Akhirnya Christy benar-benar tutup mulut.Kalau Joanna melihatnya menyakiti Maxime, jangankan menikah, dia pasti akan diusir.Reina terlalu malas untuk terus bicara dengan Christy. "Lain kali hati-hati. Kalau kejadian ini sampai terulang, nggak cuma sekadar tamparan yang akan kamu terima."Reina kembali beristirahat di kamarnya.Keesokan paginya saat Reina bangun, Maxime masih tidur.Dokter datang untuk memeriksa kondisi Maxime."Kondisi fisik Tuan Maxime sudah sembuh, tapi saraf otaknya nggak mungkin bisa sembuh," ucap dokter.Reina sangat sedih mendengarnya.Tadinya Maxime hanya buta, sekarang malah ketambahan jadi idiot.Meski dulu dia pernah menjadi orang yang bisa begitu menyombongkan diri, nasibnya sekarang terlalu menyedihkan.Saat kepala pelayan mengantar dokter pergi, hanya ada Reina dan Maxime di kamar. Reina hendak berangkat kerja, tapi Maxime tiba-tiba menggenggam tangannya.Sebelum Reina sempat bereaksi, Maxime tiba-tiba menarik Reina ke dalam pelukannya."Kamu harum sekal
Setelah Morgan mengetahui situasinya, dia meminta kepala pelayan untuk mengawasi setiap gerakan Maxime, terutama saat dia bersama Reina."Reina juga minta supaya Tuan Maxime diizinkan jalan-jalan," ucap kepala pelayan.Morgan terdiam sejenak, "Boleh, asal dia nggak keluar dari area vila."Sekarang Reina bisa mengunjungi Maxime kapan saja dan Morgan tidak ingin Reina berpikiran buruk tentangnya."Baik."...Di Grup Rajawali.Sebentar lagi akhir bulan dan mereka yang punya penjualan terendah bulan ini akan dipecat.Kinerja departemen penjualan kelima sangat baik, namun sayangnya ada laporan yang tidak jelas. Kalau sampai ketahuan manajemen atau pemegang saham, maka ini bisa jadi masalah besar.Bisa-bisa karyawan yang terusir adalah departemen penjualan kelima yang melakukan penipuan.Reina sudah mengutus orang untuk menyelidiki masalah ini, terutama untuk mengamati siapa yang paling dekat dengan Melisha atau salah seorang dari departemen penjualan pertama.Namun belum ada kemajuan.Reina
Mama Bobby juga masih memikirkan anak keduanya yang ditinggal di rumah, dia ikut berkata, "Aku juga mau pulang, masih ada anak di rumah."Mereka bertiga bangkit untuk pergi, tapi mama Diera ragu-ragu dan tidak ikut pergi.Begitu mereka bertiga pergi, beberapa ibu lainnya pun ikut pergi.Orang-orang yang tetap tinggal hanya mereka yang mau menjilat Melisha.Melisha sudah bisa melihat maksud para ibu-ibu, dia pun memberi tahu mereka, "Rendy akan balik ke kantor pusat Grup Rajawali.""Serius? Menjabat posisi apa?"Melisha tersenyum, "Pastinya sih posisi yang tinggi.""Kalau gitu selamat ya. Nanti kalau Pak Rendy sudah kembali bekerja di kantor pusat, apa boleh bantu perusahaanku?" ucap seorang ibu orangtua murid.Mama Diera mencatat semua yang terjadi di tempat itu dan melaporkannya pada Reina.Di mata mama Diera, meski Reina dan Maxime bercerai, kehidupan Reina tidak akan lebih buruk dari kehidupan Melisha.Dia harus bisa berteman dengan Reina. Dia merasa penglihatannya kali ini tidak ak
Reina langsung mengerti maksud Sisca. "Terima kasih banyak. Nanti aku ganti ya semua kerugianmu.""Nggak usah, asal kamu terus ngajak aku kerjasama di mana pun kamu berada."Sisca tahu Reina adalah pribadi yang sangat baik. Dari kerjasama mereka, Sisca mendapat untung lebih besar dibanding bekerja sama dengan perusahaan lain."Oke." Reina pun tidak sungkan.Dalam pertemuan orangtua murid kali ini, tidak disangka Reina malah menemukan solusi akan masalahnya.Akhirnya dia bisa menghela napas lega dan bisa beristirahat dengan baik.Reina pulang untuk mengurus Riki terlebih dulu, lalu baru pergi mengunjungi Maxime.Di rumah, Riki sudah mengetahui dari penyelidikan Riko kalau vila itu adalah milik pribadi Morgan."Kak, menurutku sebenarnya nggak bagus kalau mama seperti ini. Tapi kalau mama mau bersama Morgan, aku akan dukung."Riki meremas rambutnya, "Masalahnya Morgan sudah bertunangan dengan Syena, terus posisi mama gimana? Syena juga lagi hamil anak Morgan, dia pasti nggak akan memperla
Reina menggeleng, "Belum, kondisinya sekarang sangat nggak stabil. Nanti kalau papa sudah sembuh, Mama ajak kalian berdua jenguk ya."Riki pun mengangguk dengan patuh, "Oke. Ya sudah kalau gitu Mama pergi aja. Di rumah ada bibi dan Tante Gaby kok, aku bakal nurut.""Ya."Reina merasa sangat bahagia saat mendengarkan ucapan manis Riki. Dia sangat beruntung punya dua anak yang begitu bijaksana di usia yang masih sangat kecil.Setelah itu, Reina pun diantar sopir ke vila tempat tinggal Maxime.Sesampainya di sana, dia melihat dokter dan suster sedang menyuntikkan obat secara paksa pada Maxime."Obat apa yang kalian suntikkan?" Reina langsung melangkah maju."Itu cuma obat penenang." Kepala pelayan menjawab dengan dingin, "Tuan Maxime menggila lagi dan mukulin orang."Reina mengernyit, "Bukannya aku sudah bilang kalau dia kumat, telepon saja aku dan aku akan langsung datang?"Kepala pelayan menatap Reina dan pura-pura tidak berdaya."Nggak bisa begitu Nona, kalau Tuan Maxime kumat, dia aka
Alana duduk di samping Jovan dan bertanya, "Sebenarnya apa sih yang terjadi? Kenapa dua hari kemarin kakek marah besar? Maxime kenapa?""Kamu cuma perlu tahu meski aku bukan pria baik-baik, Morgan itu serigala berbulu domba. Jadi Reina harus berhati-hati." Jovan memperingatkan.Alana memutar bola matanya."Sejauh yang aku tahu, Morgan selalu sangat baik pada Nana. Dulu waktu masih kecil, Morgan sering membantu Reina dan melindunginya dari orang-orang yang mengganggu Reina. Tapi kamu adalah orang yang paling banyak menindas Nana waktu dulu Nana menikah sama Maxime!"Jovan terdiam sesaat.Karena perkataan Alana benar, Jovan memang sering menindas Reina.Cacat pendengaran yang diderita Reina makin parah karena perbuatannya, bahkan sampai sekarang Reina membutuhkan alat bantu dengar.Jovan sangat menyesal tapi sadar dia tidak bisa mengulang waktu. Dia sudah meneliti cara mengobati masalah pendengaran Reina, tapi sejauh ini belum banyak kemajuan.Dia berhutang budi pada Reina seumur hidupny
Waktu Christy tahu, dia sangat terkejut. "Ya ampun nggak tahu malu banget sih? Sudah cerai kok masih tidur bareng?"Begitu mendengar bisik-bisik di luar kamar, Reina pun bangun dan memeriksa.Ternyata Christy sedang membicarakan hal-hal buruk tentang Reina dengan beberapa pelayan.Reina tidak bisa berkata-kata, memangnya apa yang bisa Maxime lakukan padanya dalam kondisi seperti ini?"Kalau kamu nggak suka lihat aku tidur sama Maxime, gimana kalau kamu aja yang tidur bareng dia?"Reina berteriak lantang dari lantai atas.Ekspresi Christy langsung berubah saat mendengar ucapan Reina.Kalau Christy tidur dengan Maxime, sudah pasti dia tidak akan melihat mentari esok pagi."Aku beda dari kamu. Aku belum menikah dengan Kakak Max, jadi nggak akan terjadi apa-apa di antara kami." Christy pura-pura jadi wanita polos.Reina tertawa, "Terus kalau kamu sudah menikah, artinya kamu berani baring di samping dia dan akan terjadi sesuatu?"Christy tersedak.Dia langsung berhenti bergosip, masuk ke ka
Entah bagaimana ceritanya, Christy akhirnya bisa melepaskan diri dari Maxime. Dia benar-benar ketakutan dan tidak menyangka Maxime tiba-tiba kumat.Namun Christy merasa metode yang digunakannya sudah benar. Dia hanya perlu bicara baik-baik dengan Maxime dan tidak melanggar batasan, dengan begitu Maxime tidak akan melukainya.Sayangnya, pemilihan kata yang salah membuat Maxime mengira Christy sudah membohonginya.Christy kesakitan, tapi dia tidak lupa mengatur strategi berikutnya.Tiba-tiba, Joanna meneleponnya."Christy, gimana kondisi Max? Kamu sudah bisa merawatnya?"Christy pun berbohong, "Bi, Kak Max sekarang cuma nurut sama aku. Tiap kali ada pelayan mendekat, dia akan kumat dan tantrum. Tapi dia nggak begitu sama aku.""Benarkah?" Joanna merasa senang dan bertanya, "Terus Reina gimana?""Bibi, mendingan Reina nggak usah datang ke sini deh. Semalam aku dengar kayaknya dia dipukuli." Christy berpura-pura mengkhawatirkan Reina dan berkata, "Lagian Kak Reina itu 'kan lagi hamil, dia
Reina menutup telepon dan akhirnya merasa lega.Selama Syena tidak melakukan sesuatu yang buruk, semuanya tidak apa-apa.Dia sudah makin berumur dan hanya ingin menjalani hidupnya dengan baik.Jika Syena melakukan sesuatu yang salah lagi, dia akan menghabisinya....Musim semi berganti menjadi musim gugur.Waktu berlalu dalam sekejap.Dalam sekejap mata, rambut Reina pun dipenuhi dengan uban. Saat ini, Reina hampir berusia tujuh puluh tahun.Beberapa anak laki-lakinya akhirnya menikah. Anak-anak Riko dan Riki sudah duduk di bangku sekolah dasar.Reina mengambil ponselnya. Pada hari itu, dia mendengar anak buahnya berkata, "Bos, Marshanda meninggal."Meninggal adalah sebuah kata yang sering didengar Reina di masa tuanya.Selama bertahun-tahun, mertuanya juga sudah meninggal dunia.Mantan saudara perempuannya, Brigitta, juga meninggal tahun lalu.Ethan menyusul pada paruh pertama tahun ini.Hanya Erina dan suaminya yang tersisa untuk menjaga bisnis Keluarga Yusdwindra.Suami yang Erina d
Sisca pergi ke sekolah dan hendak meminta guru untuk memanggil Talitha. Namun, dia melihat Talitha berdiri di depan gedung sekolah dari kejauhan.Di seberang Talitha ada Syena!Ekspresi Sisca langsung berubah.Dia berjalan cepat menghampiri keduanya. "Talitha."Talitha menoleh ke arahnya. "Ibu."Syena langsung marah mendengar putrinya memanggil wanita lain dengan sebutan ibu."Talitha, aku ini ibumu, dia nggak ada hubungan darah denganmu."Setelah bertahun-tahun tidak bertemu, wajah Syena sangat pucat dan kuyu. Tatapan matanya menatap Sisca lekat-lekat.Sisca juga tidak merasa terintimidasi olehnya, menarik putrinya untuk berdiri di sisinya."Syena, saat itu kamulah yang nggak menginginkan Talitha. Sekarang, kamu ingin mendapatkan anakmu lagi?"Talitha menimpali, "Aku cuma punya satu ibu, namanya Sisca. Nama keluargaku juga Santiago. Jadi, kamu pergi saja dan berhenti mencariku."Mendengar apa yang dikatakan putrinya, gelenyar kelegaan menyelimuti benak Sisca.Syena terlihat makin mura
Reina beranjak dan melangkah pergi.Marshanda menatap punggungnya dan tiba-tiba berdiri. "Reina."Langkah kaki Reina terhenti dan dia berbalik untuk menatapnya.Tiba-tiba, mata Marshanda menjadi sedikit memerah."Reina! Aku merasa sepertinya aku melakukan kesalahan."Selama sepuluh tahun terakhir, Marshanda telah bermimpi tentang masa lalu hingga berulang kali.Mimpi itu terjadi di masa lalu, ketika dia baru dijemput oleh Anthony.Saat itu, dia tidak memiliki niat licik. Saat pertama kali bertemu Reina, dia merasa bahwa Reina sangat baik.Reina akan memberinya pakaian yang bagus untuk dipakai!Memberikan makanan yang enak untuknya!Reina juga akan berbagi uang saku dengannya!Mungkin karena dia makin tua, ingatannya tentang ketika dia masih muda menjadi begitu jelas, dia pun bernostalgia.Mendengar Marshanda mengakui kesalahannya, Reina menunjukkan kerumitan di antara kedua alisnya."Itu semua sudah berlalu."Dia hanya mengatakan beberapa kata tanpa menyebutkan maaf.Marshanda memperha
Riki benar-benar tidak berubah, ucapannya sangat manis dan masih terus menempel kepadanya.Maxime hendak mengatakan sesuatu tentangnya.Riki melepaskan pelukannya pada Reina dan memujinya."Papa, hari ini Papa bersinar banget dan makin jantan saja. Aku mau belajar dari Papa."Maxime tidak terbujuk oleh perkataannya. "Kalau mau belajar dariku, ikuti kakakmu dan uruslah perusahaan keluarga."Riki menggaruk-garuk kepalanya ketika diminta mengurus perusahaan.Sayangnya, dia benar-benar tidak suka menjadi bos.Dia hanya ingin menjadi seorang penyanyi.Dia mewarisi bakat musik yang kuat dari Reina dan merupakan penyanyi generasi baru.Reina juga memahami kebenaran bahwa setiap anak memiliki potensinya sendiri dan keempat anaknya pun berbeda."Sudah, biarkan Riki melakukan apa pun yang dia inginkan, toh ada Riko yang ngurus perusahaan.""Atau nanti kalau Leo dan Liam sudah besar, mereka juga bisa bantu ngurus perusahaan."Maxime langsung diam begitu Reina berbicara.Riki berterima kasih kepad
Revin memang cukup terlambat saat menikah. Belakangan, dia menelepon Reina dan mengatakan bahwa dia punya anak.Maxime sedikit tercengang. "Dia punya anak dari mana? Bukannya dia nggak nikah?"Sejujurnya, Maxime juga mengagumi Revin.Sebagai seorang pria, dia sangat menyukai Reina dengan sepenuh hati dan perasannya tidak pernah berubah.Maxime menduga bahwa Revin tidak pernah menikah karena Reina.Setiap kali mendengar tentang Revin, Maxime langsung ketakutan, takut pria ini akan datang dan merebut istrinya."Katanya sih bayi tabung," kata Reina.Maxime mendengarkan dengan serius. "Siapa ibu dari anak itu?"Reina menggelengkan kepalanya. "Aku nggak tahu, katanya sih rahasia dan nggak ada yang tahu siapa ibu dari anak itu. Tapi, Revin sangat luar biasa. Gen yang dia pilih pasti sangat bagus juga."Mendengar ini, Maxime mengangguk setuju.Hatinya sangat lega.Dia sudah sangat tua, sekarang Revin akhirnya memiliki seorang anak sendiri. Dia seharusnya tidak lagi akan memiliki ketertarikan
Jess tidak tahu apa yang ada di pikiran Erik. Dia mengangkat tangannya dan menepuk pundaknya. "Bodoh, mana mungkin aku nikah sama orang lain, aku saja sudah punya kamu sama anak kita."Erik menganggukkan kepalanya dan tersenyum. "Aku tahu kalau istriku ini memang sangat mencintaiku. Cuma aku, 'kan?"Jess ragu-ragu sejenak, tetapi dengan cepat mengangguk."Ya, tentu saja."Keraguannya yang sangat tipis ini masih bisa ditangkap oleh Erik.Itu juga pertama kalinya Erik menyadari bahwa dia bisa menjadi begitu peka dan perasa, seperti seorang wanita.Dulu, hanya wanita yang selalu khawatir dia macam-macam. Sekarang, keadaan berbalik dan dia selalu mengkhawatirkan Jess.Ada pepatah yang ternyata memang benar.Jika dunia bertanya apa itu cinta, cinta adalah sesuatu yang bisa menaklukkan segalanya.Jess adalah orang yang bisa menaklukkannya....Lima belas tahun telah berlalu.Tanpa disadari, keempat putra Reina dan Maxime telah tumbuh dewasa dan semuanya sangat tampan.Riko adalah yang paling
Entah kebetulan atau tidak, Jess yang saat itu berada jauh di Kota Simaliki juga bermimpi.Dalam mimpi itu, dia benar-benar menikah dengan Morgan dan memiliki seorang anak.Ketika terbangun dari mimpi itu, entah kenapa hati Jess terasa kosong. Dia tidak tahu kenapa ada emosi rumit di dalam hatinya.Dia menoleh ke samping, melihat seorang anak kecil yang sedang tidur di sampingnya.Di sisi anak itu ada suaminya, Erik.Wajah pria itu terlihat tampan saat tidur. Saat sinar matahari menyinarinya, dia terlihat makin memukau.Sudut mulut Jess tanpa sadar terangkat. Dia mengulurkan tangan dan menyentuh putranya yang menggemaskan, sebelum meletakkan tangannya di sisi wajah Erik dan menyentuhnya.Erik merasakan sentuhan di wajahnya. Dengan mata terpejam, dia mengangkat tangannya dan meraih tangan Jess, menariknya ke pelukannya."Tanganmu dingin? Sini aku hangatkan." Dia bahkan tidak membuka matanya dan apa yang dia lakukan tampak natural.Jess memperhatikan tindakannya dan hatinya menjadi hanga
Mata sipit Maxime sedikit menyipit. "Apa itu?"Sulit untuk menyembunyikan ketegangan di wajah Morgan."Itu cuma koran. Aku bosan dan mau mengisi waktu luang. Jangan diambil, ya?"Melihat raut wajahnya, Maxime tahu bahwa itu jelas bukan koran biasa.Maxime kembali menepis Morgan, berjalan dengan cepat untuk mengambil koran itu.Maxime membukanya dan isinya penuh dengan informasi tentang Jess.Morgan menerjang ke arah Maxime, seolah-olah rahasianya telah terbongkar.Namun, dengan kondisi fisiknya saat ini, Maxime bisa menghindar dengan mudah.Suara Morgan terdengar serak, "Kembalikan, ini milikku!"Maxime menatapnya dengan acuh."Sepertinya kamu lebih peduli sama asistenmu itu daripada Nana."Morgan tersipu malu."Apa kamu bercanda? Siapa juga yang suka sama dia. Aku nggak tertarik sedikit pun sama dia."Dia masih bersikap keras kepala.Maxime bisa melihatnya. Aktingnya benar-benar sangat kentara."Kalau begitu akan aku bawakan koran lain biar kamu bisa baca."Setelah mengatakan itu, Max
"Sekarang, semuanya sudah jelas, jadi mulai sekarang kamu nggak perlu menjagaku lagi. Aku baik-baik saja," kata Reina.Namun, Maxime menggelengkan kepalanya. "Nggak, sekarang aku nggak terbiasa."Dia mengikuti Reina setiap hari, jadi tidak terbiasa jika harus terpisah darinya.Reina tidak berdaya ketika melihat ini."Baiklah, tapi kamu harus berubah secara perlahan."Terus menempel pada orang lain juga cukup merepotkan.Dia juga menginginkan waktu untuk dirinya sendiri.Maxime mengiakan, "Ya, terserah kamu saja."Keesokan harinya.Maxime benar-benar tidak mengikuti Reina ke tempat kerja. Dia mengutus seseorang untuk menjaganya, sementara dia sendiri kembali ke IM Group untuk bekerja.Ketika Gaby dan Sisil mengetahui bahwa Maxime telah kembali ke IM Group, mereka semua terlihat terkejut."Kenapa Pak Maxime tiba-tiba berubah pikiran?" Gaby terkejut.Sisil berbisik, "Bos, apa kalian bertengkar?"Reina menggelengkan kepalanya. "Nggak kok, hubungan kami baik-baik saja. Aku mencoba bicara ba