Share

Bab 426

Penulis: Julio
"Hmm."

Briella beranjak, lalu pergi ke dapur. Dia tengah mencuci sayur, tiba-tiba terdengar ketukan di pintu.

Dia membuka pintu dan melihat kalau orang yang datang adalah Klinton.

Dia melihat ke arah Queena yang sedang duduk di ruang tamu dan berpikir sejenak, lalu membukakan pintu untuk mempersilakan pria itu masuk.

Tangan Klinton membawa tas belanja supermarket yang berisi banyak bahan makanan.

Mata pria itu menatap ke dalam dan melihat Queena, lalu berakhir di wajah Briella.

"Ada tamu di rumah?"

"Ya, seorang anak kecil. Aku mau menyiapkan makan malam. Kenapa nggak gabung saja?"

Briella mengambil tas belanja dari tangan Klinton dan memberi isyarat agar pria itu masuk.

Klinton mendekat dan menatap Queena dengan ekspresi muram.

"Queena." Klinton memanggil Queena. Queena yang dipanggil pun mendongak. Saat melihat Klinton, matanya langsung berbinar dan berlari ke arah Klinton, menjatuhkan diri ke dalam pelukan Klinton. "Om, kenapa bisa ada di sini?"

Klinton memeluk Queena dan mencubit wa
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 427

    "Makan malam sudah siap. Kalian cuci tangan dulu, lalu makan."Briella menjulurkan kepalanya keluar dari dapur dan berbicara kepada keduanya yang tengah berada di ruang tamu.Klinton langsung menggendong Queena untuk mencuci tangan. Ketika kembali lagi, meja makan sudah penuh dengan hidangan yang lezat."Wah!" Mulut Queena menganga kaget, lalu mengatakan, "Meja makan penuh sama makanan yang begitu lezat. Ini semua makanan favorit Queena."Briella tertawa pelan dan membelai kepala si kecil, membantunya menarik kursinya ke arah meja. "Kalau begitu, kamu harus makan lebih banyak.""Hmm."Briella menyadari kalau Klinton yang duduk di seberang meja tengah menatapnya, jadi dia mengalihkan pandangannya ke arahnya."Klinton, kamu kenapa? Cepat makan."Klinton pun mengurungkan niatnya untuk berbicara. Dia mengangguk dan mulai menggerakkan sendoknya.Briella merasa ada yang aneh dengan Klinton malam ini, seolah-olah ada sesuatu yang ingin pria itu katakan kepadanya. Namun, Briella juga tidak bis

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 428

    Briella mengatakan hal ini seolah-olah ditujukan kepada Klinton, tetapi dia sebenarnya juga tengah meyakinkan dirinya sendiri."Aku nggak akan membuatku mengalami hal yang sama seperti dulu. Yang harus aku lakukan sekarang adalah berusaha sekuat tenaga untuk mencapai tujuanku."Klinton mengangguk, lalu menimpali, "Jadi, apa ada yang bisa aku lakukan untuk membantu? Maksudku, apa yang bisa Valerio bantu untukmu, mungkin aku juga bisa bantu. Kamu nggak perlu memanfaatkannya."Mata Briella berkedip beberapa kali. "Apa maksudmu? Aku memang mengalami kesulitan dan sedikit membuatku stres. Tapi aku yakin kalau kemampuanku nggak seburuk itu.""Kesulitan apa, ceritakan padaku?""Soal proyek ini. Selain aku, ada tiga lawan yang sangat kuat. Mereka punya karya dan sangat terkenal. Kualifikasi serta pengalaman mereka jauh lebih kuat dariku, seorang pemula yang hanya memiliki pengalaman magang. Jadi, aku sedang berada di bawah tekanan besar saat ini.""Jadi, itu sebabnya kamu berpikir untuk mendek

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 429

    Davira dengan sukarela menuruti permintaan Klinton. Namun, dalam hati dia masih tidak bisa menerimanya.Renata sudah menculik putrinya dan dia masih harus direpotkan memilih gaun untuk wanita itu kenakan ke acara resepsi. Entah apa yang dipikirkan Klinton. Dia yang dibodohi oleh wanita itu, tetapi malah melibatkan adiknya.Makin dipikirkan, Davira makin tidak senang. Ketika Klinton meninggalkan kamarnya, Davira menelepon Ditha."Ditha, kamu masih ingat, aku pernah bilang kalau Kak Klinton yang akan datang ke pesta koktail?""Tentu saja aku ingat. Aku sudah mulai menyiapkan baju, sepatu, tas, kalung, sampai nggak tahu mau pilih yang mana.""Kalau begitu, kamu harus memilih dengan baik." Sebuah gurat muram melintas di bawah mata Davira. "Karena saingan cintamu, Nona Renata juga akan datang ke pesta itu. Nggak cuma itu, kakak ingin aku memilihkan gaun untuknya. Lihatlah, Kak Klinton sangat perhatian kepadanya."Ketika Ditha mendengar hal ini dari Davira, dia menggerutu, "Apa-apaan ini! Ka

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 430

    Briella menatap Queena yang sedang berbicara dengan cemberut, tahu kalau anak itu tidak merasa aman karena berpisah dengannya. Karena itulah Queena mengatakan itu berulang kali."Queena jangan khawatir. Tante akan menjemput Queena. Queena juga harus patuh, jangan mau dijemput sama siapa pun, ya. Queena harus tunggu Tante."Mata Queena berbinar cerah. "Hmm. Queena akan bersikap patuh dan menunggu Tante."Briella membujuk Queena, membawanya keluar rumah untuk mengantarnya ke TK. Setelah itu, dia baru pergi ke lokasi konstruksi.Setiap kali datang ke lokasi konstruksi, Briella tidak pernah melihat ketiga desainer lainnya. Mungkin mereka adalah orang pintar dan tidak merasa perlu datang ke sini. Atau mungkin mereka sudah memiliki rencana dan tidak merasa perlu datang ke sini.Namun, Briella merasa kalau datang ke sini untuk menyelidiki lingkungan adalah bagian yang tak terpisahkan dari prosesnya. Tidak hanya untuk mengetahui lokasi di sini, tetapi juga untuk memahami lingkungan sekitar. Ha

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 431

    "Nggak perlu bertanya padaku tentang masalah kecil seperti ini. Kalian bisa membuat keputusan sendiri.Valerio terlihat murung, bahkan terkesan dingin. Namun, semua orang tidak bisa melihat sudut bibir Valerio yang membentuk senyuman tipis.Briella sibuk dengan urusan pekerjaannya. Melihat jam, untungnya tepat pada waktunya Queena pulang sekolah.Dia keluar dari lokasi konstruksi dan melajukan mobilnya menuju TK Queena.Dia baru keluar dari mobil dan melihat si kecil sudah menunggunya di depan pintu. Begitu melihat Briella, Queena melompat dan berlari ke arahnya dan meraih tangannya."Tante, Queena punya permintaan. Queena butuh bantuan Tante, ya?"Nada bicara Queena yang hati-hati membuat hati Briella tidak tega. Dia mencubit pipi Queena yang gembul."Katakanlah, apa yang Queena ingin Tante lakukan?""Bu guru ingin Queena membawa orang tua Queena. Queen anggak berbuat salah, kok. Queena juga nggak tahu kenapa bu guru ingin menemui orang tua Queena. Queena mohon, jadilah Mama Queena un

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 432

    Guru TK itu melirik Briella dan terpana dengan penampilannya. Briella sangat putih, kulitnya sangat halus dan cerah. Hari ini Briella memakai riasan tipis dan rambut panjangnya digelung menjadi sanggul. Dia memiliki kesan wanita cantik yang berkelas, bahkan kecantikannya memancarkan karakteristik yang berbeda.Pantas saja Queena menjadi anak tercantik di taman kanak-kanak. Bahkan semua anak-anak mau berteman dengannya. Itu pasti karena gen dari orang tuanya."Dengan Mama nya Queena? Queena sudah lama sekolah di sini, baru kali ini saya bertemu dengan Mama nya."Briella tersenyum tanpa menjelaskan lebih lanjut."Queena, bermainlah di luar dengan guru-guru yang lain sebentar. Ada yang ingin Ibu sampaikan kepada Mama. Tunggu sebentar, ya?"Guru menempatkan Queena di area bermain di luar kantor, meminta rekan-rekan guru yang lain untuk menjaganya.Briella mengikuti guru Queena masuk ke dalam kantor. Melihat Queena yang sedang bersenang-senang di luar dengan guru yang lain, Briella berniat

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 433

    #Setelah membahas kakaknya, Queena langsung bahagia dan memperkenalkannya kepada Briella."Ya. Queena punya kakak laki-laki yang sangat tampan dan tinggi. Dia sangat keren. Queena bahkan merasa kalau kakak lebih tampan dari Papa."Briella mengangguk mengerti, lalu bertanya, "Dia lebih tua berapa tahun dari Queena?"Queena menggoyangkan jari-jarinya dan menghitung. "Kakak enam tahun lebih tua dari Queena.""Jaraknya jauh sekali."Briella terkejut. Dia pernah menjadi sekretaris Valerio selama bertahun-tahun, tetapi tidak tahu kalau Valerio punya anak seusia itu.Mungkinkah anak itu anak Valerio dengan wanita lain?Briella tidak habis pikir. Intinya, dia tidak tahu kalau Valerio punya anak sebesar itu.Namun, itu bukanlah sesuatu yang harus dia pikirkan. Berapa banyak anak yang pria itu miliki, apakah pria itu memiliki anak di luar nikah atau apa pun, itu adalah sesuatu yang harus dipikirkan oleh Davira, tidak ada hubungannya dengannya."Tante, aku punya rahasia lain yang ingin kuceritaka

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 434

    Kepala Briella makin terasa sakit. "Ibu, aku nggak pernah berpikir seperti itu, jangan berpikir macam-macam. Aku akan meluangkan waktu untuk mengunjungimu dan menjelaskan semuanya, ya?""Kenapa? Kamu pikir hanya karena kamu menghabiskan sejumlah uang untukku, kamu bisa mengabaikanku di sini? Kalau kamu benar-benar memperlakukanku sebagai ibumu, kamu seharusnya nggak meninggalkanku di sini. Kamu seharusnya nggak kuliah di luar negeri. Kalau sesuatu terjadi padaku dalam empat tahun dan aku nggak bisa bangun, mungkin nggak ada yang akan mengambil jasadku!"Briella mengepalkan tangannya dengan lemah saat mendengar pernyataan ibunya di telepon."Empat tahun aku belajar di luar negeri, aku meminta Pak Klinton untuk merawat ibu. Aku pun selalu mengawasi ibu dari sana. Kalau aku nggak kuliah di luar negeri, dari mana aku punya uang buat menempatkan ibu di sana? Ini bukan seberapa. Sebelum itu, saat ibu masih koma dan nggak sadarkan diri, apa ibu ingat apa yang aku lakukan untuk ibu? Kalau ibu

Bab terbaru

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 583

    Kecurigaan tiba-tiba terlintas di benak Briella. Dia merasa bahwa kemunculan Elena yang tiba-tiba di depan rumahnya hari ini terlalu mendadak.Ketika Briella tengah memikirkan kemungkinan ini, Valerio tiba-tiba menelepon.Pria itu pasti baru bangun tidur. Suaranya sengau, terdengar rendah dan magnetis."Apa anak-anak sudah bangun?""Pak Valerio, bisakah Pak Valerio nggak memberi tahu siapa pun alamat tempat tinggalku seenaknya?""Apa maksudmu? Aneh sekali."Mendengar sikap Valerio, Briella memiliki tebakan sendiri di dalam benaknya.Seperti yang dia duga. Elena datang bukan untuk menjemput anak-anak, tetapi untuk menyatakan kedaulatannya.Terlalu samar untuk menganggapnya sebagai ancaman."Barusan Elena datang dan bilang kalau dia ingin menjeput anak-anak.""Anak-anak ikut dengannya?""Aku nggak kasih izin."Pria itu terdiam, tidak mengatakan apa-apa lagi.Kemudian, dia berkata, "Marco sudah dapat kamar terbaru terkait anak itu. Rumah sakit memang membawa anakmu pergi dan berbohong kep

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 582

    Briella kembali ke kursi kemudi dan menyesuaikan sudut kursi, baru menyalakan mobil untuk pulang.Setelah melakukan banyak hal semalaman, Zayden mengikuti Briella pulang dan masuk ke kamar tamu untuk tidur. Briella memandangi kedua kakak beradik yang tertidur lelap di atas tempat tidur. Kedua anak kecil ini benar-benar seperti malaikat, sangat pintar dan pandai bagaimana cara bersikap. Papa mereka memang suka main perempuan, tetapi sungguh sebuah keberuntungan yang luar biasa karena bisa menemukan wanita-wanita yang bisa melahirkan anak sesempurna mereka.Briella membantu mereka memakaikan selimut, lalu kembali ke tempat tidurnya.Dia tidur hingga pukul sepuluh keesokan harinya dan dibangunkan oleh suara bel pintu.Setelah mengan mengenakan sandal rumahan dan melewati kamar tamu, Briella tidak lupa membuka pintu kamar tamu untuk melihat Zayden dan Queena yang masih tertidur.Menutup pintu kamar tamu, Briella berjalan ke pintu depan dan melihat melalui mata kucing.Wanita yang berdiri d

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 581

    Briella berjalan keluar bersama Zayden dan masuk ke dalam mobil Nathan. Saat itu sudah pukul dua pagi.Nathan mengetuk pintu mobil Briella, memberi isyarat agar Briella keluar dan berbicara.Briella menatap Zayden. "Jangan keluar dari mobil. Tidur saja kalau kamu ngantuk."Zayden memelototi Nathan dan mendengus dingin, "Banyak sekali masalah pria itu."Briella membelai kepala Zayden. "Dia memang banyak masalah. Meskipun begitu, dia bukan orang jahat. Dia akan berguna dalam keadaan darurat."Zayden menunjukkan sikap posesifnya. "Kalau begitu Mama nggak boleh suka sama dia. Mama cuma boleh suka sama Papa saja."Briella tersenyum tidak berdaya. "Apa Papa nggak pernah bilang siapa Mama kamu?""Tentu saja Papa pernah bilang. Kamu."Briella hanya menganggapnya sebagai lelucon. "Nak, tidurlah di mobil. Setelah itu, kita akan pulang."Nathan merokok tidak jauh dari situ, mengembuskan kepulan asap putih di tengah dinginnya cuaca malam. Melihat Briella turun dari mobil dan berjalan mendekat, dia

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 580

    Nathan dan Zayden berhenti berdebat dan menatap Briella bersamaan. Keduanya sedikit takut saat melihat Briella marah.Erna memperhatikan Nathan. Siapa pun pasti bisa melihat kalau Nathan sangat menyukai Briella.Dia langsung bertanya pada Nathan, "Apa hubunganmu dengan Briella?""Aku mantan pacarnya."Erna kembali melanjutkan, "Lala sudah punya tunangan. Dia akan menikah dengan Klinton, tuan muda dari Keluarga Atmaja. Lebih baik kamu nggak berhubungan lagi dengannya setelah ini.""Kamu dan Klinton bertunangan?" Nathan berkata sambil menatap Briella, bertanya dengan nada serius."Dia itu rubah tua, apalagi adiknya, Davira. Apa kamu bisa hidup damai kalau menikah dengannya? Jangan menikah dengannya. Lebih baik bersamaku daripada bersamanya. Kamu mengerti?"Briella menjawab tanpa mengangkat matanya, "Kenapa aku harus menikah? Setelah menemukan anakku, aku akan baik-baik saja bahkan tanpa menikah.""Omong kosong apa yang kamu bicarakan!" Erna melanjutkan dengan kesal, "Apa maksudnya menemu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 579

    Cahaya di mata Zayden sudah meredup. Neneknya tidak sadarkan diri sejak dia lahir, jadi neneknya belum pernah bertemu dengan Zayden. Wajar saja kalau dia tidak mengenali Zayden."Dia Zayden Dominic. Biarkan saja dia memanggilmu begitu." Briella tidak tega melihat kelopak mata Zayden yang terkulai dan kehilangan. "Bukannya kamu ingin aku punya anak? Kebetulan sekali ada yang memanggilmu nenek."Erna melihat Zayden, lalu bertanya pada Briella dengan ragu, "Katakan, apa dia benar-benar anakmu?""Bukan." Briella menunjukkan ekspresi bingung. "Ini anak atasanku. Aku diminta menjaganya.""Kalau itu bukan anakmu, kenapa nama belakangnya Dominic?" Nathan berjalan mendekat dan menunjuk ke arah kepala Briella. "Apa kepalamu ini benar-benar terbentur. Kenapa kamu masih nggak percaya?"Briella tiba-tiba memikirkan hal ini dan ternyata benar. Zayden punya nama belakang yang sama dengannya.Namun, tidak peduli seberapa banyak Briella memikirkannya, dia tidak ingat kalau dia punya seorang putra seusi

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 578

    Briella bisa merasakan ketidakbahagiaan Nathan. Kebencian Nathan kepada Rieta sama besarnya dengan rasa sayangnya kepada Rieta. Dia tidak bisa bertemu dengan ibu kandungnya lagi, mana mungkin dia tidak sedih?"Aku memang sakit. Hatiku yang sakit."Briella menutup mulutnya dan menatap punggung Nathan tanpa berkata apa-apa."Jadi aku teringat denganmu. Melihatmu bisa membuatku merasa lebih baik.""Aku bukan obat penghilang rasa sakit. Pergilah ke rumah sakit kalau kamu nggak sehat.""Kamu jauh lebih manjur dibandingkan dokter dan perawat rumah sakit. Apa kaki dan pinggang mereka sekecil milikmu? Daripada mencari mereka, lebih baik aku menemuimu."Sebelum Briella sempat mengatakan sesuatu, Zayden berteriak marah, "Dasar memalukan!"Briella menutup telinga Zayden. "Nathan, kamu boleh sedih, tapi tolong tunjukkan rasa hormat padaku. Ada anak kecil di dalam mobil. Apa kamu nggak bisa bersikap normal?""Normal, aku sangat normal. Aku nggak nangis dan membuat masalah, kenapa kamu bilang aku ng

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 577

    Nathan melihat bahwa Briella tidak terlihat berpura-pura. "Ayo. Aku akan mengantarmu menemui ibu asuhmu. Kalian bisa bernostalgia di jalan.""Tunggu dulu. Aku mau ganti baju.""Pergilah. Pakai jaket dan sekalian bawakan jaket untuk putramu."Kata Nathan sambil menarik Zayden ke dalam rangkulannya.Briella menatap Zayden dan hatinya gelisah. Lalu, dia memerintahkan, "Aku ambil baju dulu. Nggak akan lama."Melihat Briella berbalik dan masuk ke dalam kamar, pria itu mencubit wajah Zayden dan menggodanya."Kasihan sekali, ibumu sendiri nggak mengakuimu sebagai anaknya."Zayden menoleh dengan angkuh, lalu berkata sambil mengerutkan kening, "Jangan menyentuhku!"Nathan menimpali, "Sifatmu ini sama persis seperti Valerio.""Aku anak kandungnya, tentu saja sama sepertinya.""Sepertinya kamu sangat menyukainya. Nggak boleh begitu. Apa kamu sudah lupa bagaimana dia memperlakukan Mama mu? Kamu harusnya membencinya.""Jangan mengatakan sesuatu yang nggak kamu mengerti." Zayden mencibir, "Aku punya

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 576

    Briella menutup pintu untuk menghalangi pandangan kedua anak itu. Lalu, dia mengerutkan keningnya dengan tidak senang. "Nathan, apa yang kamu lakukan di sini?"Nathan bersandar di ambang pintu, wajahnya terlihat sedikit muram. Bahkan tercium bau alkohol dari napasnya. Entah karena kematian Rieta atau karena apa, tetapi pria itu tidak terlihat baik-baik saja."Sudah malam. Kamu pergi saja."Lelaki itu mengaitkan bibirnya, berkata sambil tersenyum sangat tipis, "Kenapa? Sekarang kamu akhirnya berani mengakui kalau kamu itu Briella?"Briella mengabaikannya dan menutup pintu untuk mengusir Nathan pergi.Tangan Nathan menghalangi pintu dan melambai ke arah Zayden yang berada di dalam, "Nak, kamu masih nggak kenal sama Om?"Briella menoleh ke belakang. "Zayden, bawa adikmu ke kamar.""Zayden, kamu sama saja dengan Mama mu, tidak mau mengakuiku. Bagaimanapun, dulu aku pernah menolong kalian berdua, tapi sekarang kalian jadi orang yang nggak tahu terima kasih."Briella menyadari sesuatu, lalu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 575

    "Queena khawatir nggak akan bisa bertemu Tante lagi, hiks."Briella menepuk-nepuk punggung Queena, mencoba menenangkannya, "Jangan menangis. Itu tempat orang jahat ditempatkan. Tante nggak melakukan kesalahan, mana mungkin dikurung di sana?"Kepala Queena terbenam dalam pelukan Briella, terus menempel kepadanya. "Lalu siapa orang jahatnya?"Briella menjilat bibirnya dan berkata dengan ragu-ragu, "Tante nggak tahu siapa orang jahatnya. Yang Tante tahu, orang jahat pasti akan dihukum."Queena mengedipkan matanya yang berkaca-kaca dengan polos. "Tapi kata para pelayan, Nenek meninggal dan Mama yang membunuhnya."Zayden berkata dengan jengkel, "Dia bukan Mama mu. Dia memperlakukanmu dengan nggak baik dan mengajarimu hal buruk. Dia nggak pantas untuk menjadi seorang ibu."Queena mengerutkan kening dan berkata dengan cemas, "Mama Queena orang yang jahat. Apa orang lain juga akan menganggap Queena jahat?""Nggak akan." Zayden bersumpah, "Selama ada Kakak, nggak akan ada yang berani menyebutmu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status