แชร์

Bab 8. Pertemuan Dengan Red

ผู้เขียน: Ara.Sa
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-02-02 19:01:23

Liora tahu, membawa Kael dan naga kecil bukan pilihan yang baik. Selain karena energi naga kecil itu belum stabil dan mudah terdeteksi, keberadaanya di luar rumah Aelric harus tetap menjadi rahasia. Perjalanan ini harus ia lakukan seorang diri.

Semakin dalam ia menembus hutan, suara-suara asing mulai terdengar. Samar di awal, lalu semakin jelas, sekelompok orang. Liora memperlambat langkahnya dan bersembunyi di balik semak lebat.

“Apa yang mereka lakukan di sini?” gumamnya pelan.

Di hadapannya, bunga raksasa berdiri di tengah lingkaran para penyihir berjubah hitam dan bertopeng. Cahaya bulan memantul di kelopak-kelopaknya yang bercahaya seolah hidup. Namun Liora tahu keindahan itu palsu.

Ketika bunga itu membuka kelopaknya, ia berubah menjadi makhluk mengerikan. Gigi-gigi tajam menyeringai di dalamnya, menghisap energi dari seorang pria dan seorang anak kecil yang terikat akar hitam. Wajah mereka pucat, tubuh gemetar, sekarat.

“Tanaman ini lebih mengerikan dibandingkan di game.” 

Liora mengepalkan tangan, amarah membara dalam dadanya.

Krak!

Suara ranting patah di bawah kakinya membuyarkan segalanya. Semua kepala langsung menoleh ke arahnya.

“Siapa di sana?”

Sial.

Tak ada waktu untuk berpikir. Dua pria bertopeng dengan tubuh besarnya mulai mendekat dengan langkah berat.

Di kanan, tebing curam. Di kiri, hutan lebat dipenuhi akar berduri, mengarah ke tempat yang dituju tetapi disana ada seekor beast ular menjaga area itu. Tapi lebih baik menembus ancaman daripada jatuh ke tangan mereka.

Tanpa ragu, Liora berlari.

Teriakan menggema. Anak panah melesat nyaris mengenai lehernya. Ia menunduk, menarik artefak bola sihir dari kantongnya dan melemparnya ke udara.

Boom!

Kabut putih menyelimuti area.

“Tch! Artefak kabut!”

Liora memanfaatkan kekacauan itu untuk melesat di antara pepohonan. Tapi belum sempat jauh, sesuatu mencengkram lengannya keras. Ia terbanting ke batu besar. 

Liora terengah, dada perih. Di depannya, mata merah menyala menatap tajam dari balik topeng hitam berukir emas. 

“Diam.” Suaranya dalam, dingin.

Langkah kaki para pengejar masih terdengar. Namun mereka melewati tempat itu tanpa menyadarinya.

Liora gemetar. Bukan karena ketakutan, melainkan karena jarak yang terlalu dekat, hingga detak jantung pria itu nyaris menyatu dengannya.

“Mereka sudah pergi,” bisik pria itu.

Liora langsung mendorong. “Siapa kau?”

Ia mencabut pedang dan mengarahkan ke leher pria itu. Jika dia bertopeng seperti mereka, berarti dia bagian dari mereka.

Tapi pria itu hanya tersenyum. “Kalau kau ingin bertahan hidup, turunkan pedangmu.”

“Tidak.”

Senyumnya tak pudar. “Lyara Blackthorn.”

Dunia Liora berhenti.

Darahnya membeku. Tidak mungkin. Nama itu… penyamaran yang sudah ia sembunyikan dengan sempurna bahkan sihir ini tidak dimiliki siapapun di Mystic Horizon.

Tak ada satupun makhluk yang bisa menebak dirinya… kecuali…

“Bagaimana kau tahu nama itu?” bisiknya, nyaris tak terdengar.

Pria itu tak menjawab. hanya menghela nafas pelan.

“Akhirnya kau menurunkan juga,” katanya ketika Liora, tanpa sadar, menurunkan pedangnya.

“Aku tidak tahu maksudmu!”

“Terserah apa yang kau pikirkan. Tapi kau harus tahu… jalan yang kau pilih, akan membawamu ke luabng yang tidak bisa kau tinggalkan.”

Mata merahnya berkilau dingin.

“Dan kau, Lyara…. sebaiknya berhati-hati.”

Nada suaranya seperti peringatan. Tapi ada sesuatu di baliknya, sesuatu yang membuat bulu kuduk Liora berdiri.

“Bukankah seharusnya kau yang berhati-hati?” balasnya, tajam.

Pria itu melangkah mendekat. Aura dingin menyelimuti udara di sekitarnya.

“Kita akan bertemu lagi,” bisiknya di telinga Liora.

Dan sebelum ia sempat bereaksi, pria itu berbalik.

Liora tak tinggal diam. Ia menghunus belati, melemparnya tepat ke arah punggung pria itu.

Wussh!

Api hitam menyala membakar belatinya menjadi abu.

“Api hitam?”

Jantung Liora berdetak liar.

Itu… tidak mungkin. Tidak ada sihir seperti itu di dalam game Mystic Horizon!

Cahaya biru muncul di sudut penglihatannya.

Sistem

[Situasi berbahaya terdeteksi.]

Pria itu menoleh sekilas, senyum tipis menghiasi wajahnya.

“Kau bisa memanggilku Red.”

Dan dalam sekejap, api hitam menyelubunginya, membentuk pusaran hingga tubuhnya menghilang sepenuhnya.

Liora berdiri terpaku, nafas memburu. Dunia yang ia kenal berupa game, sistem, kekuatan, bahkan identitasnya kini semua dipertanyakan.

Dengan sisa tenaga, ia memutuskan kembali ke rumah Aelric. Langkahnya berat, pikirannya kacau. Kael menunggunya di kursi dengan pandangan penuh tanya melihat Tuannya.

Ia tidak berkata apa pun. Hanya masuk, mengganti pakaian, dan merebahkan diri.

Kael memilih ikut naik ke tempat tidur, menyelipkan tubuh kecilnya di sampingnya.

“Tuan.. baik-baik saja?”

Liora tidak menjawab.

Matanya terpejam, tapi pikirannya jauh dari tenang.

Red. Api hitam. Namanya diketahui.

Siapa dia sebenarnya?

Dan mengapa…rasanya seperti ini baru permulaan?

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Risking the Betrayal   Bab 9. Tekad di Tengah Keputusasaan

    Di tepi danau yang dikelilingi pepohonan raksasa, suara denting pedang membelah udara, bercampur dengan bisikan angin dan gemericik air. Sinar matahari menyelinap di antara dedaunan, menarik di atas riak permukaan danau. Aelric duduk bersila di atas batu datar, menyatu dengan energi alam. Kelopak matanya terbuka perlahan, menajamkan pandangan ke arah dua sosok yang bertarung, Liora dan Kael.Liora melompat ringan, tubuhnya berputar laksana bayangan angin. Pedangnya berdesing membentuk lengkungan tajam menuju sisi Kael, yang menangkis dengan refleks sempurna. Cahaya magis berkilauan di setiap benturan senjata mereka.Dengan satu gerakan gesit, Liora menghilang lalu muncul di belakang Kael, ujung pedangnya menempel di leher rubah itu.“Bagus,” gumam Aelric, tersenyum miring. “Sekarang, kita ubah aturannya.”Namun sebelum latihan berlanjut, suara anak-anak memecah ketegangan. Beberapa dari mereka, termasuk Rema, gadis berambut hitam pendek datang sambil membawa tas jerami.“Kak Aelric! K

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-09
  • Risking the Betrayal   Bab 10. Menghentikan Kehancuran Desa Talewind I

    Begitu monster terakhir melesat masuk, Liora Menyusul ke dalam gua yang diselimuti kegelapan. Udara lembab menusuk paru-parunya, dan bau basah tanah bercampur darah menguar di udara. Ia mempersempit pandangannya, mencoba menembus pekatnya gua bebatuan yang seolah menelan cahaya.Langkahnya terhenti tiba-tiba tanah di bawahnya menganga. Terlambat.Bruk!Tubuhnya terhempas jatuh ke dalam bawah gua yang curam. Suara jatuhnya menggema, membangunkan kesunyian yang mencekam.Rasa sakit menyambar tubuhnya, tapi lebih dari itu sepuluh pasang mata kini tertuju padanya.Monster-monster itu berdiri mengelilingi sesosok mahluk besar, seekor Beast ular dengan sisik kehitaman, nafasnya berat menahan luka di tubuhnya. Monster-monster itu layaknya pembunuh.Sistem[Hidden Quest][Misi: Singkirkan Monster yang menyerbu Zevar][Hadiah: 10 poin | Sisa waktu: 15 Menit]“Sial…” desis Liora, berdiri dengan satu lutut, tangan meraih ganggang pedangnya.Dalam sekejap, mereka menyerang.Cakar. Taring. Racun.

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-25
  • Risking the Betrayal   Bab 1. Mystic Horizon

    “Tuan…Tuan, bangunlah! Cepat!”Suara asing membangunkan Liora. Ia membuka matanya dengan berat, dan mendapati dirinya berada di sebuah tempat yang tidak dikenalnya. Gua gelap yang dipenuhi dengan bebatuan yang memancarkan cahaya kehijauan samar. “Apa ini?” bisiknya bingung. Ia tadi menulis ulasan tajam di laptop ke komunitas, tapi kini ia memeluk sebuah telur besar yang permukaanya hangat dan bercahaya.Belum sempat Liora mengatur pikirannya, sebuah bayangan besar mulai mendekat. Siluetnya bergerak perlahan namun mengintimidasi, suara beratnya bergema di dalam gua. “Tuan...kita harus pergi sekarang!”Liora terpaku, tidak memperdulikan suara yang terus memanggilnya. Matanya membulat saat makhluk raksasa itu akhirnya terlihat jelas. Sisiknya berwarna merah menyala seperti bara api, sepasang mata merahnya menatap tajam, dan napasnya yang panas mengepul, mengeluarkan percikan api kecil.“NAGAAA!” teriak Liora panik sembari mundur beberapa langkah.Tanpa peringatan, naga itu membuka mulut

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-13
  • Risking the Betrayal   Bab 2. Sistem [Selamatkan dunia ini. Gagal berarti hukuman mati.] [Y / T]

    Sistem [Selamatkan dunia ini. Gagal berarti hukuman mati.] [Y / T]Liora menatap layar biru transparan yang melayang di hadapannya. Satu kalimat terpampang jelas, dan tidak memberikan ruang untuk menolak. Dunia Mystic Horizon.Tapi kenapa bukan tokoh utama? Kenapa ia malah terjebak dalam tubuh Lyara Blackthorn si Pengkhianat Kehancuran?“Ini gila…” bisiknya. Matanya menatap pilihan di layar, Y dan T. Hidupnya kini bergantung pada sistem misterius yang seakan mempermainkan nasibnya.Ia mencoba mengingat alur permainan Mystic Horizon, tapi ingatannya kabur. Ia bahkan belum pernah menamatkan misi dalam game ini. Sekarang, ia tak hanya harus bertahan, tapi juga hidup sebagai karakter yang dibenci semua orang meskipun dulu diam-diam ia menyukainya.“Bisakah aku menolak?” harapnya, hampir putus asa.Sistem menjawab tanpa jeda:[Quest tidak dapat ditolak.][Quest tetap harus dijalankan.]Liora tertawa lirih. Tak ada jalan keluar. Dengan tangan gemetar, ia memilih Y.Layar berganti.[Profil

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-15
  • Risking the Betrayal   Bab 3. Bandit di Kota Zephyros

    Pagi itu seharusnya membawa semangat baru bagi Liora, namun pikirannya masih terpaku pada notifikasi sistem semalam muncul entitas asing terdeteksi, lalu tiba-tiba menghilang tanpa jejak.Dengan rasa gelisah yang tak hilang, ia memutuskan tinggal di rumah untuk memastikan telur naga tetap aman. Untuk mengalihkan pikirannya, ia menjelajahi perpustakaan milik Lyara, tempat yang hanya bisa diakses Lyara dan Kael karena ada lapisan sihir yang melindunginya.Rak-rak tersusun rapi, penuh dengan buku ramuan, sihir kuno, dan sejarah kerajaan. Tapi satu buku kecil yang usang menarik perhatiannya. Saat dibuka, ia membaca kalimat pendek penuh teka-teki.“Pertentangan terjadi. Aku tahu semuanya akan berakhir sia-sia.”Halaman berikutnya.“Jalan ini penuh keraguan. Tapi pentingkan dirimu sendiri. Mereka takkan peduli.”Tangannya gemetar saat membuka halaman selanjutnya.“Pengkhianatan akan terjadi atas nama kebebasan. Kan kuambil semua kekuatan mereka…”Kertasnya tersobek sehingga kalimat yang tert

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-20
  • Risking the Betrayal   Bab 4. Pertolongan Sang Angin

    “Sistem…lakukan sesuatu….”Tubuh Liora terangkat, lilitan tanaman sihir mencekik lehernya. Penglihatannya mulai kabur. Bandit berwajah luka mendekat dengan senyum kemenangan. “Dua burung sekali tangkap, harta dan kekuatanmu akan menjadi milikku. Pengorbanan rekan-rekanku tak sia-sia.”Liora mulai kehilangan kesadaran.Namun, angin tiba-tiba berhembus liar, tajam. Sebuah cahaya melintas, dan dalam sekejap menancap di bahu pria itu.“ARGHHH!”Tubuhnya terpental, menghantam pohon dan terguling menjauh. Lilitan tanaman di leher Liora mengendur, membuatnya jatuh tersungkur, terengah-engah. Sementara Kael, yang tergantung, dibebaskan oleh tiupan angin lembut.“SIAPA KAU!” raung bandit itu, matanya liar menatap sekitar.Tombak yang tadi menancap di tubuhnya melayang kembali di udara lalu jatuh ke tangan pemiliknya.Dari balik pepohonan, sosok pria muncul. Rambut pirang berkilau, mata biru tajam seperti langit musim panas. Jubah biru tua berkibar bersama hembusan angin. “Orang sepertimu tak

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-20
  • Risking the Betrayal   Bab 5. Naga dan Misi Baru

    Langkah kaki bergema di koridor yang sunyi, berat dan berirama, seperti denting jam yang kehilangan waktu. Di ujung lorong, seorang pria berdiri di depan pintu besar yang menjulang kokoh. Ia mengetuk. Suaranya memecah keheningan.Dari dalam, terdengar suara datar, “Masuk.”Ia menarik nafas, lalu mendorong pintu perlahan. Cahaya temaram dari jendela besar menyinari sosok pria yang berdiri membelakangi pintu.Pria yang baru masuk berhenti beberapa langkah di belakangnya. Ia membungkuk, memberi hormat. “Tuan. Saya membawa kabar… Dia telah kembali. Setelah tiga ratus tahun.”Keheningan jatuh. Detik jam berdetak pelan, seolah waktu menahan nafas.Tuannya perlahan berbalik. Tatapannya tajam, dan senyum licik merekah di bibirnya.“Akhirnya… Hari itu tiba juga.”Tangannya mengepal.“Mulai rencanakan pergerakan. Kali ini, tanpa kesalahan.”“Siap, Tuan.” Pria itu membungkuk dan pergi tanpa suara.Tuannya menatap ke luar jendela. Jemarinya mengetuk-ngetuk meja. Di matanya, berkecamuk ambisi yang

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-22
  • Risking the Betrayal   Bab 6. Festival Terakhir di Desa Talewind

    Setelah perjalanan yang menguras tenaga, Liora dan rombongannya tiba di Desa Talewind, sebuah desa kecil di lembah Pegunungan Erto. Jalan-jalan berbatu yang biasanya sunyi, hari ini desa terlihat berbeda, penuh warna, penuh kehidupan. Festival Angin dan Cahaya akan segera dimulai, dan seluruh desa larut dalam semangat persiapan.Jalanan berbatu dipenuhi warga yang sibuk menggantung lentera angin dari kertas pastel. Panggung besar berdiri megah di tengah alun-alun, dihiasi pita-pita berwarna yang menari bersama angin lembut khas Talewind yang membawa aroma bunga liar, kini membawa gelombang kebahagiaan.Toko-toko kecil memamerkan pernak-pernik festival dari ukiran kayu berbentuk serigala, burung, dan bunga Lily of the Valley yang masing-masing menjadi simbol harapan, perlindungan dan penjaga Zephyros. Aroma ayam panggang manis, roti keberuntungan, dan pai buah hutan menggoda indera setiap yang melintas.“Liora, aku ingin yang itu!” seru naga kecil, matanya berbinar sambil menunjuk perme

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-25

บทล่าสุด

  • Risking the Betrayal   Bab 10. Menghentikan Kehancuran Desa Talewind I

    Begitu monster terakhir melesat masuk, Liora Menyusul ke dalam gua yang diselimuti kegelapan. Udara lembab menusuk paru-parunya, dan bau basah tanah bercampur darah menguar di udara. Ia mempersempit pandangannya, mencoba menembus pekatnya gua bebatuan yang seolah menelan cahaya.Langkahnya terhenti tiba-tiba tanah di bawahnya menganga. Terlambat.Bruk!Tubuhnya terhempas jatuh ke dalam bawah gua yang curam. Suara jatuhnya menggema, membangunkan kesunyian yang mencekam.Rasa sakit menyambar tubuhnya, tapi lebih dari itu sepuluh pasang mata kini tertuju padanya.Monster-monster itu berdiri mengelilingi sesosok mahluk besar, seekor Beast ular dengan sisik kehitaman, nafasnya berat menahan luka di tubuhnya. Monster-monster itu layaknya pembunuh.Sistem[Hidden Quest][Misi: Singkirkan Monster yang menyerbu Zevar][Hadiah: 10 poin | Sisa waktu: 15 Menit]“Sial…” desis Liora, berdiri dengan satu lutut, tangan meraih ganggang pedangnya.Dalam sekejap, mereka menyerang.Cakar. Taring. Racun.

  • Risking the Betrayal   Bab 9. Tekad di Tengah Keputusasaan

    Di tepi danau yang dikelilingi pepohonan raksasa, suara denting pedang membelah udara, bercampur dengan bisikan angin dan gemericik air. Sinar matahari menyelinap di antara dedaunan, menarik di atas riak permukaan danau. Aelric duduk bersila di atas batu datar, menyatu dengan energi alam. Kelopak matanya terbuka perlahan, menajamkan pandangan ke arah dua sosok yang bertarung, Liora dan Kael.Liora melompat ringan, tubuhnya berputar laksana bayangan angin. Pedangnya berdesing membentuk lengkungan tajam menuju sisi Kael, yang menangkis dengan refleks sempurna. Cahaya magis berkilauan di setiap benturan senjata mereka.Dengan satu gerakan gesit, Liora menghilang lalu muncul di belakang Kael, ujung pedangnya menempel di leher rubah itu.“Bagus,” gumam Aelric, tersenyum miring. “Sekarang, kita ubah aturannya.”Namun sebelum latihan berlanjut, suara anak-anak memecah ketegangan. Beberapa dari mereka, termasuk Rema, gadis berambut hitam pendek datang sambil membawa tas jerami.“Kak Aelric! K

  • Risking the Betrayal   Bab 8. Pertemuan Dengan Red

    Liora tahu, membawa Kael dan naga kecil bukan pilihan yang baik. Selain karena energi naga kecil itu belum stabil dan mudah terdeteksi, keberadaanya di luar rumah Aelric harus tetap menjadi rahasia. Perjalanan ini harus ia lakukan seorang diri.Semakin dalam ia menembus hutan, suara-suara asing mulai terdengar. Samar di awal, lalu semakin jelas, sekelompok orang. Liora memperlambat langkahnya dan bersembunyi di balik semak lebat.“Apa yang mereka lakukan di sini?” gumamnya pelan.Di hadapannya, bunga raksasa berdiri di tengah lingkaran para penyihir berjubah hitam dan bertopeng. Cahaya bulan memantul di kelopak-kelopaknya yang bercahaya seolah hidup. Namun Liora tahu keindahan itu palsu.Ketika bunga itu membuka kelopaknya, ia berubah menjadi makhluk mengerikan. Gigi-gigi tajam menyeringai di dalamnya, menghisap energi dari seorang pria dan seorang anak kecil yang terikat akar hitam. Wajah mereka pucat, tubuh gemetar, sekarat.“Tanaman ini lebih mengerikan dibandingkan di game.” Liora

  • Risking the Betrayal   Bab 7. Serangan Monster di Gudang Makanan

    Di depan mata mereka, sebuah gudang makanan dikepung oleh gerombolan monster yang mengamuk. Suara jeritan dan denting senjata memenuhi udara malam. Beberapa warga tampak terluka parah, sementara sisanya bertahan dengan alat seadanya, tangan mereka gemetar, namun tekad mereka tak runtuh.“Sial, jumlahnya makin banyak!” desis Aelric, matanya menyipit saat menatap pusat kekacauan.Di antara kerumunan itu, muncul sosok raksasa Gravetrail, bos berbentuk bison berotot dengan tanduk tanduk bercahaya yang memancarkan aura kegelapan pekat. Senjata kayu berduri yang diayunkannya bisa menghancurkan batu dalam sekali tebas.Tiga ksatria pelindung sudah nyaris tumbang. Penduduk desa makin terdesak.“Aertherwing!” panggil Aelric. “Sembuhkan mereka.”Makhluk bersayap perak muncul dari langit, mengepak anggun, lalu melesat ke arah korban terluka. Cahaya dari tubuhnya memancar lembut, menyembuhkan mereka satu per satu.“Kean, bersiap!” seru Liora, menggenggam pedang biru bercahaya. Matanya tajam, penu

  • Risking the Betrayal   Bab 6. Festival Terakhir di Desa Talewind

    Setelah perjalanan yang menguras tenaga, Liora dan rombongannya tiba di Desa Talewind, sebuah desa kecil di lembah Pegunungan Erto. Jalan-jalan berbatu yang biasanya sunyi, hari ini desa terlihat berbeda, penuh warna, penuh kehidupan. Festival Angin dan Cahaya akan segera dimulai, dan seluruh desa larut dalam semangat persiapan.Jalanan berbatu dipenuhi warga yang sibuk menggantung lentera angin dari kertas pastel. Panggung besar berdiri megah di tengah alun-alun, dihiasi pita-pita berwarna yang menari bersama angin lembut khas Talewind yang membawa aroma bunga liar, kini membawa gelombang kebahagiaan.Toko-toko kecil memamerkan pernak-pernik festival dari ukiran kayu berbentuk serigala, burung, dan bunga Lily of the Valley yang masing-masing menjadi simbol harapan, perlindungan dan penjaga Zephyros. Aroma ayam panggang manis, roti keberuntungan, dan pai buah hutan menggoda indera setiap yang melintas.“Liora, aku ingin yang itu!” seru naga kecil, matanya berbinar sambil menunjuk perme

  • Risking the Betrayal   Bab 5. Naga dan Misi Baru

    Langkah kaki bergema di koridor yang sunyi, berat dan berirama, seperti denting jam yang kehilangan waktu. Di ujung lorong, seorang pria berdiri di depan pintu besar yang menjulang kokoh. Ia mengetuk. Suaranya memecah keheningan.Dari dalam, terdengar suara datar, “Masuk.”Ia menarik nafas, lalu mendorong pintu perlahan. Cahaya temaram dari jendela besar menyinari sosok pria yang berdiri membelakangi pintu.Pria yang baru masuk berhenti beberapa langkah di belakangnya. Ia membungkuk, memberi hormat. “Tuan. Saya membawa kabar… Dia telah kembali. Setelah tiga ratus tahun.”Keheningan jatuh. Detik jam berdetak pelan, seolah waktu menahan nafas.Tuannya perlahan berbalik. Tatapannya tajam, dan senyum licik merekah di bibirnya.“Akhirnya… Hari itu tiba juga.”Tangannya mengepal.“Mulai rencanakan pergerakan. Kali ini, tanpa kesalahan.”“Siap, Tuan.” Pria itu membungkuk dan pergi tanpa suara.Tuannya menatap ke luar jendela. Jemarinya mengetuk-ngetuk meja. Di matanya, berkecamuk ambisi yang

  • Risking the Betrayal   Bab 4. Pertolongan Sang Angin

    “Sistem…lakukan sesuatu….”Tubuh Liora terangkat, lilitan tanaman sihir mencekik lehernya. Penglihatannya mulai kabur. Bandit berwajah luka mendekat dengan senyum kemenangan. “Dua burung sekali tangkap, harta dan kekuatanmu akan menjadi milikku. Pengorbanan rekan-rekanku tak sia-sia.”Liora mulai kehilangan kesadaran.Namun, angin tiba-tiba berhembus liar, tajam. Sebuah cahaya melintas, dan dalam sekejap menancap di bahu pria itu.“ARGHHH!”Tubuhnya terpental, menghantam pohon dan terguling menjauh. Lilitan tanaman di leher Liora mengendur, membuatnya jatuh tersungkur, terengah-engah. Sementara Kael, yang tergantung, dibebaskan oleh tiupan angin lembut.“SIAPA KAU!” raung bandit itu, matanya liar menatap sekitar.Tombak yang tadi menancap di tubuhnya melayang kembali di udara lalu jatuh ke tangan pemiliknya.Dari balik pepohonan, sosok pria muncul. Rambut pirang berkilau, mata biru tajam seperti langit musim panas. Jubah biru tua berkibar bersama hembusan angin. “Orang sepertimu tak

  • Risking the Betrayal   Bab 3. Bandit di Kota Zephyros

    Pagi itu seharusnya membawa semangat baru bagi Liora, namun pikirannya masih terpaku pada notifikasi sistem semalam muncul entitas asing terdeteksi, lalu tiba-tiba menghilang tanpa jejak.Dengan rasa gelisah yang tak hilang, ia memutuskan tinggal di rumah untuk memastikan telur naga tetap aman. Untuk mengalihkan pikirannya, ia menjelajahi perpustakaan milik Lyara, tempat yang hanya bisa diakses Lyara dan Kael karena ada lapisan sihir yang melindunginya.Rak-rak tersusun rapi, penuh dengan buku ramuan, sihir kuno, dan sejarah kerajaan. Tapi satu buku kecil yang usang menarik perhatiannya. Saat dibuka, ia membaca kalimat pendek penuh teka-teki.“Pertentangan terjadi. Aku tahu semuanya akan berakhir sia-sia.”Halaman berikutnya.“Jalan ini penuh keraguan. Tapi pentingkan dirimu sendiri. Mereka takkan peduli.”Tangannya gemetar saat membuka halaman selanjutnya.“Pengkhianatan akan terjadi atas nama kebebasan. Kan kuambil semua kekuatan mereka…”Kertasnya tersobek sehingga kalimat yang tert

  • Risking the Betrayal   Bab 2. Sistem [Selamatkan dunia ini. Gagal berarti hukuman mati.] [Y / T]

    Sistem [Selamatkan dunia ini. Gagal berarti hukuman mati.] [Y / T]Liora menatap layar biru transparan yang melayang di hadapannya. Satu kalimat terpampang jelas, dan tidak memberikan ruang untuk menolak. Dunia Mystic Horizon.Tapi kenapa bukan tokoh utama? Kenapa ia malah terjebak dalam tubuh Lyara Blackthorn si Pengkhianat Kehancuran?“Ini gila…” bisiknya. Matanya menatap pilihan di layar, Y dan T. Hidupnya kini bergantung pada sistem misterius yang seakan mempermainkan nasibnya.Ia mencoba mengingat alur permainan Mystic Horizon, tapi ingatannya kabur. Ia bahkan belum pernah menamatkan misi dalam game ini. Sekarang, ia tak hanya harus bertahan, tapi juga hidup sebagai karakter yang dibenci semua orang meskipun dulu diam-diam ia menyukainya.“Bisakah aku menolak?” harapnya, hampir putus asa.Sistem menjawab tanpa jeda:[Quest tidak dapat ditolak.][Quest tetap harus dijalankan.]Liora tertawa lirih. Tak ada jalan keluar. Dengan tangan gemetar, ia memilih Y.Layar berganti.[Profil

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status