Share

Bab 728

Penulis: Kacang Merah
Reina langsung menolak, "Tolong kasih tahu Ibu kalau kami baru sampai, kami masih butuh istirahat jadi nggak bisa ke sana."

Dilihat dari kondisi Maxime saat ini, tidak ada yang bisa menduga apa yang nanti dia perbuat kalau datang ke Keluarga Sunandar.

"Baiklah."

Syena tidak mengatakan apa-apa lagi dan memberi tahu Joanna jawaban Reina, tentu dengan menambah sedikit bumbu.

Joanna sudah kesal dengan Reina karena pergi meninggalkan cucunya seorang diri. Sekarang dia jadi lebih kesal saat Reina menolak undangannya.

"Dasar nggak tahu sopan santun, dia pikir siapa dia?"

Syena menghiburnya, "Bu, nggak usah marah-marah, adikku memang seperti itu tabiatnya. Beberapa hari yang lalu aja dia maksa ibu tiriku buat balikin uang."

"Uang apa lagi?"

"Uang ayahnya waktu masih hidup dulu. Aku juga nggak tahu gimana dia memalsukan surat wasiat, yang jelas dia mengaku semua aset Keluarga Andara yang dulu itu diberikan ayahnya ke dia."

Joanna semakin membenci Reina setelah mendengar perkataan ini, tapi dia
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 729

    "Bu, mendingan suruh anak ini tinggal di kamar aja deh. Nggak baik juga dia dengerin hal kayak gini," ucap Syena pada Joanna.Riki menatap wanita cantik tapi kejam di depannya ini dengan mata dingin, "Keluar!"Ketika Syena diteriaki seperti ini, entah mengapa punggung Syena terasa dingin.Syena mengepalkan tangan, ingin sekali dia membunuh anak ini untuk menghindari masalah yang mungkin terjadi ke depannya."Riki, nggak boleh kasar gitu.""Cih!" Riki sama sekali tidak menghargai Syena, "Bu Guru bilang, kita harus sopan sama sesama manusia."Wajah cantik Syena seketika jadi tidak enak dilihat. Kalau bukan karena ada Joanna di sini, dia pasti sudah merobek mulut si Riki.Reina tidak ingin pribadi Riki yang polos ternodai oleh kedua wanita di hadapannya ini, jadi dia membungkuk dan berkata, "Riki tunggu di kamar ya, ada hal penting yang mau Mama bicarakan sama mereka.""Jangan khawatir, Nenek nggak akan menindas Mama."Setelah itu, Reina menoleh menatap Joanna, "Benar, 'kan? Bu?"Sudah la

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 730

    Joanna memasang tampang tegas, "Reina, kamu nggak bisa main-main sama Keluarga Sunandar. Berlutut!"Tenggorokan Reina tercekat, tapi punggungnya tetap tegak."Aku nggak salah, kenapa harus berlutut?""Kamu sudah ninggalin anakmu sendirian buat ketemu pria lain. Masih nggak ngerasa salah?" Syena menambahkan.Reina terdiam. Dia menatap Syena dengan dingin dan menjawab, "Jadi maksudmu, kita sebagai wanita nggak boleh punya teman pria?""Di dunia ini mana ada wanita dan pria yang murni sahabatan tanpa maksud lain?" Syena berkata dengan sinis.Reina pun tidak lagi lembut hati."Sejauh yang aku tahu, Nona Syena. Kamu juga sering gonta-ganti pasangan pria, kamu bahkan berdansa dengan para pria dan melakukan kontak fisik. Kamu nggak merasa lebih kotor dari aku?""Itu 'kan urusan kerja? Nggak sama lah kayak kamu.""Katanya persahabatan lawan jenis aja nggak ada yang murni, siapa yang bisa jamin kalian cuma sebatas teman kerja?" balas Reina.Syena tidak menyangka Reina punya lidah yang tajam dan

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 731

    Semua orang menoleh ke arah sumber suara dan melihat Maxime dan Ekki berdiri di depan pintu.Wajah Maxime tidak enak dilihat.Reina agak terkejut, dia tidak menyangka Maxime akan pulang."Ada apa?"Tanpa perlu pikir panjang, Maxime pasti akan membantu Joanna.Tidak disangka, kalimat yang keluar dari mulutnya adalah, "Kucing dan anjing liar mana yang sembarangan masuk rumahku?"Kucing? Anjing?Wajah Syena pucat pasi.Ekspresi Joanna malah makin jelek, "Apa katamu Max? Aku ini ibumu!"Maxime tetap terlihat tenang."Bu, masalahku dan Reina adalah masalah pribadi kami berdua. Sebaiknya mulai sekarang Ibu nggak ikut campur."Mendengar perkataan Maxime, Reina pikir ingatan Maxime sudah pulih.Tenggorokan Joanna tercekat oleh omelan putranya, "Oke, mulai sekarang aku nggak bakal ikut campur urusan kalian. Terserah kalian mau jadi apa."Joanna menatap Maxime dengan saksama dan mendapati sepertinya dia tidak terluka. Joanna pun berujar pada Syena, "Ayo pergi."Syena juga melirik Maxime beberapa

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 732

    Tiba-tiba Maxime meraih tangan Reina dan berkata, "Kasih tahu aku, kenapa kamu pulang?"Maxime sekarang tidak ingat kenapa Reina pulang. Dia bahkan tidak ingat kalau dua hari yang lalu dia lupa ingatan.Reina tidak punya pilihan selain memberi tahu Maxime lagi alasan kepulangannya."Jadi kamu bawa anakku pergi dan menghilang selama lima tahun?"Lagi-lagi kalimat ini, Reina sungguh tidak ingin melanjutkan penjelasannya."Kita sudah bahas hal ini, aku nggak mau ngulang pembahasan itu."Maxime masih tidak melepaskan Reina dan malah memeluknya erat-erat. "Reina."Reina ingin melepaskan diri, tapi tidak bisa."Lepasin."Maxime bukan melepaskannya dan malah memeluknya.Tubuh Reina melayang di udara."Kamu ngapain? Turunin aku."Maxime mencengkeram lembut lengan Maxime dengan rasa takut, "Jalannya hati-hati, di depanmu ada meja, jangan sampai nabrak."Maxime pun berjalan ke sisi lain."Kalau mau ke kamar, jalannya ke kiri atau ke kanan?"Ke kamar? Reina langsung teringat dengan perbuatan Maxi

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 733

    Maxime 'kan nggak bisa melihat, dia bisa kabur ke mana?Reina meminta para pelayan dan pengasuh di vila berkeliling mencari Maxime.Sepuluh menit kemudian, seorang pelayan akhirnya menemukan Maxime dan langsung memanggil Reina, "Nyonya, Tuan Maxime ada di dekat kolam teratai.""Oke."Reina menutup telepon dan langsung berlari tergesa-gesa ke taman. Benar saja, dia melihat Maxime berdiri di bawah pohon besar di samping kolam teratai.Reina menghela napas lega dan berjalan dengan hati-hati menghampirinya sambil berteriak, "Maxime!"Karena tidak yakin bagaimana kondisi ingatan Maxime sekarang, Reina tidak berani terlalu mendekat.Tatapan Maxime terlihat agak tidak fokus, "Ada apa?""Kamu ... kamu masih ingat siapa aku, 'kan?""Jangan khawatir, aku masih sama kayak kemarin." Maxime menghilangkan kekhawatiran Reina.Reina menghela napas lega, "Bagus.""Terus kamu ngapain berdiri di sini?""Nggak apa-apa, cuma mau sendirian aja."Setelah itu, Maxime berjalan menghampiri Reina, "Ekki mana?"R

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 734

    Maxime terkejut, "Aku belum pernah ketemu gurumu?"Riki memasang tampang sedih. "Ya, abis Papa sama Mama selalu sibuk. Om Deron yang selalu antar jemput aku ke sekolah."Om Deron ....Karena Maxime kehilangan sebagian besar ingatannya, meski Ekki sudah menjelaskan cukup detail, tetap saja ada yang luput.Dan kali ini, Ekki lupa menjelaskan tentang Deron."Kenapa Om Deron yang nganterin kamu ke sekolah?" tanya Maxime.Riki tidak takut membesarkan masalah kecil, dia menjawab, "Soalnya Om Deron itu hebat! Mama bilang cuma Om Deron yang bisa melindungiku.""Lagian, Om Deron itu populer banget di kalangan teman-teman dan guruku. Jadi kalau nanti mereka kecewa lihat Papa, Papa jangan sedih ya."Riki sengaja membuat Maxime kesal. Benar saja, Maxime mengernyit dan menelepon Ekki.Ekki ada di mobil satunya, di belakang Maxime. Dia langsung mengangkat telepon itu karena tidak tahu perintah apa yang akan diberikan bosnya, "Bos.""Siapa Deron?" Maxime merendahkan suaranya."Pengawal. Pengawal prib

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 735

    "Nana, pengadilan sudah membekukan semua aset Treya, tapi kabar yang kuterima katanya saldo di rekeningnya kurang dari 20 miliar."Setelah sarapan, Reina menerima telepon dari Mandy, pengacaranya.Sebenarnya mereka sudah tahu kabar ini.Karena Reina sudah mengutus orang untuk memantau Treya secara diam-diam, jadi dia tahu kalau Treya diam-diam memberikan semua hartanya pada Syena."Anehnya, sisa uang di Keluarga Yunandar juga nggak banyak. Cuma sekitar 400 miliar." Hal ini agak di luar perkiraan Mandy.Masa iya perusahaan sebesar Grup Yunandar hanya punya likuiditas sebanyak ini?"Apa sudah mereka transfer lagi ke akun lain?" Reina bertanya."Sepertinya nggak. Kita 'kan selalu mengawasi mereka, kita juga punya mata-mata orang dalam," jawab Mandy."Berarti memang bisnis mereka lagi bermasalah."Reina melihat ke luar jendela dan berkata, "Nggak masalah. Ambil uang sebanyak yang bisa kita, daripada nggak sama sekali.""Baik."Mandy menutup telepon.Sudah hampir seminggu Reina tidak bertem

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 736

    Begitu dia sendiri yang dihina Treya, akhirnya dia paham kenapa suster tadi bicara seperti itu."Nyonya, tolong jaga ucapanmu."Treya tidak mengindahkan perkataan wanita itu. Treya mendengus dingin dan mengabaikannya.Menurut Treya, orang berlevel rendah seperti wanita ini sama sekali tidak layak bicara dengannya.Melihat Treya tidak menyahut, wanita itu pun tidak berkata apa-apa lagi.Saat makan siang, suster datang kembali untuk mengantarkan makanan untuk Treya.Kalau bukan karena keluarganya butuh uang, suster ini juga tidak sudi melayani Treya yang tidak bermoral ini."Ayo, makan."Suster sudah menyiapkan makanan Treya.Treya melihat makanannya dan mendapati makanan itu tidak ada bedanya dengan apa yang dia makan sebelumnya, barulah Treya mau mengangkat sendoknya.Wanita di sebelahnya belum dianterin makanan. Treya pun mengejek, "Suster aja nggak punya."Wanita itu tidak marah dan hanya memainkan ponselnya.Tidak lama kemudian, pintu kamar mereka dibuka."Bu, maaf ya hari ini aku t

Bab terbaru

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2222

    Maxime menginstruksikan pengawalnya, "Jangan biarkan dia tidur malam ini. Tentu saja, kalian harus bersikap lembut padanya, jangan lupa panggil dokter buat periksa keadaannya. Aku nggak mau dia sampai mati."Maxime mengatakan bahwa dia akan membuat hidup Morgan lebih buruk daripada kematian, dia akan memastikan bahwa Morgan tetap hidup.Kematian akan terlalu murah untuk Morgan. Selain itu, dia kembaran Maxime sendiri, jadi dia tidak akan membiarkan Morgan mati begitu saja....Keesokan harinya, Reina terbangun oleh dering telepon.Dia tidak membuka matanya, mengusap-usap telepon dengan lelah.Maxime mengulurkan tangannya yang panjang dan mengambilnya terlebih dahulu sambil berkata, "Ini ponselku, Ibu telepon.""Oh."Maxime mengangkat telepon dan mendengar suara cemas Joanna di sisi lain telepon, "Max, adikmu hilang. Kenapa aku nggak bisa menemukannya?"Suara ini tidak pelan dan Reina bisa mendengar apa yang dikatakan Joanna. Dia langsung menatap Maxime.Dia tahu ini pasti ulah Maxime.

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2221

    "Ayo pulang." Reina berdiri.Maxime meraih tangan Reina. "Aku mau lihat lukamu."Reina membeku.Berpikir bahwa Maxime sudah tahu, dia tidak mengelak dan memperlihatkan luka di lehernya.Karena dibungkus kain kasa, Maxime tidak melihat bagian dalamnya."Aku nggak apa-apa," kata Reina."Ayo ke rumah sakit." Maxime sedikit khawatir dan dia tidak berani membuka kain kasa Reina dengan asal.Reina tidak ingin pergi, tetapi sikap Maxime begitu memaksa, jadi dia tetap mengikutinya ke rumah sakit.Di dalam rumah sakit, dokter membuka kain kasa Reina, memperlihatkan luka sepanjang jari di sana.Lukanya sangat dalam, seharusnya itu bukan luka ringan.Mata Maxime sedikit menyipit. "Dalam sekali lukanya. Kenapa menyembunyikannya dariku?""Ini sudah nggak apa-apa kok," jawab Reina.Jemari Maxime sedikit gemetar saat menyentuh leher Reina. "Jangan menyembunyikan apa pun lagi dariku, ya?"Suaranya sedikit serak.Reina mengangguk lagi. "Ya, aku mengerti."Lagi-lagi dia menjawab dengan ekspresi tidak pe

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2220

    Maxime keras kepala, membuat Reina sedikit tidak berdaya. "Nggak perlu, sungguh. Kalau kamu di sini, gimana aku bisa kerja?""Bagaimana kalau aku kerja sama kamu?" Maxime menambahkan.Reina tidak tahu harus berkata apa lagi saat Maxime begitu serius, tidak terlihat seperti berbohong."Kalau begitu kamu bisa tetap di sini hari ini." Pada akhirnya, Reina terpaksa harus berkompromi.Maxime menyuruh seseorang untuk membawa dokumen-dokumen yang harus dikerjakan.Asisten Reina sedikit ragu. Bagaimanapun juga, Maxime adalah orang luar.Reina berkata kepadanya, "Nggak apa-apa, suamiku nggak sejahat itu sampai ingin mengambil alih properti keluargaku."Perusahaan Maxime sendiri tidak kalah dengan perusahaannya.Keduanya juga punya empat anak laki-laki. Ketika mereka meninggal kelak, bukankah harta mereka akan menjadi milik anak-anak mereka?Keempat anak itu adalah putra Maxime, jadi dia tidak perlu sampai berbuat seperti itu.Selain itu, Maxime orang yang sangat berprinsip, mana mungkin dia men

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2219

    Entah sudah berapa lama, Maxime meminta sopir mengemudikan mobilnya ke Grup Yinandar.Jika benar seperti yang dikatakan Morgan, bahwa hal seperti itu menimpa Reina, apa yang harus dia lakukan agar bisa menghiburnya?Tidak lama kemudian, mobil tiba di lantai bawah Grup Yinandar.Maxime keluar dari mobil dan berjalan menuju bagian dalam perusahaan.Orang-orang di Grup Yinandar tentu saja mengenal Maxime. Ketika melihatnya, mereka langsung mengantarnya ke kantor Reina.Kantor presdir.Reina sedang bekerja ketika asistennya mengetuk pintu. "Bu Reina, Pak Maxime datang."Dia mengangkat kepalanya dan melihat ke arah pintu.Maxime mengenakan setelan jas dan memiliki bentuk tubuh yang tegap. Namun, saat ini wajahnya terlihat sedikit lelah."Kenapa kamu ke sini?" Reina agak terkejut, di jam-jam seperti ini, bukankah seharusnya dia berada di tempat kerja?Setelah asisten pergi dan menutup pintu, Maxime berjalan lurus ke arah Reina."Nana." Matanya dalam, ada emosi kompleks yang tersembunyi di da

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2218

    Maxime menopang dagunya dengan satu tangan dan menatapnya dengan tatapan dingin. "Reina nggak bilang apa-apa, karena itulah aku bawa kamu ke sini. Katakan, apa yang kamu lakukan padanya kemarin malam?"Ekspresi Morgan langsung berubah ketika mendengar ini."Aku tahu kalau Nana bukan orang yang suka menyebarkan berita."Dia menarik napas dalam-dalam. "Apa aku boleh bicara sambil duduk?"Maxime menoleh ke pengawalnya, yang dengan cepat memindahkan kursi untuk Morgan.Morgan duduk dengan pandangan tajam."Tadi malam aku sama Nana melakukan sesuatu yang seharusnya terjadi sejak dulu."Sesuatu yang seharusnya terjadi sejak dulu?Maxime mengerutkan kening. "Terus terang saja, apa yang terjadi sebenarnya."Dia tidak suka dengan pernyataan bodoh itu."Hal-hal yang berhubungan dengan suami istri!" kata Morgan.Detik berikutnya, Maxime bangkit dan menendang tepat di jantungnya."Braak!" Dengan gebrakan keras, Morgan jatuh tersungkur ke lantai. Tangannya menutupi dadanya, napasnya terengah-engah.

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2217

    Detik berikutnya, Reina membuka matanya dan bertemu dengan tatapan Maxime yang penuh perhatian.Dia buru-buru meraih tangan Maxime. "Kenapa belum tidur?""Nggak bisa tidur, jadi nggak tidur lagi," jawab Maxime."Ya, tutup matamu dan tidur lagi. Besok kamu masih harus kerja," kata Reina.Maxime mengangguk, tetapi tidak melepaskan pelukannya.Dia bertanya dengan ragu-ragu, "Sepertinya kamu belum nyenyak sejak kembali dari tempat Sisil. Apa terjadi sesuatu di sana?"Reina membeku, tetapi kembali tenang dengan cepat."Memangnya apa yang bisa terjadi? Aku cuma nggak bisa tidur kalau bukan di kamar sendiri, jadi kurang tidur."Melihat Reina terus berbohong dan tidak mau mengatakannya, Maxime memutuskan untuk tidak melanjutkan masalah ini.Besok dia akan menemui Morgan dan menanyakan langsung kepada Morgan apa yang terjadi.Keesokan harinya.Reina terbangun dari tidurnya dengan perasaan yang jauh lebih baik dan sudah tidak terlalu mengantuk lagi.Mungkin karena dipeluk oleh Maxime, jadi dia t

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2216

    Mungkin terlalu mengantuk, Reina langsung tertidur setelah berbaring.Dia tidak tahu bahwa Maxime masih belum tertidur.Maxime perlahan membuka matanya setelah mendengar suara napas teratur Reina.Cahaya di dalam kamar membuatnya bisa melihat garis-garis wajah Reina. Maxime menatapnya dengan penuh rasa ingin tahu, tatapannya tertuju pada lehernya.Reina sudah mandi dan berganti pakaian. Dia mengenakan pakaian yang menutupi bagian lehernya.Itu bukan baju tidur ....Maxime awalnya bertanya-tanya, mungkin saja syal itu yang jadi masalah. Sekarang, dia merasa bahwa Reina mengenakan syal untuk menghalangi sesuatu di lehernya.Tangannya terulur, berusaha untuk mencari tahu.Reina tertidur pulas.Gerakan Maxime ringan, cukup lembut untuk menurunkan kerah bajunya. Dia melihat sekilas bahwa ternyata ada kain kasa yang menutupi leher Reina. Dia samar-samar bisa melihat sedikit warna merah terang keluar dari kain kasa tersebut.Reina merasa lehernya gatal, jadi dia bergerak.Maxime segera menari

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2215

    Mata Maxime menyipit saat mendengar Reina mengatakan itu.Matanya memperhatikan syal di leher Reina. "Baru?"Reina mengangguk. "Hmm.""Kamu sudah di kamar, jadi nggak dingin, lepas saja." Maxime menambahkan, sambil mengulurkan tangannya.Reina langsung bersandar mundur ke belakang. "Nggak apa. Aku masih kedinginan, jadi lebih baik pakai saja."Tangan Maxime yang terangkat membeku di udara, lalu dia menariknya kembali."Baiklah, nggak usah dilepas kalau kamu nggak mau."Kekhawatiran di hati Reina akhirnya menghilang.Dia memaksa dirinya untuk bangun walau masih mengantuk. "Aku agak lapar, ayo kita makan.""Ya."Reina berjalan melewati pandangan Maxime dan pergi menuju ruang makan di lantai bawah.Maxime hanya mengamatinya, merasa bahwa Reina menyembunyikan sesuatu darinya.Kenapa Reina tidak mengizinkannya melepas syal itu?Maxime tidak mengerti.Reina tiba di ruang makan di lantai bawah, di mana koki telah menyiapkan makanan dan membawanya ke meja makan.Dia juga memanggil anak-anak un

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2214

    "Kenapa bawa aku ke sini?" tanya Reina.Maxime tidak menjawab, meraih tangannya dan berjalan ke depan.Reina dituntun olehnya ke dalam tempat bermain. Sejauh mata memandang, ada tempat permainan."Kamu?""Ngajak kamu main game," jawab Maxime.Reina sedikit terdiam. "Ekki benar, kamu cemburu."Maxime menunduk, mulutnya tertutup wajahnya begitu bangga."Aku nggak cemburu. Aku tahu kalian cuma teman biasa." Dia melanjutkan, "Bukannya barusan kamu bilang jarang main game? Kebetulan hari ini aku senggang, jadi aku bakal nemenin kamu."Saat mengatakan itu, dia menarik Reina ke depan sebuah mesin lempar koin.Sebelum Reina duduk, petugas membawa sekantong besar koin permainan dan meletakkannya di sampingnya."Nona bos, silakan main sampai puas."Reina tidak bisa berkata-kata saat melihat sekantong besar koin yang disodorkan kepadanya.Bukankah bermain game lempar koin agar bisa mendapatkan koin?Maxime memberinya begitu banyak koin, lalu dari mana tantangan jika memainkan game ini?"Katakan,

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status