DORR!!!"ARGHH!?" Teriakan seorang pria yang baru saja tertembak oleh sebuah pistol.Roger memegang kakinya yang tertembak itu, darah segar mengalir dimana-mana, dia mengangkat kepala dan mengalihkan pandangannya kearah seorang pria kecil dibelakangnya."Richard brengsek!" guman Roger mencoba berdiri, namun rasa sakit dikakinya membuatnya harus terduduk."Sakit? Itu belum seberapa dengan apa yang telah kamu lakukan kepada bundaku," ucap Richard, tatapan matanya berubah seakan-akan hendak memangsa lawannya itu.Roger tersenyum miring, dia menatap Roger dengan tatapan penuh meremehkan. "Apa kamu pikir setelah kamu menembakku, kamu sudah seperti pahlawan ditempat ini?""Aku bukan pahlawan, tapi aku malaikat pencabut nyawamu, jadi bersiaplah pergi ke neraka," ucap Richard sambil menodongkan pistolnya.Roger menundukkan kepalanya, tak lama terdengar suara tawa kecil dari bibirnya, dia mengangkat kepalanya lagi sembari tersenyum sinis."Coba pikirkan, apa kamu punya waktu untuk membunuhku,
Richard berlarian turun dari tangga, bahkan diikuti langkah kaki wanita dibelakangnya."Dimana pintu keluar?" tanya Richard kepada Sandra.Sandra berjalan kedepan lalu mengambil kunci disakunya, dan paling sialnya, kunci keluar tersebut tertinggal dan berada diatas lantai yang baru saja mereka lewati."Aku akan keatas, kalian tunggu disini," ucap Kirana dan hendak berjalan naik keatas."Kirana! Hati-hati," ucap Richard khawatir dengan keadaan Kirana."Kuncinya berada dilaci meja kantor, carilah ditempat itu," ucap Sandra.Kirana menganggukkan kepalanya, dia menatap Richard sesaat seakan-akan menyuruh pria di depannya untuk berhenti mengkhawatirkan dirinya.Gadis itu langsung naik keatas dan menaiki anak tangga satu persatu, karena jarak yang begitu dekat, akhirnya Kirana berhasil sampai didepan ruangan yang dibicarakan oleh Sandra.CEKLEK!Pintu terbuka lebar, langkah Kirana terhenti saat melihat gadis yang tengah terikat dan diacungkan sebuah pistol oleh seorang pria."Kirana," gumam
Malam hari itu, berita langsung menyiarkan tentang penculikan serta penyandraan yang dilakukan oleh Roger Hernandos, tahanan serta kriminal yang bebas pada 8 tahun yang lalu. Tak hanya itu saja, bahkan polisi sudah berhasil mengamankan para korban dan juga menangkap sebagian besar organisasi Black Tiger. Semua media memberitakan kejadian ini, sehingga kabarnya meluas sampai dinegara-negara tetangga, apalagi Richardo Elios yang dibilang pengaruhnya cukup besar sebagai seorang Ceo diperusahaan game terbesar. Disebuah rumah sakit, terlihat seorang pria mengadahkan wajahnya didepan kaca, sambil menunggu angin berhembus. Richard masih ingat begitu jelas, dimana dia berhasil menuju kerumah sakit, serta menggendong tubuh Kirana yang sudah hampir memandikan darah. "Kamu belum makan," ucap salah satu pria dan meletakan makanan yang baru saja ia ambil dari bawah. Richard menolehkan kepalanya, dia menatap Arnold dengan pakaian rumah sakit, tak hanya itu sorot matanya juga berpindah disalah
BRAKKK!!Suara bantingan yang terdengar cukup kuat, seorang pria kecil baru saja dibanting oleh kakaknya."Apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu bisa ditahan oleh Black Tiger?" tanya Hendra kakak kedua Revano, dia frustasi melihat adiknya itu.Revano berdiri dari duduknya, dia menatap tajam Hendra didepannya itu."Apa hubungan kalian dengan Black Tiger?" tanya Revano yang kini seisi kepalanya dipenuhi oleh semua pertanyaan.Hendra yang tengah frustasi langsung menatap adiknya itu. "Pertanyaan bodoh apa itu? Setelah kamu menghancurkan usaha kami, kamu tidak merasa bersalah sedikit pun?"Revano mengepalkan kedua tangannya dengan kuat, dia benar-benar ingin membunuh kakaknya yang ada didepan itu."Kenapa Dark Devil bisa berhubungan dengan Black Tiger? Sejak kapan organisasi kita bisa berhubungan dengan organisasi Kriminal itu?" tanya Revano sambil mencengkram kuat kerah baju Hendra.Hendra tersenyum sinis. "Kenapa anak haram sepertimu mau menanyakan hal itu?""Brengsek!"KRIETT!!"Ada apa i
Pagi hari mulai cerah, cahaya terang mulai menyinari sebagian seisi bumi, tak hanya itu, bahkan semua orang sudah kembali aktif melakukan tugas-tugas mereka.Disebuah rumah sakit, terlihat seorang gadis yang baru saja terusik karena sinar matahari dari jendela, gadis itu mengedipkan matanya sambil menetralkan penglihatannya."Ya ampun, Kirana ... kamu sudah bangun?" Suara seorang wanita mengalihkan pandangannya, Kirana membangunkan badannya dan tak lama dibantu oleh wanita itu."I--ibu?" tanya Kirana kaget dengan suara agak serak, dia menatap ibunya, Karina yang berdiri disampingnya itu.Karina menatap anaknya itu, dia pun tersenyum pelan dan menghembuskan nafasnya kasar."Apa yang terjadi? Kenapa kamu bisa seperti ini?" tanya Karina sedikit emosi karena dirinya baru sembuh, dan berbalik anaknya yang malah sakit."Ibu baik-baik sajakan? Aku pikir masih membutuhkan waktu sembuh yang lama," ujar Kirana, dia tahu bahwa ibunya berhasil operasi, tapi dia tidak tahu bahwa sembuhnya akan sec
Subuh dini hari, dikediaman Elios, terlihat banyak sekali pasukan yang sudah siap melakukan tugas mereka."Apa kau yakin mereka akan bergerak sekarang?" tanya Revano, sudah dari tadi malam mereka melakukan pengintaian didermaga sebelah barat, namun tidak ada yang datang."Apa mungkin kita salah tanggal? Atau mereka sedang mempermainkan kita?" Arnold ikut bingun dengan semua ini, apalagi biasanya transaksi perdagangan rahasia seperti ini, dilakukan dimalam hari demi mengelabui polisi.Richard menggelengkan kepala sambil mengisi pistol disaku celananya. "Gak, hari ini transaksi mereka, aku yakin."Arnold menghembuskan nafas kasar, walau dia tahu insting Richard benar-benar akurat, tapi kalau mereka salah gerakan, organisasi Black Tiger dan Dark Devil akan mengetahui rencana yang mereka jalankan."Bersiaplah, dan percayalah padaku," ucap Richard sembari menepuk pundak Revano dan Arnold.Richard langsung berjalan keluar meninggalkan kedua temannya itu, dia menatap para anak buahnya yang s
"Semuanya siap ditempat, kita akan melakukan rencananya!""BAIK!?" jawab semua pasukan secara bersamaan.Richard mengambil sesuatu dari dalam tasnya, dia memberikan sebuah bom kepada Arnold."Letakan bom ini ditempat sana, dan ditempat ini" tunjuk Richard disebuah tempat pendaratan kapal dan ditanah lapangan luas didepan mereka.Arnold hampir menjatuhkan bom itu, dia benar-benar kaget saat Richard memberikannya dengan bom."Apa kau sudah gila? Bagaimana kalau Dark Devil tidak melakukan transaksi hari ini?" tanya Arnold yang khawatir jika mereka pulang dan melupakan bom yang benar-benar bisa membahayakan warga setempat.Richard memegang pundak Arnold, tatapannya mengartikan seakan-akan untuk mempercayai semua tindakannya.Arnold langsung menghembuskan nafasnya kasar, dan pergi berjalan untuk memasang bom ditempat yang ditunjuk"Hei, apa kita perlu menghapus jejak ban kita? Sepertinya jejaknya akan membuat mereka waspada untuk datang ketempat ini," ucap Revano setelah mengecek jejak ban
"Lain kali, kalau ingin membicarakan hal kotor, setidaknya berdasarkan fakta, kamu pikir disaat pemakaman bundaku, aku tidak ada? Jadi jangan membicarakan sesuatu tentang bundaku dengan mulut kotormu," ucap Richard sambil melontarkan tatapan merendahkan.Semua mata dan pusat perhatian tertuju pada Richard, tak hanya itu, Arnold dan Revano juga ikut kaget saat Richard mendadak keluar dari tempat persembunyiannya.BZZTT!?"Apa yang kau lakukan Richard?" tanya Arnold mengirim sinyal suara.Richard tak menanggapi ucapan Arnold, tatapannya masih terus menatap Rendy dari kejahuan."Dimana Roger Hernandos?"Rendy mengadahkan kepalanya keatas, tak lupa tangannya masih aktif memegang dada supaya darahnya tak mengalir dengan cepat."Apa untungnya jika aku memberitahumu?" tanya Rendy dan membuat Richard menaikkan satu alisnya."Rendy akan mengalihkan perhatiannya, kalian temukan celah, lalu menembaknya," bisik Hendra kepada para anteknya.Richard memutar bola matanya malas, dia pun mengangkat ta