Share

Bab 1810

Penulis: Kacang Merah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-07 18:00:00
Riko tahu kabar baik apa yang dibicarakan oleh Tuan Besar Jacob tanpa perlu bertanya.

"Kakek buyut mau kasih tahu aku bakalan punya adik, 'kan?"

Tuan Besar Jacob tampak bingung, "Hah? Kok Riko tahu?"

Dia baru mendengar kabar dari Alana dan Jovan hari ini.

Mereka berdua bilang, mereka merahasiakannya dari Tuan Besar Jacob untuk memberinya kejutan.

"Hm, nebak aja sih," ucap Riko, dia tidak mengatakan yang sebenarnya.

Lagipula kalau dia mengaku pada Tuan Besar dirinya sudah tahu dari awal, Tuan Besar Jacob pasti mengomelinya karena sudah menyembunyikan hal ini.

Tuan Besar Jacob tidak ambil pusing, "Memangnya otak anak muda beda, cepat tanggap banget. Iya, Alana hamil, sudah dua bulan!"

"Selamat ya Kakek buyut, akhirnya bisa menggendong cicitmu sendiri." Riko memberinya selamat dengan tulus.

Tuan Besar Jacob tertawa terbahak-bahak, "Pokoknya gimana juga, Riko juga cicitku, kalian semua sama."

"Ya." Riko mengangguk.

Dia tahu Tuan Besar Jacob bukan tipe orang yang tidak akan membuangnya sete
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1811

    Nah, ini baru benar.Riko mengangguk puas, "Oke, jangan khawatir, Ma."Reina merasa jauh lebih lega.Malamnya setelah Reina mandi, dia ngobrol dengan Maxime sebentar, lalu pergi ke kamar Liane di bawah tatapan kesal Maxime."Bu."Liane sudah berbaring, tapi belum tidur.Ketika melihat Reina datang, dia mengernyit bingung, "Nana, kok ke sini?"Reina berjalan ke tempat tidur dan duduk, "Hari ini boleh nggak aku tidur sama Ibu?"Liane tertegun, menatap wajah Reina dan ragu-ragu."Sudah sebesar ini kok masih mau tidur sama Ibu? Nggak gampang lho kamu dan Maxime bisa hidup bareng lagi, harusnya kalian memupuk hubungan supaya makin kuat."Reina memeluk Liane sambil berkata, "Maxime dan aku 'kan sudah bareng selama bertahun-tahun, nggak masalah lah. Aku cuma tidur sama Ibu semalam aja.""Anak lain selalu tidur sama ibunya waktu kecil, 'kan aku nggak pernah tidur sama Ibu."Reina awalnya hanya ingin manja pada Liane.Tidak disangka ucapan ini malah membuat Liane merasa lebih bersalah.Liane me

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1812

    Setelah minum obat, Liane beristirahat cukup lama di kamar dan tubuhnya perlahan terasa membaik.Saat Liane keluar kamar, semua orang sudah menunggunya untuk sarapan."Bibi Liane, ini semua tadi baru aku beli. Kira-kira Bibi suka nggak? Dulu 'kan Bibi yang bikinin sarapan buat kita, tapi aku nggak bisa masak, jadi aku beli aja deh," ucap Sisil sambil tersenyum.Liane berjalan menghampiri meja makan dan melihat berbagai sarapan yang lezat. Dia pun memuji, "Wah kayaknya ini. Sudah cukup, Bibi bukan orang yang pilih-pilih makanan kok.""Syukurlah! Kalau gitu aku ambilkan bubur dulu ya.""Oke. Terima kasih."Sisil menyajikan bubur untuk Liane.Riki juga mengupas sebuah udang untuknya, "Nenek, ini dimakan ya udangnya."Tatapan Liane penuh dengan gejolak emosi.Selama hidup, baru sekarang dia menyadari apa itu kebahagiaan."Oke, terima kasih Riki.""Nenek, kata mama kita semua itu keluarga, jadi nggak perlu ngomong terima kasih.""Ya, oke."Liane menunduk dan menghabiskan semua makanan di pi

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1813

    Reina mengangguk, "Kamu harus jagain dia baik-baik ya. Ini 'kan kehamilan pertamanya dan dia nggak punya pengalaman. Kalau ada yang kalian nggak ngerti, tanya langsung aja ya sama aku."Meski Jovan adalah seorang dokter, dia bukan dokter kandungan."Oke."Jovan mengangguk, "Jangan khawatir, aku akan menjaga Alana dengan baik."Dia sangat senang saat tahu Alana sedang mengandung anaknya.Dia langsung menaikkan tunjangan karyawan rumah sakit.Reina pun pulang bersama Liane.Dalam perjalanan pulang, Liane merasa lelah dan hampir ketiduran berulang kali.Reina melihatnya dan berkata, "Bu, kalau ngantuk sini menyender di bahuku.""Oke." Liane tidak menolak, dia bersandar pada Reina dan menutup matanya.Entah setelah berapa lama, tiba-tiba Reina merasa bahunya terasa hangat.Dia menoleh dan melihat Liane mimisan.Reina sontak membelalak dan berkata pada sopir, "Cepat balik ke rumah sakit!""Ya." Sopir itu langsung putar arah kembali menuju rumah sakit.Reina memeluk Liane sambil terus berter

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1814

    Vior terlihat sangat cemas.Dokter melepas maskernya dan tampak gelisah, "Untuk sementara dia sudah nggak kritis, tapi ... tubuhnya sudah benar-benar rusak, dia nggak bisa bertahan lama."Tubuh Vior limbung seketika."Apa karena makanan dia beberapa hari yang lalu ada racunnya?"Dokter bertanya dengan bingung, "Memangnya kamu nggak tahu kalau kondisi kesehatannya sudah amat parah?"Vior mengernyit tidak percaya."Kok bisa?"Dia bergumam.Dokter juga bingung melihat respons Vior.Reina yang berdiri di depan dokter tidak terkejut karena dia sudah mengetahuinya sejak lama."Dokter, mohon bantuannya ya," ucap Reina dengan suara serak.Dokter mengangguk, "Nggak apa-apa. Sekarang ini, pokoknya sebisa mungkin temani pasien.""Ya.".Reina melihat Liane didorong kembali ke ruang rawat.Vior yang tersadar dari lamunan pun menoleh menatap Reina dan bertanya, "Kak Nana sudah tahu kondisi bibi sejak lama?"Reina menjawab jujur."Yah, aku baru tahu beberapa hari yang lalu waktu aku menyelidiki kamu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1815

    Liane tampak pucat, tapi dia tetap lanjut bicara."Dulu, Ibu 'kan sudah dijebak oleh saudara angkatku dan banyak minum obat. Ibu juga pernah dikurung dan hampir mati terbakar, waktu itu Ibu menghirup terlalu banyak gas berbahaya. Meski ayahmu menyelamatkanku, tapi Ibu menderita luka bakar parah dan hampir mati.""Sejak itu meski Ibu sudah berobat, berbagai penyakit tetap menggerogoti tubuh Ibu, wajar kalau umur Ibu nggak akan panjang."Reina mendengarkan dalam diam, dia tidak tahu harus berkata apa, tenggorokannya terasa seperti tersayat pisau.Saat akhirnya bisa menemukan ibu kandungnya, mereka malah akan terpisah oleh kematian.Liane bisa melihat kesedihan Reina. Dia ingin menghibur Reina, tapi tidak tahu harus berkata apa.Liane juga merasa sangat bersalah. Reina tumbuh tanpa kasih sayang ibu dan tertindas dari kecil."Nana ... Ibu memang nggak berguna. Meski akhirnya bisa menemukanmu, tapi nggak lama lagi aku akan mati."Reina hanya bisa menggeleng."Bu, jangan bilang begitu. Aku n

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1816

    Maxime terdiam, dia juga tidak tahu harus menjawab apa.Reina tidak menunggu jawaban Maxime dan langsung melanjutkan, "Aku cuma asal tanya."Reina tersenyum pahit.Sebenarnya bukan kematian yang Reina takuti, tapi dia takut orang-orang di sekitarnya yang akan meninggalkannya.Pertama ayahnya, lalu Lyann ....Sekarang, kesehatan ibunya semakin buruk.Belakangan ini Reina sering memimpikan orang-orang meninggalkannya. Saat bangun, wajah Reina penuh dengan derai air mata.Maxime memeluknya dengan lembut."Jangan terlalu dipikirkan, semua orang 'kan bakal mati dan kita akan berkumpul kembali di satu tempat."Reina tercekat saat mendengar kata 'berkumpul kembali'. "Serius?" tanya Reina."Ya, serius."Padahal dulu Maxime tidak mungkin akan mengucapkan kata-kata seperti ini. Maxime juga tidak paham saat ini dirinya kenapa.Sebenarnya bagi Maxime hidup dan mati dan bukanlah masalah besar, tapi dia tidak tega melihat Reina sedih.Karena mereka sedang di tempat umum, Reina keluar dari pelukan Ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1817

    Mungkin karena posisinya sekarang Reina tiba-tiba merasakan kasih sayang seorang ibu yang begitu lama dia dambakan, jadi Reina sangat takut kehilangan.Reina membasuh dirinya dengan air dingin berulang kali untuk membuat dirinya merasa lebih baik, lalu keluar dari kamar mandi.Malam itu.Reina minta Maxime untuk pulang dan menjaga Riki, sementara dia tinggal bersama Liane.Vior juga mau tinggal.Liane dengan terpaksa menyetujui kemauan kedua orang itu.Malamnya, Liane kembali merasa sangat kesakitan.Dia menggertakkan gigi dan tidak bisa tidur sama sekali.Reina yang tahu kondisi Liane pun mendatanginya, "Ibu nggak bisa tidur ya? Ngobrol sebentar yuk? Lagian aku juga nggak ngantuk."Vior juga mengangguk berulang kali."Iya Bi, kita ngobrol yuk?"Liane setuju, "Oke."Vior yang pertama membuka obrolan, "Kak Nana, ceritain masa kecilmu dong, aku belum tahu lho."Masa kecil ....Ketika Reina menceritakan masa kecilnya, dia tidak menyebutkan hal-hal yang tidak menyenangkan dan hanya menceri

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1818

    Alana mengernyit, "Ya ampun aku jalannya sudah pelan banget lho. Harus sepelan apa lagi? aku ini hamil, bukan lumpuh, oke? Sudah sana iiih, nggak usah ngurusin aku!"Sejak Jovan tahu Alana hamil, dia melarang Alana makan ini dan itu.Sekarang bahkan Alana dipaksa jalan selambat siput karena Jovan takut Alana tertabrak.Alana benar-benar tidak bisa bebas."Kamu itu istriku dan kamu lagi hamil anakku. Kalau bukan aku yang peduli sama kamu, siapa lagi yang peduliin kamu? Sudahlah nurut aja." Jovan dengan hati-hati menatap Alana.Alana malas berdebat dengan Jovan.Saat ini koridor rumah sakit mulai ramai oleh anggota keluarga pasien, dokter dan suster.Ketika Jovan melihat orang-orang ini berjalan ke arahnya, dia langsung melindungi Alana sambil berkata, "Awas-awas! Jalannya di pinggir sana, jangan dekat-dekat istriku, dia lagi hamil."Para suster dan dokter tahu siapa Jovan, jadi mereka langsung minggir.Namun, para pasien dan anggota keluarga pasien tidak tahu siapa Jovan, mereka juga ti

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08

Bab terbaru

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2097

    Sebenarnya, ini bukan menjelaskan semuanya dengan jelas, tetapi menempatkan identitas dengan jelas bahwa Ari tidak pantas untuk Reina dan dia tidak lebih baik dari Maxime.Sekarang, Ari merasa sangat bersalah, "Bu Reina, kita akan bertemu lagi lain kali. Kali ini, aku yang mentraktirmu dan Tuan Maxime."Maxime segera membalas, "Nggak perlu. Saat datang, aku sudah bayar."Dia tidak mau menerima traktiran dari saingan cintanya, dia juga bukan orang yang suka gratisan.Ari makin malu, lalu mengangguk mengerti sebelum pergi bersama orang tuanya.Setelah dia pergi, Reina menghela napas panjang, merasa masih belum pulih dari semua kejutan yang baru saja terjadi."Apa maksudnya ini?" Reina bergumam pada dirinya sendiri.Maxime menatapnya dengan ramah. "Sudah percaya 'kan kamu sekarang?"Reina menghela napas, masih sedikit tidak percaya."Apa mungkin Ari mengarang jawaban yang barusan?"Dia tidak mengerti kenapa seorang selebriti pria populer menyukai seorang wanita yang lebih tua beberapa tah

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2096

    "Bu, jangan konyol." Ari membela Reina, "Itu masalahku sendiri, nggak ada hubungannya sama dia."Ari memang penurut dan pengertian sejak kecil, kecuali untuk urusan jatuh cinta dan menikah.Melihatnya membela wanita lain, hati Retno jadi makin tidak nyaman, lalu melampiaskan kemarahannya pada Reina."Namamu Reina?" tanya Retno sambil menatapnya tajam. "Apa suamimu tahu tentang hubunganmu dengan Ari?"Kata-kata dingin Retno terus terlontar, "Kamu sudah menikah, punya anak dan terlihat sedikit lebih tua dari Ari. Jadi, kamu harusnya sangat pandai dalam memanipulasi laki-laki muda, bukan? Menurutmu, apa yang akan suamimu lakukan kalau aku memberitahunya semua ini?"Jika orang ini bukan ibu Ari, Reina pasti sudah membalas tanpa ampun."Tante, aku nggak memanipulasi anak Tante, jadi jangan bicara sembarangan tentangku. Usia anak Tante sudah dua puluhan, bukankah dia punya pendapat sendiri?" kata Reina dengan tegas.Ari mendengarkan percakapan antara Reina dan ibunya sendiri, mengerti bahwa

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2095

    Sudut mulut Imran bergerak pelan, apakah itu kabar baik?"Lalu bagaimana sekarang?"Mereka berharap bisa bertemu dengan calon menantu mereka hari ini, tetapi tidak disangka semuanya tidak seperti yang mereka bayangkan.Retno berpikir sejenak, lalu menjawab, "Karena anak kita lebih suka yang sudah menikah, kenapa kita nggak carikan janda saja untuknya?"Raut wajah Imran terlihat makin aneh."Kamu nggak lagi bercanda?""Di zaman sekarang ini, bercerai bukanlah masalah besar." Retno berpikiran terbuka. "Yang penting anak kita bisa cepat menikah dan memberi kita cucu."Imran tidak menolak atau membantah.Dia hanya diam saja.Retno menganggapnya sebagai jawaban persetujuan darinya."Ayo. Karena ini salah paham, kita pulang saja." Imran berdiri.Pada saat itulah dia tiba-tiba mendengar Ari berkata lagi, "Bu Reina, apa kamu dan Tuan Maxime rujuk? Kamu sudah yakin nggak mau mempertimbangkan yang lain?"Reina sedikit bingung dengan pertanyaan yang tiba-tiba itu."Kenapa kamu tanya begitu?""Mak

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2094

    Reina dan Maxime tiba di dalam restoran sesuai dengan waktu yang telah disepakati. Maxime menerima telepon dan keluar sebentar.Melihatnya dari kejauhan, Ari langsung berjalan cepat ke arahnya.Setelah sampai di tempat itu, dia melihat sekeliling dan bertanya, "Katanya Tuan Maxime datang juga, di mana dia?""Oh, dia keluar sebentar buat jawab telepon," jawab Reina.Mendengar itu, Ari mengangguk dan duduk di seberang Reina.Dia tidak menyadari bahwa saat ini orang tuanya sedang duduk di ruang sebelah.Orang tua Ari senang saat melihat orang yang ditemui putra mereka adalah seorang wanita dan memiliki penampilan yang khas."Ternyata dia sudah punya pacar, tapi menyembunyikannya dari kita," kata Imran.Retno bertanya bingung, "Apa kamu nggak merasa wanita ini agak familier? Sepertinya aku pernah melihatnya di suatu tempat."Sebelumnya, Ari dan Reina pernah digosipkan dan berita keduanya menjadi pemberitaan hangat.Pada waktu itu, Retno sempat melihat foto profil Reina di berita."Memang n

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2093

    Ibu kota.Keluarga Yinandar sangat meriah seperti biasa, Naria takut kedua orang tua itu kesepian, jadi meminta Reta untuk kembali lebih awal untuk menemani mereka merayakan Tahun Baru.Begitu Reina dan yang lainnya tiba, keduanya terlihat sangat gembira.Keempat cicit kecil itu memanggil mereka, kemudian mereka memberi keempatnya hadiah.Reina melihat bahwa mereka tidak bisa memegang semua hadiah itu dengan tangan mereka."Kakek, Nenek, kenapa beli banyak hadiah begini?""Kami senang karena mereka datang. Setiap kali kami melihat sesuatu yang bagus dan menyenangkan, kami berpikir untuk membelinya dan menyimpannya untuk mereka."Reina tidak berkata apa-apa lagi saat mendengar ini.Reina meminta keempat anaknya bermain bersama kakek dan neneknya, kemudian dia dan Maxime bisa keluar jalan-jalan, lalu sorenya menemui Ari....Rumah Ari.Ayah dan ibunya memegang banyak foto perempuan cantik dan menyerahkannya kepadanya. "Coba lihat."Ari hanya melirik mereka dan mengalihkan pandangannya."

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2092

    "Ya."Riko mengiakan dengan sangat patuhDia menguap dan menyuruh ketiga adiknya untuk bangun.Kedua adiknya yang paling kecil langsung bangun, tetapi Riki yang selalu bersikap malas tidak mau bangun."Hoaam, Kak, aku masih ingin tidur. Kamu balik dulu saja, aku mau tidur sambil peluk Mama."Reina tidak bisa menahan tawa saat melihat adegan ini."Ya, kalian istirahat di sini dulu saja." Reina tidak tega berpisah dengan beberapa anak.Rasanya sangat bahagia bisa bersama anak-anak.Namun, Maxime berkata dengan tidak sabar, "Cepatlah."Riki beranjak dari lantai dengan gusar saat mendengar suara marah papanya."Ayo pergi." Dia menepuk lipatan di tubuhnya. Ternyata dia sudah bangun sejak tadi, dia hanya sengaja tidak ingin meninggalkan tempat itu.Reina melihat tanpa daya saat keempat anaknya pergi. Lalu, dia menggerutu kepada Maxime, "Kamu kenapa, sih? Kenapa ngusir mereka begitu?"Maxime bergegas menghampirinya dan memeluknya."Kalau ada mereka, bagaimana kita bisa punya waktu berdua?"".

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2091

    Ketika Morgan pergi, dia melewati ruang tamu, melewati Aarav dan Daniel."Kamu baru pulang, apa sudah mau pergi lagi?" Daniel bertanya saat melihat Aarav akan keluar rumah."Hmm," jawab Morgan singkat.Daniel mengerutkan keningnya. "Jangan pergi, tunggu sampai makan nanti."Morgan tidak sependapat, bersikap seakan tidak mendengar perkataannya dan terus melangkahkan kakinya keluar rumah.Sikapnya membuat Daniel merasa canggung.Aarav yang berada di sampingnya memperhatikan semuanya dalam diam. Dia menyesap tehnya, lalu berkata, "Anak-anak sudah besar, jadi suka memberontak. Rendy juga sering membuatku kesal, jadi jangan ambil pusing.""Hmm." Daniel mengangguk."Kalau nggak ada yang lain, kami akan pulang dulu. Aku minta tolong kepadamu untuk bicara dengan Max terkait kerja sama ini." Aarav berhenti sejenak, lalu menambahkan, "Bagaimanapun juga, kamu itu ayah Max, kepala keluarga.""Kak, jangan khawatir."Daniel mengantarnya pergi.Sebenarnya Daniel tidak bodoh, mana mungkin dia tidak ta

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2090

    Daniel mengangguk berulang kali. "Tentu saja, Kak."Setelah mengatakan itu, sebagai orang tua yang baik, dia langsung melangkah mendekati Tommy."Tommy, kalau kamu nggak mau pakai topeng ini, kamu nggak perlu memakainya."Daniel memaafkan Tommy atas nama Riko tanpa menanyakan apa yang terjadi hari itu.Riko mengerti orang seperti apa kakeknya, dia pun tidak marah.Tommy segera melepaskan topeng Siluman Babi itu dari wajahnya. Dia menginginkan topeng Raja Kera, siapa yang menginginkan topeng Siluman Babi.Aarav pura-pura memelototinya. "Tommy, cepat bilang terima kasih sama Kakek.""Terima kasih, Kakek.""Ini bukan apa-apa, nggak perlu berterima kasih," kata Daniel sambil tertawa.Aarav memperhatikan bahwa situasi di sini begitu harmonis dan bahagia, jadi dia mengutarakan tujuan kedatangannya."Max, karena kita keluarga, aku nggak akan basa-basi. Aku dengar IM Grup memiliki proyek di luar negeri yang membutuhkan penghubung? Bagaimana pendapatmu tentang perusahaan kita?"Maxime tahu bahw

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2089

    "Ayah, kalau Ayah benar-benar ingin berubah, lebih baik bersikap baik pada Ibu dulu, itu yang utama." Maxime mengatakan ini dari lubuk hatinya yang terdalam. "Apa Ayah ingat, saat aku dan Reina ingin bercerai, bukankah Ayah menasihatiku biar nggak cerai dengannya atau aku akan menyesal nantinya.""Saat ini, apa Ayah menyesal?" tanya Maxime.Wajah Daniel sedikit menegang.Dalam hal hubungan dan perasaan, pihak yang menyaksikanlah yang akan sadar lebih jelas.Pada awalnya, dia bisa melihat sekilas bahwa Reina adalah menantu yang baik, dia pun memperlakukan Maxime dengan baik. Jika Maxime menceraikannya, dia pasti tidak akan bisa menemukan orang lain yang akan memperlakukannya dengan baik.Demikian pula, Maxime juga menerapkan situasi ini kepada ayahnya."Sayangnya, aku dan ibumu sudah tua dan berbeda darimu saat itu. Kamu nggak ngerti."Daniel masih tidak bisa melepaskan harga dirinya dengan meminta rujuk.Maxime sadar akan hal ini dan tidak mencoba membujuknya lebih jauh."Oh ya, bagaim

DMCA.com Protection Status