Share

Bab 2011

Author: Kacang Merah
Angin dingin menderu-deru di luar dan rintik air hujan mulai turun.

Sisil menatap ke langit, matanya tidak lagi berbinar seperti dulu, sekarang malah terlihat kesepian.

Reina datang ke sisinya dan memanggil, "Sisil."

Sisil tersadar dari lamunannya dan menatap Reina.

"Hm? Ada apa Bos? Pangsitnya sudah matang?"

Reina menghela napas, "Baru juga mulai masak, mana mungkin sudah matan?"

"Oh."

"Kamu kenapa? Kok sedih? Kamu kangen Deron ya?" tanya Reina.

Belakangan Deron izin mau pulang, katanya ada urusan. Tapi Reina tidak tahu apa urusannya dan tidak bertanya.

Sisil terdiam lama sebelum berkata, "Kayaknya ... aku dan Deron nggak mungkin sampai pelaminan."

"Kok kamu bilang gitu?" Reina bingung.

Sisil menarik napas dalam-dalam, "Aku juga nggak tahu kenapa. Kita sudah lama pacaran tapi aku masih belum mengenalnya dengan baik. Aku nggak tahu di mana rumahnya, siapa anggota keluarganya atau siapa dia. Aku juga nggak tahu sebenarnya apa yang ada di pikirannya."

Reina juga bingung bagaimana harus m
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2012

    "Nggak lama kok nyarinya." Maxime menjawab."Terima kasih.""Ngapain bilang terima kasih, dasar bodoh." Maxime menunduk dan mencium kening Reina.Reina menatap Maxime, mereka saling bertatapan untuk waktu yang lama, keduanya enggan untuk berpaling.Maxime tercekat, dia langsung membopong Reina ke kamar.Keesokan harinya, dini hari.Reina terbangun dalam pelukan Maxime. Saat membuka matanya, Reina melihat wajah tampan suaminya itu.Reina menatap Maxime dengan tenang dan menyadari bahwa setelah bertahun-tahun, pria itu tidak berubah sama sekali.Kini wajah Maxime terlihat lebih hangat dan lembut.Entah karena merasa ditatap Reina atau bukan, Maxime ikut terbangun.Melihat Reina sedang menatapnya, Maxime pun menoleh dan memeluk istrinya erat-erat. Dia bibir Reina, lalu bertanya, "Ngapain bangun pagi-pagi banget?"Reina bersandar di pelukan Maxime."Nggak bisa tidur."Belakangan ini Reina sering bermimpi macam-macam.Maxime membelai rambut Reina dan berkata, "Hmm ... kalau gitu kita ngobro

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2013

    Nyonya Liz langsung meledak, "Apa? Ayahmu pergi memohon ke dia? Ayahmu itu pamannya, lebih tua pula!"Tia menghela napas."Hah, apa gunanya lebih tua? Reina aja nggak menganggapmu sebagai neneknya?"Nyonya Liz terdiam oleh ucapan ini.Tia menatap Nyonya Liz dengan hati-hati, dia pikir Nyonya Liz itu akan membuat perhitungan dengan Reina, tapi ternyata dia malah ikut terdiam."Nenek, kamu nggak akan membiarkan Reina kabur gitu aja, 'kan?"Tia memang minta maaf pada Reina, tapi dia masih cemburu dan berharap Reina akan tertimpa kesialan.Setelah terdiam cukup lama, Nyonya Liz berkata, "Hahh, sudahlah lupakan. Sekarang, kita nggak boleh sampai menyinggung Reina."Tia tercengang."Nenek! Sejak kapan Nenek jadi pengecut gini?""Kamu tuh nggak ngerti apa-apa! Ayahmu sudah bilang aku nggak boleh cari masalah lagi. Bahkan Diego aja nyuruh aku minta maaf sama Reina." Nyonya Liz sangat mendengarkan kedua putranya dan Diego.Tia tahu Nyonya Liz pilih kasih, tapi tidak menyangka akan separah ini.

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2014

    Setelah Reina mendengar jawaban Nita, dia kembali bertanya, "Sekarang kamu sudah lulus kuliah, 'kan?""Yah, baru lulus," jawab Nita."Jadi, kamu sudah dapat kerja?" Reina bertanya.Hening sesaat sebelum Nita di ujung telepon menjawab dengan tergagap, "Be ... belum. O ... orangtuaku berencana menikahkanku ...."Nita menambahkan kalimat lain."Kak Nana, aku ... aku nggak mau menikah."Masalahnya, pria yang dijodohkan orangtuanya padanya adalah duda atau pria yang sudah tua bangka.Tanpa perlu bertanya, Reina sudah bisa membaca kondisi Nita. "Nita, hidup kita di dunia ini susah. Jadi, kita harus mikirin diri sendiri. Kalau kamu nggak mau menikah, ya nggak usah diiyakan. Jangan sampai kamu terkekang oleh keputusan siapa pun.""Tapi ... mereka orangtuaku ...." Nita merasa tidak berdaya.Nita yang sekarang persis seperti Reina yang dulu.Reina tahu betapa besar pengaruh keluarga pada pribadi seseorang dan hal ini tidak bisa diubah, jadi Reina hanya bisa menasihati dan membujuknya."Nita, kit

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2015

    Tia selalu suka mengancam Nita dan Nita selalu patuh, tidak berani menolaknya.Tapi hari ini, Nita menarik napas dalam-dalam dan menjawab dengan tergagap, "O ... oke, laporin aja. Aku nggak takut."Tia tertegun. Dia tidak menyangka sepupunya yang gagap, yang dulunya begitu patuh padanya, sekarang begitu berani padanya."Nita, berani ya kamu sekarang? Lancang banget kamu ngomong kayak gitu ke aku? Aku datengin lho kamu, kasih kamu pelajaran!"Nita sebenarnya masih merasa takut dengan bentakan Tia.Tapi begitu teringat ucapan Reina, dia merasa dirinya tidak bisa menjadi pengecut seumur hidup."Oke, sini aja. Aku sudah bukan adik sepupu yang bisa kamu tindas kayak dulu. Kalau kamu mau memberiku pelajaran, aku temani kapan pun."Setelah itu, Nita langsung menutup telepon.Tia mematung di tempat, mendengar dering telepon putus di ponselnya.Dia benar-benar tidak menyangka Nita yang tadinya baik-baik saja akan menjadi seperti ini.Awalnya Tia mau mengeluh pada orangtua Nita, tetapi ketika he

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2016

    Padahal Reina merasa Deron tidak terlihat seperti orang yang tidak bertanggung jawab, kenapa ini bisa terjadi?"Kamu mau aku bantu cari tahu?" tanya Reina.Kali ini, Sisil menolak, "Jangan. Kalau dia tahu, dia pasti marah, pasti mikirnya aku diam-diam menyelidikinya."Sisil sangat menyukai Deron, meski tahu hubungannya dengan Deron ini tidak normal, Sisil tidak berkeluh kesah pada Deron dan terus melanjutkan hubungan ini.Reina pun tidak mengungkit lagi.Sore itu Deron pulang, namun alih-alih mencari Sisil, dia malah datang ke kantor Reina.Dia memberi tahu Reina, "Aku ada urusan di rumah dan nggak bisa jadi pengawalmu lagi. Aku sudah melatih sekelompok pengawal yang baik, mulai sekarang biar mereka yang melindungimu."Reina membelalak tidak percaya, "Kok kamu pergi tiba-tiba? Ada apa?"Reina bertanya secara naluriah karena prihatin, bukan bermaksud ikut campur urusan orang lain.Deron tidak menjawab, "Ini cuma masalah kecil, bukan masalah besar."Reina pun sungkan dan tidak bertanya l

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2017

    Suasana di ruangan Sisil hening dan mencekam, meski begitu di luar angin dingin menderu-deru dan hujan turun lebat.Setelah sekian lama, Deron bicara, "Kalau kamu setuju, kita putus aja."Ternyata benar ....Sisil mengepalkan tangannya erat-erat dan terlihat sangat pilu, "Apa maksudmu kalau aku setuju? Kalau aku nggak setuju?"Deron terdiam lagi dan tidak bicara.Sisil menarik balik isak tangisnya, berusaha untuk tidak menangis dan mempermalukan dirinya."Kalau mau putusin aku, kamu harus ngasih aku alasan yang masuk akal. Kamu pikir hubungan kita ini apa. Masa kamu putusin aku karena mau pulang ngurus urusan keluarga?"Deron terdiam, dia tidak tahu harus memberikan jawaban apa.Tingkah laku Deron membuat Sisil semakin marah.Sisil berdiri, berjalan ke arah Deron dan menatapnya, "Kenapa kamu diam aja?"Deron akhirnya bicara."Kalau kamu nggak mau putus, kamu harus nunggu aku."Sisil menjadi semakin bingung, "Kenapa? Sebenarnya kamu ngapain sih? Terus aku harus nunggu berapa lama?"Sisi

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2018

    Diego merasa lega dan menutup telepon.Sekarang Diego sudah jauh lebih dewasa dan bijaksana.Diego tahu Reina tidak mau membantunya bukan karena Reina tidak punya uang, tapi karena Reina tidak mau membantunya tanpa syarat.Apalagi sebenarnya mereka bukan saudara kandung. Diego juga sudah berutang banyak pada Reina, mana mungkin dia berani memohon pada Reina seperti dulu?Setelah Diego pulang kerja, dia membawa pulang dua porsi sate yang dibelinya.Sophia baru pulang setelah mengunjungi orangtuanya, tapi Sophia tetap hanya makan mi rebus tanpa tambahan lauk sedikit pun.Waktu Diego pulang dan melihat makanan Sophia, dia langsung mengernyit kesal."Bukannya aku sudah beli daging? Kan ada di kulkas, kok kamu nggak masak? Nggak ada gizinya lah kalau makan mi tiap hari."Sophia tidak peduli, "Aku pulang telat, jadi nggak punya waktu buat masak. Masak mi paling cepat buat ngisi perut kosongku."Diego tahu ini hanya alasan Sophia semata, sebenarnya Sophia tidak mau makan makanan yang dibeliny

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2019

    Diego terdiam.Melihat ekspresi Diego, Sophia pun menghela napas, "Sekarang kamu menyesal, 'kan? Mulai sekarang, kamu harus memperlakukan kakakmu itu sebaik mungkin.""Ya." Diego mengangguk sungguh-sungguh, "Dulu aku terlalu hidup enak. Sekarang aku sudah ngerti dan nggak akan menyakiti dia lagi."Sayang sekali Diego baru sadar semua sekarang.Dia menatap Sophia dengan rasa terima kasih, "Kamu benar-benar mengajariku banyak hal."Sophia tersenyum malu-malu."Jangan ngomong gitu. Aku nggak hebat, jadi kamu harus memahaminya sendiri."Diego menatap Sophia dengan tatapan kasih sayang, bahkan Diego sendiri pun tidak sadar."Coba aku ketemu sama kamu lebih cepat."Diego pun merogoh sakunya dan mengeluarkan sebuah kotak kecil, lalu memberikannya pada SophiaSophia terlihat bingung, "Apa ini?""Buka, lihat saja."Sophia membuka kotak itu di bawah tatapan mata Diego dan melihat sepasang anting-anting indah di dalamnya."Ini ....""Aku beli. Kulihat kamu punya lubang tindik tapi nggak pakai ant

Latest chapter

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2303

    Reina menutup telepon dan akhirnya merasa lega.Selama Syena tidak melakukan sesuatu yang buruk, semuanya tidak apa-apa.Dia sudah makin berumur dan hanya ingin menjalani hidupnya dengan baik.Jika Syena melakukan sesuatu yang salah lagi, dia akan menghabisinya....Musim semi berganti menjadi musim gugur.Waktu berlalu dalam sekejap.Dalam sekejap mata, rambut Reina pun dipenuhi dengan uban. Saat ini, Reina hampir berusia tujuh puluh tahun.Beberapa anak laki-lakinya akhirnya menikah. Anak-anak Riko dan Riki sudah duduk di bangku sekolah dasar.Reina mengambil ponselnya. Pada hari itu, dia mendengar anak buahnya berkata, "Bos, Marshanda meninggal."Meninggal adalah sebuah kata yang sering didengar Reina di masa tuanya.Selama bertahun-tahun, mertuanya juga sudah meninggal dunia.Mantan saudara perempuannya, Brigitta, juga meninggal tahun lalu.Ethan menyusul pada paruh pertama tahun ini.Hanya Erina dan suaminya yang tersisa untuk menjaga bisnis Keluarga Yusdwindra.Suami yang Erina d

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2302

    Sisca pergi ke sekolah dan hendak meminta guru untuk memanggil Talitha. Namun, dia melihat Talitha berdiri di depan gedung sekolah dari kejauhan.Di seberang Talitha ada Syena!Ekspresi Sisca langsung berubah.Dia berjalan cepat menghampiri keduanya. "Talitha."Talitha menoleh ke arahnya. "Ibu."Syena langsung marah mendengar putrinya memanggil wanita lain dengan sebutan ibu."Talitha, aku ini ibumu, dia nggak ada hubungan darah denganmu."Setelah bertahun-tahun tidak bertemu, wajah Syena sangat pucat dan kuyu. Tatapan matanya menatap Sisca lekat-lekat.Sisca juga tidak merasa terintimidasi olehnya, menarik putrinya untuk berdiri di sisinya."Syena, saat itu kamulah yang nggak menginginkan Talitha. Sekarang, kamu ingin mendapatkan anakmu lagi?"Talitha menimpali, "Aku cuma punya satu ibu, namanya Sisca. Nama keluargaku juga Santiago. Jadi, kamu pergi saja dan berhenti mencariku."Mendengar apa yang dikatakan putrinya, gelenyar kelegaan menyelimuti benak Sisca.Syena terlihat makin mura

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2301

    Reina beranjak dan melangkah pergi.Marshanda menatap punggungnya dan tiba-tiba berdiri. "Reina."Langkah kaki Reina terhenti dan dia berbalik untuk menatapnya.Tiba-tiba, mata Marshanda menjadi sedikit memerah."Reina! Aku merasa sepertinya aku melakukan kesalahan."Selama sepuluh tahun terakhir, Marshanda telah bermimpi tentang masa lalu hingga berulang kali.Mimpi itu terjadi di masa lalu, ketika dia baru dijemput oleh Anthony.Saat itu, dia tidak memiliki niat licik. Saat pertama kali bertemu Reina, dia merasa bahwa Reina sangat baik.Reina akan memberinya pakaian yang bagus untuk dipakai!Memberikan makanan yang enak untuknya!Reina juga akan berbagi uang saku dengannya!Mungkin karena dia makin tua, ingatannya tentang ketika dia masih muda menjadi begitu jelas, dia pun bernostalgia.Mendengar Marshanda mengakui kesalahannya, Reina menunjukkan kerumitan di antara kedua alisnya."Itu semua sudah berlalu."Dia hanya mengatakan beberapa kata tanpa menyebutkan maaf.Marshanda memperha

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2300

    Riki benar-benar tidak berubah, ucapannya sangat manis dan masih terus menempel kepadanya.Maxime hendak mengatakan sesuatu tentangnya.Riki melepaskan pelukannya pada Reina dan memujinya."Papa, hari ini Papa bersinar banget dan makin jantan saja. Aku mau belajar dari Papa."Maxime tidak terbujuk oleh perkataannya. "Kalau mau belajar dariku, ikuti kakakmu dan uruslah perusahaan keluarga."Riki menggaruk-garuk kepalanya ketika diminta mengurus perusahaan.Sayangnya, dia benar-benar tidak suka menjadi bos.Dia hanya ingin menjadi seorang penyanyi.Dia mewarisi bakat musik yang kuat dari Reina dan merupakan penyanyi generasi baru.Reina juga memahami kebenaran bahwa setiap anak memiliki potensinya sendiri dan keempat anaknya pun berbeda."Sudah, biarkan Riki melakukan apa pun yang dia inginkan, toh ada Riko yang ngurus perusahaan.""Atau nanti kalau Leo dan Liam sudah besar, mereka juga bisa bantu ngurus perusahaan."Maxime langsung diam begitu Reina berbicara.Riki berterima kasih kepad

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2299

    Revin memang cukup terlambat saat menikah. Belakangan, dia menelepon Reina dan mengatakan bahwa dia punya anak.Maxime sedikit tercengang. "Dia punya anak dari mana? Bukannya dia nggak nikah?"Sejujurnya, Maxime juga mengagumi Revin.Sebagai seorang pria, dia sangat menyukai Reina dengan sepenuh hati dan perasannya tidak pernah berubah.Maxime menduga bahwa Revin tidak pernah menikah karena Reina.Setiap kali mendengar tentang Revin, Maxime langsung ketakutan, takut pria ini akan datang dan merebut istrinya."Katanya sih bayi tabung," kata Reina.Maxime mendengarkan dengan serius. "Siapa ibu dari anak itu?"Reina menggelengkan kepalanya. "Aku nggak tahu, katanya sih rahasia dan nggak ada yang tahu siapa ibu dari anak itu. Tapi, Revin sangat luar biasa. Gen yang dia pilih pasti sangat bagus juga."Mendengar ini, Maxime mengangguk setuju.Hatinya sangat lega.Dia sudah sangat tua, sekarang Revin akhirnya memiliki seorang anak sendiri. Dia seharusnya tidak lagi akan memiliki ketertarikan

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2298

    Jess tidak tahu apa yang ada di pikiran Erik. Dia mengangkat tangannya dan menepuk pundaknya. "Bodoh, mana mungkin aku nikah sama orang lain, aku saja sudah punya kamu sama anak kita."Erik menganggukkan kepalanya dan tersenyum. "Aku tahu kalau istriku ini memang sangat mencintaiku. Cuma aku, 'kan?"Jess ragu-ragu sejenak, tetapi dengan cepat mengangguk."Ya, tentu saja."Keraguannya yang sangat tipis ini masih bisa ditangkap oleh Erik.Itu juga pertama kalinya Erik menyadari bahwa dia bisa menjadi begitu peka dan perasa, seperti seorang wanita.Dulu, hanya wanita yang selalu khawatir dia macam-macam. Sekarang, keadaan berbalik dan dia selalu mengkhawatirkan Jess.Ada pepatah yang ternyata memang benar.Jika dunia bertanya apa itu cinta, cinta adalah sesuatu yang bisa menaklukkan segalanya.Jess adalah orang yang bisa menaklukkannya....Lima belas tahun telah berlalu.Tanpa disadari, keempat putra Reina dan Maxime telah tumbuh dewasa dan semuanya sangat tampan.Riko adalah yang paling

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2297

    Entah kebetulan atau tidak, Jess yang saat itu berada jauh di Kota Simaliki juga bermimpi.Dalam mimpi itu, dia benar-benar menikah dengan Morgan dan memiliki seorang anak.Ketika terbangun dari mimpi itu, entah kenapa hati Jess terasa kosong. Dia tidak tahu kenapa ada emosi rumit di dalam hatinya.Dia menoleh ke samping, melihat seorang anak kecil yang sedang tidur di sampingnya.Di sisi anak itu ada suaminya, Erik.Wajah pria itu terlihat tampan saat tidur. Saat sinar matahari menyinarinya, dia terlihat makin memukau.Sudut mulut Jess tanpa sadar terangkat. Dia mengulurkan tangan dan menyentuh putranya yang menggemaskan, sebelum meletakkan tangannya di sisi wajah Erik dan menyentuhnya.Erik merasakan sentuhan di wajahnya. Dengan mata terpejam, dia mengangkat tangannya dan meraih tangan Jess, menariknya ke pelukannya."Tanganmu dingin? Sini aku hangatkan." Dia bahkan tidak membuka matanya dan apa yang dia lakukan tampak natural.Jess memperhatikan tindakannya dan hatinya menjadi hanga

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2296

    Mata sipit Maxime sedikit menyipit. "Apa itu?"Sulit untuk menyembunyikan ketegangan di wajah Morgan."Itu cuma koran. Aku bosan dan mau mengisi waktu luang. Jangan diambil, ya?"Melihat raut wajahnya, Maxime tahu bahwa itu jelas bukan koran biasa.Maxime kembali menepis Morgan, berjalan dengan cepat untuk mengambil koran itu.Maxime membukanya dan isinya penuh dengan informasi tentang Jess.Morgan menerjang ke arah Maxime, seolah-olah rahasianya telah terbongkar.Namun, dengan kondisi fisiknya saat ini, Maxime bisa menghindar dengan mudah.Suara Morgan terdengar serak, "Kembalikan, ini milikku!"Maxime menatapnya dengan acuh."Sepertinya kamu lebih peduli sama asistenmu itu daripada Nana."Morgan tersipu malu."Apa kamu bercanda? Siapa juga yang suka sama dia. Aku nggak tertarik sedikit pun sama dia."Dia masih bersikap keras kepala.Maxime bisa melihatnya. Aktingnya benar-benar sangat kentara."Kalau begitu akan aku bawakan koran lain biar kamu bisa baca."Setelah mengatakan itu, Max

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2295

    "Sekarang, semuanya sudah jelas, jadi mulai sekarang kamu nggak perlu menjagaku lagi. Aku baik-baik saja," kata Reina.Namun, Maxime menggelengkan kepalanya. "Nggak, sekarang aku nggak terbiasa."Dia mengikuti Reina setiap hari, jadi tidak terbiasa jika harus terpisah darinya.Reina tidak berdaya ketika melihat ini."Baiklah, tapi kamu harus berubah secara perlahan."Terus menempel pada orang lain juga cukup merepotkan.Dia juga menginginkan waktu untuk dirinya sendiri.Maxime mengiakan, "Ya, terserah kamu saja."Keesokan harinya.Maxime benar-benar tidak mengikuti Reina ke tempat kerja. Dia mengutus seseorang untuk menjaganya, sementara dia sendiri kembali ke IM Group untuk bekerja.Ketika Gaby dan Sisil mengetahui bahwa Maxime telah kembali ke IM Group, mereka semua terlihat terkejut."Kenapa Pak Maxime tiba-tiba berubah pikiran?" Gaby terkejut.Sisil berbisik, "Bos, apa kalian bertengkar?"Reina menggelengkan kepalanya. "Nggak kok, hubungan kami baik-baik saja. Aku mencoba bicara ba

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status