Share

Bab 1810

Penulis: Kacang Merah
Riko tahu kabar baik apa yang dibicarakan oleh Tuan Besar Jacob tanpa perlu bertanya.

"Kakek buyut mau kasih tahu aku bakalan punya adik, 'kan?"

Tuan Besar Jacob tampak bingung, "Hah? Kok Riko tahu?"

Dia baru mendengar kabar dari Alana dan Jovan hari ini.

Mereka berdua bilang, mereka merahasiakannya dari Tuan Besar Jacob untuk memberinya kejutan.

"Hm, nebak aja sih," ucap Riko, dia tidak mengatakan yang sebenarnya.

Lagipula kalau dia mengaku pada Tuan Besar dirinya sudah tahu dari awal, Tuan Besar Jacob pasti mengomelinya karena sudah menyembunyikan hal ini.

Tuan Besar Jacob tidak ambil pusing, "Memangnya otak anak muda beda, cepat tanggap banget. Iya, Alana hamil, sudah dua bulan!"

"Selamat ya Kakek buyut, akhirnya bisa menggendong cicitmu sendiri." Riko memberinya selamat dengan tulus.

Tuan Besar Jacob tertawa terbahak-bahak, "Pokoknya gimana juga, Riko juga cicitku, kalian semua sama."

"Ya." Riko mengangguk.

Dia tahu Tuan Besar Jacob bukan tipe orang yang tidak akan membuangnya sete
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1811

    Nah, ini baru benar.Riko mengangguk puas, "Oke, jangan khawatir, Ma."Reina merasa jauh lebih lega.Malamnya setelah Reina mandi, dia ngobrol dengan Maxime sebentar, lalu pergi ke kamar Liane di bawah tatapan kesal Maxime."Bu."Liane sudah berbaring, tapi belum tidur.Ketika melihat Reina datang, dia mengernyit bingung, "Nana, kok ke sini?"Reina berjalan ke tempat tidur dan duduk, "Hari ini boleh nggak aku tidur sama Ibu?"Liane tertegun, menatap wajah Reina dan ragu-ragu."Sudah sebesar ini kok masih mau tidur sama Ibu? Nggak gampang lho kamu dan Maxime bisa hidup bareng lagi, harusnya kalian memupuk hubungan supaya makin kuat."Reina memeluk Liane sambil berkata, "Maxime dan aku 'kan sudah bareng selama bertahun-tahun, nggak masalah lah. Aku cuma tidur sama Ibu semalam aja.""Anak lain selalu tidur sama ibunya waktu kecil, 'kan aku nggak pernah tidur sama Ibu."Reina awalnya hanya ingin manja pada Liane.Tidak disangka ucapan ini malah membuat Liane merasa lebih bersalah.Liane me

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1812

    Setelah minum obat, Liane beristirahat cukup lama di kamar dan tubuhnya perlahan terasa membaik.Saat Liane keluar kamar, semua orang sudah menunggunya untuk sarapan."Bibi Liane, ini semua tadi baru aku beli. Kira-kira Bibi suka nggak? Dulu 'kan Bibi yang bikinin sarapan buat kita, tapi aku nggak bisa masak, jadi aku beli aja deh," ucap Sisil sambil tersenyum.Liane berjalan menghampiri meja makan dan melihat berbagai sarapan yang lezat. Dia pun memuji, "Wah kayaknya ini. Sudah cukup, Bibi bukan orang yang pilih-pilih makanan kok.""Syukurlah! Kalau gitu aku ambilkan bubur dulu ya.""Oke. Terima kasih."Sisil menyajikan bubur untuk Liane.Riki juga mengupas sebuah udang untuknya, "Nenek, ini dimakan ya udangnya."Tatapan Liane penuh dengan gejolak emosi.Selama hidup, baru sekarang dia menyadari apa itu kebahagiaan."Oke, terima kasih Riki.""Nenek, kata mama kita semua itu keluarga, jadi nggak perlu ngomong terima kasih.""Ya, oke."Liane menunduk dan menghabiskan semua makanan di pi

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1813

    Reina mengangguk, "Kamu harus jagain dia baik-baik ya. Ini 'kan kehamilan pertamanya dan dia nggak punya pengalaman. Kalau ada yang kalian nggak ngerti, tanya langsung aja ya sama aku."Meski Jovan adalah seorang dokter, dia bukan dokter kandungan."Oke."Jovan mengangguk, "Jangan khawatir, aku akan menjaga Alana dengan baik."Dia sangat senang saat tahu Alana sedang mengandung anaknya.Dia langsung menaikkan tunjangan karyawan rumah sakit.Reina pun pulang bersama Liane.Dalam perjalanan pulang, Liane merasa lelah dan hampir ketiduran berulang kali.Reina melihatnya dan berkata, "Bu, kalau ngantuk sini menyender di bahuku.""Oke." Liane tidak menolak, dia bersandar pada Reina dan menutup matanya.Entah setelah berapa lama, tiba-tiba Reina merasa bahunya terasa hangat.Dia menoleh dan melihat Liane mimisan.Reina sontak membelalak dan berkata pada sopir, "Cepat balik ke rumah sakit!""Ya." Sopir itu langsung putar arah kembali menuju rumah sakit.Reina memeluk Liane sambil terus berter

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1814

    Vior terlihat sangat cemas.Dokter melepas maskernya dan tampak gelisah, "Untuk sementara dia sudah nggak kritis, tapi ... tubuhnya sudah benar-benar rusak, dia nggak bisa bertahan lama."Tubuh Vior limbung seketika."Apa karena makanan dia beberapa hari yang lalu ada racunnya?"Dokter bertanya dengan bingung, "Memangnya kamu nggak tahu kalau kondisi kesehatannya sudah amat parah?"Vior mengernyit tidak percaya."Kok bisa?"Dia bergumam.Dokter juga bingung melihat respons Vior.Reina yang berdiri di depan dokter tidak terkejut karena dia sudah mengetahuinya sejak lama."Dokter, mohon bantuannya ya," ucap Reina dengan suara serak.Dokter mengangguk, "Nggak apa-apa. Sekarang ini, pokoknya sebisa mungkin temani pasien.""Ya.".Reina melihat Liane didorong kembali ke ruang rawat.Vior yang tersadar dari lamunan pun menoleh menatap Reina dan bertanya, "Kak Nana sudah tahu kondisi bibi sejak lama?"Reina menjawab jujur."Yah, aku baru tahu beberapa hari yang lalu waktu aku menyelidiki kamu

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1815

    Liane tampak pucat, tapi dia tetap lanjut bicara."Dulu, Ibu 'kan sudah dijebak oleh saudara angkatku dan banyak minum obat. Ibu juga pernah dikurung dan hampir mati terbakar, waktu itu Ibu menghirup terlalu banyak gas berbahaya. Meski ayahmu menyelamatkanku, tapi Ibu menderita luka bakar parah dan hampir mati.""Sejak itu meski Ibu sudah berobat, berbagai penyakit tetap menggerogoti tubuh Ibu, wajar kalau umur Ibu nggak akan panjang."Reina mendengarkan dalam diam, dia tidak tahu harus berkata apa, tenggorokannya terasa seperti tersayat pisau.Saat akhirnya bisa menemukan ibu kandungnya, mereka malah akan terpisah oleh kematian.Liane bisa melihat kesedihan Reina. Dia ingin menghibur Reina, tapi tidak tahu harus berkata apa.Liane juga merasa sangat bersalah. Reina tumbuh tanpa kasih sayang ibu dan tertindas dari kecil."Nana ... Ibu memang nggak berguna. Meski akhirnya bisa menemukanmu, tapi nggak lama lagi aku akan mati."Reina hanya bisa menggeleng."Bu, jangan bilang begitu. Aku n

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1816

    Maxime terdiam, dia juga tidak tahu harus menjawab apa.Reina tidak menunggu jawaban Maxime dan langsung melanjutkan, "Aku cuma asal tanya."Reina tersenyum pahit.Sebenarnya bukan kematian yang Reina takuti, tapi dia takut orang-orang di sekitarnya yang akan meninggalkannya.Pertama ayahnya, lalu Lyann ....Sekarang, kesehatan ibunya semakin buruk.Belakangan ini Reina sering memimpikan orang-orang meninggalkannya. Saat bangun, wajah Reina penuh dengan derai air mata.Maxime memeluknya dengan lembut."Jangan terlalu dipikirkan, semua orang 'kan bakal mati dan kita akan berkumpul kembali di satu tempat."Reina tercekat saat mendengar kata 'berkumpul kembali'. "Serius?" tanya Reina."Ya, serius."Padahal dulu Maxime tidak mungkin akan mengucapkan kata-kata seperti ini. Maxime juga tidak paham saat ini dirinya kenapa.Sebenarnya bagi Maxime hidup dan mati dan bukanlah masalah besar, tapi dia tidak tega melihat Reina sedih.Karena mereka sedang di tempat umum, Reina keluar dari pelukan Ma

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1817

    Mungkin karena posisinya sekarang Reina tiba-tiba merasakan kasih sayang seorang ibu yang begitu lama dia dambakan, jadi Reina sangat takut kehilangan.Reina membasuh dirinya dengan air dingin berulang kali untuk membuat dirinya merasa lebih baik, lalu keluar dari kamar mandi.Malam itu.Reina minta Maxime untuk pulang dan menjaga Riki, sementara dia tinggal bersama Liane.Vior juga mau tinggal.Liane dengan terpaksa menyetujui kemauan kedua orang itu.Malamnya, Liane kembali merasa sangat kesakitan.Dia menggertakkan gigi dan tidak bisa tidur sama sekali.Reina yang tahu kondisi Liane pun mendatanginya, "Ibu nggak bisa tidur ya? Ngobrol sebentar yuk? Lagian aku juga nggak ngantuk."Vior juga mengangguk berulang kali."Iya Bi, kita ngobrol yuk?"Liane setuju, "Oke."Vior yang pertama membuka obrolan, "Kak Nana, ceritain masa kecilmu dong, aku belum tahu lho."Masa kecil ....Ketika Reina menceritakan masa kecilnya, dia tidak menyebutkan hal-hal yang tidak menyenangkan dan hanya menceri

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1818

    Alana mengernyit, "Ya ampun aku jalannya sudah pelan banget lho. Harus sepelan apa lagi? aku ini hamil, bukan lumpuh, oke? Sudah sana iiih, nggak usah ngurusin aku!"Sejak Jovan tahu Alana hamil, dia melarang Alana makan ini dan itu.Sekarang bahkan Alana dipaksa jalan selambat siput karena Jovan takut Alana tertabrak.Alana benar-benar tidak bisa bebas."Kamu itu istriku dan kamu lagi hamil anakku. Kalau bukan aku yang peduli sama kamu, siapa lagi yang peduliin kamu? Sudahlah nurut aja." Jovan dengan hati-hati menatap Alana.Alana malas berdebat dengan Jovan.Saat ini koridor rumah sakit mulai ramai oleh anggota keluarga pasien, dokter dan suster.Ketika Jovan melihat orang-orang ini berjalan ke arahnya, dia langsung melindungi Alana sambil berkata, "Awas-awas! Jalannya di pinggir sana, jangan dekat-dekat istriku, dia lagi hamil."Para suster dan dokter tahu siapa Jovan, jadi mereka langsung minggir.Namun, para pasien dan anggota keluarga pasien tidak tahu siapa Jovan, mereka juga ti

Bab terbaru

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2299

    Revin memang cukup terlambat saat menikah. Belakangan, dia menelepon Reina dan mengatakan bahwa dia punya anak.Maxime sedikit tercengang. "Dia punya anak dari mana? Bukannya dia nggak nikah?"Sejujurnya, Maxime juga mengagumi Revin.Sebagai seorang pria, dia sangat menyukai Reina dengan sepenuh hati dan perasannya tidak pernah berubah.Maxime menduga bahwa Revin tidak pernah menikah karena Reina.Setiap kali mendengar tentang Revin, Maxime langsung ketakutan, takut pria ini akan datang dan merebut istrinya."Katanya sih bayi tabung," kata Reina.Maxime mendengarkan dengan serius. "Siapa ibu dari anak itu?"Reina menggelengkan kepalanya. "Aku nggak tahu, katanya sih rahasia dan nggak ada yang tahu siapa ibu dari anak itu. Tapi, Revin sangat luar biasa. Gen yang dia pilih pasti sangat bagus juga."Mendengar ini, Maxime mengangguk setuju.Hatinya sangat lega.Dia sudah sangat tua, sekarang Revin akhirnya memiliki seorang anak sendiri. Dia seharusnya tidak lagi akan memiliki ketertarikan

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2298

    Jess tidak tahu apa yang ada di pikiran Erik. Dia mengangkat tangannya dan menepuk pundaknya. "Bodoh, mana mungkin aku nikah sama orang lain, aku saja sudah punya kamu sama anak kita."Erik menganggukkan kepalanya dan tersenyum. "Aku tahu kalau istriku ini memang sangat mencintaiku. Cuma aku, 'kan?"Jess ragu-ragu sejenak, tetapi dengan cepat mengangguk."Ya, tentu saja."Keraguannya yang sangat tipis ini masih bisa ditangkap oleh Erik.Itu juga pertama kalinya Erik menyadari bahwa dia bisa menjadi begitu peka dan perasa, seperti seorang wanita.Dulu, hanya wanita yang selalu khawatir dia macam-macam. Sekarang, keadaan berbalik dan dia selalu mengkhawatirkan Jess.Ada pepatah yang ternyata memang benar.Jika dunia bertanya apa itu cinta, cinta adalah sesuatu yang bisa menaklukkan segalanya.Jess adalah orang yang bisa menaklukkannya....Lima belas tahun telah berlalu.Tanpa disadari, keempat putra Reina dan Maxime telah tumbuh dewasa dan semuanya sangat tampan.Riko adalah yang paling

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2297

    Entah kebetulan atau tidak, Jess yang saat itu berada jauh di Kota Simaliki juga bermimpi.Dalam mimpi itu, dia benar-benar menikah dengan Morgan dan memiliki seorang anak.Ketika terbangun dari mimpi itu, entah kenapa hati Jess terasa kosong. Dia tidak tahu kenapa ada emosi rumit di dalam hatinya.Dia menoleh ke samping, melihat seorang anak kecil yang sedang tidur di sampingnya.Di sisi anak itu ada suaminya, Erik.Wajah pria itu terlihat tampan saat tidur. Saat sinar matahari menyinarinya, dia terlihat makin memukau.Sudut mulut Jess tanpa sadar terangkat. Dia mengulurkan tangan dan menyentuh putranya yang menggemaskan, sebelum meletakkan tangannya di sisi wajah Erik dan menyentuhnya.Erik merasakan sentuhan di wajahnya. Dengan mata terpejam, dia mengangkat tangannya dan meraih tangan Jess, menariknya ke pelukannya."Tanganmu dingin? Sini aku hangatkan." Dia bahkan tidak membuka matanya dan apa yang dia lakukan tampak natural.Jess memperhatikan tindakannya dan hatinya menjadi hanga

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2296

    Mata sipit Maxime sedikit menyipit. "Apa itu?"Sulit untuk menyembunyikan ketegangan di wajah Morgan."Itu cuma koran. Aku bosan dan mau mengisi waktu luang. Jangan diambil, ya?"Melihat raut wajahnya, Maxime tahu bahwa itu jelas bukan koran biasa.Maxime kembali menepis Morgan, berjalan dengan cepat untuk mengambil koran itu.Maxime membukanya dan isinya penuh dengan informasi tentang Jess.Morgan menerjang ke arah Maxime, seolah-olah rahasianya telah terbongkar.Namun, dengan kondisi fisiknya saat ini, Maxime bisa menghindar dengan mudah.Suara Morgan terdengar serak, "Kembalikan, ini milikku!"Maxime menatapnya dengan acuh."Sepertinya kamu lebih peduli sama asistenmu itu daripada Nana."Morgan tersipu malu."Apa kamu bercanda? Siapa juga yang suka sama dia. Aku nggak tertarik sedikit pun sama dia."Dia masih bersikap keras kepala.Maxime bisa melihatnya. Aktingnya benar-benar sangat kentara."Kalau begitu akan aku bawakan koran lain biar kamu bisa baca."Setelah mengatakan itu, Max

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2295

    "Sekarang, semuanya sudah jelas, jadi mulai sekarang kamu nggak perlu menjagaku lagi. Aku baik-baik saja," kata Reina.Namun, Maxime menggelengkan kepalanya. "Nggak, sekarang aku nggak terbiasa."Dia mengikuti Reina setiap hari, jadi tidak terbiasa jika harus terpisah darinya.Reina tidak berdaya ketika melihat ini."Baiklah, tapi kamu harus berubah secara perlahan."Terus menempel pada orang lain juga cukup merepotkan.Dia juga menginginkan waktu untuk dirinya sendiri.Maxime mengiakan, "Ya, terserah kamu saja."Keesokan harinya.Maxime benar-benar tidak mengikuti Reina ke tempat kerja. Dia mengutus seseorang untuk menjaganya, sementara dia sendiri kembali ke IM Group untuk bekerja.Ketika Gaby dan Sisil mengetahui bahwa Maxime telah kembali ke IM Group, mereka semua terlihat terkejut."Kenapa Pak Maxime tiba-tiba berubah pikiran?" Gaby terkejut.Sisil berbisik, "Bos, apa kalian bertengkar?"Reina menggelengkan kepalanya. "Nggak kok, hubungan kami baik-baik saja. Aku mencoba bicara ba

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2294

    Reina tidak mengerti apa yang terjadi dengan Maxime, kenapa dia terus mengungkit-ungkit soal kegagalannya dalam melindunginya?"Sudah kubilang, kejadian itu bukan apa-apa, bukankah cuma leherku yang terluka? Itu semua sudah berlalu," kata Reina tanpa daya.Ketika Maxime mendengar kata-katanya, sekelebat keterkejutan melintas di matanya.Mendengar apa yang dikatakan Reina, dia menyadari bahwa dia sepertinya sudah salah paham."Nana, kamu cuma terluka di bagian leher, nggak ada yang lain?" tanya Maxime.Reina mengangguk. "Ya, memangnya apa lagi?"Maxime menyadari bahwa dia dipermainkan oleh Morgan.Pantas saja, jika hal seperti itu terjadi kepada Reina, kenapa dia masih begitu santai dan tidak terbebani?Sebelumnya, dia mengira Reina menyembunyikan semuanya karena kenyataan itu terlalu sulit untuk diterima.Saat ini, melihat perubahan ekspresi di wajah Maxime, Reina tersentak mengerti."Jangan bilang kamu mengira aku dilecehkan sama Morgan?" katanya dengan pelan.Sudut mulut Maxime berke

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2293

    "Oh, kalau begitu dia cukup beruntung, bisa menikah sama pria baik-baik," kata penjaga itu sambil mengeluarkan sebuah apel, lalu menggigitnya.Morgan terdiam dan tidak mengatakan apa-apa.Dia terus membuka kertas di depannya, yang sebagian besar menceritakan bagaimana Jess dan Erik jatuh cinta.Simpul di tenggorokan Morgan bergulir sedikit saat dia menunjuk Jess dan berkata, "Pria yang dulu dia sukai itu aku."Penjaga sedang memakan apel dan hampir tersedak saat mendengar kata-katanya."Ehem. Lalu, kenapa dia bisa nikah sama orang lain?"Mendengar kata-kata itu, dada Morgan terasa sesak dan dia tidak bisa menjawab pertanyaannya.Ya, bagaimana bisa wanita yang sangat jelas-jelas begitu mencintainya bisa menikah dengan orang lain?"Aku nggak tahu, tapi itu karena seleranya buruk."Penjaga itu berdecak, "Belum tentu, Erik itu pewaris Keluarga Casco, sementara kamu sekarang ...."Dia menggelengkan kepalanya sambil melangkah pergi.Morgan tinggal sendirian di dalam kamar dan batuknya makin

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2292

    Suasana di dalam mobil sangat hening, membuat sopir merasa sedikit tidak nyaman.Namun, tepat pada saat itu, ponsel Maxime berdering.Dia mengangkat ponselnya dan mengerutkan kening."Ya?" Dia sengaja mengecilkan suaranya agar Reina yang tertidur di sampingnya tidak terganggu.Pria di seberang sana berkata, "Bos, Morgan ingin bicara denganmu."Maxime melirik Reina, matanya terpejam seolah-olah dia tertidur."Berikan kepadanya.""Ya."Tidak butuh waktu lama sampai panggilan itu berganti dan suara Morgan yang agak lemah terdengar, "Ehem, Kak, berapa lama lagi kamu akan menahanku di sini?"Mendengar itu, Maxime mengeluarkan tawa pelan."Ini baru setahun dan kamu sudah nggak sanggup?"Morgan tidak mengatakan apa-apa.Maxime melanjutkan, "Karena aku mengirimmu ke sana, aku nggak berniat membawamu kembali."Satu kalimat itu seperti memberi Morgan hukuman mati.Mata Morgan langsung memerah."Apa kamu bercanda? Uhuk ... uhuk ... uhuk. Aku nggak bisa bertahan lebih lama lagi sekarang," katanya.

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2291

    Keduanya bercanda selama beberapa saat sebelum Reina menutup telepon.Melihat bahwa waktu pulang kerja hampir tiba, Reina berencana mengajak Sisil dan yang lainnya berbelanja dan makan bersama. Namun, dia tidak menyangka Maxime akan bangun dan menghampirinya."Nana, ayo pulang ke rumah."Saat mengatakan itu, matanya berbinar-binar.Selama setahun ini, Maxime sudah betah di Grup Yinandar dan tidak mau pindah.Reina sangat tertekan. "Aku mau jalan-jalan, kamu pulang saja dulu.""Kamu mau jalan-jalan ke mana? Aku temenin, ya?" tanya Maxime.Reina tidak bisa berkata-kata.Maxime selalu seperti ini. Reina bahkan tidak bisa pergi berbelanja dengan teman dan sahabatnya ketika dia ingin."Nggak jadi deh. Kalau kamu ikut, kita nanti jadi nggak nyaman."Maxime mendekatinya dan menggenggam tangannya. "Aku yang akan bayar apa pun yang kalian beli."Bagaimana lagi, demi bisa berada di sisi Reina setiap saat, Maxime harus menyenangkan teman-teman dan sahabat Reina.Sisil membawa banyak dokumen saat

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status