Share

Bab 39

"Sebaiknya kamu benar-benar nurut sama Mama." Briella mengusap pipi Zayden dan melanjutkan, "Atau aku akan menendang pantatmu."

Zayden memaksa dirinya untuk tetap tenang dan bersumpah, "Tentu saja."

Terlepas dari apa yang dikatakan Zayden, kedua tangannya diam-diam menyentuh pantatnya.

Briella memang orang yang lembut, tetapi kalau sudah memukul pantatnya, dia sangat keras. Dari kecil, Zayden sudah dipukul tiga kali dan dia mengingat pukulan itu dengan sangat jelas. Bukan karena sakit, tetapi karena setiap kali dia dipukul, Briella akan memukulnya sambil menangis. Briella yang menangis terlihat sangat galak.

Saat Briella menangis, Zayden merasa sangat sedih.

Briella melihat jam, yang ternyata sudah hampir waktu makan malam. "Lanjutkan saja urusanmu. Mama mau masak makan malam dulu."

"Ya!"

Briella pergi ke dapur dan ponselnya yang berada di atas meja berdering. Zayden melihatnya, ternyata Pak Valerio yang menelepon.

"Mama, bosmu telepon."

Briella keluar dari dapur, menyeka tangannya dan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status