat Afnan yang tertidur disajadah masih memakai mukena, senyuman terukir di bibir. ia mendekat dan mengendong Afnan membopong ke kasur dengan hati-hati. Menatap paras ayu sang istri, dirinya membelai pipi Afnan dengan sayang lalu mengecupnya. Merasa terusik Afnan membuka matanya, dan mengerjap lucu saat netra coklat terangnya menangkap wajah Arga. Senyum sendu terpatri di bibir ranumnya."Bahkan aku berhalusinasi, saat dirimu sedang bersama Nayla," gumam Afnan.Arga mengecup bibir Afnan lalu tersenyum. "Apa setelah ini kamu akan berpikir aku halusinasimu hmmm," ujarnya.Afnan mengerjap lagi lalu mengucek matanya. "Aku beneran Mas Arga, bukan halusinasiku?" tanya lagi sambil meraba wajah prianya, dibalas anggukan."Harusnya kamu di kamar Nayla! ini malam pertama kalian, pasti Nayla menunggumu," geram Afnan bangun dan mendorong Arga untuk keluar dari kamarnya.Pria itu berbalik lalu memelu

    Last Updated : 2021-05-29
  • SAHABATKU MADUKUĀ Ā Ā 11 - Membagi waktu

    11 - Membagi waktušŸšŸ Muhammad Arga DerimawanšŸšŸLekas masuk kamar, mengganti baju dengan pakaian kerja. Meraih tas lalu keluar, mataku menatap Afnan yang tengah berbincang bersama Nayla, dia berpakaian rapi bukannya yang tadi lagi. Netra kami beradu, cepat melangkah mendekat menatap mereka bergantian."Aku pergi kerja dulu ya," ucapku pamit."Mas, antar Nayla ke tempat kerjanya," pinta Afnan memegang lenganku."Ayo," jawabku singkat lalu mengecup kening Afnan, sehabis itu berjalan duluan ke mobil di susul Nayla.Kami masih terdiam membisu di mobil, tanganku menyalakan mesin dan lekas melaju dengan kecepatan sedang."Mas," panggil Nayla pelan, membuatku berdehem sebagai jawaban."Maaf soal tadi, aku gak tau," ucapnya tulus sambil melihatku."Tak apa, Mas aja yang berlebihan. Mas minta maaf juga ya," ucapku menatapnya sebentar lalu fokus lagi ke jalan."Iya Mas."Setelah sampai tujuan, segera pamit tak l

    Last Updated : 2021-05-30
  • SAHABATKU MADUKUĀ Ā Ā 12 - ketahuan

    12 - KetahuanSebulan sudah mereka menjalani mahligai rumah tangga, Arga pria itu menuruti perkataan Afnan yang tidur tiga hari bersamanya dan tiga hari bersama Nayla. Hatinya mulai tersentuh, perlakuan dan tingkah istri keduanya sangat berbeda dengan Afnan. Jika Afnan wanita itu jarang bercanda bersamanya, kalau Nayla hampir setiap saat ia selalu dijahili. Raut wajah yang selalu ceria diparas yang manis, membuat jantung mulai berpalu saat bersama. Dia tak mau mengecewakan Afnan, telah membagi cinta. Tapi dirinya juga harus adilkan? sudah tiga puluh hari ia mendzholimi istrinya tak memberikan nafkah batin, dia selalu memikirkan dosa yang terus dibuat, tetapi perlahan hati mulai menerima sedikit demi sedikit nama istri mudanya terukir di relung. Pagi ini sangat cerah, Afnan perempyan itu sibuk dengan perkakas dapur memasak makanan untuk sarapan, setelah selesai lekas menaiki kamar dan memanggil suaminya dan Nayla."Mas bangun," ucapnya lembut sambil mengelus rambut

    Last Updated : 2021-05-30
  • SAHABATKU MADUKUĀ Ā Ā 13 - Bulan madu

    13 - Bulan maduDi sinilah Nayla dan Arga sekarang, pulau pribadi miliknya tempat bulan madu saat bersama Afnan. Ternyata istrinya menyiapkan sama persis dengannya dulu. Tangan Arga menggengam jemari Nayla membuat wanita itu sedikit terkejut, karena terpesona dengan tempat honeymoon mereka, dan suaminya mengajak melangkah. Matanya terus berlarian melihat sekitar, tak sengaja tersandung dengan sigap Arga memegang pinggang ramping Nayla agar tak terjatuh."Hati - hati, lain kali jangan liat ke mana -mana cukup lihat jalan dan aku saja," ucap Arga memegang tangan Nayla lalu mengajaknya jalan lagi.Nayla melangkah sambil mencerna ucapan Arga, semburat merah merambat di pipinya saat mengerti perkataan suaminya. Masuk ke Villa D grup berjalan ke kamar utama setelah sampai duduk di ranjang."Ahhhh, megah sekali Villanya," gumam Nayla membaringkan tubuhnya."Kamu suka?" tanya Arga ikut tiduran dan memeluk istrinya.Nayla mengangguk menatap

    Last Updated : 2021-05-30
  • SAHABATKU MADUKUĀ Ā Ā 14 - Malam pertama yang tertunda

    14 - MALAM PERTAMA YANG TERTUNDAMatahari mulai tenggelam perlahan, muncul bulan mengantikannya, langit gelap hanya rembulan dan beberapa bintang yang menerangi alam semesta. Nayla termenung di kamar menikmati indahnya malam, dengan lingerie yang di siapkan Kakak madunya, tetapi ditutupi candigar panjang. Suara pintu berdecit membuyarkan pikiran Nayla. Membuatnya menoleh ke asal suara, senyuman merekah saat tahu siapa yang datang. Lekas berlari berhamburan dipelukkan suaminya, Arga terkejut segera menutup pintu kamar lalu membalas pelukan Nayla tak lupa mengelus rambut istrinya."Akhirnya, Mas pulang juga," tutur Nayla melepaskan pelukkannya."Mas pasti pulang dong, kan ada bidadari Mas yang menunggu," goda Arga mencubit kedua belah pipi Nayla."Ahhhhh, Mas, sakit," keluh Nayla menangkup pipinya sambil mempautkan bibir.Arga terkekeh lalu mencubit hidung mancung Nayla, mengoyangkan ke kanan - kiri."Mengemaskannya istriku ini. Udah

    Last Updated : 2021-05-30
  • SAHABATKU MADUKUĀ Ā Ā 15 - Saling melengkapi

    15 - SALING MELENGKAPIEmpat hari sudah mereka menjalani honeymoon versi dulu Afnan dan Arga lakukan, wanita itu benar-benar membikinnya sama persis. Sore baru saja tiba, menunggu Afnan yang kukuh ingin menjemput mereka. Melangkah bersamaan keluar bandara, suara familiar memanggil nama keduanya membuat langsung menoleh ke asal suara. Senyuman mengembang di bibir, Nayla meraih tangan Arga agar ikut berlari mendekat ke Afnan. Cepat melepaskan saat sudah dekat dan berhamburan ke pelukkan Kakak madunya."Nay, aku merindukanmu," gumam Afnan mengurai pelukkannya."Aku juga rindu sama kamu," sahut Nayla dramatis tak mau kalah.Suara deheman membuat keduanya yang melepas rindu menoleh."Kamu gak kangen ama aku? Cuma Nayla aja nih yang dipeluk," ucap Arga mengedipkan matanya genit.Afnan menukikan alisnya dengan tangan yang mengetuk dagunya gaya orang sedang berpikir. "Kangen gak ya," gumam Afnan."Enggak kayanya," lanjut Afnan lalu segera menari

    Last Updated : 2021-05-30

Latest chapter

  • SAHABATKU MADUKUĀ Ā Ā 75 - Sebuah janji

    75 - Sebuah Janji "Kenapa kalian dia saja?" tanya Afnan melirik semuanya. "Eh, ayoo makan," ajak Nayla dengan suara gugup, membuat Afnan menatapnya curiga. "Nayla!" panggil Afnan membuat wanita itu mengembuskan napas lalu membalas tatapan Afnan. "Ada apa, Mbak? ayoo makan, ini enak lho," ujar Nayla merasa tatapan Afnan semakin membuatnya sesak. "Kalian sembunyiin apaan?" tanya Afnan lagi, menatap semua orang yang berada di dalam. "Ayo sayang, katanya mau makan, makanan ini," seru Arga hendak menyuapi Afnan tetapi wanita itu tolak. "Massss, jawab pertanyaanku!" Arga mengembuskan napasnya kasar, lalu bersandar di dinding. "Rahimmu diangkat, kamu tidak akan bisa hamil lagi," ucap Arga seperti petir menyambar ke diri Afnan, wanita itu diam membuat semua orang khawatir. "Apa! Kamu pasti bohong 'kan, Mas!" raung Afnan dengan matanya sudah banjir dengan air yang terus berjatuhan. "Mbak, kamu harus ikh

  • SAHABATKU MADUKUĀ Ā Ā 74 - Mereka anak kita

    74 - Mereka anak kitaSenyuman terpatri di bibir Arga, saat mendapatkan telepon dari istri keduanya, bahwa Afnan sudah sadar semenjak koma. Ia melangkah dengan tergesa - gesa sambil menuntun anak - anaknya, karena Leon dan Leana ingin berjalan."Ayo Nak, kita harus cepat - cepat ke ruangan Bund, soalnya Bunda sudah bangun dari tidur panjangnya," jelas Arga berusaha agar anak - anaknya melangkah lebih cepat."Wah, Unda uda angun, Eana engen enger cuala Unda," kata Leana dengan girang sambil loncat - loncat."Iya sayang, Ayah juga rindu suara Bunda," sahut Arga dibalas anggukan oleh Leana.Setelah sampai Arga langsung membuka pintu, matanya melihat Afnan tengah makan disuapi Nayla."Mas," ucap Afnan spontan dengan mata berkaca - kaca, terlihat sorot rindu dari manik keduanya."Sayang, akhirnya kamu bangun," ucap Arga lalu melangkah bersama Leana dan Leon mendekati brankar Afnan."Mas rindu kamu," kata Arga lalu meraih

  • SAHABATKU MADUKUĀ Ā Ā 73 - Nestapa terguncang

    73 - Nestapa terguncangDua tahun kemudian ...Seorang pria dengan telaten menyisir rambut istrinya, yang masih terbaring di brankar. Tubuh wanita itu kurus, surainya semakin panjang, tetapi matanya masih betah terpejam selama dua tahun ini."Sayang, kapan kamu membuka mata? aku sangat merindukanmu, anak kita juga," ucapnya pelan, sungguh ia tak sanggup rasanya, saat mendengar perkataan dokter tadi pagi."Apakah kamu tidak menyayangi kami? kenapa tertidur terlalu lama, ini sudah mau dua tahun sayang. Ayo buka matamu," pintanya lagi, lalu mengecup pipi yang tirus itu."Leana, sebentar lagi ulangtahun lho, bersama Leon, ayo bangun kita rayakan bersama," bujuknya menggenggam lengan wanita yang terpasang infus. "Tolonggggg, bangunlah. Kami sangat merindukanmu," bisiknya ditelinga sang istri."Aku salat dulu, ya. Di sini kok sambil menunggu adikmu dan anak kita," ujarnya melangkah ke toilet untuk berwudhu.***"S

  • SAHABATKU MADUKUĀ Ā Ā 72 - Kecelakaan

    72 - KecelakaanNayla tengah berbincang di cafe milik sahabatnya yaitu Zahra, ia sesekali meneguk kopi dengan perlahan. Sebenarnya dia menahan sesuatu terlihat dari wajahnya yang pucat."Duh, kenapa perutku sakit dan mulas ya, pinggangku juga terasa panas," erang Nayla memegang perutnya."Mungkin kamu mau melahirkan, Nay. Ayo kita cepat - cepat ke rumah sakit," ajak Zahra ia lekas membantu sahabatnya berjalan lalu dia antar menggunakan mobilnya."Rasanya semakin sakit, Zah," rengek Nayla, ia bergerak dengan gelisah."Sabar Nay, coba kamu telepon Mbakmu, kasih tau kalau mau lahiran," perintah Zahra, Nayla mengangguk ia segera merogoh tas mencari ponselnya dan menelepon Afnan."Assalamualaikum, Mbak," ucap Nayla sambil menahan rasa sakit yang hilang timbul."Walaikumsalam, ada apa Nay? kok kamu kaya ke sakitan gitu," sahut Afnan khawatir."Sepertinya aku mau lahiran, Mbak. Aku dan Zahra sedang dalam perjalan ke rumah sakit,

  • SAHABATKU MADUKUĀ Ā Ā 71 - Kebahagiaan

    71 - kebahagiaanArga menatap puas seseorang yang berada dibalik jeruji besi, ia melangkah lalu mengulas senyum saat Farhan bangkit dan mendekatinya."Lepaskan aku sialan! beraninya kau memasukanku ke sini!," maki Farhan menatap tajam Arga, membuat pria itu terkekeh."Kau pantas disana, dan siap - siap pergi ke pengadilan agar tau selama apa kau tempat ini," kelakar Arga sambil terus memegang perutnya, karena tidak kuat dengan tawanya yang tak berhenti."Aku pergi, tidak ada waktu berurusan denganmu," ucap Arga sinis lalu pergi meninggalkan Farhan yang sangat marah.***Setelah Farhan menjalani persidangan, akhirnya di dijatuhkan hukuman penjara selama sebelas tahun. Faresta tidak bisa membantu sama sekali, karena pengacara yang dibawa Anisa dan Nayla sangat hebat.Pria itu sudah dikawal oleh polisi saat mendekati Anisa yang tengah menggendong Haidar, ia mengulas senyum."Selamat kau menang, Anisa," ujar Farhan menatap Haid

  • SAHABATKU MADUKUĀ Ā Ā 70 - Meminta restu

    BAB 70MEMINTA RESTUDavid berjalan ke ruangan CEO, untuk bertemu Arga. Melangkah dengan santai, lalu membuka pintu tanpa mengetuk pintu, membuat Arga yang tengah fokus kesal karena terganggu."Awas jika membawa berita tidak penting," ancam Arga menaruh berkas di meja, ia menatap kesal ke arah David yang sudah dihadapannya."Kau harus menaikan gajiku," ucap David sombong, lalu menarik kursi untuk di duduki."Cepatlah katakan! aku ingin segera menyelesaikan pekerjaanku," seru Arga."Farhan sudah ditangkap, dia sekarang di kantor polisi," kata David membuat bibir Arga melengkung membentuk senyuman."Baguslah, nanti kutranfer uangmu, sebagai hadiah," ujar Arga membuat David langsung tersenyum."Terimakasih, Bro. Sekalian kasih gue cuti dong," ucap David senang."Nanti, bantu aku mengerjakan ini semua. Baru kuberi cuti beberapa hari," seru Arga, David mengangguk semangat."Nanti aku bantu, agar cepat selesai." Dav

  • SAHABATKU MADUKUĀ Ā Ā 69 - Farhan ditahan

    BAB 69FARHAN DITAHANFarhan menyeringai, dirinya sudah berada di Indonesia. Malam ini ia beristirahat ke hotel, esok pagi akan langsung ke rumah mantan mertuanya. Lekas membersihkan diri lalu merebahkan tubuh di kasur dan memejamkan mata menunggu hari besok. Bulan berganti matahari, pria itu tengah bersiap - siap."Tunggu Ayah, sayang," ucap Farhan, setelah merasa sudah rapi, ia melangkah keluar hotel lalu mengemudi bertemu Haidar."Sialan! segala pake macet," maki Farhan memukul setir.***Arga dan istri - istrinya tengah sarapan, mereka fokus ke makanan sampai Nayla berkata sesuatu."Mas," panggil Nayla membuat Arga yang tengah makan akhirnya menatapnya."Iya, ada apa? kamu ingin sesuatu?" tanya Arga bertubi - tubi membuat kedua wanitanya terkekeh."Tidak. Aku hanya ingin bertanya, seperti penjaga bertambah ya?" tanya Nayla mengeluarkan rasa penasarannya."Memang? aku tidak memperhatikannya," seru Afnan dib

  • SAHABATKU MADUKUĀ Ā Ā 68 - Polisi ke rumah

    BAB 68POLISI KE RUMAHAnisa terkejut saat ada polisi yang berjaga di rumah orang tuanya, ia segera bersalaman dengan mereka lalu bertanya."Maaf, Pak. Ada apa ya?" tanya Anisa hati - hati, Atha sudah tahu jika ada polisi berarti Farhan akan pulang karena Arga tak akan melepaskan pria yang menculik istrinya."Maaf, Nyonya. Saya disini menunggu Tuan Farhan pulang untuk kami bawa ke kantor dengan laporan dia dalang penculikan istri Tuan Arga," jelas polisi itu, membuat Anisa mengangguk mengerti."Ayoo masuk dulu," tawar Anisa dibalas gelengan oleh mereka."Tidak Nyonya, saya hanya mau bilang mau mengawasi rumah Nyonya, itu saja." Polisi itu menolak tawaran Anisa."Ya sudah, saya masuk ke dalam dulu," ucap Anisa dibalas anggukan oleh beberapa polisi."Nis, aku pamit pulang ya," ucap Atha memberikan Haidar pada Anisa."Iya, makasih sudah mentraktir Haidar," kata Anisa tulus sambil mengulas senyuman."Iya, assalamualaiku

  • SAHABATKU MADUKUĀ Ā Ā 67 - Kemarahan

    BAB 67Kemarahan"Aku 'kan hanya menggodamu saja, tidak serius ingin kopi pahit," ujar Atha membuat Anisa mengerucutkan bibirnya."Pokoknya kamu harus habiskan! titik." Anisa langsung bangkit saat mendengar suara tangisan Haidar, meninggalkan Atha yang terbengong melihat tingkahnya."Harusnya tadi aku tidak mengodanya," keluh Atha lalu menyeruput kopi dan mengeryit tidak suka karena pahit sekali.Anisa lekas mengambil Haidar dari box bayi, lalu menyusuinya karena anaknya sudah mulai terbiasa lagi meminum ASI membuat dirinya bahagia. Sehabis itu ia membawa Haidar keluar, melihat Atha yang tengah memainkan ponsel-nya dan kopi sudah habis hanya tinggal ampasnya saja."Kopinya sudah habis?" tanya Anisa membuat Atha menoleh."Sudah, demi dirimu," sahut Atha bangkit lalu mengambil Haidar dari gendongannya."Dih, kamu yang pingin," ketus Anisa lalu mendaratkan bokongnya di sofa dan memakan cemilan."Hmmm." Atha hanya menyah

DMCA.com Protection Status