Mama Clayton langsung membantu suaminya berdiri dan berkata, "Sayang, kamu nggak apa-apa? Ayo kita lapor polisi aja, terjadi kekerasan di sini!"Mama Clayton ini aneh, masa maling teriak maling?Reina menatapnya dengan tatapan dingin dan menyahut, "Mama Clayton, sadar nggak sama sikapmu sendiri? Semua orang di sini jadi saksi lho kalian duluan yang mau menyerang kami. Pengawalku cuma datang melindungiku.""Sembarangan! Justru pengawal kamu yang sudah melukai kami!"Ah, ternyata Deron adalah seorang pengawal. Netizen pun mulai berkomentar.Deron yang tidak sabaran langsung mengeluarkan kamera mini yang dipasang di dadanya, lalu berkata, "Nyonya, kamera miniku ini sudah merekam semua kejadian barusan. Tenang, kameraku nggak rusak."Saat ini Riko lupa kalau dia masih menayangkan siaran langsung. Netizen banyak membeli barang dari akunnya dan jumlah penonton meroket pesat.Melihat lawannya punya bukti kuat, mama Clayton pun berkata."Mama Riko, kami datang mencari keadilan bagi anak-anak k
Setelah menutup telepon, papa Clayton berkata, "Kalau kamu nggak minta maaf, kudepak kalian dari sekolah ini sekarang juga!"Papa Clayton begitu percaya diri karena dia adalah salah satu pemegang saham di TK ini. Dia bisa mengeluarkan siapa saja yang tidak dia sukai dengan mudah.Reina tidak menyangka ternyata masih ada orang yang memegang saham TK ini dan tidak menjual padanya. Baiklah, Reina akan menunggu kepala sekolah datang dan ingin melihat apa kepala sekolah berani mengeluarkan Riko dari sekolah.Semua orang di ruang guru merasa senang saat mendengar hal ini.Sedangkan netizen mulai mengeluh dan membela Reina."Kenapa orang kaya dan berkuasa bisa seenaknya menentukan masa depan anak orang lain?""Hei, aku tahu siapa pria itu. Dia bos sebuah supermarket ternama.""Oh, dia toh. Aku nggak mau lagi beli barang di supermarketnya."Papa Clayton tentu tidak tahu kalau saham perusahaannya saat ini anjlok karena sikapnya.Sekretaris sudah meneleponnya, tapi tentu tidak diangkat papa Clay
Orang yang kali ini angkat bicara tidak lain adalah Jovan. Di belakangnya ada selusin pengawal berseragam dan memancarkan tatapan dingin.Jovan langsung bergegas begitu mendapat pesan darurat Riko. Dia sudah sampai dari tadi, tapi dia berdiri di luar dan mendengarkan diskusi yang terjadi di ruang guru.Nama Jovan sudah dikenal secara nasional. Dia seorang playboy yang merupakan bos muda dari grup farmasi terbesar di negeri ini.Begitu sosoknya muncul, penonton siaran langsung pun membeludak dari 30 juta menjadi 100 juta!Akun 'Mama Riko' sampai hampir tidak bisa diakses.Papa Clayton, Winston, tidak menyangka akan melihat Jovan di sini. Dia langsung keringat dingin.Semua orang tahu Jovan adalah orang kejam kedua sesudah Maxime. Beruntungnya kedua orang itu didukung oleh keluarga yang kaya dan berkuasa.Bedanya Maxime dengan Jovan adalah Maxime hanya akan berurusan dengan orang lain demi mendapat keuntungan, sedangkan Jovan akan menghabisi siapa pun yang tidak disukainya.Kepala Winsto
Mama Cosco dan mama Clayton pun menundukkan kepala dan minta maaf pada Riko.Reina merasa semua kejadian ini sangat menyedihkan.Kalau bukan karena Reina kaya, kalau bukan karena Jovan datang menolong, apa orang-orang ini sudi minta maaf?Tidak, mereka pasti akan terus menindas orang lemah dengan uang.Meski Reina tidak menyelidiki orang-orang di hadapannya ini, Reina tahu mereka pasti melakukan banyak tindak kejahatan.Minta maaf hanya hal kecil bagi mereka.Karena mereka sedang berada di depan anak-anak, Reina tidak ingin mempersulit para orangtua dan membiarkan masalah ini berlalu begitu saja.Winston dan istrinya menghela napas lega. Kalau Jovan benar-benar ingin memperkarakan kasus ini lebih lanjut, mereka pasti mati!Mama Cosco yang berdiri di samping juga ketakutan.Namun sepertinya Winston terlalu cepat merasa lega, begitu keluar dari ruang guru, dia mengangkat telepon dari sekretarisnya. Winston langsung mengangkat telepon itu dan memaki sekretarisnya, "Ada apaan sih, telepon
Riko kaget melihat siaran langsungnya ditonton 100 juta orang dan komisi yang dia terima mencapai 160 miliar!Dalam sekali siaran langsung, tanpa menjual barang, dia mendapat komisi 160 miliar!Riko mengucapkan selamat tinggal pada om tante online sebelum berhenti siaran.Jovan tidak tahu kalau dia juga masuk berita dan muncul di siaran langsung Riko.Jovan menepuk Riko yang sibuk bermain dengan jam tangan elektroniknya, "Jangan kebanyakan main barang elektronik, nggak bagus buat matamu.""Oke."Riko dengan patuh mematikan arlojinya.Jovan agak terkejut kenapa setan kecil ini begitu patuh hari ini.Alana langsung menghampiri Riko waktu pulang, "Riko, kamu nggak apa-apa?"Riko menggeleng.Jovan bertanya, "Kok kamu tahu terjadi sesuatu?""Lho, beritanya ada di siaran langsung dan sekarang lagi jadi berita panas. Kamu juga ada di sana." Setelah itu Alana menunjukkan ponselnya pada Jovan.Setelah melihat rekaman ini, Jovan akhirnya mengerti kenapa Riko tiba-tiba begitu patuh."Dasar bocah
"Mau aku tanyakan?" canda Reina."Boleh, lebih bagus kalau dia mau ikut kami siaran langsung. Aku mau mengubah nama akun ini jadi Tante Cantiknya Riko."Dulu mereka membuat akun ini sebagai 'Mama Riko' karena untuk menyembunyikan identitas Riko, namun sekarang mereka tidak perlu bersembunyi lagi.Karena sosok mama Riko sudah terungkap, kini giliran Alana sebagai tante Riko.Riko juga setuju. Bagaimanapun, akun ini dia buat hanya untuk Alana yang menganggur."Deron pasti nggak akan mau." Reina langsung tahu jawaban Deron tanpa perlu bertanya."Hmmh, baiklah ...."Alana sedikit kecewa.Alana bertanya lagi, "Nana, kamu nggak marah 'kan kami diam-diam buat akun media sosial?""Ya nggak dong. Tapi sebagai pembawa acara, kamu harus waspada dan memperhatikan keselamatan. Jangan sampai membeberkan terlalu banyak informasi."Reina tidak akan menghalangi perkembangan anak dan sahabatnya. Dia akan mendukung semua yang mereka ingin lakukan.Alana mengangguk, "Ya, nggak usah khawatir."Setelah sele
Maxime sebenarnya tidak ingin melanjutkan perang dingin dengan Reina, tapi Maxime kesal karena dia sudah ditipu Reina selama ini."Kalau iya? Kamu takut?" tanya Maxime.Reina tercengang, jelas dia tidak menyangka Maxime akan menanyakan hal itu padanya.Kalau Maxime yang dulu, dia pasti akan melakukan apa yang dia ucapkan.Reina meremas telapak tangannya dan menjawab, "Kalau aku bilang takut, kamu bakal lepasin aku?"Maxime mengencangkan cengkeramannya pada lengan Reina dan tidak berkata apa-apa.Keheningan ini membuat Reina panik.Akhirnya, Maxime melepaskan Reina dan berdiri, sosoknya yang tinggi hampir menghalangi sebagian besar cahaya di depan Reina.Reina bisa agak tenang karena merasa Maxime cuma sedang mengancamnya.Jelas-jelas dia buta, tapi masih begitu sangat menyebalkan.Mata Reina memerah. Melihat Maxime hendak pergi, Reina mengambil bangku dan menaruhnya di depan Maxime.Maxime pun menabrak kursi itu dan mengernyit, "Reina!""Kamu yang mulai duluan, aku cuma mau melindungi
Setelah Melisha membalas pesan, dia langsung memblokir nomor kedua mama itu.Namun, dia lupa bahwa kedua mama itu masih tergabung dalam kelompok Komite Orangtua Murid.Pukul sepuluh malam.Ponsel Reina terus berdering, dia bingung siapa yang mengirim pesan semalam ini. Begitu Reina membuka ponselnya, ternyata pesan di grup orangtua murid membeludak.Mama Clayton berkata, "Hei kalian semua, ayo melek dan bangun! Jangan percaya dengan omongan Melisha yang bilang bahwa selama kita bisa mengusir mama Riko, dia akan memberi kita keuntungan.""Sekarang setelah ada masalah, dia malah ngatain kami bodoh dan minta kami tanggung jawab sendiri.""Padahal dari awal dia sudah janji kalau terjadi masalah, dia akan bertanggung jawab penuh."Mama Cosco juga memposting di grup, "Melisha, kamu menjijikkan! Kamu sudah membuat suamiku menjauhiku!"Reina melirik mereka yang menghujat Melisha.Mungkin Melisha sedang sibuk dan tidak melihat pesan ini, jadi dia tidak mengeluarkan mereka dari grup.Orangtua la
Reina menutup telepon dan akhirnya merasa lega.Selama Syena tidak melakukan sesuatu yang buruk, semuanya tidak apa-apa.Dia sudah makin berumur dan hanya ingin menjalani hidupnya dengan baik.Jika Syena melakukan sesuatu yang salah lagi, dia akan menghabisinya....Musim semi berganti menjadi musim gugur.Waktu berlalu dalam sekejap.Dalam sekejap mata, rambut Reina pun dipenuhi dengan uban. Saat ini, Reina hampir berusia tujuh puluh tahun.Beberapa anak laki-lakinya akhirnya menikah. Anak-anak Riko dan Riki sudah duduk di bangku sekolah dasar.Reina mengambil ponselnya. Pada hari itu, dia mendengar anak buahnya berkata, "Bos, Marshanda meninggal."Meninggal adalah sebuah kata yang sering didengar Reina di masa tuanya.Selama bertahun-tahun, mertuanya juga sudah meninggal dunia.Mantan saudara perempuannya, Brigitta, juga meninggal tahun lalu.Ethan menyusul pada paruh pertama tahun ini.Hanya Erina dan suaminya yang tersisa untuk menjaga bisnis Keluarga Yusdwindra.Suami yang Erina d
Sisca pergi ke sekolah dan hendak meminta guru untuk memanggil Talitha. Namun, dia melihat Talitha berdiri di depan gedung sekolah dari kejauhan.Di seberang Talitha ada Syena!Ekspresi Sisca langsung berubah.Dia berjalan cepat menghampiri keduanya. "Talitha."Talitha menoleh ke arahnya. "Ibu."Syena langsung marah mendengar putrinya memanggil wanita lain dengan sebutan ibu."Talitha, aku ini ibumu, dia nggak ada hubungan darah denganmu."Setelah bertahun-tahun tidak bertemu, wajah Syena sangat pucat dan kuyu. Tatapan matanya menatap Sisca lekat-lekat.Sisca juga tidak merasa terintimidasi olehnya, menarik putrinya untuk berdiri di sisinya."Syena, saat itu kamulah yang nggak menginginkan Talitha. Sekarang, kamu ingin mendapatkan anakmu lagi?"Talitha menimpali, "Aku cuma punya satu ibu, namanya Sisca. Nama keluargaku juga Santiago. Jadi, kamu pergi saja dan berhenti mencariku."Mendengar apa yang dikatakan putrinya, gelenyar kelegaan menyelimuti benak Sisca.Syena terlihat makin mura
Reina beranjak dan melangkah pergi.Marshanda menatap punggungnya dan tiba-tiba berdiri. "Reina."Langkah kaki Reina terhenti dan dia berbalik untuk menatapnya.Tiba-tiba, mata Marshanda menjadi sedikit memerah."Reina! Aku merasa sepertinya aku melakukan kesalahan."Selama sepuluh tahun terakhir, Marshanda telah bermimpi tentang masa lalu hingga berulang kali.Mimpi itu terjadi di masa lalu, ketika dia baru dijemput oleh Anthony.Saat itu, dia tidak memiliki niat licik. Saat pertama kali bertemu Reina, dia merasa bahwa Reina sangat baik.Reina akan memberinya pakaian yang bagus untuk dipakai!Memberikan makanan yang enak untuknya!Reina juga akan berbagi uang saku dengannya!Mungkin karena dia makin tua, ingatannya tentang ketika dia masih muda menjadi begitu jelas, dia pun bernostalgia.Mendengar Marshanda mengakui kesalahannya, Reina menunjukkan kerumitan di antara kedua alisnya."Itu semua sudah berlalu."Dia hanya mengatakan beberapa kata tanpa menyebutkan maaf.Marshanda memperha
Riki benar-benar tidak berubah, ucapannya sangat manis dan masih terus menempel kepadanya.Maxime hendak mengatakan sesuatu tentangnya.Riki melepaskan pelukannya pada Reina dan memujinya."Papa, hari ini Papa bersinar banget dan makin jantan saja. Aku mau belajar dari Papa."Maxime tidak terbujuk oleh perkataannya. "Kalau mau belajar dariku, ikuti kakakmu dan uruslah perusahaan keluarga."Riki menggaruk-garuk kepalanya ketika diminta mengurus perusahaan.Sayangnya, dia benar-benar tidak suka menjadi bos.Dia hanya ingin menjadi seorang penyanyi.Dia mewarisi bakat musik yang kuat dari Reina dan merupakan penyanyi generasi baru.Reina juga memahami kebenaran bahwa setiap anak memiliki potensinya sendiri dan keempat anaknya pun berbeda."Sudah, biarkan Riki melakukan apa pun yang dia inginkan, toh ada Riko yang ngurus perusahaan.""Atau nanti kalau Leo dan Liam sudah besar, mereka juga bisa bantu ngurus perusahaan."Maxime langsung diam begitu Reina berbicara.Riki berterima kasih kepad
Revin memang cukup terlambat saat menikah. Belakangan, dia menelepon Reina dan mengatakan bahwa dia punya anak.Maxime sedikit tercengang. "Dia punya anak dari mana? Bukannya dia nggak nikah?"Sejujurnya, Maxime juga mengagumi Revin.Sebagai seorang pria, dia sangat menyukai Reina dengan sepenuh hati dan perasannya tidak pernah berubah.Maxime menduga bahwa Revin tidak pernah menikah karena Reina.Setiap kali mendengar tentang Revin, Maxime langsung ketakutan, takut pria ini akan datang dan merebut istrinya."Katanya sih bayi tabung," kata Reina.Maxime mendengarkan dengan serius. "Siapa ibu dari anak itu?"Reina menggelengkan kepalanya. "Aku nggak tahu, katanya sih rahasia dan nggak ada yang tahu siapa ibu dari anak itu. Tapi, Revin sangat luar biasa. Gen yang dia pilih pasti sangat bagus juga."Mendengar ini, Maxime mengangguk setuju.Hatinya sangat lega.Dia sudah sangat tua, sekarang Revin akhirnya memiliki seorang anak sendiri. Dia seharusnya tidak lagi akan memiliki ketertarikan
Jess tidak tahu apa yang ada di pikiran Erik. Dia mengangkat tangannya dan menepuk pundaknya. "Bodoh, mana mungkin aku nikah sama orang lain, aku saja sudah punya kamu sama anak kita."Erik menganggukkan kepalanya dan tersenyum. "Aku tahu kalau istriku ini memang sangat mencintaiku. Cuma aku, 'kan?"Jess ragu-ragu sejenak, tetapi dengan cepat mengangguk."Ya, tentu saja."Keraguannya yang sangat tipis ini masih bisa ditangkap oleh Erik.Itu juga pertama kalinya Erik menyadari bahwa dia bisa menjadi begitu peka dan perasa, seperti seorang wanita.Dulu, hanya wanita yang selalu khawatir dia macam-macam. Sekarang, keadaan berbalik dan dia selalu mengkhawatirkan Jess.Ada pepatah yang ternyata memang benar.Jika dunia bertanya apa itu cinta, cinta adalah sesuatu yang bisa menaklukkan segalanya.Jess adalah orang yang bisa menaklukkannya....Lima belas tahun telah berlalu.Tanpa disadari, keempat putra Reina dan Maxime telah tumbuh dewasa dan semuanya sangat tampan.Riko adalah yang paling
Entah kebetulan atau tidak, Jess yang saat itu berada jauh di Kota Simaliki juga bermimpi.Dalam mimpi itu, dia benar-benar menikah dengan Morgan dan memiliki seorang anak.Ketika terbangun dari mimpi itu, entah kenapa hati Jess terasa kosong. Dia tidak tahu kenapa ada emosi rumit di dalam hatinya.Dia menoleh ke samping, melihat seorang anak kecil yang sedang tidur di sampingnya.Di sisi anak itu ada suaminya, Erik.Wajah pria itu terlihat tampan saat tidur. Saat sinar matahari menyinarinya, dia terlihat makin memukau.Sudut mulut Jess tanpa sadar terangkat. Dia mengulurkan tangan dan menyentuh putranya yang menggemaskan, sebelum meletakkan tangannya di sisi wajah Erik dan menyentuhnya.Erik merasakan sentuhan di wajahnya. Dengan mata terpejam, dia mengangkat tangannya dan meraih tangan Jess, menariknya ke pelukannya."Tanganmu dingin? Sini aku hangatkan." Dia bahkan tidak membuka matanya dan apa yang dia lakukan tampak natural.Jess memperhatikan tindakannya dan hatinya menjadi hanga
Mata sipit Maxime sedikit menyipit. "Apa itu?"Sulit untuk menyembunyikan ketegangan di wajah Morgan."Itu cuma koran. Aku bosan dan mau mengisi waktu luang. Jangan diambil, ya?"Melihat raut wajahnya, Maxime tahu bahwa itu jelas bukan koran biasa.Maxime kembali menepis Morgan, berjalan dengan cepat untuk mengambil koran itu.Maxime membukanya dan isinya penuh dengan informasi tentang Jess.Morgan menerjang ke arah Maxime, seolah-olah rahasianya telah terbongkar.Namun, dengan kondisi fisiknya saat ini, Maxime bisa menghindar dengan mudah.Suara Morgan terdengar serak, "Kembalikan, ini milikku!"Maxime menatapnya dengan acuh."Sepertinya kamu lebih peduli sama asistenmu itu daripada Nana."Morgan tersipu malu."Apa kamu bercanda? Siapa juga yang suka sama dia. Aku nggak tertarik sedikit pun sama dia."Dia masih bersikap keras kepala.Maxime bisa melihatnya. Aktingnya benar-benar sangat kentara."Kalau begitu akan aku bawakan koran lain biar kamu bisa baca."Setelah mengatakan itu, Max
"Sekarang, semuanya sudah jelas, jadi mulai sekarang kamu nggak perlu menjagaku lagi. Aku baik-baik saja," kata Reina.Namun, Maxime menggelengkan kepalanya. "Nggak, sekarang aku nggak terbiasa."Dia mengikuti Reina setiap hari, jadi tidak terbiasa jika harus terpisah darinya.Reina tidak berdaya ketika melihat ini."Baiklah, tapi kamu harus berubah secara perlahan."Terus menempel pada orang lain juga cukup merepotkan.Dia juga menginginkan waktu untuk dirinya sendiri.Maxime mengiakan, "Ya, terserah kamu saja."Keesokan harinya.Maxime benar-benar tidak mengikuti Reina ke tempat kerja. Dia mengutus seseorang untuk menjaganya, sementara dia sendiri kembali ke IM Group untuk bekerja.Ketika Gaby dan Sisil mengetahui bahwa Maxime telah kembali ke IM Group, mereka semua terlihat terkejut."Kenapa Pak Maxime tiba-tiba berubah pikiran?" Gaby terkejut.Sisil berbisik, "Bos, apa kalian bertengkar?"Reina menggelengkan kepalanya. "Nggak kok, hubungan kami baik-baik saja. Aku mencoba bicara ba