Share

Bab 414

Penulis: Julio
Klinton mengangguk, lalu menimpali, "Kalau begitu aku jadi tenang."

Mata Briella tetap tertuju pada pemandangan di kejauhan dan mulai tenggelam dalam lamunannya.

Kenapa dia merasa seperti ini setiap kali nama Valerio disebut. Mungkin karena dia adalah pria yang telah terlibat dalam hidup Briella selama bertahun-tahun. Dulu, Briella berpikir kalau hubungan mereka seharusnya tidak dipenuhi dengan penyesalan, tetapi justru menjadi hubungan yang tidak bisa berakhir bahagia.

Apakah Briella membohongi dirinya sendiri saat dia mengatakan tidak ada lagi perasaan pada Valerio atau memang seperti itulah yang terjadi?

"Kenapa?"

"Capek saja."

Klinton mengatur kursi Briella pada sudut yang pas untuk tidur, lalu perlahan-lahan menambah laju mobil.

Briella memejamkan matanya. Dalam setengah tidurnya, dia mendengar perkataan Klinton.

"Kamu tahu, aku nggak akan tertarik sama wanita lain. Jadi, jangan pernah bersikap seperti malam ini dan jangan merasa tertekan karena aku terus mendekatimu. Aku melakuka
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 415

    Davira sedang duduk di dalam mobil, mungkin kesal dengan Queena, jadi tidak mau peduli lagi. Queena berlari keluar dari mobil dan Davira tidak berusaha untuk mengejar.Briella menjadi cemas dan segera keluar dari mobil. Dia tidak satu detik pun mengalihkan pandangannya dari anak itu.Queena berlari sambil menangis, siap untuk menyeberang jalan dengan riuhnya lalu lintas yang ada. Ada sebuah motor yang melewatinya dengan sangat cepat, membuat Queena panik dan berjongkok di sisi jalan.Briella bergegas menghampiri dan menggendong Queena.Queena ketakutan dan terkejut saat melihat wajah Briella. "Tante, hiks, Queena takut sekali."Briella pun jadi tidak tega. Dia mengusap kepala Queena, membenamkan wajah anak itu dalam pelukannya. Dia menggendong Queena kembali ke mobilnya, melewati lalu lintas dan orang-orang yang terus berlalu lalang.Tangisan Queena mulai mereda, dia pun mulai tenang. Dia masih ingat Briella, wanita yang kemarin memberinya bros mutiara. Dia tahu kalau Briella adalah ka

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 416

    Queena mengerutkan keningnya, lalu menambahkan, "Tante, aku nggak mau tinggal sama Mama. Jangan beri tahu Mama di mana aku berada, ya? Aku mohon."Briella menurunkan tangannya dan menatap Queena. Dia melihat jam, lalu menghela napas dalam dan meletakkan bukunya di tangannya.Dia duduk, memangku Queena dan menarik hidung Queena yang menggemaskan."Queena, bisa beri tahu Tante kenapa kamu nggak mau tinggal sama Mama?"Queena menjawab dengan cemberut, "Itu ... karena Mama kadang-kadang sangat jahat dan agresif. Kemarin dia melemparkan apa yang Tante kasih ke lantai. Sangat menakutkan.""Jadi, apa Mama sudah minta maaf padamu saat menjemputmu dari TK hari ini? Mungkin dia sadar kalau apa yang dia lakukan itu salah.""Nggak!" Wajah Queena berkerut karena marah. "Mama ingin membawaku pergi karena inilah cara agar Papa mendatanginya. Tapi, Queena bukan alat yang bisa dimanfaatkan sama Mama. Kenapa Mama memperlakukan Queena seperti itu."Queena berkata dengan sedih, "Kalau Mama datang menjempu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 417

    Hati Briella langsung terasa sakit saat mendengar perkataan Queena. Dia anak yang sangat manis, kenapa tidak mendapatkan kasih sayang yang seharusnya?"Anak baik, jangan menangis. Kamu bisa menonton TV di sini sama Tante. Setelah itu, Tante akan mengantarmu pulang, ya?""Hmm, ya."Queena mengangguk dan mencium wajah Briella. "Tante baik banget sama Queena. Nanti kalau Queena pulang dan punya uang, Queena akan kasih Tante uang."Briella tersenyum dan tidak berkata apa-apa. Dia hanya beranjak untuk membersihkan dapur.Ketika Briella selesai membersihkan dapur, dia tidak melihat Queena di ruang tamu. Dia langsung panik dan mencari ke ruangan lain. Ternyata Queena sedang tidur di tempat tidurnya. Perutnya yang membuncit terlihat dan anak itu kelihatan tidur nyenyak.Briella tertegun, tidak habis pikir kenapa anak itu bisa tidur di rumah orang lain?Bagaimana kalau Briella orang jahat?Sepertinya Valerio dan Davira benar-benar tidak peduli dengan anak ini. Mereka bahkan tidak mengajarkan pe

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 418

    Valerio melangkah masuk ke dalam rumah dan melihat sekeliling rumah Briella.Bersih dan luas. Rumah ini memiliki gaya barat, sangat bersih dan luas. Ini adalah apa yang disukai Briella. Perabotan serta peralatannya berteknologi tinggi dan sangat modern.Suasana dan dekorasi seperti ini bisa dianggap sebagai hunian dengan lingkungan yang baik.Briella menunjuk ke arah kamarnya dan berkata pelan, "Queena tidur di kamarku."Valerio menganggukkan kepala dan tidak buru-buru mencari Queena, tetapi duduk di sofa ruang tamu."Ambilkan segelas air."Kaki panjang pria itu terlipat dan postur tubuhnya terlihat santai. Dialah yang lebih terlihat seperti pemilik rumah ini dibandingkan Briella.Briella cemberut dan mengambilkan air untuk pria ini dengan enggan, lalu menyerahkannya kepadanya.Valerio meneguk air dalam gelas itu dan melirik ke arah Briella. "Duduklah."Briella awalnya ingin mencari tempat duduk yang jauh dari Valerio. Namun, pergelangan tangannya ditarik oleh pria itu cukup keras. Bri

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 419

    Melihat kalau Valerio tidak bermaksud untuk menyalahkannya, Briella merapikan pakaiannya dan kembali ke keadaan sadarnya."Aku sedang menjalani proses perceraian dengan Davira. Alangkah baiknya kalau kamu bisa membantuku menjaga Queena untuk sementara waktu."Valerio mengatakan itu sambil meletakkan sebuah kartu bank berwarna hitam di atas meja.Briella menunduk dan mengamati kartu tersebut. Itu adalah kartu kredit tanpa batas. Briella bisa membeli apa pun dengan menggunakan kartu itu.Jadi, pria ini menyetujui permintaan yang dia ajukan barusan?Briella mengambil kartu itu tanpa menunjukkan ekspresi apa pun di wajahnya.Ketika Valerio melihat Briella mengambil kartu itu, sudut bibirnya menunjukkan senyum tipis. "Tapi ada satu hal. Kalau ada masalah atau kesulitan, akulah orang pertama yang harus kamu hubungi."Briella mengangguk. "Ya, aku mengerti."Pria itu beranjak dan mengambil jasnya yang teronggok di lantai. Dia mengibaskannya, lalu menyampirkannya di pundak dan bersiap untuk per

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 420

    Briella berpikir sejenak sebelum menyadari akan sesuatu. Taman bermain itu sendiri dibangun untuk menyenangkan Queena, bukankah dia hanya perlu menyenangkan Queena?"Sepertinya apa yang kamu katakan memang sangat masuk akal."Queena menganggukkan kepalanya. "Tante, memang benar seperti itu. Queena ini bala bantuan untuk Tante. Nanti Queena akan bilang sama Papa. Queena cuma mau Tante yang mendesain taman bermain untuk Queena. Queen anggak mau yang lain. Bagaimana."Briella berpikir sejenak dan menyentuh kepala Queena. "Walaupun kamu bilang begitu, tapi Tante pikir ini kesempatan langka. Tante juga ingin menghasilkan karya yang bagus, jadi kita harus tetap bersikap serius, ya?"Queena sepertinya mengerti. "Oh, baiklah. Kalau begitu, Queena akan melakukan apa pun yang Tante mau.""Ayo kita makan dulu. Setelah itu kita pergi ke mal dan beli apa yang dibutuhkan."Briella memakaikan baju pada Queena dan mendudukkan Queena di sofa di ruang tamu. Setelah itu, dia pergi ke dapur untuk menyiapk

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 421

    Briella membawa Queena ke mal, sekaligus membawa Queena ke toko yang menjual baju anak-anak."Queena, biasanya siapa yang beliin kamu baju?""Papa yang beliin.""Bagaimana dengan Mama?""Mama nggak pernah mengajak Queena ke mal. Kemarin Mama gendong Queena dan bilang mau membelikan sesuatu buat Queena. Tapi Queena takut. Akhir-akhir ini Mama jadi aneh."Queena mengerutkan kening, menunjukkan wajah sedih.Mendengar Queena berkata seperti itu, Briella menyentuh kepala Queena dengan penuh kasih sayang."Kalau begitu, Tante mau nemenin kamu beli baju hari ini. Papa kamu sudah kasih Tante kartu khusus untuk biaya makan dan keperluan kamu. Kamu akan tinggal sama Tante seminggu, jadi Tante akan membelikanmu tujuh baju, ya?""Ya, Queena senang sekali!"Seperti yang sudah diduga. Belanja adalah sesuatu yang disukai oleh perempuan, bahkan anak kecil berusia tiga tahun pun tidak terkecuali.Briella mengajak Queena berkeliling mal dan memilihkan baju-baju kesukaan Queena.Saat melakukan semua ini,

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 422

    Davira mengeluarkan air mata dengan susah payah dan menunjukkan wajah cemas yang disertai tangisan kepada semua orang, "Tolong bantu aku. Wanita itu membawa anak kandungku. Dia membujuk putriku untuk merusak hubungan kami. Dia membawa putriku pergi di saat aku dan dia nggak saling mengenal. Dia mau menjual anakku."Mendengar Davira mengatakan itu, semua orang langsung menyalahkan Briella, bahkan menganggapnya sebagai pelaku perdagangan manusia."Katakan dengan jelas! Apa hubunganmu dengan gadis kecil yang ada di gendonganmu itu?""Saat ini para pedagang manusia begitu merajalela sampai berani menculik di mal.""Mana mungkin wanita cantik dan kelihatannya baik melakukan hal-hal seperti itu.""Cepat panggil polisi dan tangkap dia."Menghadapi tuduhan semua orang, Briella tetap tenang, tetapi Queena cemas. Dia menunjuk ke arah orang-orang yang mengelilinginya."Kalian nggak boleh bicara tentang Tante Renata seperti itu! Tante bukan pedagang manusia, dia yang terbaik untuk Queena. Kalian m

Bab terbaru

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 583

    Kecurigaan tiba-tiba terlintas di benak Briella. Dia merasa bahwa kemunculan Elena yang tiba-tiba di depan rumahnya hari ini terlalu mendadak.Ketika Briella tengah memikirkan kemungkinan ini, Valerio tiba-tiba menelepon.Pria itu pasti baru bangun tidur. Suaranya sengau, terdengar rendah dan magnetis."Apa anak-anak sudah bangun?""Pak Valerio, bisakah Pak Valerio nggak memberi tahu siapa pun alamat tempat tinggalku seenaknya?""Apa maksudmu? Aneh sekali."Mendengar sikap Valerio, Briella memiliki tebakan sendiri di dalam benaknya.Seperti yang dia duga. Elena datang bukan untuk menjemput anak-anak, tetapi untuk menyatakan kedaulatannya.Terlalu samar untuk menganggapnya sebagai ancaman."Barusan Elena datang dan bilang kalau dia ingin menjeput anak-anak.""Anak-anak ikut dengannya?""Aku nggak kasih izin."Pria itu terdiam, tidak mengatakan apa-apa lagi.Kemudian, dia berkata, "Marco sudah dapat kamar terbaru terkait anak itu. Rumah sakit memang membawa anakmu pergi dan berbohong kep

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 582

    Briella kembali ke kursi kemudi dan menyesuaikan sudut kursi, baru menyalakan mobil untuk pulang.Setelah melakukan banyak hal semalaman, Zayden mengikuti Briella pulang dan masuk ke kamar tamu untuk tidur. Briella memandangi kedua kakak beradik yang tertidur lelap di atas tempat tidur. Kedua anak kecil ini benar-benar seperti malaikat, sangat pintar dan pandai bagaimana cara bersikap. Papa mereka memang suka main perempuan, tetapi sungguh sebuah keberuntungan yang luar biasa karena bisa menemukan wanita-wanita yang bisa melahirkan anak sesempurna mereka.Briella membantu mereka memakaikan selimut, lalu kembali ke tempat tidurnya.Dia tidur hingga pukul sepuluh keesokan harinya dan dibangunkan oleh suara bel pintu.Setelah mengan mengenakan sandal rumahan dan melewati kamar tamu, Briella tidak lupa membuka pintu kamar tamu untuk melihat Zayden dan Queena yang masih tertidur.Menutup pintu kamar tamu, Briella berjalan ke pintu depan dan melihat melalui mata kucing.Wanita yang berdiri d

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 581

    Briella berjalan keluar bersama Zayden dan masuk ke dalam mobil Nathan. Saat itu sudah pukul dua pagi.Nathan mengetuk pintu mobil Briella, memberi isyarat agar Briella keluar dan berbicara.Briella menatap Zayden. "Jangan keluar dari mobil. Tidur saja kalau kamu ngantuk."Zayden memelototi Nathan dan mendengus dingin, "Banyak sekali masalah pria itu."Briella membelai kepala Zayden. "Dia memang banyak masalah. Meskipun begitu, dia bukan orang jahat. Dia akan berguna dalam keadaan darurat."Zayden menunjukkan sikap posesifnya. "Kalau begitu Mama nggak boleh suka sama dia. Mama cuma boleh suka sama Papa saja."Briella tersenyum tidak berdaya. "Apa Papa nggak pernah bilang siapa Mama kamu?""Tentu saja Papa pernah bilang. Kamu."Briella hanya menganggapnya sebagai lelucon. "Nak, tidurlah di mobil. Setelah itu, kita akan pulang."Nathan merokok tidak jauh dari situ, mengembuskan kepulan asap putih di tengah dinginnya cuaca malam. Melihat Briella turun dari mobil dan berjalan mendekat, dia

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 580

    Nathan dan Zayden berhenti berdebat dan menatap Briella bersamaan. Keduanya sedikit takut saat melihat Briella marah.Erna memperhatikan Nathan. Siapa pun pasti bisa melihat kalau Nathan sangat menyukai Briella.Dia langsung bertanya pada Nathan, "Apa hubunganmu dengan Briella?""Aku mantan pacarnya."Erna kembali melanjutkan, "Lala sudah punya tunangan. Dia akan menikah dengan Klinton, tuan muda dari Keluarga Atmaja. Lebih baik kamu nggak berhubungan lagi dengannya setelah ini.""Kamu dan Klinton bertunangan?" Nathan berkata sambil menatap Briella, bertanya dengan nada serius."Dia itu rubah tua, apalagi adiknya, Davira. Apa kamu bisa hidup damai kalau menikah dengannya? Jangan menikah dengannya. Lebih baik bersamaku daripada bersamanya. Kamu mengerti?"Briella menjawab tanpa mengangkat matanya, "Kenapa aku harus menikah? Setelah menemukan anakku, aku akan baik-baik saja bahkan tanpa menikah.""Omong kosong apa yang kamu bicarakan!" Erna melanjutkan dengan kesal, "Apa maksudnya menemu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 579

    Cahaya di mata Zayden sudah meredup. Neneknya tidak sadarkan diri sejak dia lahir, jadi neneknya belum pernah bertemu dengan Zayden. Wajar saja kalau dia tidak mengenali Zayden."Dia Zayden Dominic. Biarkan saja dia memanggilmu begitu." Briella tidak tega melihat kelopak mata Zayden yang terkulai dan kehilangan. "Bukannya kamu ingin aku punya anak? Kebetulan sekali ada yang memanggilmu nenek."Erna melihat Zayden, lalu bertanya pada Briella dengan ragu, "Katakan, apa dia benar-benar anakmu?""Bukan." Briella menunjukkan ekspresi bingung. "Ini anak atasanku. Aku diminta menjaganya.""Kalau itu bukan anakmu, kenapa nama belakangnya Dominic?" Nathan berjalan mendekat dan menunjuk ke arah kepala Briella. "Apa kepalamu ini benar-benar terbentur. Kenapa kamu masih nggak percaya?"Briella tiba-tiba memikirkan hal ini dan ternyata benar. Zayden punya nama belakang yang sama dengannya.Namun, tidak peduli seberapa banyak Briella memikirkannya, dia tidak ingat kalau dia punya seorang putra seusi

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 578

    Briella bisa merasakan ketidakbahagiaan Nathan. Kebencian Nathan kepada Rieta sama besarnya dengan rasa sayangnya kepada Rieta. Dia tidak bisa bertemu dengan ibu kandungnya lagi, mana mungkin dia tidak sedih?"Aku memang sakit. Hatiku yang sakit."Briella menutup mulutnya dan menatap punggung Nathan tanpa berkata apa-apa."Jadi aku teringat denganmu. Melihatmu bisa membuatku merasa lebih baik.""Aku bukan obat penghilang rasa sakit. Pergilah ke rumah sakit kalau kamu nggak sehat.""Kamu jauh lebih manjur dibandingkan dokter dan perawat rumah sakit. Apa kaki dan pinggang mereka sekecil milikmu? Daripada mencari mereka, lebih baik aku menemuimu."Sebelum Briella sempat mengatakan sesuatu, Zayden berteriak marah, "Dasar memalukan!"Briella menutup telinga Zayden. "Nathan, kamu boleh sedih, tapi tolong tunjukkan rasa hormat padaku. Ada anak kecil di dalam mobil. Apa kamu nggak bisa bersikap normal?""Normal, aku sangat normal. Aku nggak nangis dan membuat masalah, kenapa kamu bilang aku ng

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 577

    Nathan melihat bahwa Briella tidak terlihat berpura-pura. "Ayo. Aku akan mengantarmu menemui ibu asuhmu. Kalian bisa bernostalgia di jalan.""Tunggu dulu. Aku mau ganti baju.""Pergilah. Pakai jaket dan sekalian bawakan jaket untuk putramu."Kata Nathan sambil menarik Zayden ke dalam rangkulannya.Briella menatap Zayden dan hatinya gelisah. Lalu, dia memerintahkan, "Aku ambil baju dulu. Nggak akan lama."Melihat Briella berbalik dan masuk ke dalam kamar, pria itu mencubit wajah Zayden dan menggodanya."Kasihan sekali, ibumu sendiri nggak mengakuimu sebagai anaknya."Zayden menoleh dengan angkuh, lalu berkata sambil mengerutkan kening, "Jangan menyentuhku!"Nathan menimpali, "Sifatmu ini sama persis seperti Valerio.""Aku anak kandungnya, tentu saja sama sepertinya.""Sepertinya kamu sangat menyukainya. Nggak boleh begitu. Apa kamu sudah lupa bagaimana dia memperlakukan Mama mu? Kamu harusnya membencinya.""Jangan mengatakan sesuatu yang nggak kamu mengerti." Zayden mencibir, "Aku punya

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 576

    Briella menutup pintu untuk menghalangi pandangan kedua anak itu. Lalu, dia mengerutkan keningnya dengan tidak senang. "Nathan, apa yang kamu lakukan di sini?"Nathan bersandar di ambang pintu, wajahnya terlihat sedikit muram. Bahkan tercium bau alkohol dari napasnya. Entah karena kematian Rieta atau karena apa, tetapi pria itu tidak terlihat baik-baik saja."Sudah malam. Kamu pergi saja."Lelaki itu mengaitkan bibirnya, berkata sambil tersenyum sangat tipis, "Kenapa? Sekarang kamu akhirnya berani mengakui kalau kamu itu Briella?"Briella mengabaikannya dan menutup pintu untuk mengusir Nathan pergi.Tangan Nathan menghalangi pintu dan melambai ke arah Zayden yang berada di dalam, "Nak, kamu masih nggak kenal sama Om?"Briella menoleh ke belakang. "Zayden, bawa adikmu ke kamar.""Zayden, kamu sama saja dengan Mama mu, tidak mau mengakuiku. Bagaimanapun, dulu aku pernah menolong kalian berdua, tapi sekarang kalian jadi orang yang nggak tahu terima kasih."Briella menyadari sesuatu, lalu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 575

    "Queena khawatir nggak akan bisa bertemu Tante lagi, hiks."Briella menepuk-nepuk punggung Queena, mencoba menenangkannya, "Jangan menangis. Itu tempat orang jahat ditempatkan. Tante nggak melakukan kesalahan, mana mungkin dikurung di sana?"Kepala Queena terbenam dalam pelukan Briella, terus menempel kepadanya. "Lalu siapa orang jahatnya?"Briella menjilat bibirnya dan berkata dengan ragu-ragu, "Tante nggak tahu siapa orang jahatnya. Yang Tante tahu, orang jahat pasti akan dihukum."Queena mengedipkan matanya yang berkaca-kaca dengan polos. "Tapi kata para pelayan, Nenek meninggal dan Mama yang membunuhnya."Zayden berkata dengan jengkel, "Dia bukan Mama mu. Dia memperlakukanmu dengan nggak baik dan mengajarimu hal buruk. Dia nggak pantas untuk menjadi seorang ibu."Queena mengerutkan kening dan berkata dengan cemas, "Mama Queena orang yang jahat. Apa orang lain juga akan menganggap Queena jahat?""Nggak akan." Zayden bersumpah, "Selama ada Kakak, nggak akan ada yang berani menyebutmu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status