āļŦāđ‰āļ­āļ‡āļŠāļĄāļļāļ”
āļ„āđ‰āļ™āļŦāļē

āđāļŠāļĢāđŒ

Bab 1746

āļœāļđāđ‰āđ€āļ‚āļĩāļĒāļ™: Kacang Merah
Sebelum menutup telepon, Alana tidak lupa mengatakan, "Nana, bilang terima kasih ke Bibi Liane ya."

Lagi pula jika bukan karena Liane, Alana akan merasa jijik pada dirinya sendiri seumur hidup.

"Oke." Reina menutup telepon.

...

Di sisi lain, Marshanda yang berdiam diri di rumah merasa panik melihat surat tuntutan pengacara serta pemutusan kontrak.

Dia pikir Jovan atau Maxime akan langsung datang mengganggunya, tapi ternyata tidak.

Setiap menit begitu menyiksanya.

"Aku harus gimana!" Marshanda menelepon Morgan.

Kali ini tidak seperti sebelumnya, panggilannya benar-benar tersambung.

"Ada apa?" Morgan bertanya.

Suara Marshanda menjadi serak, "Tuan Morgan, ingatan Reina sepertinya sudah balik. Aku harus gimana, aku 'kan cuma bantuin kamu. Kamu 'kan sudah janji bakal melindungiku selamanya."

Saat ini Morgan ada di kamar rawat Talitha.

"Kamu mungkin salah ingat. Maksudku aku akan menjadikanmu artis lagi, tapi aku nggak janji akan melindungimu selamanya."

"Kamu!" Marshanda sangat marah, tapi
āļ­āđˆāļēāļ™āļŦāļ™āļąāļ‡āļŠāļ·āļ­āđ€āļĨāđˆāļĄāļ™āļĩāđ‰āļ•āđˆāļ­āđ„āļ”āđ‰āļŸāļĢāļĩ
āļŠāđāļāļ™āļĢāļŦāļąāļŠāđ€āļžāļ·āđˆāļ­āļ”āļēāļ§āļ™āđŒāđ‚āļŦāļĨāļ”āđāļ­āļ›
āļšāļ—āļ—āļĩāđˆāļ–āļđāļāļĨāđ‡āļ­āļ

āļšāļ—āļ—āļĩāđˆāđ€āļāļĩāđˆāļĒāļ§āļ‚āđ‰āļ­āļ‡

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1747

    Morgan mengangkat telepon itu dan mendengar suara Reina yang sangat tenang."Ayo kita ketemu."Morgan meremas ponselnya dan berkata, "Oke."Morgan menutup telepon, melihat alamat yang dikirim oleh Reina dan meminta sopir untuk mengemudi ke sana.Jess juga memperhatikan perubahan rute. Dia duduk diam di samping Morgan tanpa berkata apa-apa.Sesampainya di sana.Morgan turun dari mobil terlebih dahulu, lalu berkata pada Jess, "Jess, tunggu aku di sini."Jess mengangguk, "Oke."Dia melihat Morgan memasuki kedai kopi, lalu menghela napas.Pak Derry, sopir mereka pun mengajak Jess bercanda, "Bu Jess belakangan ini kenapa? Urusan cinta nggak mulus ya?"Saat mengobrol dengan Derry yang lebih tua dari dirinya, Jess tidak terlihat kaku seperti saat bekerja.Dia tersenyum, "Nggak, hubunganku cukup stabil.""Stabil?" Derry merasa ucapan anak muda zaman sekarang sangat sulit untuk dipahami. "Terus? Kapan kalian akan menikah."Menikah ....Jess terdiam saat ditanya seperti ini.Wajah Erik yang tamp

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1748

    Waktu itu, Morgan hampir dibunuh.Reina pasang badan di depan Morgan, punggungnya sampai terluka dan bekasnya ada sampai sekarang.Dulu Reina pikir, dia sudah menyelamatkan Maxime dan Maxime yang berhutang padanya.Tenggorokan Morgan terasa pahit mendengar ucapan Reina."Kok bisa sih kamu meracuniku sama obat-obatan itu?" tanya Reina.Reina masih tidak percaya, seseorang yang dulu begitu baik waktu anak-anak, kenapa begitu dewasa jadi begitu menakutkan?Morgan menyesap kopinya dan spontan mengencangkan cengkeramannya pada cangkir kopi."Aku nggak punya pilihan lain, aku cuma mau mulai dari awal." Morgan menatap Reina, "Kamu sudah lama 'kan jatuh cinta sama Maxime?"Reina terlihat ragu, dia tidak paham maksud Morgan.Morgan melanjutkan, "Meski amnesia, kenapa kamu tetap menolakku meski sudah tinggal sama aku setahun? Bukannya itu karena perasaanmu sudah berubah?"Morgan masih ingat kebersamaannya dengan Reina di luar negeri dulu.Reina selalu spontan menghindarinya, seakan memang begitu

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1749

    Di mata Reina, orang normal tidak akan melakukan apa yang dilakukan Morgan.Jess terdiam sesaat, "Mungkin Tuan Morgan terlalu tertekan."Bagaimanapun, Maxime selalu bisa mengalahkannya.Melihat Jess sangat membela Morgan, Reina tidak bisa berkata apa-apa lagi. Karena Morgan hendak keluar, Reina pun berkata, "Aku pergi dulu.""Oke."Jess mengawasi Reina pergi.Morgan mendatangi Jess dan bertanya, "Kalian ngobrolin apa?"Jess menggeleng, "Nggak ada."Sinar aneh melintas di mata Morgan, "Ayo balik ke kantor.""Ya, oke." Jess mengangguk.Di dalam mobil, Jess berkata, "Tuan Morgan, aku mau pulang akhir pekan ini."Morgan menatapnya dengan bingung, "Ada urusan apa?""Mau mengurus bertunangan. Keluarga sudah mendesakku," jawab Jess.Suasana mobil tiba-tiba menjadi sunyi senyap.Awalnya Morgan selalu mendukung Jess untuk segera menikah, namun kini dia berkata, "Kamu 'kan tahu kerja sama dengan Keluarga Debrista ini penting banget. Bisa kamu tunda sebentar?"Jess tercengang, dia tidak menyangka

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1750

    Reina menyadari hal ini dan menjelaskan, "Aku akan bawa anak-anak menemuimu di akhir pekan."Liane mengangguk berulang kali, "Oke."Setelah itu, Liane meraih tangan Reina."Nana, setelah kamu selesai mengurus semuanya di sini, pulang sama Ibu ya?"Yang dimaksud Liane adalah pulang ke ibu kota.Keluarga Yinandar memang punya properti di Kota Simaliki. Tapi pusat semuanya ada di ibu kota.Reina ragu-ragu sejenak, lalu berkata, "Kenapa harus pulang?"Liane spontan tersenyum.Sekretaris Liane menjelaskan, "Nona, tentu saja untuk mengenal keluarga besar Yinandar."Liane menyela, "Nggak gitu juga sih, aku cuma mau bawa kamu pulang ke rumahmu."Rumahmu ....Ini adalah pertama kalinya Reina mendengar kata ini.Dari dulu dia hanya mendengar Keluarga Andara, Keluarga Sunandar, atau keluarga ibu mertuanya.Reina langsung setuju tanpa ragu, "Oke.""Nah, nanti kalian kenalan sama saudara-saudaramu. Mereka semua mau ketemu kamu," ucap Liane.Saudara ... kata ini terdengar canggung di telinga Reina.

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1751

    Liane melihat Reina hanya menatap ponselnya dengan bingung dan tidak kunjung mengklik tombol setuju. Liane pikir Reina keberatan, jadi Liane langsung berkata."Nggak apa Reina kalau nggak mau punya kontak pribadi mereka. Kakek dan nenekmu juga nggak terlalu main ponsel kok. Nanti kamu ngobrol langsung datangin saja mereka."Reina bukannya tidak mau, hanya saja dia masih tercengang akan momen ini.Reina pun mengklik 'setuju' pada permintaan pertemanan dari para kerabatnya sambil menjelaskan, "Aku ... cuma kaget aja."Liane tersenyum lembut, "Hahhh, mereka itu terlalu antusias. Kalau kamu merasa nggak nyaman, bilang sama Ibu ya. Jangan menyusahkan dirimu sendiri."Reina mengangguk."Oke."Reina tidak merasa susah hati, dia hanya tidak percaya hal ini terjadi padanya. Bagaimanapun, Reina belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya.Saat Reina dan Liane sedang mengobrol, Reina menerima pesan dari neneknya yang ternyata adalah transfer uang.Jika dijumlah, totalnya ada 400 juta.400 j

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1752

    Reina membuat Marshanda diboikot dari industri hiburan, hidup Marshanda jadi hancur berantakan dan hal ini membuatnya gila."Pak Maxime, tolong aku lah ... Tolong pandang hubungan baik kita dulu, kumohon ...."Hubungan baik yang dulu ....Begitu teringat masa lalu keduanya, Maxime menatap Marshanda dengan jijik."Marshanda, berani banget ya kamu mengungkit masalah ini!"Maxime melangkah maju selangkah demi selangkah, sekujur tubuhnya diselimuti aura dingin.Marshanda gemetar ketakutan.Dia sungguh ketakutan."Aku terpaksa melakukannya karena Tuan Morgan yang memintaku. Kalau aku nggak melakukannya, dia akan membunuhku!"Lagi-lagi si Morgan!Kesabaran Maxime terhadap Morgan sudah habis. Maxime sudah bertekad, dia akan mulai memberikan pelajaran pada Morgan."Kamu takut dia membunuhmu, tapi nggak takut sama aku?" Maxime bertanya balik.Marshanda masih ingin menjelaskan, tapi ....Sisil dan Deron yang sudah pulang kerja pun sampai. Mereka turun dari mobil."Marshanda!"Sisil berteriak mem

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1753

    Seiring berjalannya waktu, Syena merasa sangat tidak nyaman.Karena Syena sudah tidak bisa menghubungi siapa pun, keesokan harinya Syena mencoba menghubungi Morgan yang selama ini sulit dia hubungi.Awalnya Syena pikir Morgan tidak akan datang, tidak disangka ternyata Morgan bersedia datang.Syena buru-buru merapikan rambutnya yang berantakan, mencoba sebaik mungkin membuat dirinya terlihat tidak terlalu terpuruk.Dia duduk di hadapan Morgan dan menatapnya dengan penuh cinta, "Morgan, terima kasih ya sudah datang menemuiku."Morgan sama sekali tidak tergerak saat melihat penampilan Syena saat ini."Kamu nggak perlu berterima kasih. Aku datang buat ngasih tahu sesuatu."Syena mengernyit bingung, "Ada apa?""Kamu masih ingat waktu kamu diperkosa dulu?" tanya Morgan.Syena mematung, memori bagai neraka itu langsung muncul di benaknya.Wajah Syena tampak pucat, "Mo ... Morgan ... Kamu ngomongin apa?"Morgan bersandar santai di kursinya."Mereka itu orang suruhanku."Ucapan ini seperti hali

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1754

    Syena mengajukan permohonan untuk mengunjungi putrinya.Sekarang Syena masih punya uang dan sudah menemukan pengacara.Mengingat putrinya sedang sakit parah, Syena pun diberi kesempatan untuk menjenguk putrinya selama satu hari.Di rumah sakit.Syena menatap anak kecil berwajah pucat yang terbaring di ranjang rumah sakit. Tidak ada tatapan kasih sayang seorang ibu sama sekali di mata Syena, yang ada hanya amarah!"Ini semua salahmu!" Syena mulai mencekik Talitha.Mungkin karena Talitha masih terlalu kecil atau terlalu lemah, dia tidak menangis atau merintih sama sekali.Ketika Syena teringat Talitha adalah alat Morgan untuk membalas dendam padanya, Syena ingin anaknya mati!Tiba-tiba, pengacara Syena datang, "Nona Syena."Syena langsung berhenti.Dia menatap pengacaranya dengan berpura-pura menyedihkan."Pak Bastian, lihatlah anakku masih sangat kecil, dia nggak punya siapa pun yang merawatnya. Pak Bastian harus bantu aku, aku nggak bisa masuk penjara."Bastian sebagai pengacara Syena

āļšāļ—āļĨāđˆāļēāļŠāļļāļ”

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2303

    Reina menutup telepon dan akhirnya merasa lega.Selama Syena tidak melakukan sesuatu yang buruk, semuanya tidak apa-apa.Dia sudah makin berumur dan hanya ingin menjalani hidupnya dengan baik.Jika Syena melakukan sesuatu yang salah lagi, dia akan menghabisinya....Musim semi berganti menjadi musim gugur.Waktu berlalu dalam sekejap.Dalam sekejap mata, rambut Reina pun dipenuhi dengan uban. Saat ini, Reina hampir berusia tujuh puluh tahun.Beberapa anak laki-lakinya akhirnya menikah. Anak-anak Riko dan Riki sudah duduk di bangku sekolah dasar.Reina mengambil ponselnya. Pada hari itu, dia mendengar anak buahnya berkata, "Bos, Marshanda meninggal."Meninggal adalah sebuah kata yang sering didengar Reina di masa tuanya.Selama bertahun-tahun, mertuanya juga sudah meninggal dunia.Mantan saudara perempuannya, Brigitta, juga meninggal tahun lalu.Ethan menyusul pada paruh pertama tahun ini.Hanya Erina dan suaminya yang tersisa untuk menjaga bisnis Keluarga Yusdwindra.Suami yang Erina d

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2302

    Sisca pergi ke sekolah dan hendak meminta guru untuk memanggil Talitha. Namun, dia melihat Talitha berdiri di depan gedung sekolah dari kejauhan.Di seberang Talitha ada Syena!Ekspresi Sisca langsung berubah.Dia berjalan cepat menghampiri keduanya. "Talitha."Talitha menoleh ke arahnya. "Ibu."Syena langsung marah mendengar putrinya memanggil wanita lain dengan sebutan ibu."Talitha, aku ini ibumu, dia nggak ada hubungan darah denganmu."Setelah bertahun-tahun tidak bertemu, wajah Syena sangat pucat dan kuyu. Tatapan matanya menatap Sisca lekat-lekat.Sisca juga tidak merasa terintimidasi olehnya, menarik putrinya untuk berdiri di sisinya."Syena, saat itu kamulah yang nggak menginginkan Talitha. Sekarang, kamu ingin mendapatkan anakmu lagi?"Talitha menimpali, "Aku cuma punya satu ibu, namanya Sisca. Nama keluargaku juga Santiago. Jadi, kamu pergi saja dan berhenti mencariku."Mendengar apa yang dikatakan putrinya, gelenyar kelegaan menyelimuti benak Sisca.Syena terlihat makin mura

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2301

    Reina beranjak dan melangkah pergi.Marshanda menatap punggungnya dan tiba-tiba berdiri. "Reina."Langkah kaki Reina terhenti dan dia berbalik untuk menatapnya.Tiba-tiba, mata Marshanda menjadi sedikit memerah."Reina! Aku merasa sepertinya aku melakukan kesalahan."Selama sepuluh tahun terakhir, Marshanda telah bermimpi tentang masa lalu hingga berulang kali.Mimpi itu terjadi di masa lalu, ketika dia baru dijemput oleh Anthony.Saat itu, dia tidak memiliki niat licik. Saat pertama kali bertemu Reina, dia merasa bahwa Reina sangat baik.Reina akan memberinya pakaian yang bagus untuk dipakai!Memberikan makanan yang enak untuknya!Reina juga akan berbagi uang saku dengannya!Mungkin karena dia makin tua, ingatannya tentang ketika dia masih muda menjadi begitu jelas, dia pun bernostalgia.Mendengar Marshanda mengakui kesalahannya, Reina menunjukkan kerumitan di antara kedua alisnya."Itu semua sudah berlalu."Dia hanya mengatakan beberapa kata tanpa menyebutkan maaf.Marshanda memperha

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2300

    Riki benar-benar tidak berubah, ucapannya sangat manis dan masih terus menempel kepadanya.Maxime hendak mengatakan sesuatu tentangnya.Riki melepaskan pelukannya pada Reina dan memujinya."Papa, hari ini Papa bersinar banget dan makin jantan saja. Aku mau belajar dari Papa."Maxime tidak terbujuk oleh perkataannya. "Kalau mau belajar dariku, ikuti kakakmu dan uruslah perusahaan keluarga."Riki menggaruk-garuk kepalanya ketika diminta mengurus perusahaan.Sayangnya, dia benar-benar tidak suka menjadi bos.Dia hanya ingin menjadi seorang penyanyi.Dia mewarisi bakat musik yang kuat dari Reina dan merupakan penyanyi generasi baru.Reina juga memahami kebenaran bahwa setiap anak memiliki potensinya sendiri dan keempat anaknya pun berbeda."Sudah, biarkan Riki melakukan apa pun yang dia inginkan, toh ada Riko yang ngurus perusahaan.""Atau nanti kalau Leo dan Liam sudah besar, mereka juga bisa bantu ngurus perusahaan."Maxime langsung diam begitu Reina berbicara.Riki berterima kasih kepad

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2299

    Revin memang cukup terlambat saat menikah. Belakangan, dia menelepon Reina dan mengatakan bahwa dia punya anak.Maxime sedikit tercengang. "Dia punya anak dari mana? Bukannya dia nggak nikah?"Sejujurnya, Maxime juga mengagumi Revin.Sebagai seorang pria, dia sangat menyukai Reina dengan sepenuh hati dan perasannya tidak pernah berubah.Maxime menduga bahwa Revin tidak pernah menikah karena Reina.Setiap kali mendengar tentang Revin, Maxime langsung ketakutan, takut pria ini akan datang dan merebut istrinya."Katanya sih bayi tabung," kata Reina.Maxime mendengarkan dengan serius. "Siapa ibu dari anak itu?"Reina menggelengkan kepalanya. "Aku nggak tahu, katanya sih rahasia dan nggak ada yang tahu siapa ibu dari anak itu. Tapi, Revin sangat luar biasa. Gen yang dia pilih pasti sangat bagus juga."Mendengar ini, Maxime mengangguk setuju.Hatinya sangat lega.Dia sudah sangat tua, sekarang Revin akhirnya memiliki seorang anak sendiri. Dia seharusnya tidak lagi akan memiliki ketertarikan

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2298

    Jess tidak tahu apa yang ada di pikiran Erik. Dia mengangkat tangannya dan menepuk pundaknya. "Bodoh, mana mungkin aku nikah sama orang lain, aku saja sudah punya kamu sama anak kita."Erik menganggukkan kepalanya dan tersenyum. "Aku tahu kalau istriku ini memang sangat mencintaiku. Cuma aku, 'kan?"Jess ragu-ragu sejenak, tetapi dengan cepat mengangguk."Ya, tentu saja."Keraguannya yang sangat tipis ini masih bisa ditangkap oleh Erik.Itu juga pertama kalinya Erik menyadari bahwa dia bisa menjadi begitu peka dan perasa, seperti seorang wanita.Dulu, hanya wanita yang selalu khawatir dia macam-macam. Sekarang, keadaan berbalik dan dia selalu mengkhawatirkan Jess.Ada pepatah yang ternyata memang benar.Jika dunia bertanya apa itu cinta, cinta adalah sesuatu yang bisa menaklukkan segalanya.Jess adalah orang yang bisa menaklukkannya....Lima belas tahun telah berlalu.Tanpa disadari, keempat putra Reina dan Maxime telah tumbuh dewasa dan semuanya sangat tampan.Riko adalah yang paling

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2297

    Entah kebetulan atau tidak, Jess yang saat itu berada jauh di Kota Simaliki juga bermimpi.Dalam mimpi itu, dia benar-benar menikah dengan Morgan dan memiliki seorang anak.Ketika terbangun dari mimpi itu, entah kenapa hati Jess terasa kosong. Dia tidak tahu kenapa ada emosi rumit di dalam hatinya.Dia menoleh ke samping, melihat seorang anak kecil yang sedang tidur di sampingnya.Di sisi anak itu ada suaminya, Erik.Wajah pria itu terlihat tampan saat tidur. Saat sinar matahari menyinarinya, dia terlihat makin memukau.Sudut mulut Jess tanpa sadar terangkat. Dia mengulurkan tangan dan menyentuh putranya yang menggemaskan, sebelum meletakkan tangannya di sisi wajah Erik dan menyentuhnya.Erik merasakan sentuhan di wajahnya. Dengan mata terpejam, dia mengangkat tangannya dan meraih tangan Jess, menariknya ke pelukannya."Tanganmu dingin? Sini aku hangatkan." Dia bahkan tidak membuka matanya dan apa yang dia lakukan tampak natural.Jess memperhatikan tindakannya dan hatinya menjadi hanga

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2296

    Mata sipit Maxime sedikit menyipit. "Apa itu?"Sulit untuk menyembunyikan ketegangan di wajah Morgan."Itu cuma koran. Aku bosan dan mau mengisi waktu luang. Jangan diambil, ya?"Melihat raut wajahnya, Maxime tahu bahwa itu jelas bukan koran biasa.Maxime kembali menepis Morgan, berjalan dengan cepat untuk mengambil koran itu.Maxime membukanya dan isinya penuh dengan informasi tentang Jess.Morgan menerjang ke arah Maxime, seolah-olah rahasianya telah terbongkar.Namun, dengan kondisi fisiknya saat ini, Maxime bisa menghindar dengan mudah.Suara Morgan terdengar serak, "Kembalikan, ini milikku!"Maxime menatapnya dengan acuh."Sepertinya kamu lebih peduli sama asistenmu itu daripada Nana."Morgan tersipu malu."Apa kamu bercanda? Siapa juga yang suka sama dia. Aku nggak tertarik sedikit pun sama dia."Dia masih bersikap keras kepala.Maxime bisa melihatnya. Aktingnya benar-benar sangat kentara."Kalau begitu akan aku bawakan koran lain biar kamu bisa baca."Setelah mengatakan itu, Max

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2295

    "Sekarang, semuanya sudah jelas, jadi mulai sekarang kamu nggak perlu menjagaku lagi. Aku baik-baik saja," kata Reina.Namun, Maxime menggelengkan kepalanya. "Nggak, sekarang aku nggak terbiasa."Dia mengikuti Reina setiap hari, jadi tidak terbiasa jika harus terpisah darinya.Reina tidak berdaya ketika melihat ini."Baiklah, tapi kamu harus berubah secara perlahan."Terus menempel pada orang lain juga cukup merepotkan.Dia juga menginginkan waktu untuk dirinya sendiri.Maxime mengiakan, "Ya, terserah kamu saja."Keesokan harinya.Maxime benar-benar tidak mengikuti Reina ke tempat kerja. Dia mengutus seseorang untuk menjaganya, sementara dia sendiri kembali ke IM Group untuk bekerja.Ketika Gaby dan Sisil mengetahui bahwa Maxime telah kembali ke IM Group, mereka semua terlihat terkejut."Kenapa Pak Maxime tiba-tiba berubah pikiran?" Gaby terkejut.Sisil berbisik, "Bos, apa kalian bertengkar?"Reina menggelengkan kepalanya. "Nggak kok, hubungan kami baik-baik saja. Aku mencoba bicara ba

āļŠāļģāļĢāļ§āļˆāđāļĨāļ°āļ­āđˆāļēāļ™āļ™āļ§āļ™āļīāļĒāļēāļĒāļ”āļĩāđ† āđ„āļ”āđ‰āļŸāļĢāļĩ
āđ€āļ‚āđ‰āļēāļ–āļķāļ‡āļ™āļ§āļ™āļīāļĒāļēāļĒāļ”āļĩāđ† āļˆāļģāļ™āļ§āļ™āļĄāļēāļāđ„āļ”āđ‰āļŸāļĢāļĩāļšāļ™āđāļ­āļ› GoodNovel āļ”āļēāļ§āļ™āđŒāđ‚āļŦāļĨāļ”āļŦāļ™āļąāļ‡āļŠāļ·āļ­āļ—āļĩāđˆāļ„āļļāļ“āļŠāļ­āļšāđāļĨāļ°āļ­āđˆāļēāļ™āđ„āļ”āđ‰āļ—āļļāļāļ—āļĩāđˆāļ—āļļāļāđ€āļ§āļĨāļē
āļ­āđˆāļēāļ™āļŦāļ™āļąāļ‡āļŠāļ·āļ­āļŸāļĢāļĩāļšāļ™āđāļ­āļ›
āļŠāđāļāļ™āļĢāļŦāļąāļŠāđ€āļžāļ·āđˆāļ­āļ­āđˆāļēāļ™āļšāļ™āđāļ­āļ›
DMCA.com Protection Status