Sekarang, keputusan Rio untuk bercerai sudah bulat. Apa pun yang dilakukan Davira, itu tidak akan membuahkan hasil. Davira juga salah karena membuat dirinya berada dalam situasi seperti ini. Dia tidak pantas mendapatkan simpati.Adrian memiliki pemikiran seperti ini dan tiba-tiba teringat sesuatu. Lalu, dia bertanya pada Briella dengan penasaran, "Nona Renata, aku mau tanya sekali lagi. Sudah berapa lama kamu dan Rio saling kenal?""Belum terlalu lama. Aku baru kembali dari luar negeri dan hubungan kerja sama ini baru terjalin sekitar tiga bulan."Adrian tiba-tiba memahami sesuatu, dengan peka menangkap benang merah yang tak terlukiskan di antara ketiganya.Pernikahan buntu Rio dan Davira telah berlangsung selama empat tahun, tetapi baru belakangan Rio memutuskan untuk bercerai. Ini adalah saat di mana Renata muncul.Mungkinkah Renata sebenarnya adalah penyebab perceraian keduanya?Memiliki pemikiran seperti ini di dalam benaknya, Adrian makin tidak bisa menahan rasa ingin tahu yang le
"Davira, jangan sedih. Suamimu sekarang lagi tergoda sama wanita ular. Intinya, kamu jangan mau diceraikan sama dia. Pertahankan pernikahanmu dengan baik. Jangan pernah memberi kesempatan pada wanita nakal penggoda suami orang!"Ditha mengatakan hal ini dengan sengaja kepada Briella. Briella hanya bersikap abai, menunjukkan kalau dia lelah secara mental.Briella berdiri, lalu merapikan luaran yang dia kenakan sebelum pergi ke depan dan memilih lagu.Gerakannya menarik perhatian semua orang di dalam ruangan. Semua nona dan tuan muda dari keluarga kelas atas adalah orang yang sudah melihat luasnya dunia. Entah sudah berapa banyak wanita cantik yang mereka lihat. Namun, mereka masih tertarik oleh ketenangan yang ditunjukkan Briella dalam bersikap.Perkumpulan di antara mereka tidak mudah dihadiri oleh siapa pun. Mereka melihat kalau pakaian yang dikenakan Briella tidak terlihat mahal atau mewah. Namun, dalam setiap gerakan yang dilalukan Briella, ada semacam temperamen mulia yang sama den
"Baiklah, karena kamu sudah pernah mendengarnya, aku mau tanya, apa arti dari judul lagu yang aku nyanyikan?"Langkah Briella tersendat sejenak, terlihat ada keraguan.Ditha yang berada di atas panggung menatap Briella dengan wajah merendahkan, lalu melanjutkan cibirannya."Nona Renata, apa kamu akan pergi karena nggak bisa jawab?"Briella melangkah dan berjalan ke atas panggung, berdiri sejajar dengan Ditha. Cahaya lampu menyorot wajahnya dan membuatnya bersinar.Dia mengambil mikrofon dan menyalakannya, memastikan suaranya dapat didengar oleh semua orang di ruangan itu.Ditha mencoba untuk mempermalukan Briella, tetapi Briella tidak akan membuat rencana Ditha berhasil."Nama lagunya Alohaheja, yang memiliki arti penyemangat. Ini adalah lagu yang sangat ceria dan bertempo tinggi, yang terdengar cukup menggembirakan. Tapi, sepertinya Nona Ditha salah ingat. Lagu itu bukan ditulis oleh orang Negara Jerius, jadi aku sedikit bingung saat kamu bertanya kepadaku. Aku sampai berpikir kalau a
Gurat tidak percaya muncul di wajah Valerio dan Adrian dalam sekejap. Mereka terpukau oleh wanita di depan mereka.Bahkan setelah Briella menyelesaikan penampilannya, semua orang masih terguncang oleh suara vokalnya yang sangat memanjakan telinga.Briella berdiri dan berjalan menghampiri Ditha. "Nona Ditha, terima kasih."Ditha kesal dan mendengus dingin, "Seharusnya kamu berterima kasih padaku dengan benar. Kalau nggak, kamu nggak akan punya kesempatan buat unjuk gigi hari ini."Briella mengangkat bahu dengan acuh. "Hari ini adalah pertama kalinya aku bermain piano dan bernyanyi di depan banyak orang. Untungnya penampilanku nggak memalukan."Awalnya Briella takut kalau penampikannya akan memalukan. Bohong kalau dia bilang tidak gugup. Untung saja dia memang sudah menyiapkannya, jadi tidak berakhir memalukan saat dipojokkan oleh Ditha.Pria yang barusan menyemangati Ditha pun tiba-tiba menghampiri Briella dan menawarkan kartu namanya."Nona Renata, ini kartu namaku. Apa kamu ada waktu
Ditha meringkuk ketakutan dan merengek kepada Rendra, "Kakak, adikmu diganggu! Tolong!"Rendra menarik Ditha dan menahannya di belakangnya, lalu bertanya pada Valerio, "Valerio, kenapa kamu begini sama adikku!"Valerio mengabaikan kakak beradik itu dan menoleh ke arah Briella. "Kamu nggak ada urusan di sini. Keluar."Davira menghalangi pintu ruangan VIP. "Dia nggak boleh pergi! Dia yang harus disalahkan atas kejadian malam ini, jadi nggak boleh pergi!"Valerio memperingatkan, "Davira, ini masalah kita berdua, jangan membuat keributan yang nggak perlu."Davira menjadi emosi dan berteriak histeris, "Ya. Aku cuma ingin semua orang tahu kalau Renata itu wanita simpanan. Kamu sangat bersikeras buat bercerai karena dia, karena dia mirip dengan Briella. Karena itulah kamu meninggalkan istri dan anak-anakmu, mengkhianatiku!"Seketika, semua orang langsung terdiam.Semua orang tahu kalau Briella adalah mantan sekretaris Valerio, yang dipertahankan Valerio selama beberapa tahun. Briella meningga
Briella sedikit menjauh dan mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Klinton, menyuruhnya untuk menjemput Davira.Suasana di dalam ruangan cukup sunyi. Mereka yang tidak punya kepentingan pun pergi dengan sadar diri. Tidak lama kemudian, Klinton pun datang.Davira kelelahan karena menangis, sampai tertidur di sofa. Klinton menggendong Davira dan berkata pada Briella, "Ikut denganku."Valerio mengangkat tangannya dan menghentikan Briella. "Ada yang ingin aku katakan padanya malam ini."Klinton merasa tidak tenang, jadi dia bertanya kepada Briella, "Kamu ikut denganku atau tetap mau di sini."Briella ragu-ragu, tetapi dia memilih mengikuti kata hatinya. "Klinton, aku di sini dulu."Klinton menimpali kesal, "Sudah seperti ini, apa lagi yang harus kalian bicarakan?""Tenang saja, jangan terpancing." Adrian menepuk pundak Klinton. "Dia mau di sini dulu, kenapa kamu banyak omong sekali. Ayo pergi. Aku akan antar kalian pulang."Hanya Valerio dan Briella yang tersisa di dalam ruangan. Wajah p
Briella mengatakan semua ini dalam satu helaan napas panjang.Dia sengaja mengatakan hal ini kepada Valerio untuk membuatnya frustrasi.Jangan berpikir kalau hanya karena Valerio sudah berhasil melakukan hal itu dengan Briella di atas ranjang, dia bisa melakukan apa pun yang dia inginkan kepada Briella.Tatapan Valerio berubah dingin. Malam ini dia minum cukup banyak. Briella berjalan di sampingnya selama beberapa saat membuatnya merasa kalau ini tidak nyata, seperti mimpi.Dia tidak ingin berbicara karena takut mengganggu ilusi dan mimpi ini.Briella melirik sekilas ke arah pria itu, melihat batang hidungnya yang tinggi dan bibir tipisnya yang seksi. Lampu-lampu jalan yang menyinari wajahnya membuat parasnya terlihat jauh lebih memesona.Pria ini benar-benar tampan.Keduanya terus berjalan dalam diam. Briella melihat ke pinggir jalan, mencoba mencari taksi. Namun, angin malam terasa makin kencang, membuat langkah mereka terasa berat. Briella kedinginan, sampai tubuhnya menggigil.Vale
Valerio menarik kerah kemejanya, matanya melirik ke bawah tubuh Briella dan tertuju pada kaki kecilnya yang putih.Dia melepas kemejanya dan merangkul pinggang Briella, sambil mendorongnya ke arah kamar tidur."Mandi bareng.""Siapa yang mau mandi sama kamu!" Karena kesal, Briella melepaskan diri dari pelukan pria itu. "Pak Valerio, tolong jaga batasanmu.""Jaga batasanku?" Alis Valerio berkerut ambigu. "Saat belum dapat proyek ini, kenapa kamu nggak bilang padaku buat jaga batasan? Apa kamu ingin membuangku setelah mendapatkan apa yang kamu inginkan?"Briella menelan ludah dengan susah payah. Apa yang dikatakan Valerio memang benar. Dia sudah berhasil mendapatkan proyek, jadi terlalu malas untuk melayani Valerio.Valerio bisa membaca pikiran Briella dan mengusapkan telapak tangannya ke wajah Briella yang memerah."Biar kuberitahu Briella. Aku bukan orang yang baik, kamu seharusnya sudah tahu aturan mainnya sejak kamu membuat perhitungan denganku. Kamu sudah masuk dalam perangkapku. Ka