Share

Bab 1390

Penulis: Kacang Merah
Yansen terlihat sangat panik, "Dia kenapa?"

"Cepat pulang, nanti kamu tahu."

"Oke."

Yansen tidak punya waktu untuk bertanya lebih lanjut, jadi dia menutup telepon dan menatap Alana, "Aku pergi dulu, ada urusan."

"Oke."

Alana menatap punggung Yansen yang menjauh.

Interaksi keduanya terlihat oleh Jovan yang kebetulan datang.

Sifat buruk Jovan pun muncul. Dia melangkah maju dan berkata, "Tadi katanya nggak mau ketemu? Kenapa ketemu diam-diam?"

Sebelum Alana sempat menjelaskan, Reina berjalan keluar dari kamar.

"Jovan, kamu salah paham. Mereka nggak ketemu diam-diam, aku di sini."

Alana sangat senang Reina ada di sini sekarang, kalau tidak, Alana akan sulit menjelaskan kondisinya.

Tadi waktu Jovan datang, dia tidak melihat Reina. Setelah melihat ada Reina di sana, amarahnya langsung hilang.

"Maaf, barusan aku sudah salah paham."

Begitulah Jovan, begitu tahu salah, dia langsung minta maaf.

Alana tidak marah, "Nggak apa-apa, wajar kok. Tapi kamu tenang aja, karena kita sudah menikah, kita ha
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (18)
goodnovel comment avatar
Citra Hasan
lebihkan episode nya thorrr ..bravooo pokoknya ... Alhamdulillah
goodnovel comment avatar
Siskamargareth
thor buat Marshanda dan syena bertanggung jawab atas perbuatannya dong...semangat semangat thor.
goodnovel comment avatar
Ayank Wati
kok udh gk bisa di buka lgi thor...kan liane blm ktmu anak kandungnya thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1391

    Mereka pun meminta sopir putar arah dan pergi ke rumah sakit jiwa tempat Raisa berada.Kali ini setibanya di sana, Reina menemukan bahwa penjagaan di sini jelas lebih ketat daripada sebelumnya, tetapi Maxime menggunakan beberapa trik dan mereka berhasil masuk.Reina mendorong pintu kamar rawat Raisa dan melihat tubuh wanita itu penuh luka. Tatapannya kosong dan sayu.Ketika Raisa mendengar suara, dia langsung meringkuk di sudut dan memeluk kepalanya."Tolong jangan pukul aku, tolong, aku nggak berani bicara omong kosong lagi, jangan pukul aku."Raisa pasti sangat menderita.Reina menghampirinya selangkah demi selangkah, "Raisa, ini aku, Reina."Ketika Raisa mendengar suara Reina, secercah harapan muncul di matanya dan dia menatapnya."Nona Reina, apa kamu datang untuk menyelamatkanku? Kamu seharusnya sudah tahu sekarang bahwa aku nggak berbohong, 'kan? Tolong selamatkan aku ... Ah, bukan. Tolong selamatkan anakku Doni, dia nggak bersalah."Reina pun bersimpati padanya ketika melihatnya

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1392

    Padahal Jovan juga mau mengatakan hal yang sama, tidak disangka Alana lebih dulu bicara.Jovan sebenarnya merasa tidak senang karena seolah dia tidak disukai oleh Alana."Di sini cuma ada satu kasur, gimana tidur terpisah? Aku nggak mau tidur di sofa atau lantai." Jovan sengaja berkata demikian, ingin lihat apa yang akan dilakukan Alana.Alana pun mengambil bantal tanpa mengucapkan sepatah kata pun, "Nggak apa-apa, aku bisa tidur di sofa. Menurutku enak juga kok tidur di sofa."Waktu kecil Alana suka tidur di sofa karena takut tidur di kamar sendirian.Jadi menurut Alana, ini bukan masalah besar.Jovan tersedak dan sebelum menunggu lama, dia melihat Alana berbaring dan menutup matanya.Dia menarik napas dalam-dalam, melepas mantelnya dan berbaring di tempat tidur.Alana sebenarnya tidak bisa tidur sama sekali, pertama karena kejadian tadi malam dan kedua karena dia satu kamar dengan Jovan.Meski keduanya berjauhan, dia masih merasa sedikit tidak nyaman.Jovan mematikan lampu, dia juga

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1393

    "Tapi Kakek buyut harus jaga rahasia ya." Riko tampak serius.Dia tahu bahwa kalau Alana tahu dirinya yang mengajari lelaki tua itu untuk berpura-pura sakit dan menipu Jovan dan Alana, Alana pasti akan mencabik-cabiknya.Sebenarnya Riko juga tidak punya pilihan lain.Entah mengapa Tuan Besar Jacob begitu menyukai Alana dan terus memaksa menjadikan Alana cucu menantunya. Namun, dia tidak berdaya memaksa Alana.Riko tidak menyangka lelaki tua itu akan mempercayakan tugas berat ini padanya dan berdoa dengan berbagai cara atas bantuannya.Kakek Jacob sangat baik pada Riko, tapi tidak berdaya. Jadi, Riko pun turun tangan dan memakai jurus ini.Di dalam kamar pengantin.Jovan dan Alana baring di atas kasur yang sama, mereka tidak berani bicara sama sekali karena takut didengar."Tidurlah." Jovan terbatuk dengan canggung."Ya." Alana mengangguk dan menutup matanya.Sayangnya, tidak ada satu pun dari mereka yang bisa terlelap.Jovan sudah bertekad besok pagi, dia harus mengambil peralatan pema

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1394

    Saat ini, di kediaman Keluarga Andara.Reina tidur larut malam dan bangun siang.Begitu keluar kamar, dia melihat Deron menunggu di bawah sambil membawa seorang anak, Doni."Doni, masih ingat aku nggak?" Reina lega melihat Deron berhasil menemukan Doni.Mata Doni berbinar, "Halo Tante, Tante mamanya Riki."Benar saja, daya ingat anak-anak memang hebat."Benar."Reina datang menghampiri Doni dan bertanya pada Deron, "Di mana kamu menemukannya?""Di rumah sakit. Dokter bilang biaya pengobatannya sudah nggak ada yang membayar. Jadi, aku membayar tunggakannya dan membawanya keluar." Deron menjelaskan.Reina benar-benar tidak menyangka Keluarga Hinandar begitu tega melakukan hal seperti itu. Sudah mengurung seorang ibu, lalu menelantarkan anaknya di rumah sakit begitu saja."Lalu ayahnya?""Dia dipecat dari perusahaan Yinandar. Sekarang masih mencari pekerjaan, mencari Raisa dan Doni," jawab Deron.Doni merasa bingung mendengar percakapan ini. Doni meraih tangan Reina dan menggandengnya, "T

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1395

    Raisa mengangguk berulang kali, "Oke, terima kasih."Reina kemudian meminta pengasuh untuk memanggil Doni dan ayah Doni.Keduanya langsung keluar kamar, mereka pun bingung saat melihat Raisa penuh luka."Raisa, kok kamu terluka parah?""Mama, sakit nggak?"Raisa menggeleng, "Nggak apa-apa, ayo pergi dari sini dulu, kita jangan merepoti Nona Reina terus.""Oke."Ketiganya pun mengucapkan selamat tinggal pada Reina, lalu pergi.Sebelum Doni pergi, dia tidak lupa mengatakan, "Tante Reina, terima kasih ya. Nanti kalau Kak Riki sudah sembuh, minta Kak Riki datang bermain denganku ya."Reina tersenyum dan tidak menjawab. Bagaimanapun, ini adalah masalah yang tidak pasti dan dia tidak mau memberi harapan palsu pada Doni.Reina juga mengatur tempat tinggal untuk Raisa sekeluarga.Liane juga sudah menerima kabar tentang kepergian Raisa dan Doni."Siapa yang melakukan ini?"Beraninya seseorang berani melawan dirinya!Bawahannya berkata, "Sepertinya Reina dan Maxime."Liane mengepalkan tangannya,

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1396

    Marshanda juga sudah mendengar tentang Raisa, tapi dia tidak menyangka Syena begitu kejam.Menurut pemahamannya, Raisa juga punya seorang anak.Setelah Syena menutup telepon, Marshanda bertanya apa yang terjadi.Syena menatap Marshanda dan akhirnya menjawab jujur, mengingat Marshanda dan dirinya sama-sama membenci Reina."Raisa tahu sebuah rahasia. Kalau rahasia ini diketahui oleh Liane, sesuatu akan terjadi padamu dan aku."Marshanda bingung, "Rahasia apa?""Kamu tahu nggak kenapa hasil tes DNA-mu bisa cocok dengan Liane? Karena Reina-lah putri kandung Liane." Syena berkata sambil memperhatikan perubahan di wajah Marshanda.Benar saja, wajah Marshanda menjadi pucat."Bagaimana mungkin?""Apanya yang nggak mungkin? Reina itu anak yatim piatu dan dia diadopsi Treya di Panti Asuhan Kota Simaliki. Kebetulan saat itu sedang turun salju lebat pada hari dia dilahirkan. Bukannya kamu dan Reina seumuran?" Syena melanjutkan.Marshanda tercengang untuk waktu yang lama.Kenapa? Awalnya dia pikir

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1397

    Para wanita sahabat itu berkunjung di kamar rawat Reina dan Riki sampai larut malam.Maxime seorang pria dewasa tentu tidak bisa ikut mengobrol, dia pun bekerja di ruangan lain.Setelah para wanita pergi, Maxime baru keluar.Riki sudah mengantuk.Maxime datang ke sisi Reina, "Kamu capek? Mau berbaring sebentar?"Reina tersipu dan teringat setiap kali mereka berbaring bersama, tangan dan kaki Maxime suka menggerayangi tubuhnya."Aku nggak capek, aku mau duduk sebentar.""Sebentar lagi 'kan kamu melahirkan, ayo kita baring bentar aja." Maxime membujuk dengan lembut.Pada akhirnya, Reina pun hanya bisa menuruti Maxime.Setelah mematikan lampu, hanya cahaya redup dari luar yang masuk ke dalam kamar."Apa Raisa dan yang lainnya baik-baik saja?" Reina bertanya.Maxime memeluknya, "Jangan khawatir, aku sudah mengutus seseorang untuk mengawasi mereka diam-diam.""Ya."Reina tetap tidak tega terjadi sesuatu pada Raisa sekeluarga."Menurutmu kenapa Liane bisa begitu kejam? Reina teringat bagaima

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1398

    Setelah Syena mengetahui hal ini, dia menelepon Liane untuk memastikan. Syena seketika jadi panik."Bu, aku ikut ya. Menurutku Reina nggak punya niat baik deh. Ibu lupa terakhir kali dia mengancammu?"Ucapan Syena membuat Liane menjadi waspada, "Aku bahkan lupa. Jangan khawatir, aku bawa pengawal kok. Harusnya dia nggak berani melakukan apa pun.""Bu, aku nggak tenang, aku mau ikut." Syena sudah masuk ke dalam mobil. "Ibu kirimkan aja alamatnya, aku nggak akan membiarkan sesuatu terjadi padamu."Liane tidak bisa debat mulut dengan Syena, jadi dia menyetujuinya, "Oke."Setelah mengirimkan alamatnya, Liane merasa senang karena berpikir bahwa Syena masih peduli padanya.Sekretarisnya pun menimpali, "Meski Nona Syena kejam, dia tetap perhatian padamu."Liane pun tersenyum, "Dia sudah biasa aku manjakan. Aku khawatir bagaimana hidupnya kalau aku meninggal nanti.""Bu Liane pasti akan berumur panjang," ucap sekretaris itu.Liane menjawab dengan tidak berdaya, "Aku tahu kondisi tubuhku. Dulu

Bab terbaru

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2222

    Maxime menginstruksikan pengawalnya, "Jangan biarkan dia tidur malam ini. Tentu saja, kalian harus bersikap lembut padanya, jangan lupa panggil dokter buat periksa keadaannya. Aku nggak mau dia sampai mati."Maxime mengatakan bahwa dia akan membuat hidup Morgan lebih buruk daripada kematian, dia akan memastikan bahwa Morgan tetap hidup.Kematian akan terlalu murah untuk Morgan. Selain itu, dia kembaran Maxime sendiri, jadi dia tidak akan membiarkan Morgan mati begitu saja....Keesokan harinya, Reina terbangun oleh dering telepon.Dia tidak membuka matanya, mengusap-usap telepon dengan lelah.Maxime mengulurkan tangannya yang panjang dan mengambilnya terlebih dahulu sambil berkata, "Ini ponselku, Ibu telepon.""Oh."Maxime mengangkat telepon dan mendengar suara cemas Joanna di sisi lain telepon, "Max, adikmu hilang. Kenapa aku nggak bisa menemukannya?"Suara ini tidak pelan dan Reina bisa mendengar apa yang dikatakan Joanna. Dia langsung menatap Maxime.Dia tahu ini pasti ulah Maxime.

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2221

    "Ayo pulang." Reina berdiri.Maxime meraih tangan Reina. "Aku mau lihat lukamu."Reina membeku.Berpikir bahwa Maxime sudah tahu, dia tidak mengelak dan memperlihatkan luka di lehernya.Karena dibungkus kain kasa, Maxime tidak melihat bagian dalamnya."Aku nggak apa-apa," kata Reina."Ayo ke rumah sakit." Maxime sedikit khawatir dan dia tidak berani membuka kain kasa Reina dengan asal.Reina tidak ingin pergi, tetapi sikap Maxime begitu memaksa, jadi dia tetap mengikutinya ke rumah sakit.Di dalam rumah sakit, dokter membuka kain kasa Reina, memperlihatkan luka sepanjang jari di sana.Lukanya sangat dalam, seharusnya itu bukan luka ringan.Mata Maxime sedikit menyipit. "Dalam sekali lukanya. Kenapa menyembunyikannya dariku?""Ini sudah nggak apa-apa kok," jawab Reina.Jemari Maxime sedikit gemetar saat menyentuh leher Reina. "Jangan menyembunyikan apa pun lagi dariku, ya?"Suaranya sedikit serak.Reina mengangguk lagi. "Ya, aku mengerti."Lagi-lagi dia menjawab dengan ekspresi tidak pe

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2220

    Maxime keras kepala, membuat Reina sedikit tidak berdaya. "Nggak perlu, sungguh. Kalau kamu di sini, gimana aku bisa kerja?""Bagaimana kalau aku kerja sama kamu?" Maxime menambahkan.Reina tidak tahu harus berkata apa lagi saat Maxime begitu serius, tidak terlihat seperti berbohong."Kalau begitu kamu bisa tetap di sini hari ini." Pada akhirnya, Reina terpaksa harus berkompromi.Maxime menyuruh seseorang untuk membawa dokumen-dokumen yang harus dikerjakan.Asisten Reina sedikit ragu. Bagaimanapun juga, Maxime adalah orang luar.Reina berkata kepadanya, "Nggak apa-apa, suamiku nggak sejahat itu sampai ingin mengambil alih properti keluargaku."Perusahaan Maxime sendiri tidak kalah dengan perusahaannya.Keduanya juga punya empat anak laki-laki. Ketika mereka meninggal kelak, bukankah harta mereka akan menjadi milik anak-anak mereka?Keempat anak itu adalah putra Maxime, jadi dia tidak perlu sampai berbuat seperti itu.Selain itu, Maxime orang yang sangat berprinsip, mana mungkin dia men

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2219

    Entah sudah berapa lama, Maxime meminta sopir mengemudikan mobilnya ke Grup Yinandar.Jika benar seperti yang dikatakan Morgan, bahwa hal seperti itu menimpa Reina, apa yang harus dia lakukan agar bisa menghiburnya?Tidak lama kemudian, mobil tiba di lantai bawah Grup Yinandar.Maxime keluar dari mobil dan berjalan menuju bagian dalam perusahaan.Orang-orang di Grup Yinandar tentu saja mengenal Maxime. Ketika melihatnya, mereka langsung mengantarnya ke kantor Reina.Kantor presdir.Reina sedang bekerja ketika asistennya mengetuk pintu. "Bu Reina, Pak Maxime datang."Dia mengangkat kepalanya dan melihat ke arah pintu.Maxime mengenakan setelan jas dan memiliki bentuk tubuh yang tegap. Namun, saat ini wajahnya terlihat sedikit lelah."Kenapa kamu ke sini?" Reina agak terkejut, di jam-jam seperti ini, bukankah seharusnya dia berada di tempat kerja?Setelah asisten pergi dan menutup pintu, Maxime berjalan lurus ke arah Reina."Nana." Matanya dalam, ada emosi kompleks yang tersembunyi di da

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2218

    Maxime menopang dagunya dengan satu tangan dan menatapnya dengan tatapan dingin. "Reina nggak bilang apa-apa, karena itulah aku bawa kamu ke sini. Katakan, apa yang kamu lakukan padanya kemarin malam?"Ekspresi Morgan langsung berubah ketika mendengar ini."Aku tahu kalau Nana bukan orang yang suka menyebarkan berita."Dia menarik napas dalam-dalam. "Apa aku boleh bicara sambil duduk?"Maxime menoleh ke pengawalnya, yang dengan cepat memindahkan kursi untuk Morgan.Morgan duduk dengan pandangan tajam."Tadi malam aku sama Nana melakukan sesuatu yang seharusnya terjadi sejak dulu."Sesuatu yang seharusnya terjadi sejak dulu?Maxime mengerutkan kening. "Terus terang saja, apa yang terjadi sebenarnya."Dia tidak suka dengan pernyataan bodoh itu."Hal-hal yang berhubungan dengan suami istri!" kata Morgan.Detik berikutnya, Maxime bangkit dan menendang tepat di jantungnya."Braak!" Dengan gebrakan keras, Morgan jatuh tersungkur ke lantai. Tangannya menutupi dadanya, napasnya terengah-engah.

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2217

    Detik berikutnya, Reina membuka matanya dan bertemu dengan tatapan Maxime yang penuh perhatian.Dia buru-buru meraih tangan Maxime. "Kenapa belum tidur?""Nggak bisa tidur, jadi nggak tidur lagi," jawab Maxime."Ya, tutup matamu dan tidur lagi. Besok kamu masih harus kerja," kata Reina.Maxime mengangguk, tetapi tidak melepaskan pelukannya.Dia bertanya dengan ragu-ragu, "Sepertinya kamu belum nyenyak sejak kembali dari tempat Sisil. Apa terjadi sesuatu di sana?"Reina membeku, tetapi kembali tenang dengan cepat."Memangnya apa yang bisa terjadi? Aku cuma nggak bisa tidur kalau bukan di kamar sendiri, jadi kurang tidur."Melihat Reina terus berbohong dan tidak mau mengatakannya, Maxime memutuskan untuk tidak melanjutkan masalah ini.Besok dia akan menemui Morgan dan menanyakan langsung kepada Morgan apa yang terjadi.Keesokan harinya.Reina terbangun dari tidurnya dengan perasaan yang jauh lebih baik dan sudah tidak terlalu mengantuk lagi.Mungkin karena dipeluk oleh Maxime, jadi dia t

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2216

    Mungkin terlalu mengantuk, Reina langsung tertidur setelah berbaring.Dia tidak tahu bahwa Maxime masih belum tertidur.Maxime perlahan membuka matanya setelah mendengar suara napas teratur Reina.Cahaya di dalam kamar membuatnya bisa melihat garis-garis wajah Reina. Maxime menatapnya dengan penuh rasa ingin tahu, tatapannya tertuju pada lehernya.Reina sudah mandi dan berganti pakaian. Dia mengenakan pakaian yang menutupi bagian lehernya.Itu bukan baju tidur ....Maxime awalnya bertanya-tanya, mungkin saja syal itu yang jadi masalah. Sekarang, dia merasa bahwa Reina mengenakan syal untuk menghalangi sesuatu di lehernya.Tangannya terulur, berusaha untuk mencari tahu.Reina tertidur pulas.Gerakan Maxime ringan, cukup lembut untuk menurunkan kerah bajunya. Dia melihat sekilas bahwa ternyata ada kain kasa yang menutupi leher Reina. Dia samar-samar bisa melihat sedikit warna merah terang keluar dari kain kasa tersebut.Reina merasa lehernya gatal, jadi dia bergerak.Maxime segera menari

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2215

    Mata Maxime menyipit saat mendengar Reina mengatakan itu.Matanya memperhatikan syal di leher Reina. "Baru?"Reina mengangguk. "Hmm.""Kamu sudah di kamar, jadi nggak dingin, lepas saja." Maxime menambahkan, sambil mengulurkan tangannya.Reina langsung bersandar mundur ke belakang. "Nggak apa. Aku masih kedinginan, jadi lebih baik pakai saja."Tangan Maxime yang terangkat membeku di udara, lalu dia menariknya kembali."Baiklah, nggak usah dilepas kalau kamu nggak mau."Kekhawatiran di hati Reina akhirnya menghilang.Dia memaksa dirinya untuk bangun walau masih mengantuk. "Aku agak lapar, ayo kita makan.""Ya."Reina berjalan melewati pandangan Maxime dan pergi menuju ruang makan di lantai bawah.Maxime hanya mengamatinya, merasa bahwa Reina menyembunyikan sesuatu darinya.Kenapa Reina tidak mengizinkannya melepas syal itu?Maxime tidak mengerti.Reina tiba di ruang makan di lantai bawah, di mana koki telah menyiapkan makanan dan membawanya ke meja makan.Dia juga memanggil anak-anak un

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2214

    "Kenapa bawa aku ke sini?" tanya Reina.Maxime tidak menjawab, meraih tangannya dan berjalan ke depan.Reina dituntun olehnya ke dalam tempat bermain. Sejauh mata memandang, ada tempat permainan."Kamu?""Ngajak kamu main game," jawab Maxime.Reina sedikit terdiam. "Ekki benar, kamu cemburu."Maxime menunduk, mulutnya tertutup wajahnya begitu bangga."Aku nggak cemburu. Aku tahu kalian cuma teman biasa." Dia melanjutkan, "Bukannya barusan kamu bilang jarang main game? Kebetulan hari ini aku senggang, jadi aku bakal nemenin kamu."Saat mengatakan itu, dia menarik Reina ke depan sebuah mesin lempar koin.Sebelum Reina duduk, petugas membawa sekantong besar koin permainan dan meletakkannya di sampingnya."Nona bos, silakan main sampai puas."Reina tidak bisa berkata-kata saat melihat sekantong besar koin yang disodorkan kepadanya.Bukankah bermain game lempar koin agar bisa mendapatkan koin?Maxime memberinya begitu banyak koin, lalu dari mana tantangan jika memainkan game ini?"Katakan,

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status