"Apa kamu nggak takut?"Setelah menyelesaikan masalah di sekolah Zayden, Briella masuk ke dalam mobil Valerio. Dia kembali teringat kejadian di mana pria itu membela Zayden. Jadi, Briella bertanya dengan bingung."Takut kenapa?" Valerio menoleh ke samping dan melihat Briella yang duduk sangat dekat dengan pintu, sengaja menjauhkan diri dari Valerio.Telapak tangan pria itu bertumpu pada pinggang Briella dan menariknya untuk mendekat.Briella menatap Marco yang menyetir di depan, lalu kembali menjauh. "Apa kamu nggak takut kalau apa yang kita lakukan ini akan ketahuan dan muncul di media? Dampaknya pasti nggak baik buat perusahaan.""Di mana nggak baiknya?" Valerio memasang raut wajah tidak peduli. "Atau menurutmu caraku melindungi kalian membuatmu malu? Baiklah, kalau Nathan yang membantu, apa yang akan dia lakukan untuk menyelesaikan masalah ini?"Briella menimpali tidak berdaya, "Apa hubungannya sama Nathan?"Ekspresi Valerio tiba-tiba menjadi serius. "Ini jelas-jelas antara kita ber
Tiara dengan antusias mengajak Briella untuk bergabung dengan tim kecil mereka dan Briella pun menimpali sambil tersenyum tipis, "Ya."Sebenarnya Briella adalah seorang yang dingin dan tidak suka bergaul. Sangat menyenangkan kalau bisa punya teman di perusahaan.Namun, dibandingkan dengan kehangatan rekan-rekan kerjanya, dia lebih menyukai cara dia berteman dengan Gita. Persahabatan mereka sangat ringan seperti air, tetapi sangat dalam.Namun, Tiara dan Kinan mengartikannya dengan cara berbeda.Mereka merasa kalau Briella hanya berpura-pura dengan bersikap sok akrab dan tidak menganggap serius ajakan mereka.Keduanya saling bertukar pandang dengan tatapan tidak senang. Kinan menggandeng tangan Tiara. "Tiara, sudah terlambat, ayo kita ke departemen kita dulu."Briella berjalan pelan dan mengikuti keduanya menuju departemen desain dan perencanaan.Ada seorang karyawan lama yang berdiri di pintu masuk departemen desain dan perencanaan. Melihat ketiganya berjalan mendekat, dia langsung men
Tiara dan Kinan juga melihat layar monitor itu dan raut wajah mereka menjadi panik.Barusan mereka membicarakan tentang gosip direktur departemen dan presdir perusahaan. Dua orang yang mereka bicarakan itu sedang duduk di dalam ruang kantor ini.Ternyata mereka berdua adalah dua orang laki-laki.Direktur menunjuk ke arah Tiara dan menanyakan, "Siapa namamu?""Tiara Anjani.""Perusahaan membatalkan kontrak kerja denganmu. Jadi, kamu bisa pergi."Tiara terdiam di tempat dan merasa canggung. Dia tahu kalau dia salah karena sudah bicara sembarangan. Namun, Kinan juga melakukan kesalahan, jadi kenapa hanya dia yang kontraknya dibatalkan?"Kenapa mereka bisa tetap bekerja di sini sedangkan saya harus pergi?"Kinan melirik sekilas ke arah Tiara, tatapannya menunjukkan kesan meremehkan."Aku sangat kesal saat kamu bicara denganku barusan. Kamu terus bicara dan aku juga mengingatkanmu buat nggak berantem sama Briella. Aku dan Briella nggak salah, jadi kenapa kita berdua harus pergi?"Tiara terk
Kalau begitu, sangat masuk akal kalau dia berani menantang gertakan orang kaya kelas dunia seperti Valerio ....Hari yang sibuk berlalu. Saat waktu pulang kerja, Briella keluar dari perusahaan dan tiba-tiba Valerio menghubunginya."Sudah pulang kerja?""Ya.""Cari waktu buat pergi ke rumah Kakek. Dia kangen katanya."Kakek Valerio adalah satu-satunya anggota Keluarga Regulus yang pernah dikenalkan Valerio kepada Briella."Bagaimana dengan Zayden?""Pak Rinto akan menjemputnya.""Lalu kamu? Kamu nggak ikut ke sana denganku?""Malam ini aku ada lelang. Nanti Marco yang akan antar kamu ke sana.""Ya."Briella menutup panggilan dan mobil yang dikendarai Marco pun datang, yaitu mobil Maybach milik Valerio. Mobil ini sangat menarik perhatian dan berhenti di depan perusahaan. Sontak, banyak pasang mata melihat ke arah sini.Saat ini adalah jam paling ramai, karena para pegawai baru pulang kerja. Mereka memperhatikan Briella dan masuk ke dalam mobil mewah dengan mata kepala sendiri.Tak heran
"Kenapa Kakek sukanya bikin khawatir! Lagi hujan, kenapa nggak tunggu di dalam saja, nanti Kakek sakit lagi."Briella berlari menghampiri Abimana Regulus dengan langkah cepat. Abimana menatap Briella yang sangat berhati-hati dalam memegang kue di tangannya, hatinya langsung gembira. Melihat Briella saja sudah membuatnya merasa sangat senang.Abimana tersenyum cerah, lalu mengatakan, "Lagi hujan, kakek takut kamu nggak datang.""Kakek ingin bertemu denganku, mana mungkin aku nggak datang." Briella mendekati Abimana dan berkata sambil tersenyum, "Aku beli kue dari Toko Kenji, lho. Kakek tunggu di ruang tamu dulu, aku akan menyajikannya untuk mengisi perut Kakek."Briella dan Abimana masuk ke dalam rumah, menuju ke dapur sambil berbincang.Para pelayan di dapur sedang menyiapkan makan malam dan Briella menata kue di atas piring. Melihat kedatangannya, pelayan yang sebelumnya sedang bercanda dan tertawa tiba-tiba langsung terdiam.Sejak Valerio dan Davira mengumumkan pertunangan mereka kep
Beberapa saat kemudian, pelayan menyajikan makan malam di atas meja makan. Makanan ini dibuat sesuai perintah Abimana, yang mana semuanya sesuai dengan selera Briella.Briella tahu kalau ini adalah cara Abimana memanjakannya. Semua makanan ini terlihat menggugah selera, jadi Briella mengeluarkan ponselnya untuk memfotonya, berniat mengunggahnya di Twitter.Abimana menatap gadis yang sedang serius mengambil foto itu dan berkata sambil tersenyum tipis, "Barusan Valerio telepon kalau dia ada urusan, jadi kita bisa makan dulu. Kebetulan sekali, saat dia datang nanti, aku nggak perlu makan dengan melihat wajah juteknya itu.""Oh, ya, Kek. Dia bilang mau ke pelelangan dulu." Briella berkata sambil membuka Twitter miliknya dan akan mengunggah fotonya. "Oh ya, Kakek. Aku sudah nggak bekerja di Perusahaan Regulus lagi. Apa yang dilakukan Pak Valerio bukanlah hal yang seharusnya menjadi tanggung jawabku."Briella mengatakan itu sambil memusatkan perhatiannya pada topik Twitter yang sedang ramai
Briella makan malam bersama Abimana dan mengeluarkan kartu untuk bermain poker dengannya.Ponsel di tangannya terus berdering, pesan pribadi di Twitter menunjukkan angka 99+ dan langsung meledak.Briella sedikit bingung. Karena penasaran, dia membuka pesan pribadi itu.'Apa hubunganmu dengan Valerio?''Kamu dan Davira memang mirip, tapi jangan pernah berpikir untuk merusak hubungan mereka.''Aku benci wanita simpanan! Tahu malu sedikit!'...Briella sedikit bingung dengan pesan-pesan pribadi ini, jadi langsung menutupnya dan kembali ke beranda untuk melihat apa yang terjadi.Ternyata Valerio me-retweet unggahan makanan yang baru saja Briella unggah.Dia menuliskan: 'Supnya enak, sisakan semangkuk untukku.'Briella yang dalam posisi terpojok pun bergerak cepat dan me-retweet unggahan Valerio dengan menambahkan tanggapan lain.'Aku meminta seseorang menyiapkan untukmu secara khusus. Kalau kamu mau, itu tergantung sikapmu. Aku sangat suka kalung Star of The Sea yang dilelang malam ini. Ka
Briella sedang menghitung uang yang dia dapatkan dan tidak menyadari kalau Valerio sudah kembali.Abimana menjatuhkan kartu yang sudah kalah di tangannya dan tertawa getir. "Valerio, kebetulan sekali kamu pulang. Lihatlah wanita curang ini. Dia benar-benar nggak tahu aturan dan menipuku saat main poker. Dia menghabiskan semua uangku."Valerio melepas jasnya dan memberikannya kepada pelayan. Dia berjalan dan duduk di samping Briella. Tatapannya terpaku pada wajah mungil Briella yang tersenyum bahagia, lalu menatap Abimana dan berkata dengan nada serius."Maaf ya, Kek. Ini salahku karena terlalu memanjakannya."Briella agak terkejut. "Eh, bukannya kamu pergi ke pelelangan amal? Kenapa cepat sekali selesainya?"Valerio membuka kancing kemeja kristalnya dan berdecak pelan.Briella melihat sekeliling dan tatapan matanya tertuju pada pintu masuk vila. Ke mana Davira?Valerio menggulung lengan kemejanya yang memperlihatkan lengannya yang indah. Dia mengocok kartu di depannya dan berkata denga