Share

Bab 140

Author: Kacang Merah
Maxime menatap Reina.

"Ada urusan apa dia mencarimu?"

Reina mengeluarkan cek kosong yang diberikan Joanna ke hadapan Maxime.

"Dia memberi aku cek, memintaku meninggalkan kamu."

Maxime memandang cek itu. "Terus, kamu terima?"

Asalkan dia mengisi angka di cek itu, uang yang perlu Reina kembalikan padanya akan langsung terbayar.

Reina menggelengkan kepala. "Nggak. Aku sudah menandatangani perjanjian denganmu, tentu saja aku nggak akan menerima uang ini."

Kalau dia pergi sekarang, bagaimana caranya dia bisa hamil anak ketiga?

Bagaimana caranya dia bisa menyelamatkan Riki?

Reina menyerahkan cek itu ke tangan Maxime. "Aku kembalikan padamu."

Maxime mengambilnya, melihatnya sekilas, lalu membuangnya ke tempat sampah. Matanya kembali tertuju pada wajah yang masih merah-merah karena alergi. Tatapannya dalam.

"Pilihanmu tepat. Bahkan meskipun kamu mengisi angka di cek ini, aku nggak akan mencairkannya untukmu."

Untuk mematikan harapannya pergi dari sini langsung ke akar-akarnya!

Mendengar perkat
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Fariza
mohon maaf cerita sama spt yg ada di drama china, barusan liat di snack vidio
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 141

    Maxime melepaskan diri dari tangan Marshanda."Terima kasih, Kak Max," ucap Marshanda dengan wajah sangat berterima kasih, lalu berbalik menatap Reina dengan mata bangga.Dia menyesal memilih untuk menikahi Maxime. Dia tersadar, tidak menikah dengannya adalah pilihan yang lebih baik.Dengan tidak menikahinya, Maxime biasanya akan langsung memenuhi permintaannya, apa pun itu.Dia sangat beruntung telah pura-pura menyelamatkan Joanna ....Reina memandang wajah pamernya dengan ekspresi acuh tak acuh.Vila Magenta sangat besar dan punya banyak kamar. Marshanda memilih kamar yang paling dekat dengan kamar tidur utama. Arti dan maksudnya sudah sangat jelas.Saat Marshanda pergi menyiapkan kamarnya, Reina juga bersiap kembali ke kamar tidurnya sendiri.Maxime yang sedang duduk di ruang tamu memanggilnya."Sini."Reina tidak tahu apa yang dia inginkan, jadi dia berjalan mendekat dan bertanya, "Ada apa?"Maxime memperhatikan wajahnya.Dia ingat betul. Setelah mereka menikah, wanita itu berkata

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 142

    Marshanda sungguh tidak percaya. "Nana, kamu dulu nggak begini."Dia dulu bermoral sangat tinggi. Mana mungkin dia menilai Maxime dengan sejumlah uang?Reina balik bertanya, "Mungkinkah posisi sebagai istri Maxime nggak sampai bernilai 20 triliun?"Marshanda tertawa."Kamu benar-benar berubah total. Aku masih ingat waktu kita masih kuliah bareng, kamu bilang kamu nggak akan pernah mencuri seorang pria dariku. Aku nggak nyangka, kamu nggak cuma mencuri seorang pria dariku, tapi juga memasang harga 20 triliun kalau aku ingin mendapatkan pria itu kembali."Marshanda mengirim serangan balik dengan sangat terampil.Tatapan mata Rena tampak mengejek sinis. "Semua orang tahu, aku bukannya mencuri Maxime. Tapi Maxime yang nggak sudi bersama denganmu, anak yatim piatu."Wajah cantik Marshanda berubah seakan menelan sesuatu yang masam."Cukup! Kamu yakin kamu cuma mau uang?"Reina mengangguk, lalu melanjutkan, "Jangan bilang-bilang Maxime soal aku minta uang. Kalau kamu beri tahu dia, perjanjian

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 143

    Menerima balasan dari Reina, bibir Marshanda tersungging lebar. Dia segera mengirimkan pesan pada Maxime."Kak Max, aku nggak tahu hubunganmu dengan Reina sekarang seperti apa, tapi dia nggak sepolos kelihatannya.""Kalau kamu nggak percaya, pergilah ke kafe persimpangan jalan jam 10 malam ini."Dia ingin membuka wajah asli Reina di depan Maxime.Reina belum tahu tentang hal ini. Setelah keluar dari tempat tidur dan mandi, dia melihat Maxime duduk di sofa ruang tamu sambil menatap ponselnya.Maxime mendengar suara langkah kakinya. Dia menghapus pesan dari Marshanda, lalu menatap Reina."Sarapan di luar."Reina sedikit bingung. Dia lihat jelas-jelas di ruang makan sudah ada makanan.Tanpa memikirkannya lebih dalam, dia pergi makan di luar bersama Maxime.Sarapan di restoran ini sangat menggugah selera.Reina tidak menahan diri, mengambil beberapa makanan yang dia suka dan mulai melahapnya.Perhatian Maxime tidak pernah lepas darinya. "Kamu nggak ada yang mau dibicarakan sama aku?""Apa?

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 144

    Reina hanya bisa memandangi bunga begonia berwarna merah muda di luar halaman dari kejauhan."Aku nggak nyangka ternyata masih ada di sana," gumamnya.Deron mengikuti arah pandangnya dan melihat indahnya bunga begonia yang sangat memanjakan mata.Vila ini terlihat sederhana dan kuno. Namun, setiap sudutnya penuh napas kehidupan. Tampak jelas bahwa pemilik asli yang membangun vila ini menaruh perhatian yang sangat ekstra.Deron dibuat penasaran. "Ini rumah siapa?""Rumahku waktu kecil di Kota Simaliki," jawab Reina.Sayangnya, dia bahkan tidak punya sedikit pun hak untuk masuk ke sana sekarang."Ayo pergi." Reina menarik pandangannya.Perlahan-lahan, mobil kembali melaju.Reina tidak melihat seorang pria yang bersembunyi di semak-semak di dekatnya. Penampilan pria itu tampak sedikit kurang terawat dan dia selalu menjaga tempat ini diam-diam.Setelah berkeliling kota, Reina meminta Deron untuk membawanya kembali ke Vila Magenta.Kemudian, dia bermain piano dan menulis lagu di ruang musik

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 145

    Di dalam kafe.Reina berdiri dan mendatangi Marshanda, lalu dia merendahkan suaranya dan berkata perlahan di telinganya."Kamu sendiri bilang 'kan, kalau aku sudah berubah? Kenapa kamu masih mengira aku masih gampang ditipu seperti dulu?""Biar kuberi tahu ya, bukannya aku nggak pernah tahu tentang cara-cara busukmu. Aku cuma nggak peduli!""Besok-besok lagi, agak pintar sedikit!"Setelah mendengar ucapan Reina, wajah Marshanda yang tadinya mengundang decak kagum kini berubah muram dan menakutkan.Reina langsung melenggang keluar dari kafe. Sesampainya di luar, sesuai lokasi yang diberikan Deron, dia melihat mobil yang semula diparkir di sana sudah tidak ada.Mau tak mau, dia menghela napas lega.Dia tiba-tiba merasa bahwa Maxime sekarang sangat berbeda dari pemuda yang dia sukai dulu.Pemuda itu tidak akan berpikir dua kali tentangnya. Selalu memperlakukannya dengan baik dan tidak akan pernah meragukan dia ....Reina memasuki mobil dan pergi dengan pikiran melayang.Marshanda keluar s

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 146

    Vila Magenta.Saat Reina pulang, Maxime belum pergi tidur.Dia duduk di sofa mengenakan piyama berwarna gelap. Tatapan matanya berat, tertuju pada Reina."Kamu senang hari ini?""Lumayan," jawab Reina.Maxime bangkit berdiri. Sosoknya yang tinggi langsung menghalangi sebagian besar cahaya di depan Reina."Aku dengar dari Marshanda, kamu mau menjualku seharga 20 triliun?"Reina terbisu. Orang ini jelas tahu apa yang dia katakan, kenapa masih bertanya lagi."Nggak.""Benarkah?" Maxime mendekatkan tubuh ke arahnya.Reina terpaksa mengambil langkah mundur. "Kamu sendiri tahu betapa buruknya hubungan kami berdua. Mana mungkin aku minta dia membayar 20 triliun? Ibumu saja sudah pernah memberiku cek sebelumnya, tapi aku nggak mau. Buat apa aku melakukan hal semacam itu sekarang?"Maxime mendengarkan kata-katanya, tetapi dia tidak percaya.Jika memang begitu, Marshanda tidak akan memintanya ikut menyaksikan di tempat kejadian hari ini. Satu-satunya kemungkinan adalah, Reina sudah mengetahui se

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 147

    "Aku nggak pernah memberi perintah seperti itu," kata Maxime dingin.Namun, Frisca tetap enggan pergi. Saat pengawal datang, dia malah memegangi meja dan kursi di dekatnya."Pak Maxime, orang yang memukuli saya mengatakan kepada saya, semua itu karena saya terlalu bodoh dan menyinggung perasaan Pak Maxime.""Saya mohon, lepaskan saya. Saya tidak ingin mati di sini."Frisca menangis tersedu-sedu. Wajahnya dipenuhi luka dan lebam-lebam. Mungkin luka-luka itu akan meninggalkan bekas luka setelah sembuh.Maxime awalnya tidak ingin memedulikan dalam hal semacam ini. Namun, dari perkataan Frisca, ada orang yang ingin memberi wanita itu pelajaran atas namanya.Dia tidak bisa mengabaikan hal ini begitu saja.Dia memerintahkan pengawalnya untuk membiarkan Frisca tetap tinggal."Ceritakan lebih detail."Para pengawal pun melepaskan Frisca.Dia berlutut di lantai, gemetaran."Waktu itu satu hari setelahnya. Saya baru pulang kerja, sekitar jam dua atau tiga pagi. Saya tiba-tiba diseret dari tempat

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 148

    Reina mengenakan sandal lalu keluar kamar dan mendapati Maxime belum pulang."Kapan?""Kami janjian jam 10 pagi," kata Alana."Oke, aku berangkat sekarang."Reina menutup telepon dan berpikir sejenak. Dia memutuskan untuk mengirim pesan pada Maxime dan berkata dia pergi ke rumah sahabatnya.Reina ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk sekalian bertemu dengan Riko nanti malam.Meski hanya tidak bertemu selama beberapa hari, bagi Reina rasanya sudah seperti setahun. Entah bagaimana kabar anaknya sekarang.Saat ini di Klub Sobernica sangat sepi.Jovan yang semalam tidak bisa tidur nyenyak sudah disuruh datang ke sini pagi-pagi."Kak Max, masih pagi buta begini kenapa sudah minum-minum?"Jovan bahkan tidak sempat melepas jas dokternya, dia bertanya bingung pada Max, "Kamu tahu nggak belakangan ini aku tuh sibuk banget."Maxime menatapnya dengan acuh tak acuh."Sibuk apa? Bukan presiden, belum beristri pula."Jovan menjawab, "Lah, Kak Max sendiri? Sudah punya istri ngapain di sini?"Maxime

Latest chapter

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2303

    Reina menutup telepon dan akhirnya merasa lega.Selama Syena tidak melakukan sesuatu yang buruk, semuanya tidak apa-apa.Dia sudah makin berumur dan hanya ingin menjalani hidupnya dengan baik.Jika Syena melakukan sesuatu yang salah lagi, dia akan menghabisinya....Musim semi berganti menjadi musim gugur.Waktu berlalu dalam sekejap.Dalam sekejap mata, rambut Reina pun dipenuhi dengan uban. Saat ini, Reina hampir berusia tujuh puluh tahun.Beberapa anak laki-lakinya akhirnya menikah. Anak-anak Riko dan Riki sudah duduk di bangku sekolah dasar.Reina mengambil ponselnya. Pada hari itu, dia mendengar anak buahnya berkata, "Bos, Marshanda meninggal."Meninggal adalah sebuah kata yang sering didengar Reina di masa tuanya.Selama bertahun-tahun, mertuanya juga sudah meninggal dunia.Mantan saudara perempuannya, Brigitta, juga meninggal tahun lalu.Ethan menyusul pada paruh pertama tahun ini.Hanya Erina dan suaminya yang tersisa untuk menjaga bisnis Keluarga Yusdwindra.Suami yang Erina d

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2302

    Sisca pergi ke sekolah dan hendak meminta guru untuk memanggil Talitha. Namun, dia melihat Talitha berdiri di depan gedung sekolah dari kejauhan.Di seberang Talitha ada Syena!Ekspresi Sisca langsung berubah.Dia berjalan cepat menghampiri keduanya. "Talitha."Talitha menoleh ke arahnya. "Ibu."Syena langsung marah mendengar putrinya memanggil wanita lain dengan sebutan ibu."Talitha, aku ini ibumu, dia nggak ada hubungan darah denganmu."Setelah bertahun-tahun tidak bertemu, wajah Syena sangat pucat dan kuyu. Tatapan matanya menatap Sisca lekat-lekat.Sisca juga tidak merasa terintimidasi olehnya, menarik putrinya untuk berdiri di sisinya."Syena, saat itu kamulah yang nggak menginginkan Talitha. Sekarang, kamu ingin mendapatkan anakmu lagi?"Talitha menimpali, "Aku cuma punya satu ibu, namanya Sisca. Nama keluargaku juga Santiago. Jadi, kamu pergi saja dan berhenti mencariku."Mendengar apa yang dikatakan putrinya, gelenyar kelegaan menyelimuti benak Sisca.Syena terlihat makin mura

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2301

    Reina beranjak dan melangkah pergi.Marshanda menatap punggungnya dan tiba-tiba berdiri. "Reina."Langkah kaki Reina terhenti dan dia berbalik untuk menatapnya.Tiba-tiba, mata Marshanda menjadi sedikit memerah."Reina! Aku merasa sepertinya aku melakukan kesalahan."Selama sepuluh tahun terakhir, Marshanda telah bermimpi tentang masa lalu hingga berulang kali.Mimpi itu terjadi di masa lalu, ketika dia baru dijemput oleh Anthony.Saat itu, dia tidak memiliki niat licik. Saat pertama kali bertemu Reina, dia merasa bahwa Reina sangat baik.Reina akan memberinya pakaian yang bagus untuk dipakai!Memberikan makanan yang enak untuknya!Reina juga akan berbagi uang saku dengannya!Mungkin karena dia makin tua, ingatannya tentang ketika dia masih muda menjadi begitu jelas, dia pun bernostalgia.Mendengar Marshanda mengakui kesalahannya, Reina menunjukkan kerumitan di antara kedua alisnya."Itu semua sudah berlalu."Dia hanya mengatakan beberapa kata tanpa menyebutkan maaf.Marshanda memperha

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2300

    Riki benar-benar tidak berubah, ucapannya sangat manis dan masih terus menempel kepadanya.Maxime hendak mengatakan sesuatu tentangnya.Riki melepaskan pelukannya pada Reina dan memujinya."Papa, hari ini Papa bersinar banget dan makin jantan saja. Aku mau belajar dari Papa."Maxime tidak terbujuk oleh perkataannya. "Kalau mau belajar dariku, ikuti kakakmu dan uruslah perusahaan keluarga."Riki menggaruk-garuk kepalanya ketika diminta mengurus perusahaan.Sayangnya, dia benar-benar tidak suka menjadi bos.Dia hanya ingin menjadi seorang penyanyi.Dia mewarisi bakat musik yang kuat dari Reina dan merupakan penyanyi generasi baru.Reina juga memahami kebenaran bahwa setiap anak memiliki potensinya sendiri dan keempat anaknya pun berbeda."Sudah, biarkan Riki melakukan apa pun yang dia inginkan, toh ada Riko yang ngurus perusahaan.""Atau nanti kalau Leo dan Liam sudah besar, mereka juga bisa bantu ngurus perusahaan."Maxime langsung diam begitu Reina berbicara.Riki berterima kasih kepad

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2299

    Revin memang cukup terlambat saat menikah. Belakangan, dia menelepon Reina dan mengatakan bahwa dia punya anak.Maxime sedikit tercengang. "Dia punya anak dari mana? Bukannya dia nggak nikah?"Sejujurnya, Maxime juga mengagumi Revin.Sebagai seorang pria, dia sangat menyukai Reina dengan sepenuh hati dan perasannya tidak pernah berubah.Maxime menduga bahwa Revin tidak pernah menikah karena Reina.Setiap kali mendengar tentang Revin, Maxime langsung ketakutan, takut pria ini akan datang dan merebut istrinya."Katanya sih bayi tabung," kata Reina.Maxime mendengarkan dengan serius. "Siapa ibu dari anak itu?"Reina menggelengkan kepalanya. "Aku nggak tahu, katanya sih rahasia dan nggak ada yang tahu siapa ibu dari anak itu. Tapi, Revin sangat luar biasa. Gen yang dia pilih pasti sangat bagus juga."Mendengar ini, Maxime mengangguk setuju.Hatinya sangat lega.Dia sudah sangat tua, sekarang Revin akhirnya memiliki seorang anak sendiri. Dia seharusnya tidak lagi akan memiliki ketertarikan

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2298

    Jess tidak tahu apa yang ada di pikiran Erik. Dia mengangkat tangannya dan menepuk pundaknya. "Bodoh, mana mungkin aku nikah sama orang lain, aku saja sudah punya kamu sama anak kita."Erik menganggukkan kepalanya dan tersenyum. "Aku tahu kalau istriku ini memang sangat mencintaiku. Cuma aku, 'kan?"Jess ragu-ragu sejenak, tetapi dengan cepat mengangguk."Ya, tentu saja."Keraguannya yang sangat tipis ini masih bisa ditangkap oleh Erik.Itu juga pertama kalinya Erik menyadari bahwa dia bisa menjadi begitu peka dan perasa, seperti seorang wanita.Dulu, hanya wanita yang selalu khawatir dia macam-macam. Sekarang, keadaan berbalik dan dia selalu mengkhawatirkan Jess.Ada pepatah yang ternyata memang benar.Jika dunia bertanya apa itu cinta, cinta adalah sesuatu yang bisa menaklukkan segalanya.Jess adalah orang yang bisa menaklukkannya....Lima belas tahun telah berlalu.Tanpa disadari, keempat putra Reina dan Maxime telah tumbuh dewasa dan semuanya sangat tampan.Riko adalah yang paling

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2297

    Entah kebetulan atau tidak, Jess yang saat itu berada jauh di Kota Simaliki juga bermimpi.Dalam mimpi itu, dia benar-benar menikah dengan Morgan dan memiliki seorang anak.Ketika terbangun dari mimpi itu, entah kenapa hati Jess terasa kosong. Dia tidak tahu kenapa ada emosi rumit di dalam hatinya.Dia menoleh ke samping, melihat seorang anak kecil yang sedang tidur di sampingnya.Di sisi anak itu ada suaminya, Erik.Wajah pria itu terlihat tampan saat tidur. Saat sinar matahari menyinarinya, dia terlihat makin memukau.Sudut mulut Jess tanpa sadar terangkat. Dia mengulurkan tangan dan menyentuh putranya yang menggemaskan, sebelum meletakkan tangannya di sisi wajah Erik dan menyentuhnya.Erik merasakan sentuhan di wajahnya. Dengan mata terpejam, dia mengangkat tangannya dan meraih tangan Jess, menariknya ke pelukannya."Tanganmu dingin? Sini aku hangatkan." Dia bahkan tidak membuka matanya dan apa yang dia lakukan tampak natural.Jess memperhatikan tindakannya dan hatinya menjadi hanga

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2296

    Mata sipit Maxime sedikit menyipit. "Apa itu?"Sulit untuk menyembunyikan ketegangan di wajah Morgan."Itu cuma koran. Aku bosan dan mau mengisi waktu luang. Jangan diambil, ya?"Melihat raut wajahnya, Maxime tahu bahwa itu jelas bukan koran biasa.Maxime kembali menepis Morgan, berjalan dengan cepat untuk mengambil koran itu.Maxime membukanya dan isinya penuh dengan informasi tentang Jess.Morgan menerjang ke arah Maxime, seolah-olah rahasianya telah terbongkar.Namun, dengan kondisi fisiknya saat ini, Maxime bisa menghindar dengan mudah.Suara Morgan terdengar serak, "Kembalikan, ini milikku!"Maxime menatapnya dengan acuh."Sepertinya kamu lebih peduli sama asistenmu itu daripada Nana."Morgan tersipu malu."Apa kamu bercanda? Siapa juga yang suka sama dia. Aku nggak tertarik sedikit pun sama dia."Dia masih bersikap keras kepala.Maxime bisa melihatnya. Aktingnya benar-benar sangat kentara."Kalau begitu akan aku bawakan koran lain biar kamu bisa baca."Setelah mengatakan itu, Max

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2295

    "Sekarang, semuanya sudah jelas, jadi mulai sekarang kamu nggak perlu menjagaku lagi. Aku baik-baik saja," kata Reina.Namun, Maxime menggelengkan kepalanya. "Nggak, sekarang aku nggak terbiasa."Dia mengikuti Reina setiap hari, jadi tidak terbiasa jika harus terpisah darinya.Reina tidak berdaya ketika melihat ini."Baiklah, tapi kamu harus berubah secara perlahan."Terus menempel pada orang lain juga cukup merepotkan.Dia juga menginginkan waktu untuk dirinya sendiri.Maxime mengiakan, "Ya, terserah kamu saja."Keesokan harinya.Maxime benar-benar tidak mengikuti Reina ke tempat kerja. Dia mengutus seseorang untuk menjaganya, sementara dia sendiri kembali ke IM Group untuk bekerja.Ketika Gaby dan Sisil mengetahui bahwa Maxime telah kembali ke IM Group, mereka semua terlihat terkejut."Kenapa Pak Maxime tiba-tiba berubah pikiran?" Gaby terkejut.Sisil berbisik, "Bos, apa kalian bertengkar?"Reina menggelengkan kepalanya. "Nggak kok, hubungan kami baik-baik saja. Aku mencoba bicara ba

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status