Manajer itu menghela napas, lalu berkata, "Aku nggak tahu kenapa orang ini bermasalah banget. Semalam dia baru pulang larut banget dan minta aku kasih dia kesempatan. Dia mau menghasilkan uang dan membayarmu balik.""Aku cuma mau melihat apa dia tulus, tapi aku nggak menyangka orang ini serius.""Dia berlari ke dalam ruang VIP dan mencoba menyenangkan tamu. Tamu memintanya untuk minum sebotol anggur dan memberinya 20 juta. Dia maksa buat minum 12 botol anggur dengan konsentrat alkohol tinggi, makanya dia langsung jatuh pingsan di tempat."Setelah manajer selesai bicara, dia memberikan Sophia tas hitam yang diletakkan di depannya."Waktu tadi dibawa sama tandu, Diego minta aku ngasih ini ke kamu.""Tamu itu takut terjadi sesuatu, dia ngasih tambahan 160 juta. Jadi ini total uangnya ada 400 juta. Diego minta aku kasih ke kamu.""Dia juga bilang akan cari uang lebih banyak buat kasih ke kamu," ucap manajer itu.Manajer itu melihat, Diego bukan orang jahat.Sophia tidak bisa mengungkapkan
Setelah berkata demikian, Diego menatap Sophia dalam-dalam, "Apa kita masih berteman?"Sejak dulu Diego tidak punya teman sejati, semua kenalannya tidak sudi bicara dengannya saat Diego tidak punya uang.Tapi Sophia berbeda. Dia menerima Diego saat Diego tidak punya uang dan memperlakukannya dengan sangat baik.Baru sekarang Diego mengerti apa itu teman sejati dan dia tidak mau kehilangan Sophia.Sophia tidak tahu bagaimana harus menjawab. Dia membuang muka dan berkata, "Kita omongin lagi nanti."Dia buru-buru meninggalkan kamar rawat dan menutup pintu.Diego menyunggingkan senyum.Entah kenapa meski sekujur tubuhnya terasa sakit, dia merasa sangat bahagia.Sophia keluar membeli semangkuk bubur dan sup penambah tenaga yang mahal untuk Diego.Diego agak terkejut saat melihat semangkuk besar dan kecil sup dan bubur yang dibawanya."Ini ... mahal ya?"Diego terbiasa berhemat saat tinggal bersama Sophia. Begitu dibelikan barang mahal, Diego sampai sungkan memakannya."Dokter bilang kamu ha
Hujan turun dengan deras di hari ziarah makam.Saat ini, di pintu masuk rumah sakit.Reina yang bertubuh kurus sedang memegang laporan tes kehamilan dari rumah sakit, di kertas itu tertera sebuah kata yang tercetak tebal."Negatif.""Sudah tiga tahun menikah belum hamil juga?""Astaga, bisa-bisanya ada wanita yang begitu nggak berguna seperti kamu. Kalau nggak cepat hamil, kamu pasti akan didepak keluar dari Keluarga Sunandar, lalu bagaimana dengan Keluarga Andara?"Treya Libera yang berpakaian anggun mengentakkan sepatu hak tingginya. Dia menunjuk Reina dan terlihat sangat kecewa.Reina menatap kosong, begitu banyak kalimat yang ingin dia ungkapkan, tetapi pada akhirnya hanya terucap sebuah kata."Maaf.""Aku nggak butuh maaf. Aku mau kamu hamil anak Maxime, ngerti?"Reina tercekat, tidak tahu harus menjawab apa.Reina dan Maxime sudah menikah selama tiga tahun, tetapi Maxime tidak pernah sekalipun menyentuhnya.Mana mungkin dia bisa hamil?Treya kembali melirik Reina yang terlihat le
Semua orang yang ada di ruangan itu menengok ke arah pintu.Sontak, suasana jadi hening.Reina melirik Maxime, tatapan pria itu begitu jernih, jelas dia sama sekali tidak mabuk.Reina sadar dia sudah ditipu Marshanda.Saat Maxime melihat sosok Reina, bola matanya yang gelap pun menegang.Sedangkan Jovan dan yang lainnya yang barusan mendukung Maxime untuk menerima perasaan Marshanda, semua tersenyum canggung.Harusnya Reina tidak datang."Nana, jangan salah paham. Jovan cuma bercanda, sekarang Max dan aku hanya teman biasa."Marshanda-lah yang pertama kali memecah ketenangan.Sebelum Reina sempat menjawab, Maxime yang kehilangan kesabaran sudah berdiri lebih dulu."Nggak perlu menjelaskan apa pun padanya."Setelah itu, Maxime berjalan ke depan muka Reina dan bertanya, "Mau apa ke sini?""Kupikir kamu mabuk, jadi aku datang untuk menjemputmu pulang," jawab Reina jujur.Maxime mencibir, "Sepertinya kamu nggak ingat sepatah kata pun yang kukatakan, ya."Maxime mengecilkan suaranya sehingg
Suara Reina begitu tenang dan ringan.Seolah perceraian ini hanya hal sepele.Pupil mata Maxime menegang."Apa katamu?"Selama pernikahan mereka, seketerlaluan apa pun perlakuan Maxime padanya, Reina tidak pernah menyebut kata 'cerai'.Sebenarnya Maxime paham betul betapa Reina sangat mencintainya.Tatapan Reina yang awalnya kosong saat ini berubah menjadi sangat tajam."Pak Maxime, selama ini aku sudah menjadi penghalangmu.""Kita cerai saja."Maxime meremas tinjunya kuat-kuat."Kamu dengar pembicaraanku barusan, 'kan? Keluarga Andara sudah berada di ujung jurang, apa bedanya menikah denganku atau menikah dengan orang lain?""Apa tujuanmu bercerai? Kamu mau anak atau mau uang? Atau mau mengancamku supaya aku nggak melakukan apa pun pada Keluarga Andara?" Maxime bertanya dengan dingin."Jangan lupa, aku sama sekali nggak mencintaimu, ancamanmu nggak berguna untukku!"Sosok Maxime di mata Reina tiba-tiba menjadi kabur. Reina merasa tenggorokannya tercekat dan telinganya sakit. Bahkan de
Alat bantu dengarnya terselimuti darah ....Pupil mata Reina bergetar, dia buru-buru menyeka telinganya dengan tisu, melepas seprai dan mencucinya.Reina takut akan ketahuan karena Lyann pasti mengkhawatirkan kondisinya. Jadi, dia diam-diam mengemasi semua barangnya lalu membuat alasan asal dan berpamitan pada Lyann.Sebelum pergi, diam-diam Reina meninggalkan sebagian uang tabungannya di meja di samping tempat tidur.Lyann mengantar Reina ke stasiun sambil melambaikan tangan dengan enggan.Lyann sangat mengkhawatirkan Reina yang sangat kurus, jadi dia menghubungi orang dalam Grup Sunandar.Sekretaris Maxime langsung melapor begitu tahu pengasuh Reina yang menelepon.Hari ini adalah hari ketiga sejak kepergian Reina.Ini juga pertama kalinya Maxime menerima telepon yang berhubungan dengan Reina.Maxime sedang duduk di kantornya dan begitu mendapat kabar ini, dia sangat senang. Benar 'kan perkiraannya, wanita itu tidak akan bertahan lebih dari tiga hari.Suara Lyann pun terdengar dari u
Reina membuka berita dan melihat konferensi yang diadakan Grup Sunandar, beritanya Maxime telah berhasil mengakuisisi Grup Andara.Mulai sekarang, Grup Andara sudah punah dari dunia ini .......Kehidupan Maxime akhir-akhir ini sangat menyenangkan.Setelah berhasil mengakuisisi Grup Andara, balas dendam yang sudah ditunggu-tunggu Maxime pun terbalaskan.Jovan tersenyum seraya berkata, "Akhirnya Keluarga Andara kena karma karena sudah menipumu tiga tahun yang lalu."Jovan mengganti topik pembicaraan dan bertanya pada Maxime yang sedang bekerja, "Kak Max, apa si tuli itu datang memohon padamu?"Tangan Maxime yang sedang menandatangani dokumen berhenti bergerak.Entah mengapa belakangan ini selalu saja ada orang yang menyebut nama Reina."Nggak."Maxime menjawab dengan dingin.Jovan tercengang, setelah masalah sebesar ini terjadi di Keluarga Andara, Reina tetap diam?Dia melanjutkan, "Jangan-jangan dia sudah sadar akan semua perbuatannya?""Katanya ibu dan adiknya sedang mencarinya ke man
Reina mematung dan tidak bisa berkutik, dia tidak percaya semua hal ini terjadi.Reina berusaha meronta dan menolak, tetapi usahanya sia-sia.Maxime baru kembali tenang setelah mencapai puncak kepuasan.Di luar, langit sudah mulai terang.Maxime melirik tubuh Reina yang ringkih, lalu mendapati ada noda merah di kasur. Maxime merasakan sesuatu, tetapi dia tidak bisa menjelaskannya."Plak!"Reina mengangkat tangannya dan menampar wajah Maxime kuat-kuat.Tamparan ini sekaligus mematahkan semua ilusinya tentang cinta.Telinga Reina kembali berdengung, dia tidak bisa mendengar apa yang Maxime katakan dan langsung membentaknya, "Keluar!"Maxime pun pergi.Adegan semalam terus berputar di benaknya.Maxime kembali ke mobilnya dan berkata pada Ekki, asistennya, "Selidiki pria mana saja yang Reina kenal."Ekki bingung.Mana mungkin ada pria lain? Setelah menikah setiap hari Reina hanya mencintai Pak Maxime, mana mungkin ada pria lain?...Di motel, setelah Maxime pergi.Reina mandi dan menggosok
Setelah berkata demikian, Diego menatap Sophia dalam-dalam, "Apa kita masih berteman?"Sejak dulu Diego tidak punya teman sejati, semua kenalannya tidak sudi bicara dengannya saat Diego tidak punya uang.Tapi Sophia berbeda. Dia menerima Diego saat Diego tidak punya uang dan memperlakukannya dengan sangat baik.Baru sekarang Diego mengerti apa itu teman sejati dan dia tidak mau kehilangan Sophia.Sophia tidak tahu bagaimana harus menjawab. Dia membuang muka dan berkata, "Kita omongin lagi nanti."Dia buru-buru meninggalkan kamar rawat dan menutup pintu.Diego menyunggingkan senyum.Entah kenapa meski sekujur tubuhnya terasa sakit, dia merasa sangat bahagia.Sophia keluar membeli semangkuk bubur dan sup penambah tenaga yang mahal untuk Diego.Diego agak terkejut saat melihat semangkuk besar dan kecil sup dan bubur yang dibawanya."Ini ... mahal ya?"Diego terbiasa berhemat saat tinggal bersama Sophia. Begitu dibelikan barang mahal, Diego sampai sungkan memakannya."Dokter bilang kamu ha
Manajer itu menghela napas, lalu berkata, "Aku nggak tahu kenapa orang ini bermasalah banget. Semalam dia baru pulang larut banget dan minta aku kasih dia kesempatan. Dia mau menghasilkan uang dan membayarmu balik.""Aku cuma mau melihat apa dia tulus, tapi aku nggak menyangka orang ini serius.""Dia berlari ke dalam ruang VIP dan mencoba menyenangkan tamu. Tamu memintanya untuk minum sebotol anggur dan memberinya 20 juta. Dia maksa buat minum 12 botol anggur dengan konsentrat alkohol tinggi, makanya dia langsung jatuh pingsan di tempat."Setelah manajer selesai bicara, dia memberikan Sophia tas hitam yang diletakkan di depannya."Waktu tadi dibawa sama tandu, Diego minta aku ngasih ini ke kamu.""Tamu itu takut terjadi sesuatu, dia ngasih tambahan 160 juta. Jadi ini total uangnya ada 400 juta. Diego minta aku kasih ke kamu.""Dia juga bilang akan cari uang lebih banyak buat kasih ke kamu," ucap manajer itu.Manajer itu melihat, Diego bukan orang jahat.Sophia tidak bisa mengungkapkan
Diego meringkuk dan memeluk kakinya. Entah setelah berapa lama, terdengar suara langkah kaki.Diego perlahan mengangkat kepalanya dan melihat Sophia berjalan mengenakan jaket, topi dan syal sambil membawa sayuran.Diego agak terkejut.Dia mengusap matanya dan melihat pemandangan di depannya dengan tidak percaya."Sophia! Apa aku sedang bermimpi?"Saat Sophia mendengar pertanyaan Diego, dia tidak menjawab. Sophia langsung mendatanginya dengan tatapan acuh tak acuh."Ngapain kamu di sini? Masih belum cukup bohongin aku?"Sophia tersenyum pahit, "Aku nggak punya uang, sepeser pun nggak punya."Begitu mendengar suara Sophia, Diego yakin dia tidak sedang bermimpi. Dia langsung meraih tangan Sophia."Sophia, maaf ... Maafkan aku ...."Sophia melepaskan tangan Diego, "Apa gunanya minta maaf?"Tangan Diego yang ditepis Sophia membuat hati Diego terasa tidak nyaman seperti ditusuk jarum.Sekarang tidak ada yang bisa dia lakukan selain meminta maaf.Dengan wajah pucat, dia bertanya, "Paman dan b
Saat manajer mengetahui bahwa Diego telah pulang, dia bergegas keluar kantor, mengangkat tangannya dan meninju Diego."Masih berani ya kamu pulang! Mana uangnya?" tanya manajer dengan marah.Diego merasakan sakit di wajahnya dan mundur beberapa langkah, tetapi dia tidak melawan atau menghindar.Dia tidak menjawab manajer, tetapi melihat sekeliling, "Sophia mana?""Masih berani nanya? Kamu tahu nggak, kamu sudah membunuh orangtuanya?" kata manajer itu dengan marah."Membunuh?"Diego membelalak tidak percaya."Apa maksud ekspresimu itu? Kamu mengambil semua uang yang akan dia gunakan untuk menyelamatkan orangtuanya! Kamu sadar nggak sih apa konsekuensinya?"Diego limbung, "Nggak ... Aku ... aku cuma mau melipat gandakan uang itu supaya dia nggak perlu bekerja terlalu keras... Aku ... aku nggak sengaja ...."Dia melangkah mundur selangkah demi selangkah.Di mata manajer, Diego adalah penipu, "Sudah jangan banyak alasan, mendingan sekarang kamu serahkan diri ke polisi."Diego menggeleng, "
Meski Nyonya Liz nenek Diego diusir oleh kedua putranya, dia masih punya uang di tangan.Sesampainya di hotel, kedua putranya menelepon dan memarahinya.Nyonya Liz paham betul keseriusan masalah ini, dia menyesal."Sekarang Reina nggak mau ketemu aku, aku harus gimana?""Ya pergi dong ke perusahaannya atau hadang dia di satu tempat. Kalau kamu nggak menyelesaikan masalah ini, kami nggak akan mengakuimu sebagai ibu."Durhaka sekali kedua putra Nyonya Liz.Nyonya Liz disalahkan kedua putranya.Menantu perempuannya bahkan berkata, "Orangtua ini selalu saja bikin masalah, biar saja dia mati di luar!"Sebelum panggilan ditutup, nenek Diego mendengar menantu perempuannya menyumpahinya dan kali ini tidak menjawab.Nyonya Liz berjanji pada putranya dan menutup telepon, dia merasa seolah seluruh kekuatannya telah terkuras habis.Nyonya Liz selalu lebih menyukai anak laki-laki daripada anak perempuan. Dia sangat baik pada kedua putranya, tapi sangat buruk pada Treya.Tapi Treya, putri yang berba
Nenek Diego menstabilkan tubuhnya, lalu bertanya dengan ragu, "Nak, maksudmu seluruh dunia tahu?""Ya iya lah. Sekarang semua orang tahu kalau kamu menindas dan memeras Reina buat aku dan kakak. Kakak juga akan jadi sasaran netizen, aku sudah. Semua orang balikin produkku yang mereka beli, Ibu tahu nggak berapa kerugianku?" Putra bungsu Nyonya Liz menghela napas, "Aku sudah nggak punya tambahan modal, Ibu malah membuatku bangkrut lebih cepat!"Nenek Diego menyadari keseriusan masalah ini saat mendengar ucapan putranya."Terus sekarang kita harus gimana?""Ya mau gimana lagi? Sana mohon sama Reina buat mengampunimu dan melepaskan kita.""Minta maaf sama dia? Kamu bercanda? Aku itu lebih tua. Meski aku salah pun, dia nggak bisa marah sama aku!"Nenek Diego masih berpikiran kolot. Dalam konsepnya, selama dia lebih tua, dia tidak akan minta maaf pada yang lebih muda."Kalau gitu Ibu tunggu saja kami mati!"Putra bungsu Nyonya Liz benar-benar kehabisan kata-kata dengan sikap ibunya ini.Per
Netizen diliputi kemarahan dan langsung menyelidiki seluk beluk mengenai putra nenek Diego.Yang satu bergerak dalam perdagangan luar negeri dan yang lainnya bergerak di bidang makanan ringan.Hasil investigasi para netizen menunjukkan ternyata kedua perusahaan tersebut terlilit banyak masalah.Bahkan ada yang menemukan bahwa kedua perusahaan tersebut kini tidak punya modal.Begitu informasi ini terungkap, semua orang tiba-tiba sadar."Pantas saja dia tiba-tiba mendatangi Reina. Ternyata putranya nggak punya uang, makanya dia minta Reina, cucunya buat ngasih dia uang.""Hei, bukan cucunya lho, tapi cucu yang diadopsi. Reina itu nggak punya hubungan apa-apa sama dia.""Kita harus memboikot kedua perusahaan itu!"Putra sulung Diego yang bergerak dalam perdagangan luar negeri tidak terlalu terpengaruh, tapi lain dengan putra bungsu nenek Diego. Netizen langsung bertanya pada layanan pelanggan apa berita yang mereka selidiki itu benar.Barang-barang yang dijual di internet pun diberi penil
Reina tersenyum pahit, "Ya, aku memang perhitungan. Aku mengingatnya karena hampir mati."Reina bicara dengan nada mencela diri sendiri sambil menatap nenek Diego."Ngomong-ngomong, harusnya kamu juga tahu apa yang putrimu lakukan padaku, 'kan? Dia ngambil mas kawinku, terus mau menjualku ke pria tua! Waktu itu, aku sudah menjelaskan padanya kalau aku mati, anggap saja aku sudah mengembalikan nyawaku ke dia dan kami putus hubungan.""Sayang, aku diberkati langit dan nggak mati. Tapi aku sudah merekam pembicaraan kami waktu itu. Nyonya mau dengar?" tanya Reina.Nenek Diego sudah tahu tentang Treya yang mau menjual Reina pada seorang lelaki tua.Nenek Diego terlihat kesal, "Itu semua masa lalu, bukannya sekarang kamu hidup dengan baik?"Artinya, nenek Diego mengakui semua kejadian ini.Akhirnya netizen pun akhirnya melihat wajah asli nenek Diego.Semua orang mulai marah dan mencela nenek Diego."Memang sih katanya pahala membesarkan anak tiri itu lebih besar dari pada melahirkan, tapi me
Reina memakai peralatan siaran langsung yang kecil, jadi tidak terlihat.Siaran langsung Reina mulai sejak dia masuk rumah ini.Awalnya netizen penasaran, video apa yang disiarkan di akun resmi Grup Yinandar, namun akhirnya mereka paham setelah melihat nenek Diego.Awalnya mereka memaki Reina yang kurang ajar karena tidak tahu balas budi, tapi pandangan mereka berubah setelah melihat kelakuan nenek Diego yang keterlaluan dan sombong."Kenapa rasanya wanita tua ini bukan orang baik?""Iya, aku setuju. Harusnya nenek menyayangi cucunya, 'kan? Tadi si nenek ini bilang bukan perkara uang, sekarang malah nyuruh Reina transfer satu triliun ke para pamannya.""Ini pemerasan nggak sih? Dia punya anak dan cucu kandung lho. Kenapa malah minta diurus sama cucu yang bahkan bukan cucu kandungnya?"Meski sebagian orang sudah melihat dengan jelas wajah asli nenek Diego, masih ada sebagian orang yang merasa keberatan."Memangnya dia nggak boleh nyari Reina kalau punya anak dan cucu kandung? Gimanapun