Briella membawa dirinya yang kelelahan pulang ke rumah. Masuk ke dalam kamar, dia pun berbaring di tempat tidurnya. Matanya terpejam dan kepalanya terasa pening saat memikirkan apa yang telah dia alami selama dua hari ini.Dia tidak perlu lagi memikirkan masalah kematian Rieta yang keracunan karena dia sudah dibebaskan dari tuduhan. Dia mengkhawatirkan pekerjaannya yang tertunda selama dua hari terakhir, jadi menguatkan diri untuk beranjak dari tempat tidur. Dia membuka email untuk mengecek pesan-pesan yang masuk.Ada sebuah pesan yang belum dibaca dari pabrik desain perhiasan. Katanya, pembayaran untuk barang sudah diterima dan barang akan langsung dikirim. Jumat nanti, pengiriman berlian untuk dekorasi arsitektur akan tiba.Hari Jumat? Briella melirik waktu di pojok kanan bawah laptopnya. Bukankah sekarang hari jumat?Dia langsung menelepon perwakilan pihak kontraktor di lokasi proyek untuk mengonfirmasi bahwa kiriman telah tiba.Perwakilan yang ada di lokasi proyek pun memberikan ba
Briella mengangkat pergelangan tangannya untuk mengecek waktu. "Ya. Aku akan menemuinya di hotel."Briella melepas topi proyek yang dia kenakan dan merapikan rambutnya sambil bersiap-siap untuk pergi ke mobilnya. Langkahnya terasa ringan dan kepalanya sedikit pusing."Nona Renata, kamu kenapa?"Briella berdiri diam dan menekan pelipisnya. Dia menyesuaikan diri dengan kegelapan di depannya sebelum memperlambat langkah kakinya.Pihak kontraktor sedikit khawatir dan langsung menyodorkan minuman manis kepada Briella. "Apa Nona Renata terganggu karena kematian Nyonya Rieta?"Briella membuka minuman itu dan meneguknya. "Dua hari ini aku belum istirahat. Nggak apa-apa. Aku akan pulang dan istirahat setelah urusannya selesai.""Nona Renata, kita semua tahu kalau kamu nggak membunuh Bu Rieta. Mana mungkin kamu meracuni Bu Rieta? Ini sangat nggak masuk akal. Kamu pasti dijebak. Mungkin ada orang yang nggak suka denganmu, jadi ingin mencelakaimu."Briella melirik ke arah pihak kontraktor yang sed
"Masalah ini benar-benar sulit untuk dijelaskan. Ada beberapa hal yang nggak bisa aku katakan. Tapi, Bu Moonita harus tahu kalau tuduhan ini nggak benar. Aku dibawa ke kantor polisi juga hanya untuk bekerja sama dengan penyelidikan. Sekarang, aku sudah terlepas dari tuduhan ini.""Tapi situasi saat ini sepertinya nggak semudah seperti yang kamu katakan."Moonita sudah berkutat di dunia bisnis selama bertahun-tahun, jadi pengalamannya cukup banyak. Dia juga tahu hal buruk yang tersembunyi di balik apa yang disebut kebenaran. Ketika melihat berita itu, dia juga memiliki tebakan di dalam hatinya.Karena itulah dia datang. Setelah bertemu langsung dengan Briella, kecurigaannya makin menguat."Katakan dengan jujur. Apa kamu sangat menderita?"Briella terdiam saat mendengar pertanyaan Moonita. Entah bagaimana, matanya tiba-tiba menghangat dan bagian bawah matanya menjadi basah.Briella sangat beruntung karena bisa mengenal seorang pengusaha sukses seperti Moonita. Jadi, dia selalu menaruh ke
Saat Moonita mendengar ini, senyum penuh pengertian muncul di wajahnya. Dia mengacungkan jempol kepada Briella. "Ide bagus, ayo kita lakukan."Meskipun berita ini masih menjadi fokus banyak orang dan media, kehadiran Briella yang menjadi fokus utama di acara kelas atas seperti ini juga merupakan bantahan terbaik bagi para penyebar rumor yang mengatakan bahwa dia adalah seorang pembunuh."Aku akan mengatur semuanya. Kota Tamar bukan wilayahku, tapi aku bisa mengundang orang dari Kota Hebar ke mari. Jaraknya dekat, cuma beberapa jam saja."Moonita mengeluarkan ponselnya dan memberikan undangan di grup. Lalu, dia pun mendapatkan tanggapan dari semua orang.Merasa puas, dia keluar dari obrolan grup, lalu memberikan isyarat oke ke arah Briella. "Aku sudah minta mereka ke mari. Mereka itu pengusaha bergengsi, terus ada beberapa nama besar dari industri hiburan yang akan datang. Jadi, malam ini kami akan membantumu. Kamu saja yang tentukan di mana tempatnya.""Terima kasih, Nyonya Moonita."B
Moonita adalah orang yang cerdas. Dia memang memahami sesuatu, tetapi dia juga paham bagaimana menjaga batasan. Setelah tahu kalau Briella mencoba menyembunyikan sesuatu, dia tidak bertanya lebih jauh.Jadi, setelah sampai pada pembahasan ini, dia mencoba mengalihkan topik pembicaraan."Sebagian besar orang yang akan hadir malam ini adalah teman-teman lamaku, jadi persiapkan dirimu dengan baik. Aku akan memperkenalkanmu pada mereka. Kamu bisa menggunakannya sebagai kesempatan untuk membangun hubungan dengan mereka.""Ya." Briella mengungkapkan rasa terima kasihnya yang tulus kepada Moonita, "Terima kasih karena sudah membantuku, Bu Moonita."Senyum di bawah mata Moonita tidak berkurang. Dalam hati, dia mencoba menelisik Briella. Lalu, kegembiraan muncul di dalam hatinya....Kediaman Keluarga Atmaja.Davira terbangun dari tempat tidurnya. Dia sudah tidak sadarkan diri selama beberapa jam setelah dokter datang ke rumah untuk memeriksanya. Untungnya, dia hanya mengalami benjolan kecil da
Davira bertanya dengan ragu-ragu, "Bagaimana Papa akan menangani masalah ini?""Dia tentu saja punya caranya sendiri. Kalau dia bahkan nggak bisa melindungi putrinya sendiri yang dijebak, percuma saja dia menjalin relasi selama puluhan tahun. Intinya, dia nggak akan membiarkanmu masuk ke dalam penjara."Davira menggigit bibirnya, dalam hati merasa lega dengan jawaban ibunya.Dari penjelasan ini, sepertinya Herman tengah mencari kambing hitam untuk menggantikannya menanggung kesalahan. Dia berharap kalau orang itu Briella."Saat hal itu menimpa Rieta, hari itu dia bertemu dengan Briella di restoran. Briella selalu berselisih dengan Rieta. Kembalinya Briella dari luar negeri karena dia ingin membalas dendamnya. Jadi, dialah orang yang paling mencurigakan."Resti mengangkat alisnya. "Benarkah? Sepertinya Briella nggak sederhana. Dari apa yang kamu bilang, berarti dia yang membunuh Rieta."Hati Davira langsung sumringah. Kalau begitu, bukankah papanya akan menjadikan Briella sebagai kambin
Melihat sikap Klinton, mata Herman membelalak. "Klinton, apa kamu mencoba memberontak?"Klinton masih terus bersikeras, "Ya! Aku nggak akan membiarkan Papa melakukan rencana ini. Aku melarang Papa menyakiti Briella!""Pemberontak!" Suara kemarahan Herman terdengar nyaring. Dia menggebrak meja, membuka pintu dan berteriak keluar, "Pelayan, cepat ke mari. Bawa beberapa orang untuk memasukkan pemberontak ini ke dalam aula biar dia merenungkan kesalahannya!"Mendengar hal ini, Klinton berniat untuk pergi. Namun, beberapa pengawal keluarga sudah menerobos masuk dan menghadang Klinton di dalam ruang kerja.Herman memerintahkan, "Ikat dia dan terus awasi. Jangan biarkan dia keluar aula tanpa perintahku!"Klinton diikat dan tidak memiliki kekuatan untuk melawan. Dia ditarik dan didorong oleh beberapa orang menuju aula di halaman belakang.Dia menoleh ke arah Herman, yang mengikuti di belakang dengan tangan di belakang punggung. Lalu, Klinton berteriak kepada Herman dengan wajah dingin, "Lepask
Begitu Briella menjamu para tamu, dia menyempatkan diri untuk berfoto bersama mereka dan tersenyum penuh percaya diri.Publik selalu berasumsi bahwa dia berada di penjara karena kasus pembunuhan Rieta dan terancam hukuman seumur hidup atau hukuman mati.Namun, pesta malam ini telah meredakan rumor tak berdasar itu.Briella menghela napas lega dalam hati. Dia telah berjuang dengan baik, yang membuatnya sangat bahagia.Dia mengambil tempat duduknya dan berniat untuk menyantap hidangan yang ada. Namun, tiba-tiba pintu ruang perjamuan dibuka paksa dari luar dan beberapa petugas polisi berseragam berjalan ke arah Briella."Jangan bergerak!"Beberapa dari mereka mengepung Briella, membuat Briella menatap mereka dengan terkejut.Dia bertanya dengan nada dingin kepada salah satu polisi, "Kesalahan apa yang aku lakukan?""Kamu tahu apa kesalahanmu. Ikut dengan kami.""Nggak akan!" Tatapan Briella dengan tenang melirik orang-orang yang seperti perampok ini. "Atas dasar apa kalian menangkapku?""