Share

Bab 307

Author: Julio
"Aku harus menemuinya sekarang."

"Nggak bisa."

"Kalau begitu konferensi pers besok dibatalkan."

"Nggak bisa." Davira sangat paham dengan situasi saat ini. Kalau dia tidak melakukan sesuatu untuk dirinya sendiri, dia tidak akan memiliki kesempatan lain.

Briella adalah orang yang paling dipedulikan Valerio. Briella sudah berhasil dikendalikan, ini juga cara Rieta untuk menahan Valerio. Situasi ini merupakan kesempatan terbaik bagi Davira untuk mencapai keberhasilan.

Kakaknya dan Bu Rieta sudah membuka jalan untuknya. Dia akan menjadi orang yang bodoh kalau tidak memanfaatkan kesempatan ini dengan baik.

"Rio, jangan pernah punya pikiran buat menentang Bu Rieta. Dia sudah mengatur semua ini sejak awal dan nggak ada siapa pun yang bisa menentangnya. Pikirkan ibu kandung dan wanita yang kamu cintai. Kamu hanya bisa patuh dan nggak ada jalan lain yang bisa kamu tempuh."

Wajah tampan Valerio terlihat muram dan tegang, seperti pisau dan menorehkan luka yang begitu dingin.

Dia tahu lebih baik da
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 308

    Malam yang kacau dan Valerio bangun cukup pagi.Valerio membuka matanya dan mendapati dirinya tidur di tempat tidurnya sendiri bersama dengan seorang wanita di sebelahnya. Dia menyibakkan selimut dan langsung menendang wanita itu dari kasur bahkan tanpa melihat wajahnya terlebih dahulu.Terdengar suara gedebuk dan rintihan kesakitan wanita itu."Sakit!"Davira berusaha beranjak dari lantai, menyentuh keningnya yang sudah benjol dan berdarah. Dia pun meringis kesakitan.Valerio mengerutkan kening tidak percaya dan mengenakan kembali pakaiannya. Keningnya berkerut saat melihat wanita yang terjatuh ke lantai."Davira, apa yang kamu lakukan padaku tadi malam?""Apa maksudmu apa yang sudah kulakukan padamu?"Tangan Davira menopang di sisi tempat tidur dan dia berusaha untuk duduk. Penampilannya yang mengenakan baju tidur terlihat sedikit berantakan. Pakaian tidur itu pun bahannya sangat tipis dan minim."Kamu pingsan dan aku menolongmu. Tapi kamu malah ...."Davira menutupi wajahnya yang me

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 309

    Valerio melihat video itu dan menggertakkan gigi penuh kemarahan, "Omong kosong!"Rieta mengambil kembali ponselnya dan menggoyangkannya di tangannya. Gelagatnya terlihat seperti akan mengirimkan video ini kepada semua reporter yang hadir di konferensi pers hari ini.Valerio tidak menjawab dan langsung merampas ponsel Rieta dan membantingnya ke tembok. Layar ponsel itu langsung retak dan rusak.Rieta tidak panik. "Hancurkan saja, toh aku punya cadangan dan sudah menyimpannya di email. Kalau kamu nggak datang di konferensi pers hari ini atau nggak menjawab pertanyaan sesuai dengan jawaban yang aku berikan, video itu akan sampai ke email berbagai media.""Apa untungnya tindakanmu ini untuk perusahaan? Bukannya malah merugikan perusahaan?" Valerio sudah muak dengan manipulasi Rieta yang luar biasa ini. "Berhenti menggunakan alasan yang kamu sebut sebagai alasan yang terbaik untuk Perusahaan Regulus. Kamu hanya ingin mendapatkan relasi yang nggak pantas. Rieta, jangan membuatku menguak sem

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 310

    Davira menganggukkan kepalanya kuat-kuat, berusaha sekuat tenaga untuk mengimbangi setiap kata yang diperintahkan Rieta.Valerio yang memperhatikan ini pun merasa sangat kesal. Hatinya berkecamuk, tetapi sikap dan raut wajahnya masih terlihat tenang.Satu-satunya hal yang dia harapkan saat ini adalah pengertian dari Briella.Dia sangat berharap kalau Briella tidak akan melihat konferensi pers hari ini dan tidak akan pernah tahu apa yang terjadi semalam.*Efek obat penenang yang disuntikkan ke dalam tubuh Briella berangsur-angsur menghilang. Dia pun terbangun dan berbaring di ranjang, mencoba mengingat apa yang terjadi kemarin. Tidurnya dihantui mimpi buruk, membuatnya tidak bisa tidur nyenyak. Perasaan takut terus menerus membayanginya.Briella sudah bangun dan melirik kalender. Dia menghitung hari dan ternyata hari ini adalah hari di mana Valerio akan melakukan konferensi pers.Dia masih ingat apa yang dikatakan Valerio waktu itu. Kalau Briella bersedia muncul di konferensi pers bers

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 311

    Briella menutupi perutnya dan berjalan keluar dari kamar. Dia menuruni tangga dan keluar dari vila.Menoleh kembali ke sekeliling vila yang sudah menahannya selama dua hari ini, ternyata tempat ini dikelilingi oleh pohon-pohon besar dan rimbun. Briella bertanya-tanya apa yang sedang terjadi di luar sana. Namun, dia berharap semuanya akan segera berakhir.Briella melihat kunci mobil di tangannya yang ditinggalkan Klinton di atas meja ruang tamu. Seharusnya ini kunci mobil yang terparkir di halaman vila.Dia berjalan ke arah mobil sport keren itu dan menekan tombol kuncinya. Pintu perlahan-lahan terbuka secara otomatis dan Briella masuk ke dalam mobil dengan gembira.Sudah lama sejak terakhir kali dia menyetir, jadi butuh beberapa saat untuk membiasakan diri dengan mobil ini. Akhirnya dia menguasainya, menyalakan navigasi dan melesat pergi dengan mobil sport itu."Nak, kita akan segera berangkat. Kamu harus tetap tenang."Telapak tangan Briella mengusap perutnya dengan lembut, berbicara

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 312

    "Pak Valerio, ada desas-desus yang mengatakan bahwa ada sesuatu yang berubah antara Anda dan tunangan Anda. Katanya Anda sudah memiliki wanita lain dan wanita itu sedang mengandung anak Anda. Wanita itu bahkan menginap di hotel Kota Hebar bersama Anda beberapa waktu lalu, menghabiskan beberapa malam yang menyenangkan bersama Anda di kamar presidential suite. Apakah desas-desus itu benar?""Rumor." Valerio meninggikan suaranya, "Kami akan mengirimkan surat pengacara kepada media yang menyebarkan ketidakbenaran ini.""Jadi itu berarti Anda dan tunangan Anda, Davira Atmaja, memiliki hubungan yang baik, bukan?"Valerio tidak menjawab pertanyaan itu. "Pertanyaan berikutnya."Davira segera mengambil mikrofon dan menjawab pertanyaan itu, "Orang yang duduk di kursi di sebelah Valerio adalah saya. Saya ingin mengajukan pertanyaan kepada Anda. Apa pendapat Anda tentang hubungan kami?"Reporter itu sedikit canggung saat ditanya seperti itu. Dia tersenyum, lalu menimpali, "Tentu saja sangat bagus!

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 313

    Jelas sekali kalau ada orang yang mencoba mengatur situasi ini."Hadirin sekalian, mikrofonku nggak berfungsi dan untuk saat ini nggak bisa menjawab mengenai tanggal pernikahan saat ini ...."Valerio menghentikan perkataannya, lalu melanjutkan dengan ekspresi dingin, "Memang benar akan dilangsungkan bulan depan."Setelah mengatakan itu, Valerio meletakkan mikrofon di sampingnya dan tidak menjawab pertanyaan apa pun.Di atas panggung, baik Rieta dan Davira menghela napas lega. Keduanya menjawab pertanyaan berikutnya dengan mudah.Di luar ruang konferensi, Briella menghentikan langkah kakinya tepat di depan pintu. Saat dia akan membuka pintu, dia mendengar apa yang dikatakan Valerio.Tubuhnya terasa kaku. Dia mendengar dengan jelas saat di mana Valerio mengatakan kalau tanggal pernikahannya dan Davira sudah ditetapkan untuk bulan depan.Di sini, tampaknya kehadirannya tidak lagi diperlukan.Di dalam ruang konferensi, suasananya sangat ramah dan menyenangkan. Briella mendengar Rieta dan D

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 314

    "Pak Adrian, di dalam sedang ada konferensi media. Anda nggak boleh masuk."Sebelum Adrian sempat mendekat, beberapa petugas keamanan menghampiri dan menghentikannya."Aku ada urusan penting, lepaskan!"Adrian meronta, tetapi tidak bisa melepaskan diri dari kepungan beberapa orang dari mereka. Pintu masuk ruang konferensi dijaga oleh begitu banyak orang, bahkan seekor lalat pun tidak bisa masuk ke dalam.Dia melambaikan kertas di tangannya. "Lihat ini. Kalau menunda masalah besar ini, kamu akan habis!"Para petugas keamanan tidak terbujuk. Mereka adalah orangnya Rieta dan hanya mengikuti perintah Rieta. Adrian adalah teman Valerio dan merupakan orang yang harus difokuskan hari ini. Tidak mungkin mereka akan membiarkan Adrian masuk dengan mudah."Pak Adrian, sebaiknya Anda menghubungi Bu Rieta dulu. Nggak ada yang boleh masuk tanpa seizinnya."Adrian menggertakkan gigi penuh kebencian. Dia memang sudah tahu sejak lama tentang taktik kejam seorang Rieta. Valerio dilatih oleh wanita itu u

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 315

    "Berita apa? Bisa tolong beritahukan kepada kami?"Adrian melambaikan tangannya, tidak akan mengatakan apa pun kecuali di depan pers. Jangan harap siapa pun bisa mengorek berita itu darinya."Singkatnya, ini adalah kejutan yang luar biasa untuk Pak Valerio.""Pak Valerio dan Nona Davira akan menikah bulan depan. Apa ada berita yang jauh lebih baik dari ini?"Alis Adrian sedikit terangkat saat mendengar ini. Dia tidak menyangka kalau Rieta akan bergerak secepat itu. Wanita itu benar-benar sangat beracun!Saat Adrian tengah tenggelam dalam pemikirannya sendiri, pintu ruang tamu terbuka dan Rieta pun melangkah masuk."Adrian, Valerio sedang melakukan konferensi pers. Kenapa kamu membuat masalah?"Rieta menegur Adrian dengan wajah penuh kemarahan, bahkan tidak terlihat segan-segan.Adrian tidak merasa terintimidasi, meletakkan cangkir teh di tangannya ke atas meja dengan cukup keras. "Aku harus menemui Rio sekarang juga. Bu Rieta, aku harus melakukan konferensi pers juga.""Kamu pikir bisa

Latest chapter

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 583

    Kecurigaan tiba-tiba terlintas di benak Briella. Dia merasa bahwa kemunculan Elena yang tiba-tiba di depan rumahnya hari ini terlalu mendadak.Ketika Briella tengah memikirkan kemungkinan ini, Valerio tiba-tiba menelepon.Pria itu pasti baru bangun tidur. Suaranya sengau, terdengar rendah dan magnetis."Apa anak-anak sudah bangun?""Pak Valerio, bisakah Pak Valerio nggak memberi tahu siapa pun alamat tempat tinggalku seenaknya?""Apa maksudmu? Aneh sekali."Mendengar sikap Valerio, Briella memiliki tebakan sendiri di dalam benaknya.Seperti yang dia duga. Elena datang bukan untuk menjemput anak-anak, tetapi untuk menyatakan kedaulatannya.Terlalu samar untuk menganggapnya sebagai ancaman."Barusan Elena datang dan bilang kalau dia ingin menjeput anak-anak.""Anak-anak ikut dengannya?""Aku nggak kasih izin."Pria itu terdiam, tidak mengatakan apa-apa lagi.Kemudian, dia berkata, "Marco sudah dapat kamar terbaru terkait anak itu. Rumah sakit memang membawa anakmu pergi dan berbohong kep

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 582

    Briella kembali ke kursi kemudi dan menyesuaikan sudut kursi, baru menyalakan mobil untuk pulang.Setelah melakukan banyak hal semalaman, Zayden mengikuti Briella pulang dan masuk ke kamar tamu untuk tidur. Briella memandangi kedua kakak beradik yang tertidur lelap di atas tempat tidur. Kedua anak kecil ini benar-benar seperti malaikat, sangat pintar dan pandai bagaimana cara bersikap. Papa mereka memang suka main perempuan, tetapi sungguh sebuah keberuntungan yang luar biasa karena bisa menemukan wanita-wanita yang bisa melahirkan anak sesempurna mereka.Briella membantu mereka memakaikan selimut, lalu kembali ke tempat tidurnya.Dia tidur hingga pukul sepuluh keesokan harinya dan dibangunkan oleh suara bel pintu.Setelah mengan mengenakan sandal rumahan dan melewati kamar tamu, Briella tidak lupa membuka pintu kamar tamu untuk melihat Zayden dan Queena yang masih tertidur.Menutup pintu kamar tamu, Briella berjalan ke pintu depan dan melihat melalui mata kucing.Wanita yang berdiri d

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 581

    Briella berjalan keluar bersama Zayden dan masuk ke dalam mobil Nathan. Saat itu sudah pukul dua pagi.Nathan mengetuk pintu mobil Briella, memberi isyarat agar Briella keluar dan berbicara.Briella menatap Zayden. "Jangan keluar dari mobil. Tidur saja kalau kamu ngantuk."Zayden memelototi Nathan dan mendengus dingin, "Banyak sekali masalah pria itu."Briella membelai kepala Zayden. "Dia memang banyak masalah. Meskipun begitu, dia bukan orang jahat. Dia akan berguna dalam keadaan darurat."Zayden menunjukkan sikap posesifnya. "Kalau begitu Mama nggak boleh suka sama dia. Mama cuma boleh suka sama Papa saja."Briella tersenyum tidak berdaya. "Apa Papa nggak pernah bilang siapa Mama kamu?""Tentu saja Papa pernah bilang. Kamu."Briella hanya menganggapnya sebagai lelucon. "Nak, tidurlah di mobil. Setelah itu, kita akan pulang."Nathan merokok tidak jauh dari situ, mengembuskan kepulan asap putih di tengah dinginnya cuaca malam. Melihat Briella turun dari mobil dan berjalan mendekat, dia

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 580

    Nathan dan Zayden berhenti berdebat dan menatap Briella bersamaan. Keduanya sedikit takut saat melihat Briella marah.Erna memperhatikan Nathan. Siapa pun pasti bisa melihat kalau Nathan sangat menyukai Briella.Dia langsung bertanya pada Nathan, "Apa hubunganmu dengan Briella?""Aku mantan pacarnya."Erna kembali melanjutkan, "Lala sudah punya tunangan. Dia akan menikah dengan Klinton, tuan muda dari Keluarga Atmaja. Lebih baik kamu nggak berhubungan lagi dengannya setelah ini.""Kamu dan Klinton bertunangan?" Nathan berkata sambil menatap Briella, bertanya dengan nada serius."Dia itu rubah tua, apalagi adiknya, Davira. Apa kamu bisa hidup damai kalau menikah dengannya? Jangan menikah dengannya. Lebih baik bersamaku daripada bersamanya. Kamu mengerti?"Briella menjawab tanpa mengangkat matanya, "Kenapa aku harus menikah? Setelah menemukan anakku, aku akan baik-baik saja bahkan tanpa menikah.""Omong kosong apa yang kamu bicarakan!" Erna melanjutkan dengan kesal, "Apa maksudnya menemu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 579

    Cahaya di mata Zayden sudah meredup. Neneknya tidak sadarkan diri sejak dia lahir, jadi neneknya belum pernah bertemu dengan Zayden. Wajar saja kalau dia tidak mengenali Zayden."Dia Zayden Dominic. Biarkan saja dia memanggilmu begitu." Briella tidak tega melihat kelopak mata Zayden yang terkulai dan kehilangan. "Bukannya kamu ingin aku punya anak? Kebetulan sekali ada yang memanggilmu nenek."Erna melihat Zayden, lalu bertanya pada Briella dengan ragu, "Katakan, apa dia benar-benar anakmu?""Bukan." Briella menunjukkan ekspresi bingung. "Ini anak atasanku. Aku diminta menjaganya.""Kalau itu bukan anakmu, kenapa nama belakangnya Dominic?" Nathan berjalan mendekat dan menunjuk ke arah kepala Briella. "Apa kepalamu ini benar-benar terbentur. Kenapa kamu masih nggak percaya?"Briella tiba-tiba memikirkan hal ini dan ternyata benar. Zayden punya nama belakang yang sama dengannya.Namun, tidak peduli seberapa banyak Briella memikirkannya, dia tidak ingat kalau dia punya seorang putra seusi

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 578

    Briella bisa merasakan ketidakbahagiaan Nathan. Kebencian Nathan kepada Rieta sama besarnya dengan rasa sayangnya kepada Rieta. Dia tidak bisa bertemu dengan ibu kandungnya lagi, mana mungkin dia tidak sedih?"Aku memang sakit. Hatiku yang sakit."Briella menutup mulutnya dan menatap punggung Nathan tanpa berkata apa-apa."Jadi aku teringat denganmu. Melihatmu bisa membuatku merasa lebih baik.""Aku bukan obat penghilang rasa sakit. Pergilah ke rumah sakit kalau kamu nggak sehat.""Kamu jauh lebih manjur dibandingkan dokter dan perawat rumah sakit. Apa kaki dan pinggang mereka sekecil milikmu? Daripada mencari mereka, lebih baik aku menemuimu."Sebelum Briella sempat mengatakan sesuatu, Zayden berteriak marah, "Dasar memalukan!"Briella menutup telinga Zayden. "Nathan, kamu boleh sedih, tapi tolong tunjukkan rasa hormat padaku. Ada anak kecil di dalam mobil. Apa kamu nggak bisa bersikap normal?""Normal, aku sangat normal. Aku nggak nangis dan membuat masalah, kenapa kamu bilang aku ng

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 577

    Nathan melihat bahwa Briella tidak terlihat berpura-pura. "Ayo. Aku akan mengantarmu menemui ibu asuhmu. Kalian bisa bernostalgia di jalan.""Tunggu dulu. Aku mau ganti baju.""Pergilah. Pakai jaket dan sekalian bawakan jaket untuk putramu."Kata Nathan sambil menarik Zayden ke dalam rangkulannya.Briella menatap Zayden dan hatinya gelisah. Lalu, dia memerintahkan, "Aku ambil baju dulu. Nggak akan lama."Melihat Briella berbalik dan masuk ke dalam kamar, pria itu mencubit wajah Zayden dan menggodanya."Kasihan sekali, ibumu sendiri nggak mengakuimu sebagai anaknya."Zayden menoleh dengan angkuh, lalu berkata sambil mengerutkan kening, "Jangan menyentuhku!"Nathan menimpali, "Sifatmu ini sama persis seperti Valerio.""Aku anak kandungnya, tentu saja sama sepertinya.""Sepertinya kamu sangat menyukainya. Nggak boleh begitu. Apa kamu sudah lupa bagaimana dia memperlakukan Mama mu? Kamu harusnya membencinya.""Jangan mengatakan sesuatu yang nggak kamu mengerti." Zayden mencibir, "Aku punya

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 576

    Briella menutup pintu untuk menghalangi pandangan kedua anak itu. Lalu, dia mengerutkan keningnya dengan tidak senang. "Nathan, apa yang kamu lakukan di sini?"Nathan bersandar di ambang pintu, wajahnya terlihat sedikit muram. Bahkan tercium bau alkohol dari napasnya. Entah karena kematian Rieta atau karena apa, tetapi pria itu tidak terlihat baik-baik saja."Sudah malam. Kamu pergi saja."Lelaki itu mengaitkan bibirnya, berkata sambil tersenyum sangat tipis, "Kenapa? Sekarang kamu akhirnya berani mengakui kalau kamu itu Briella?"Briella mengabaikannya dan menutup pintu untuk mengusir Nathan pergi.Tangan Nathan menghalangi pintu dan melambai ke arah Zayden yang berada di dalam, "Nak, kamu masih nggak kenal sama Om?"Briella menoleh ke belakang. "Zayden, bawa adikmu ke kamar.""Zayden, kamu sama saja dengan Mama mu, tidak mau mengakuiku. Bagaimanapun, dulu aku pernah menolong kalian berdua, tapi sekarang kalian jadi orang yang nggak tahu terima kasih."Briella menyadari sesuatu, lalu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 575

    "Queena khawatir nggak akan bisa bertemu Tante lagi, hiks."Briella menepuk-nepuk punggung Queena, mencoba menenangkannya, "Jangan menangis. Itu tempat orang jahat ditempatkan. Tante nggak melakukan kesalahan, mana mungkin dikurung di sana?"Kepala Queena terbenam dalam pelukan Briella, terus menempel kepadanya. "Lalu siapa orang jahatnya?"Briella menjilat bibirnya dan berkata dengan ragu-ragu, "Tante nggak tahu siapa orang jahatnya. Yang Tante tahu, orang jahat pasti akan dihukum."Queena mengedipkan matanya yang berkaca-kaca dengan polos. "Tapi kata para pelayan, Nenek meninggal dan Mama yang membunuhnya."Zayden berkata dengan jengkel, "Dia bukan Mama mu. Dia memperlakukanmu dengan nggak baik dan mengajarimu hal buruk. Dia nggak pantas untuk menjadi seorang ibu."Queena mengerutkan kening dan berkata dengan cemas, "Mama Queena orang yang jahat. Apa orang lain juga akan menganggap Queena jahat?""Nggak akan." Zayden bersumpah, "Selama ada Kakak, nggak akan ada yang berani menyebutmu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status