Share

Bab 452

Penulis: Julio
Rieta berseru saat mendengar suara itu, "Apa katamu? Renata?"

"Ya. Kenapa? Kamu kenal?"

"Pernah ketemu sekali. Dia pergi ke kediaman Keluarga Regulus bersama Klinton untuk menjemput Davira."

"Jadi, bagaimana menurutmu? Apa Renata mirip dengan Briella?"

"Mereka memang mirip ...." Rieta menjawab sambil mengerutkan keningnya.

"Tapi aku lihat sendiri kalau Valerio menodongkan pistol ke jantung Briella. Tembakan itulah yang membuat Briella tercebur ke laut. Tim penyelamat udara, laut dan darat Valerio mencari di laut selama satu bulan penuh dan mereka tidak menemukan apa pun. Dia pasti sudah dimakan sama hiu."

Nathan tiba-tiba mengumpat dengan marah, "Sial, apa Valerio itu manusia. Dia menembak Briella?"

Rieta melirik Nathan dengan rasa bersalah. Kalau dari apa yang terjadi saat itu, sumber akar masalahnya adalah Rieta, Davira dan Klinton. Hanya saja, Valerio mengarahkan pistol kepada Briella adalah sesuatu yang tidak Rieta duga sebelumnya.

"Kenapa kamu nggak menghentikan pria sialan itu!"
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 453

    Briella sibuk dengan pekerjaannya sendiri dan tidak disangka sudah tiba saatnya menjemput Queena dari taman kanak-kanak.Dia telah menghabiskan beberapa hari terakhir dengan Queena. Selain mengagumi sikap lucu dan keceriaan Queena, Briella juga menyadari kalau membesarkan seorang anak bukanlah tugas yang mudah karena membutuhkan banyak kesabaran dan toleransi. Briella berpikir dalam hati kalau dia tidak akan pernah bisa memiliki seorang anak dalam hidupnya.Sekarang, Briella lebih menginginkan kebebasan dan waktu untuk memperjuangkan kariernya. Memiliki anak akan menjadi tanggung jawab tambahan yang pasti akan mengalihkan banyak energi dan waktunya.Mobilnya baru saja keluar dari gerbang perumahannya, tiba-tiba ada sebuah mobil yang membunyikan klakson ke arahnya. Briella menoleh dan ternyata orang itu Davira.Orang yang dipekerjakan oleh Davira di dekat lingkungannya sudah diberi pelajaran oleh Valerio kemarin. Wanita ini mungkin sedang cemas dan tidak berani mengganggu Valerio karena

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 454

    Kemunculan Renata membuat Davira panik. Dia cemburu pada Renata, cemburu karena Renata lebih cantik darinya, cemburu karena Renata bisa mencuri perhatian kakaknya, cemburu karena Renata lebih baik dalam menjaga putrinya daripada dirinya. Rasa cemburu Davira sampai pada titik di mana dia bisa menggila.Siang dan malam, pikirannya dipenuhi dengan bagaimana cara mengacaukan Renata!Renata sudah terbiasa dengan sifat Davira dan berkata dengan nada buram."Begini saja, kalau kamu benar-benar merindukan Queena, pergilah ke taman kanak-kanak dan temui dia. Aku yakin dia akan ikut denganmu kalau dia juga merindukanmu. Kalau begitu, aku akan menyerahkan Queena kepadamu. Bagaimanapun, aku hanya seorang wanita lajang yang belum pernah menikah, nggak cocok kalau harus menjaga anak orang lain."Davira masih terlihat cemburu. Dia benci dengan sikap Renata yang terlihat acuh tak acuh dalam segala hal, seakan-akan dia selalu menang dalam segala hal. Sementara Davira hanya menjadi pecundang."Baiklah,

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 455

    Para guru merebut Queena dari gendongan Davira dan beberapa satpam segera menghentikan Davira, membawanya ke kantor polisi.Davira yang emosinya sangat tidak terkendali menggeliat dan menatap Queena, lalu menggeram padanya, "Bocah sialan, apa kamu ingin membunuhku? Sebenarnya siapa yang Mama mu! Jangan bohong! Katakan pada mereka, siapa Mama mu yang sebenarnya!"Queena sangat takut dengan teriakan Davira. Dia pun merintih dan menangis lebih keras lagi.Briella bergegas menghampiri sang guru dan Queena berhambur ke dalam pelukannya, memohon untuk dihibur dan dipeluk.Saat melihat Briella, guru itu langsung menyerahkan Queena kepadanya.Briella yang berkeringat banyak karena panik langsung menggendong dan membujuk Queena. Dia melihat Davira yang ditekan ke tanah dalam keadaan menyedihkan, lengkap dengan rambutnya yang berantakan.Kalau dipikir-pikir dia juga cukup kasihan. Putrinya sendiri tidak mau mengakuinya sebagai ibu. Jadi, bisa dibayangkan seberapa besar rasa benci Davira kepada B

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 456

    Klinton melakukan perjalanan bisnis selama dua hari, tetapi sudah banyak hal yang terjadi setelah kepergiannya. Jadi, dia memesan tiket pesawat malam itu juga."Briella, kamu terlalu dekat dengan Valerio, berbahaya."Klinton berkata dengan gelisah di ujung telepon, "Apa kamu lupa, siapa kamu sekarang? Kamu Renata, pacarku."Briella duduk bersila di sofa, menatap keluar jendela kaca yang membentang dari lantai ke langit-langit, terlihat sedikit melamun.Makin berbahaya malah makin mudah menarik Briella. Dia sedikit tidak percaya saat memikirkan apa yang terjadi dalam beberapa hari terakhir."Briella, apa kamu mendengarkanku?"Briella tersentak kembali ke akal sehatnya dan menjawab, "Dengar, Klinton. Aku akan mengembalikan Queena kepada Valerio besok. Aku sudah punya rancangan dan pemahaman yang jelas tentang Queena. Jadi tujuanku juga sudah tercapai."Entah kenapa, Briella sangat tidak berdaya saat mengucapkan semua itu."Baguslah." Klinton menambahkan, "Aku akan membawamu ke pesta kokt

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 457

    Briella menutup telepon dan pergi ke Perusahaan Regulus.Kali ini, Siska lah yang menyambutnya. Siska terlihat sangat senang saat bertemu dengan Briella, bahkan tidak berhenti berbicara dalam perjalanan dari lobi ke kantor presdir."Nona Renata, sepertinya kondisimu sangat baik. Apa rancangan desainnya berjalan dengan baik?"Briella tersenyum tipis dan menjawab, "Semuanya berjalan dengan baik, terima kasih."Kalau Siska tidak memberitahunya tentang taman kanak-kanak tempat Queena sekolah, Briella tidak akan mengalami apa yang terjadi dalam beberapa hari terakhir. Jadi kali ini, Siska sudah banyak membantunya."Hei, jangan berterima kasih kepadaku. Aku nggak kasih bantuan apa pun sama Nona Renata." Siska menggaruk-garuk kepalanya dan tersenyum malu. "Sebenarnya, aku merasa kalau kamu benar-benar beruntung."Briella menjawab bingung, "Kenapa kamu bilang begitu?"Siska berpikir sejenak, dalam hati memikirkan apakah dia akan mengatakannya atau tidak. Setelah ragu-ragu, dia memutuskan untuk

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 458

    "Karena itulah aku sangat berterima kasih sama Kak Briella atas semua kebaikan yang dia lakukan untukku. Kalau seperti ini, sepertinya aku bisa dibilang memanfaatkannya."Briella berbicara dengan sopan, tidak membahas topik yang sedang mereka bicarakan, "Apa Pak Valerio masih belum akan kembali? Bagaimana kalau aku titipkan kepadamu saja apa yang ingin aku kembalikan. Nanti, kamu bisa memberikannya kepadanya.""Oh, ya boleh."Briella menyerahkan kartu bank ke tangan Siska. "Tolong pastikan kamu memberikannya kepada Pak Valerio. Terima kasih.""Ya, jangan khawatir."Briella berjalan keluar dari ruang tunggu, membawa tasnya sambil menunggu lift. Tiba-tiba, dia bertemu dengan Valerio yang baru saja kembali dari luar.Melihat pria itu berjalan keluar dari lift, tanpa sadar Briella mencoba berjalan menuju lift ke arah lain.Namun, Valerio menarik lengannya. "Kenapa menghindar?"Briella menyentak tangan Valerio dan merapikan lengan bajunya. "Aku sudah memberikan kartu itu kepada asistenmu."

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 459

    Valerio mengerutkan kening. "Jangan berpikir aneh-aneh. Maksudku lukamu. Saat melakukannya dua kali sebelumnya, aku terlalu terburu-buru, jadi nggak memperhatikan."Saat mendengar pria itu menyebutkan kata dua kali sebelumnya, rona merah langsung muncul di pipi Briella."Lihat dengan jelas. Mau lihat yang seperti apa lagi, lebih baik pakai kaca pembesar sekalian biar makin jelas."Pria itu menjawab, "Ide bagus."Kenapa pria ini bisa menjawab dengan enteng terkait penderitaan yang pernah dialami oleh orang lain?Dengan perasaan jengkel, Briella beranjak dan mengambil tasnya. "Pak Valerio, kalau bukan soal pekerjaan yang ingin dibicarakan, lebih baik aku pergi."Valerio meletakkan cangkir kopinya dan berdiri juga.Dia mengangkat tangannya dan meraih pergelangan tangan Briella. "Ikut aku ke ruang istirahat."Briella menatap pintu ruang istirahat dan tubuhnya gemetar.Mereka pernah mengalami banyak hal di sana, tetapi sekarang ini lebih seperti mimpi buruk bagi Briella. Jangankan untuk mas

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 460

    "Satu dari dua obat itu adalah krim perbaikan untuk bekas lukamu dan harus dioleskan setiap hari. Yang satu lagi adalah concealer untuk menutupi bekas lukamu. Kamu hanya perlu mengoleskannya ke bekas luka biar nggak terlihat. Obat itu bisa membuat kulitmu terlihat nggak ada bedanya dengan kulit normalmu. Ini bisa dipakai dalam keadaan darurat dan acara-acara khusus."Briella melihat ke arah dua obat di tangannya, kemudian menatap pria itu dengan agak terkejut.Pria itu bersikap sangat pengertian dengan menyiapkan ini untuknya."Kamu harus ingat, lukamu adalah ciri yang paling mudah dikenali apakah kamu Briella atau bukan. Jadi, kalau kamu ingin menyembunyikan identitasmu, kamu harus dengarkan aku. Untuk sekarang, kamu cuma bisa pakai obat ini. Kalau ada kesempatan, aku akan membawamu ke luar negeri dan menghubungi seorang ahli di sana untuk melakukan operasi penghilangan bekas lukamu."Briella menyimpan obat itu. Sebenarnya, dia juga mengkhawatirkan masalah luka ini. Apalagi dia juga b

Bab terbaru

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 583

    Kecurigaan tiba-tiba terlintas di benak Briella. Dia merasa bahwa kemunculan Elena yang tiba-tiba di depan rumahnya hari ini terlalu mendadak.Ketika Briella tengah memikirkan kemungkinan ini, Valerio tiba-tiba menelepon.Pria itu pasti baru bangun tidur. Suaranya sengau, terdengar rendah dan magnetis."Apa anak-anak sudah bangun?""Pak Valerio, bisakah Pak Valerio nggak memberi tahu siapa pun alamat tempat tinggalku seenaknya?""Apa maksudmu? Aneh sekali."Mendengar sikap Valerio, Briella memiliki tebakan sendiri di dalam benaknya.Seperti yang dia duga. Elena datang bukan untuk menjemput anak-anak, tetapi untuk menyatakan kedaulatannya.Terlalu samar untuk menganggapnya sebagai ancaman."Barusan Elena datang dan bilang kalau dia ingin menjeput anak-anak.""Anak-anak ikut dengannya?""Aku nggak kasih izin."Pria itu terdiam, tidak mengatakan apa-apa lagi.Kemudian, dia berkata, "Marco sudah dapat kamar terbaru terkait anak itu. Rumah sakit memang membawa anakmu pergi dan berbohong kep

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 582

    Briella kembali ke kursi kemudi dan menyesuaikan sudut kursi, baru menyalakan mobil untuk pulang.Setelah melakukan banyak hal semalaman, Zayden mengikuti Briella pulang dan masuk ke kamar tamu untuk tidur. Briella memandangi kedua kakak beradik yang tertidur lelap di atas tempat tidur. Kedua anak kecil ini benar-benar seperti malaikat, sangat pintar dan pandai bagaimana cara bersikap. Papa mereka memang suka main perempuan, tetapi sungguh sebuah keberuntungan yang luar biasa karena bisa menemukan wanita-wanita yang bisa melahirkan anak sesempurna mereka.Briella membantu mereka memakaikan selimut, lalu kembali ke tempat tidurnya.Dia tidur hingga pukul sepuluh keesokan harinya dan dibangunkan oleh suara bel pintu.Setelah mengan mengenakan sandal rumahan dan melewati kamar tamu, Briella tidak lupa membuka pintu kamar tamu untuk melihat Zayden dan Queena yang masih tertidur.Menutup pintu kamar tamu, Briella berjalan ke pintu depan dan melihat melalui mata kucing.Wanita yang berdiri d

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 581

    Briella berjalan keluar bersama Zayden dan masuk ke dalam mobil Nathan. Saat itu sudah pukul dua pagi.Nathan mengetuk pintu mobil Briella, memberi isyarat agar Briella keluar dan berbicara.Briella menatap Zayden. "Jangan keluar dari mobil. Tidur saja kalau kamu ngantuk."Zayden memelototi Nathan dan mendengus dingin, "Banyak sekali masalah pria itu."Briella membelai kepala Zayden. "Dia memang banyak masalah. Meskipun begitu, dia bukan orang jahat. Dia akan berguna dalam keadaan darurat."Zayden menunjukkan sikap posesifnya. "Kalau begitu Mama nggak boleh suka sama dia. Mama cuma boleh suka sama Papa saja."Briella tersenyum tidak berdaya. "Apa Papa nggak pernah bilang siapa Mama kamu?""Tentu saja Papa pernah bilang. Kamu."Briella hanya menganggapnya sebagai lelucon. "Nak, tidurlah di mobil. Setelah itu, kita akan pulang."Nathan merokok tidak jauh dari situ, mengembuskan kepulan asap putih di tengah dinginnya cuaca malam. Melihat Briella turun dari mobil dan berjalan mendekat, dia

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 580

    Nathan dan Zayden berhenti berdebat dan menatap Briella bersamaan. Keduanya sedikit takut saat melihat Briella marah.Erna memperhatikan Nathan. Siapa pun pasti bisa melihat kalau Nathan sangat menyukai Briella.Dia langsung bertanya pada Nathan, "Apa hubunganmu dengan Briella?""Aku mantan pacarnya."Erna kembali melanjutkan, "Lala sudah punya tunangan. Dia akan menikah dengan Klinton, tuan muda dari Keluarga Atmaja. Lebih baik kamu nggak berhubungan lagi dengannya setelah ini.""Kamu dan Klinton bertunangan?" Nathan berkata sambil menatap Briella, bertanya dengan nada serius."Dia itu rubah tua, apalagi adiknya, Davira. Apa kamu bisa hidup damai kalau menikah dengannya? Jangan menikah dengannya. Lebih baik bersamaku daripada bersamanya. Kamu mengerti?"Briella menjawab tanpa mengangkat matanya, "Kenapa aku harus menikah? Setelah menemukan anakku, aku akan baik-baik saja bahkan tanpa menikah.""Omong kosong apa yang kamu bicarakan!" Erna melanjutkan dengan kesal, "Apa maksudnya menemu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 579

    Cahaya di mata Zayden sudah meredup. Neneknya tidak sadarkan diri sejak dia lahir, jadi neneknya belum pernah bertemu dengan Zayden. Wajar saja kalau dia tidak mengenali Zayden."Dia Zayden Dominic. Biarkan saja dia memanggilmu begitu." Briella tidak tega melihat kelopak mata Zayden yang terkulai dan kehilangan. "Bukannya kamu ingin aku punya anak? Kebetulan sekali ada yang memanggilmu nenek."Erna melihat Zayden, lalu bertanya pada Briella dengan ragu, "Katakan, apa dia benar-benar anakmu?""Bukan." Briella menunjukkan ekspresi bingung. "Ini anak atasanku. Aku diminta menjaganya.""Kalau itu bukan anakmu, kenapa nama belakangnya Dominic?" Nathan berjalan mendekat dan menunjuk ke arah kepala Briella. "Apa kepalamu ini benar-benar terbentur. Kenapa kamu masih nggak percaya?"Briella tiba-tiba memikirkan hal ini dan ternyata benar. Zayden punya nama belakang yang sama dengannya.Namun, tidak peduli seberapa banyak Briella memikirkannya, dia tidak ingat kalau dia punya seorang putra seusi

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 578

    Briella bisa merasakan ketidakbahagiaan Nathan. Kebencian Nathan kepada Rieta sama besarnya dengan rasa sayangnya kepada Rieta. Dia tidak bisa bertemu dengan ibu kandungnya lagi, mana mungkin dia tidak sedih?"Aku memang sakit. Hatiku yang sakit."Briella menutup mulutnya dan menatap punggung Nathan tanpa berkata apa-apa."Jadi aku teringat denganmu. Melihatmu bisa membuatku merasa lebih baik.""Aku bukan obat penghilang rasa sakit. Pergilah ke rumah sakit kalau kamu nggak sehat.""Kamu jauh lebih manjur dibandingkan dokter dan perawat rumah sakit. Apa kaki dan pinggang mereka sekecil milikmu? Daripada mencari mereka, lebih baik aku menemuimu."Sebelum Briella sempat mengatakan sesuatu, Zayden berteriak marah, "Dasar memalukan!"Briella menutup telinga Zayden. "Nathan, kamu boleh sedih, tapi tolong tunjukkan rasa hormat padaku. Ada anak kecil di dalam mobil. Apa kamu nggak bisa bersikap normal?""Normal, aku sangat normal. Aku nggak nangis dan membuat masalah, kenapa kamu bilang aku ng

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 577

    Nathan melihat bahwa Briella tidak terlihat berpura-pura. "Ayo. Aku akan mengantarmu menemui ibu asuhmu. Kalian bisa bernostalgia di jalan.""Tunggu dulu. Aku mau ganti baju.""Pergilah. Pakai jaket dan sekalian bawakan jaket untuk putramu."Kata Nathan sambil menarik Zayden ke dalam rangkulannya.Briella menatap Zayden dan hatinya gelisah. Lalu, dia memerintahkan, "Aku ambil baju dulu. Nggak akan lama."Melihat Briella berbalik dan masuk ke dalam kamar, pria itu mencubit wajah Zayden dan menggodanya."Kasihan sekali, ibumu sendiri nggak mengakuimu sebagai anaknya."Zayden menoleh dengan angkuh, lalu berkata sambil mengerutkan kening, "Jangan menyentuhku!"Nathan menimpali, "Sifatmu ini sama persis seperti Valerio.""Aku anak kandungnya, tentu saja sama sepertinya.""Sepertinya kamu sangat menyukainya. Nggak boleh begitu. Apa kamu sudah lupa bagaimana dia memperlakukan Mama mu? Kamu harusnya membencinya.""Jangan mengatakan sesuatu yang nggak kamu mengerti." Zayden mencibir, "Aku punya

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 576

    Briella menutup pintu untuk menghalangi pandangan kedua anak itu. Lalu, dia mengerutkan keningnya dengan tidak senang. "Nathan, apa yang kamu lakukan di sini?"Nathan bersandar di ambang pintu, wajahnya terlihat sedikit muram. Bahkan tercium bau alkohol dari napasnya. Entah karena kematian Rieta atau karena apa, tetapi pria itu tidak terlihat baik-baik saja."Sudah malam. Kamu pergi saja."Lelaki itu mengaitkan bibirnya, berkata sambil tersenyum sangat tipis, "Kenapa? Sekarang kamu akhirnya berani mengakui kalau kamu itu Briella?"Briella mengabaikannya dan menutup pintu untuk mengusir Nathan pergi.Tangan Nathan menghalangi pintu dan melambai ke arah Zayden yang berada di dalam, "Nak, kamu masih nggak kenal sama Om?"Briella menoleh ke belakang. "Zayden, bawa adikmu ke kamar.""Zayden, kamu sama saja dengan Mama mu, tidak mau mengakuiku. Bagaimanapun, dulu aku pernah menolong kalian berdua, tapi sekarang kalian jadi orang yang nggak tahu terima kasih."Briella menyadari sesuatu, lalu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 575

    "Queena khawatir nggak akan bisa bertemu Tante lagi, hiks."Briella menepuk-nepuk punggung Queena, mencoba menenangkannya, "Jangan menangis. Itu tempat orang jahat ditempatkan. Tante nggak melakukan kesalahan, mana mungkin dikurung di sana?"Kepala Queena terbenam dalam pelukan Briella, terus menempel kepadanya. "Lalu siapa orang jahatnya?"Briella menjilat bibirnya dan berkata dengan ragu-ragu, "Tante nggak tahu siapa orang jahatnya. Yang Tante tahu, orang jahat pasti akan dihukum."Queena mengedipkan matanya yang berkaca-kaca dengan polos. "Tapi kata para pelayan, Nenek meninggal dan Mama yang membunuhnya."Zayden berkata dengan jengkel, "Dia bukan Mama mu. Dia memperlakukanmu dengan nggak baik dan mengajarimu hal buruk. Dia nggak pantas untuk menjadi seorang ibu."Queena mengerutkan kening dan berkata dengan cemas, "Mama Queena orang yang jahat. Apa orang lain juga akan menganggap Queena jahat?""Nggak akan." Zayden bersumpah, "Selama ada Kakak, nggak akan ada yang berani menyebutmu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status