Share

Bab 1732

Author: Kacang Merah
"Apa? Mana mungkin?" Tanu membelalak tidak percaya.

"Apanya yang nggak mungkin? Penculik itu nggak bisa diandalkan deh, masa mereka benar-benar melepaskan Reina!" Syena menghentakkan kakinya dengan cemas. "Untung saja kita nggak ketahuan, kalau nggak kita semua bisa dipenjara."

Syena tidak bisa bicara banyak dengan Tanu, dia langsung menutup telepon.

Di saat bersamaan, masuklah panggilan telepon lain. Marshanda meneleponnya.

Syena menjawab telepon, "Ada apa?"

"Nona Syena, kudengar semalam terjadi sesuatu di Kota Simaliki." Marshanda berkata ragu-ragu, "Apa Reina baik-baik saja?"

Syena tertegun sesaat, lalu berpura-pura baru tahu kejadian ini, "Semalam Reina diculik, tapi sekarang sudah nggak apa-apa."

"Hah?" Marshanda berpura-pura terkejut. Dia tahu penculikan Reina berhubungan erat dengan Syena. "Apa yang terjadi? Kok Reina bisa diculik? Siapa pelakunya?"

Syena mengernyit mendengar serangkaian pertanyaan Marshanda dan menjawab dengan tidak sabar, "Mana aku tahu? Kamu penasaran? Tanya
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Zuriana Hamzah
aduhhh jadi x sabar nak tgk reina igt semuanya .. soalnya syena ngan marshanda jahat ..herrt skali si tanu
goodnovel comment avatar
Aida Mahfudz
Thor...bikin Liane dapat keajaiban sembuh sakitnya jadi bisa liat cucunya dewasa.., ngenes bangeett hidup Reina & Liane..., Thor ..Jangan lupa.. kalo Liane IBU Reina... lalu Siapa Ayah Kandung Reina.. Tolong Ceritain.... Jangan sampai TIDAK....PLIIIIIIIISSS
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1733

    Setelah Liane tidur lelap, Reina perlahan menarik tangannya.Dia bangun dari kasur dan berjalan keluar.Maxime masih menunggu di luar.Reina terkejut, "Kamu nggak ngantor?"Reina pikir Maxime sudah pergi karena Maxime tidak masuk ke kamarnya lagi."Kamu lagi dirawat di rumah sakit, masa aku ngantor?" Setelah Maxime selesai bicara, dia menambahkan, "Lagian semua karyawan punya tugas masing-masing, nggak ada aku, nggak mungkin bangkrut."Reina mengangguk , lalu merendahkan suaranya, "Aku mau ngomong sesuatu sama kamu."Maxime menyadari ada sesuatu. "Oke, kita bicara di luar."Setelah mereka hanya berduaan, Reina pun bicara."Aku tahu siapa yang mau membunuhku."Maxime menjadi serius dan berkata, "Siapa?""Syena dan ayahnya." Reina menceritakan semua yang dia lihat semalam.Maxime mengepalkan tinjunya erat-erat, "Serahkan masalah ini padaku, kamu istirahat aja."Reina menghela napas dalam-dalam, "Aku belum tahu apa harus memberi tahu Liane tentang hal ini atau nggak? Menurutmu dia bakal b

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1734

    Liane mengangguk tanpa ragu, "Yakin dong, kenapa ragu? Kamu 'kan putri kandungku?"Ucapan ini membuat prasangkanya terhadap Liane menghilang.Reina mengeluarkan ponselnya, membuka beberapa informasi yang dia temukan beberapa hari yang lalu dan menyerahkannya pada Liane."Ini adalah bukti Syena memindahkan aset perusahaan waktu dia menjabat kemarin."Jika bukan karena bantuan Liane yang menempatkan Reina sebagai CEO, Reina mungkin tidak bisa menunjukkan bukti pada Liane secepat ini.Setelah Liane membacanya, hatinya terasa sangat sedih.Ternyata selama ini dia benar-benar memelihara pengkhianat."Aku sangat menyesal! Aku sangat menyesal mengadopsi dia!" Liane mengepalkan tinjunya.Kemudian, dia terbatuk hebat.Ketika Reina melihat Liane terbatuk-batuk begitu hebat, dia hendak memanggil dokter, tapi Liane langsung menghentikannya, "Uhuk! Tung ... Tunggu ...""Ada apa?""Aku minum air saja." Liane memaksakan diri untuk menahan batuknya."Oke."Reina langsung mengambil segelas air hangat d

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1735

    Rizki berdiri di depan Syena bersama sekelompok orang.Syena gemetar, berpura-pura terkejut, "Paman Rizki, kalian ngapain?"Rizki mendengus sinis, "Harusnya aku yang nanya gitu, sudah semalam ini ngapain kamu keluar dari jendela?"Syena memaksa mengulas sebuah senyum."Aku ..."Syena tidak bisa mencari alasan yang logis.Rizki tidak mau basa basi dan langsung ke pokok persoalan, "Kamu dan ayahmu mau menyakiti bos kami, 'kan? Sekarang ayahmu sudah ditangkap. Kamu akan sukarela ikut kami, atau perlu kami paksa?"Wajah Syena pucat pasi dan hampir terjatuh ke tanah.Dengan mata berkaca-kaca dia berkata, "Paman Rizki 'kan sudah melihatku tumbuh dari kecil. Aku mohon, tolong lepaskan aku kali iniiii aja? Aku nggak mau masuk penjara. Aku benar-benar nggak bermaksud membunuh dia."Membayar pembunuh bayaran membunuh Reina masih dibilang bukan kesengajaan?Rizki benar-benar tidak menyangka gadis kecil yang dilihatnya tumbuh dewasa, punya karakter yang begitu busuk.Lebih baik pelihara anjing dar

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1736

    Liane yang pucat duduk di ranjang. Ketika mendengar Syena masih memanggilnya 'ibu', dia merasa mual dan jijik."Syena, bukannya aku sudah bilang, aku bukan lagi ibumu?"Syena langsung berlutut dan merangkak menuju ranjang Liane, "Bu, gimanapun juga kamu adalah ibuku. Kamu membesarkanku dengan tanganmu sendiri. Kata pepatah, berkat membesarkan anak pasti lebih besar dari berkat Tuhan.""Cih!" Liane mencibir, "Berani banget kamu ngomong gini?""Kenapa kamu nggak balikin kalimat ini ke kamu sendiri waktu meracuniku?" tanya Liane.Syena menangis, "Bu, aku bodoh. Aku benar-benar tahu aku salah, aku menyesal."Menyesal apanya? Syena cuma bermulut manis karena tidak punya jalan lain.Liane menghela napas, "Aku akan melupakan kejahatanmu ke aku, bagaimanapun aku sudah menganggapmu anakku selama ini. Tapi, kamu nggak boleh menyakiti Reina! Dia adalah putriku satu-satunya. Nggak gampang aku bisa nemuin dia setelah 20 tahun mencarinya.""Maaf, maaf, aku salah. Mataku buta karena serakah. Nggak ak

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1737

    "Aku bahkan mutusin hubungan sama ibu kandungku sendiri demi dia, lihat apa yang dia lakukan ke aku! Setelah menemukan putri kandungnya, dia membuangku! Menurutmu ini masuk akal?" Syena bertanya.Liane tidak takut sama sekali. Sebaliknya, dia bertanya sambil mencibir, "Kamu yakin, aku yang membuangmu?""Sudah kujelaskan dengan sangat jelas. Setelah ketemu Nana, kalian masing-masing dapat setengah dari hartaku. Kamu yang serakah dan mau membunuhku juga putri kandungku!""Lagian, kamu mutusin hubungan sama ibu kandungmu 'kan karena mengincar hartaku? Kalau aku nggak punya uang, mana mungkin kamu mutusin hubungan dengannya? Kalau kamu nggak mau pun, memangnya aku bisa maksa kamu?"Syena tidak tahu harus menjawab apa.Dia menjadi benar-benar gila, "Kamu ... kamu ... Diam! Ini salahmu, kenapa harus cari putri kandungmu? Sudah ada aku saja kamu masih nggak puas. Kamu pantas kehilangan anakmu!"Liane terlalu malas bicara dengan Syena, jadi dia berkata pada Rizki, "Rizki, jangan takut. Lagian

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1738

    Tangan Syena mulai gemetar karena marah, kepalanya berdengung, "Kamu ... kamu cari mati!"Syena tidak bisa lagi mengendalikan dirinya dan mulai mengangkat pisau di tangannya.Reina yang sigap dan cekatan langsung menghampiri Syena dan meraih pergelangan tangannya.Barulah Syena menyadari bahwa dia telah ditipu. Dia meronta hendak kembali menyerang Liane.Tapi sudah terlambat, Rizki sudah pasang badan di depan Liane sehingga Syena tidak bisa mendekati Liane sama sekali.Namun saat ini, dia masih bisa berhadapan dengan seseorang, Reina.Syena menatap Reina yang berusaha mengambil pisau dari tangannya. Syena pun Pisau diarahkan ke arah Reina!Reina mau merebutnya, tapi gagal. Mata Reina menyaksikan bagaimana pisau itu hendak menusuk tenggorokannya.Tiba-tiba, seseorang melompat tepat di depan Reina dan memblokir pisau Syena.Reina tertegun lama sebelum sadar. Dia menatap Liane yang mengernyit kesakitan, kepala Reina berdengung.Rizki langsung mengendalikan Syena."Cepat! Panggil dokter ke

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1739

    Setelah diobati, Liane langsung mengizinkan Reina menjenguknya.Reina menghampiri Liane, duduk di kasur dan memanggilnya dengan canggung, "Bu."Liane tersenyum lembut."Ya." Liane perlahan mengangkat tangannya, mau menyentuh Reina, tapi dia khawatir Reina akan menolak, jadi tangan Liane berhenti bergerak.Melihat ini, Reina pun membungkuk tanpa ragu-ragu.Kali ini, Liane akhirnya berani menyentuh Reina, dengan hati-hati menyentuh kepalanya, lalu memeluknya dengan lembut."Nana, Nana ..." Liane memanggilnya berulang kali, Reina dalam dekapannya adalah harta berharga hidupnya.Reina tidak berani mendambakan momen ini. Dia tidak terpikir akan mendapatkan kasih sayang keluarga dan menerima cinta keibuan seperti ini."Iya, Bu," jawabnya lembut.Maxime langsung bergegas begitu tahu kejadian tadi. Sesampainya di rumah sakit, dia melihat momen ini. Maxime pun berdiri di depan pintu.Kini, Reina dan Liane sudah berdamai dan mengakui hubungan mereka.Rizki terkekeh, "Bagus, Nana dan Bu Liane akh

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1740

    Ketika Sisil melihat Liane terluka, dia langsung mendatangi Liane dan menggodanya, "Bibi Liane, kalau di situasi bahaya gitu harusnya kamu meneleponku. Eh, nggak, nggak. Mulai sekarang, nggak ada bahaya lagi.""Haha. Oke, kuharap begitu."Sisil mengobrol dengan Liane.Reina keluar kamar dan Deron datang menghampirinya, "Kamu baik-baik saja?"Deron agak menyesal, harusnya dia tidak melalaikan tugas demi kepentingan pribadi."Iya, nggak apa-apa.""Aku sudah memecat pengawal yang menjagamu hari itu. Nanti aku akan memperkuat pelatihan mereka," kata Deron."Ini bukan salah dia, soalnya dia ada di luar restoran waktu itu. Lagian, penculiknya banyak orang," jawab Reina.Tidak semua orang bisa bertarung seperti Deron.Deron sadar sesuatu dari gerak gerik Reina, "Ingatanmu sudah balik ya?"Reina tidak menyangka dan mengangguk sungguh-sungguh, "Ya, aku ingat semuanya.""Aku butuh bantuanmu. Tolong awasi Marshanda," kata Reina.Sekarang Reina harus menyelesaikan dengan orang-orang yang menyakiti

Latest chapter

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2297

    Entah kebetulan atau tidak, Jess yang saat itu berada jauh di Kota Simaliki juga bermimpi.Dalam mimpi itu, dia benar-benar menikah dengan Morgan dan memiliki seorang anak.Ketika terbangun dari mimpi itu, entah kenapa hati Jess terasa kosong. Dia tidak tahu kenapa ada emosi rumit di dalam hatinya.Dia menoleh ke samping, melihat seorang anak kecil yang sedang tidur di sampingnya.Di sisi anak itu ada suaminya, Erik.Wajah pria itu terlihat tampan saat tidur. Saat sinar matahari menyinarinya, dia terlihat makin memukau.Sudut mulut Jess tanpa sadar terangkat. Dia mengulurkan tangan dan menyentuh putranya yang menggemaskan, sebelum meletakkan tangannya di sisi wajah Erik dan menyentuhnya.Erik merasakan sentuhan di wajahnya. Dengan mata terpejam, dia mengangkat tangannya dan meraih tangan Jess, menariknya ke pelukannya."Tanganmu dingin? Sini aku hangatkan." Dia bahkan tidak membuka matanya dan apa yang dia lakukan tampak natural.Jess memperhatikan tindakannya dan hatinya menjadi hanga

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2296

    Mata sipit Maxime sedikit menyipit. "Apa itu?"Sulit untuk menyembunyikan ketegangan di wajah Morgan."Itu cuma koran. Aku bosan dan mau mengisi waktu luang. Jangan diambil, ya?"Melihat raut wajahnya, Maxime tahu bahwa itu jelas bukan koran biasa.Maxime kembali menepis Morgan, berjalan dengan cepat untuk mengambil koran itu.Maxime membukanya dan isinya penuh dengan informasi tentang Jess.Morgan menerjang ke arah Maxime, seolah-olah rahasianya telah terbongkar.Namun, dengan kondisi fisiknya saat ini, Maxime bisa menghindar dengan mudah.Suara Morgan terdengar serak, "Kembalikan, ini milikku!"Maxime menatapnya dengan acuh."Sepertinya kamu lebih peduli sama asistenmu itu daripada Nana."Morgan tersipu malu."Apa kamu bercanda? Siapa juga yang suka sama dia. Aku nggak tertarik sedikit pun sama dia."Dia masih bersikap keras kepala.Maxime bisa melihatnya. Aktingnya benar-benar sangat kentara."Kalau begitu akan aku bawakan koran lain biar kamu bisa baca."Setelah mengatakan itu, Max

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2295

    "Sekarang, semuanya sudah jelas, jadi mulai sekarang kamu nggak perlu menjagaku lagi. Aku baik-baik saja," kata Reina.Namun, Maxime menggelengkan kepalanya. "Nggak, sekarang aku nggak terbiasa."Dia mengikuti Reina setiap hari, jadi tidak terbiasa jika harus terpisah darinya.Reina tidak berdaya ketika melihat ini."Baiklah, tapi kamu harus berubah secara perlahan."Terus menempel pada orang lain juga cukup merepotkan.Dia juga menginginkan waktu untuk dirinya sendiri.Maxime mengiakan, "Ya, terserah kamu saja."Keesokan harinya.Maxime benar-benar tidak mengikuti Reina ke tempat kerja. Dia mengutus seseorang untuk menjaganya, sementara dia sendiri kembali ke IM Group untuk bekerja.Ketika Gaby dan Sisil mengetahui bahwa Maxime telah kembali ke IM Group, mereka semua terlihat terkejut."Kenapa Pak Maxime tiba-tiba berubah pikiran?" Gaby terkejut.Sisil berbisik, "Bos, apa kalian bertengkar?"Reina menggelengkan kepalanya. "Nggak kok, hubungan kami baik-baik saja. Aku mencoba bicara ba

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2294

    Reina tidak mengerti apa yang terjadi dengan Maxime, kenapa dia terus mengungkit-ungkit soal kegagalannya dalam melindunginya?"Sudah kubilang, kejadian itu bukan apa-apa, bukankah cuma leherku yang terluka? Itu semua sudah berlalu," kata Reina tanpa daya.Ketika Maxime mendengar kata-katanya, sekelebat keterkejutan melintas di matanya.Mendengar apa yang dikatakan Reina, dia menyadari bahwa dia sepertinya sudah salah paham."Nana, kamu cuma terluka di bagian leher, nggak ada yang lain?" tanya Maxime.Reina mengangguk. "Ya, memangnya apa lagi?"Maxime menyadari bahwa dia dipermainkan oleh Morgan.Pantas saja, jika hal seperti itu terjadi kepada Reina, kenapa dia masih begitu santai dan tidak terbebani?Sebelumnya, dia mengira Reina menyembunyikan semuanya karena kenyataan itu terlalu sulit untuk diterima.Saat ini, melihat perubahan ekspresi di wajah Maxime, Reina tersentak mengerti."Jangan bilang kamu mengira aku dilecehkan sama Morgan?" katanya dengan pelan.Sudut mulut Maxime berke

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2293

    "Oh, kalau begitu dia cukup beruntung, bisa menikah sama pria baik-baik," kata penjaga itu sambil mengeluarkan sebuah apel, lalu menggigitnya.Morgan terdiam dan tidak mengatakan apa-apa.Dia terus membuka kertas di depannya, yang sebagian besar menceritakan bagaimana Jess dan Erik jatuh cinta.Simpul di tenggorokan Morgan bergulir sedikit saat dia menunjuk Jess dan berkata, "Pria yang dulu dia sukai itu aku."Penjaga sedang memakan apel dan hampir tersedak saat mendengar kata-katanya."Ehem. Lalu, kenapa dia bisa nikah sama orang lain?"Mendengar kata-kata itu, dada Morgan terasa sesak dan dia tidak bisa menjawab pertanyaannya.Ya, bagaimana bisa wanita yang sangat jelas-jelas begitu mencintainya bisa menikah dengan orang lain?"Aku nggak tahu, tapi itu karena seleranya buruk."Penjaga itu berdecak, "Belum tentu, Erik itu pewaris Keluarga Casco, sementara kamu sekarang ...."Dia menggelengkan kepalanya sambil melangkah pergi.Morgan tinggal sendirian di dalam kamar dan batuknya makin

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2292

    Suasana di dalam mobil sangat hening, membuat sopir merasa sedikit tidak nyaman.Namun, tepat pada saat itu, ponsel Maxime berdering.Dia mengangkat ponselnya dan mengerutkan kening."Ya?" Dia sengaja mengecilkan suaranya agar Reina yang tertidur di sampingnya tidak terganggu.Pria di seberang sana berkata, "Bos, Morgan ingin bicara denganmu."Maxime melirik Reina, matanya terpejam seolah-olah dia tertidur."Berikan kepadanya.""Ya."Tidak butuh waktu lama sampai panggilan itu berganti dan suara Morgan yang agak lemah terdengar, "Ehem, Kak, berapa lama lagi kamu akan menahanku di sini?"Mendengar itu, Maxime mengeluarkan tawa pelan."Ini baru setahun dan kamu sudah nggak sanggup?"Morgan tidak mengatakan apa-apa.Maxime melanjutkan, "Karena aku mengirimmu ke sana, aku nggak berniat membawamu kembali."Satu kalimat itu seperti memberi Morgan hukuman mati.Mata Morgan langsung memerah."Apa kamu bercanda? Uhuk ... uhuk ... uhuk. Aku nggak bisa bertahan lebih lama lagi sekarang," katanya.

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2291

    Keduanya bercanda selama beberapa saat sebelum Reina menutup telepon.Melihat bahwa waktu pulang kerja hampir tiba, Reina berencana mengajak Sisil dan yang lainnya berbelanja dan makan bersama. Namun, dia tidak menyangka Maxime akan bangun dan menghampirinya."Nana, ayo pulang ke rumah."Saat mengatakan itu, matanya berbinar-binar.Selama setahun ini, Maxime sudah betah di Grup Yinandar dan tidak mau pindah.Reina sangat tertekan. "Aku mau jalan-jalan, kamu pulang saja dulu.""Kamu mau jalan-jalan ke mana? Aku temenin, ya?" tanya Maxime.Reina tidak bisa berkata-kata.Maxime selalu seperti ini. Reina bahkan tidak bisa pergi berbelanja dengan teman dan sahabatnya ketika dia ingin."Nggak jadi deh. Kalau kamu ikut, kita nanti jadi nggak nyaman."Maxime mendekatinya dan menggenggam tangannya. "Aku yang akan bayar apa pun yang kalian beli."Bagaimana lagi, demi bisa berada di sisi Reina setiap saat, Maxime harus menyenangkan teman-teman dan sahabat Reina.Sisil membawa banyak dokumen saat

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2290

    Ekspresi di wajah Reina tidak berubah ketika mendengar Melisha mencurigainya. "Rahasia apa?"Dia tidak bodoh, bagaimana mungkin dia memberitahu Melisha?Jika dia mengatakan tentang hal semacam ini, dia sendiri tidak takut dibalas, tetapi dia tidak ingin mengkhawatirkan hal lainnya.Melisha menatap wajah bingung Reina dan merendahkan suaranya, "Lebih baik bukan kamu, atau aku nggak akan melepaskanmu."Dia mengatakannya dengan penuh ketegasan.Reina tidak peduli dengan apa yang dikatakan Melisha. Rasa tidak peduli ini terlihat jelas di wajahnya.Melisha entah kenapa menjadi sedikit ciut saat melihat mata Reina, lalu menarik tatapannya kembali.Pada saat itu, Riko dan Riki juga keluar dari sekolah dan bergegas menghampiri Reina."Mama."Wajah Reina langsung menunjukkan senyuman lembut, sangat berbeda dengan ekspresi dingin dan tidak tersentuh yang dia tunjukkan barusan."Ayo, kita pulang terus makan."Reina menggandeng keduanya dan menuntun mereka keluar.Tidak jauh dari situ, Maxime berd

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2289

    Joanna berkata kepada Reina dengan perasaan tidak senang, sambil menguap, "Aku pikir bakal lihat Aarav teriak-teriak. Nggak disangka masalahnya selesai secepat ini."Dia tidak bersimpati pada kedua belah pihak.Lagi pula, Keluarga Madison bukanlah keluarga baik-baik.Reina mengangguk. "Ya, aku nggak menyangka masalah ini diselesaikan dengan mementingkan kepentingan masing-masing."Joanna menepuk bahunya."Ke depannya, kamu harus terbiasa sama situasi seperti ini. Dalam keluarga besar, yang namanya perasaan nggak begitu penting, semuanya tentang kepentingan."Reina memikirkannya dengan bijaksana.Joanna kembali ke kamarnya untuk beristirahat, sementara Reina kembali ke tempatnya dan Maxime.Maxime tidak pergi ke sana hari ini, dia tidak terlalu suka masalah.Saat itu, dia sedang duduk di sofa sambil bermain ponsel.Reina bingung saat melihat dia masih terjaga. "Kenapa masih belum tidur? Ini sudah malam lho?""Terus kamu? Kenapa jam segini baru balik?" Maxime tidak tenang membiarkan Rein

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status